Anda di halaman 1dari 23

Tugas Organisasi Internasional

Dosen Pengasuh : Tjondro Tirtamulia, S.H.,C.N., M.H

Nama : Christian Putera Iskandar

Nrp : 2120012

Kelas Pararel : A

Fakultas Hukum Universitas Surabaya


Semester Genap Tahun Ajaran 2014 2015
Ringkasan materi yang terdapat dalam Buku

Bab III (Subyek Subyek Hukum Internasional)

Hukum Internasional yaitu berkaitan tentang Hak hak dann Kewajiban serta
kepentingan Negara Negara. Peraturan Peraturan Hukum Internasional adalah Peraturan
peraturan yang harus ditaati oleh Negara Negara, dan Negara Negara yang
menandatangani traktat traktat yang mempunyai sifat mengikat. Tidak berarti bahwa
kesatuan kesatuan lainnya atau manusia bukan Subyek Hukum Internasional, Subyek
Internasional dibagi menjadi tiga :

a) Pemegang hak dan kewajiban dalam Hukum Internasional


b) Pemegang hak istimewa untuk melakukan penuntutan di depan Mahkamah
Internasional
c) Pemilik kepentingan yang diatur oleh Hukum Internasional.

Beberapa sarjana mengatakan bahwa hanyalah Negara yang menjadi subyek Hukum
Internasional. Timbul keberatan terhadap teori ini adalah mengenai budak budak dan bajak
bajak, ada traktat traktat yang mengharuskan bahwa Bajak laut yang melakukan
juregentium di laut lepas dapat dikenakan Hukuman oleh setiap sarjana.

Sehingga menurut sarjana sarjana Budak dan bajak laut hanya dianggap sebagai Obyek
Hukum Internasional, bukan sebagai Subyek Hukum Internasional. Jadi dapat dikatakan hak
hak budak merupakan bagian kewajiban Negara Negara.

Pendapat Ekstrem yang lainnya, hanya Individu saja yang merupakan Subyek Hukum
Internasional pendapat ini dianut oleh Hans Kelsen, Hans Kelsen menganggap Negara
sebagai suatu konsep hukum yang tehnis semata mata, yang mencakup seluruh Peraturan
peraturan yang berlaku untuk sekelompok manusia yang ada di wilayah Tertentu.

Negara dan Hukum dianggap sinonim, Semisal bahwa Negara A bertanggung jawab
secara Hukum Internasional terhadap pejabatnya di Negara B maka dapat dikatakan seluruh
rakyat Negara A harus bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
Pejabatnya. Jadi kewajiban kewajiban Negara juga meliputi kewajiban kewajiban Individu
individu. Menurut Hans Kelsen tidak ada perbedaan antara Hukum Nasional dengan
Hukum Internasional dimana kedua sistem hukum Tersebut sama sama mengukat Individu
meskipun Hukum Internasional tidak mengikat secara langsung

Pendapat Hans Kelsen dibenarkan oleh Starke dimana secara teoritis dan Logis itu benar
tetapi praktek Subyek Hukum Internasional dan Para negarawan lebih realistis, Pendapat ini
menguasai konvensi konvensi internasional untuk membentuk traktat. Tidaklah benar
seorang bajak laut dan budak itu merupakan Subyek Hukum Internasional tetapi Obyek
hukum Internasional, misal Peraturan yang menugaskan Negara untuk melakukan
penangkapan, penghukuman bajak laut maka menjadi tanggung jawab semua individu
adalah bertentangan dengan kenyataan untuk menafsirkan peraturan itu sebagai meletakkan
kewajiban kepada Negara dan bukan individu.

Tidak ada Peraturan Hukum Internasional dapat berlaku secara langsung ataupun tidak
langsung terhadap Individu tanpa penguatan badan Legislatif Nasional.

Hans Kelsen menjawab mengenai bajak laut juregentium kenyataan bahwa sepsifikasi
hukuman diserahkan kepada hukum Nasional, dan peradilan bajak laut kepada pengadilan
Nasional tidak mengapus traktat Internasioal,delik dan sangsi itu. Yang menjadi masalah
apakah Hukum Internasional megikat Individu atau tidak bukan masalah teoritis belaka.

Pada akhir Perang dunia ke II sekutu bermaksud melkukan penghukaman kepada kepala
kepala Negara yang melakukan kejahatan kejahatan berat dan disediakan pengadilan di
Nurunberg dan Tokyo, yang diadili adalah mereka yang dituduh melakukan kejahatan
terