Anda di halaman 1dari 6

Alexandra Melandri Saragih – 20220510163

Hukum Internasional – Kelas C


Uji Kompetensi II

Soal:
1. Describe the subjects of international law and give examples!

2. Explain sources of international law and provide examples!

3. Explain the 3 categories of territory in international law, and why are there frequent territorial
disputes between countries? What is the mechanism for resolving territorial disputes within the
framework of the United Nations?

Jawaban:

1. Subyek Hukum Internasional


Subyek hukum internasional adalah pemegang (segala) hak dan kewajiban menurut
hukum internasional. Negara merupakan subjek hukum internasional dalam arti penuh
(yang berbeda dengan individu).
Subyek hukum internasional:
a. Negara
Negara adalah subjek hukum intemasional dalam arti yang klasik, dan telah demikian
halnya sejak lahimya hukum internasional. Bahkan, hingga sekarang pun masih ada
anggapan bahwa hukum intemasional itu pada hakikatnya adalah hukum antanegara.

Dalam suatu negara federal, yang menjadi pengem- ban hak dan kewajiban subjek hukum
intemasional adalah pemerintah federal. Akan tetapi, ada kalanya kons- titusi federal
memungkinkan negara bagian mempunyai hak dan kewajiban yang terbatas atau
melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh pemerintah federal.
Contoh: Negara Kesatuan, Negara Federal dan Commonwealth.

b. Takhta Suci
Takhta Suci (Vatican) merupakan suatu subjek hukum intemasional yang telah ada sejak
dahulu di samping negara. Hal ini merupakan pening- galan-peninggalan (atau
kelanjutan) sejarah sejak zaman dahulu ketika Paus bukan hanya merupakan kepala
gereja Roma, tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi. Hingga sekarang Takhta Suci
mempunyai perwakilan diplomatik di banyak ibukota (antara lain di Jakarta) terpenting di
dunia yang sejajar kedudukannya dengan wakil diplomatik negara-negara lain. Takhta
Suci merupakan suatu hukum dalam arti yang penuh dan sejajar kedudukannya dengan
negara. Hal ini terjadi terutama setelah diadakannya perjanjian antara Italia dan Takhta
Suci pada tanggal 11 Februari 1929 (Lateran Treaty) yang mengembalikan sebidang
tanah di Roma kepada Takhta Suci dan memungkinkan didirikannya negara Valikan, yang
dengan perjanjian itu sekaligus dibentuk dan diakui.

Dalam kategori yang sama, yaitu subjek hukum internasional karena sejarah, walaupun
dalam arti yang jauh lebih terbatas dapat pula disebut suatu satuan yang bemama Order of
The Knights of Malta. Himpunan ini hanya diakui oleh beberapa negara sebagai subjek
hukum intemasional.
Contoh: Pengiriman Dubes-Dubes Vatican dan pengangkatan Uskup Agung di setiap
negara.

c. Palang Merah Internasional


Palang merah Internasional yang berkedudukan di Jenewa mempunyai tempat tersendiri
dalam sejarah hukum internasional dikatakan bahwa organisasi ini sebagai suatu subjek
hukum (yang terbatas) lahir karena sejarah walaupun kemudian kedudukannya (status)
diperkuat dalam perjanjian dan kemudian Konvensi-konvensi Palang Merah (sekarang
Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang). Sekarang Palang
Merah Intermasional secara umum diakui sebagai organisasi intemasional yang memiliki
kedudukan sebagai subjek hukum internasional walaupun dengan ruang lingkup yang
sangat terbatas.
Contoh: Penanganan korban perang dan perlindungan anggota Palang Merah
Internasional dan Bulan Sabit Internsional.

d. Organisasi Internasional
Kedudukan Organisasi Intemasional sebagai subjek hukum internasional sekarang tidak
diragukan lagi. walaupun pada mulanya belum ada kepastian mengenal hal ini.
Organisasi Internasional sperti Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) dan Organisasi Buruh
Indonesia (ILO) mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam Konvensi-
konvensi internasional yang merupakan sema- cam anggaran dasarnya. Berdasarkan
kenyataan ini sebenarnya sudah dapat dikatakan bahwa PBB dan Organisasi Intemasional
semacamnya merupakan subjek hukum internasional, setidak-tidaknya menurut hukum
internasional khusus yang bersumberkan konvensi internasional tadi.

e. Individu
Dalam perjanjian Perdamaian Versailles tahun 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I
antara Jerman dengan Inggris dan Prancis, dengan masing-masing sekutunya, sudah
terdapat pasal-pasal yang memungkinkan orang perorangan mengajukan perkara ke
hadapan Mahkamah Arbitrase internasional, sehingga dengan demikian sudah
ditinggalkan dalil lama bahwa negara yang bisa menjadi pihak dihadapan suatu peradilan
internasional. Ketentuan yang serupa terdapat dalam perjanjian antara Jerman dan
Polandia tahun 1922 mengenai Silesia Atas (Upper Silesia).
Praktik: Lebih banyak dipraktikkan pada Pengadilan Kejahatan Perang yakni Para
Jenderal Komandan Perang yg memerintahkan pelanggaran/kekejaman perang yg
melanggar hukum perang.

f. Pemberontak dan pihak dalam sengketa (belligerent)


Kelompok orang melakukan tindakan untuk pishkan diri senidiri dari kedaulatan dari
negara.
Mereka memiliki setengah dari wilayah alam dan otoritas nyata.
Contoh: Perang Yaman antara Presiden Al Hadi vs Pemberontah Houti

2. Sumber Hukum Internasional


Yakni sumber hukum dimana bisa didapatkan ketentuan hukum yang dapat diterapkan
sebagai kaidah atau dasar hukum dalam satu persoalan yang konkret dalam perkara
internasional.
Bunyi pasal 38 ayat 1 statuta mahkamah internasional:
a. Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional yang merupakan sumber hukum utama (sumber primer) dari
hukum internasional adalah perjanjian internasional (treaty) dengan bentuk law making
treaty ataupun yang berbentuk treaty contract.
• Law making treaty berarti perjanjian internasional yang memutuskan ketentuan
hukum internasional yang secara umum diberlakukan.
Contohnya : Konvensi Wina tahun 1961 mengenai Hubungan Diplomatik serta Konvensi
Wina tahun 1963 mengenai Hubungan Konsuler.
• Treaty contract berarti perjanjian internasional yang memutuskan ketentuan
hukum kebiasaan internasional bagi pembuatnya serta berlaku bagi dua pihak atau lebih
dan berlaku khusus untuk pihak-pihak tersebut.
b. Kebiasaan Internasional
Kebiasaan internasional adalah kebiasaan yang terbukti ketika adanya praktik umum serta
dapat diterima sebagai hukum.
Contohnya : penyambutan tamu kenegaraan dan ketentuan yang mengharuskan kapal
yang berlayar di laut bebas ketika malam hari untuk memasang lampu untuk menghindari
tabrakan.
c. Prinsip-prinsip / Asas-asas Hukum Umum
Prinsip-prinsip hukum umum berarti prinsip-prinsip hukum yang didasari atas sistem
hukum modern, meliputi seluruh prinsip hukum umum serta keseluruhan sistem hukum
nasional yang dapat diterapkan pada hubungan internasional.
Dengan tersedianya prinsip hukum umum, dengan pemberian keleluasaan kepada
Mahkamah Internasional untuk menyusun dan menemukan hukum baru. Dengan
demikian, Mahkamah Internasional tidak memiliki alasan menyatakan nonliquet atau
menolak untuk mengadili karena tidak tersedianya hukum yang mengatur segala
persoalan yang diajukan.
d. Keputusan Pengadilan dan Pendapat dari Sarjana Terkemuka
1. Keputusan Pengadilan
Keputusan pengadilan adalah pengadilan dengan arti yang luas dan meliputi segala jenis
peradilan nasional maupun internasional termasuk di dalamnya mahkamah serta komisi
arbitrase. Mahkamah yang dimaksudkan adalah Mahkamah Internasional, Mahkamah
Internasional Permanen, dan Mahkamah Arbitrase Permanen.
2. Pendapat dari Sarjana Terkemuka
Pendapat Sarjana Terkemuka, antara lain
• Panitia Ahli Hukum (Committe of Jurists) adalah Para Sarjana kemudian diangkat
oleh LBB (Liga Bangsa-Bangsa) tahun 1920 untuk memberi pendapatnya tentang
masalah Kepulauan Aaland.
• Anggota Panitia Hukum Internasional (International Law Commission) dari PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa) adalah Para Sarjana Terkemuka.
• Di bawah naungan organisasi non pemerintah (swasta), seperti Institute de Droit
International, International Law Association, dan organisasi serupa, para sarjana hukum
internasional bidang kodifikasi melakukan pengembangan hukum internasional.

3. Kategori Wilayah
1. Wilayah yang dimiliki oleh negara berdaulat (wilayah kedaulatan)
Wilayah Berdaulat
• Negara memiliki hak untuk mengontrol tanah yang terletak di dalam mereka batas
teritorial.
• Jangkauan kedaulatan itu adalah biasanya ditentukan oleh lautan, pegunungan,
dan alam lainnya perbatasan dan hambatan.
2. Wilayah mampu dimiliki tetapi belumdi bawah kendali berdaulat (terra nullius)
Terra Nullius
• Area yang dianggap milik terra nullius tidak ada.
• Mereka mampu Akuisisi.
• Dalam hal sengketa kedaulatan, negara yang menempati atau mengelola daerah-
daerah seperti itu biasanya didirikan klaim yang sah oleh menunjukkan bahwa sengketa
wilayah awalnya terranullius.
3. Wilayah yang tidak bisa dimiliki oleh siapapun bangsa (terra communis)
• Wilayah tidak pernah mampu menjadi dimiliki atau dikendalikan secara sah. Ini
milik kepada siapa pun dan harus tetap tersedia untuk digunakan semua.
• Contohnya adalah laut lepas (laut dalam atau laut tempat tidur) dan ruang luar.
Penyebab Sengketa Internasional Sengketa internasional juga sangat dimungkinkan
terjadi antara satu negara dengan individu-individu maupun satu negara dengan lembaga
atau badan yang menjadi subjek hukum skala internasional.
Penyebab yang memicu terjadinya sengketa internasional:
a. Adanya pihak yang tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian internasional
yang telah dibuat.
b. Adanya perbedaan penafsiran terkait isi perjanjian internasional.
c. Terjadinya perebutan sumber-sumber ekonomi.
d. Terjadinya kasus penghinaan terhadap harga diri bangsa.
e. Terjadinya intervensi terhadap kedaulatan negara lain.
f. Terjadinya perebutan pengaruh politik, keamanan, dan ekonomi regional maupun
internasional.

Cara penyelesaian berdasarkan Piagam PBB


Sesuai Pasal 33 ayat (1) yaitu: negosiasi, penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrase,
serta penyelesaian menurut hukum melaui badan atau pengaturan regional, atau cara
damai lainnya yang dipilih sendiri.

Anda mungkin juga menyukai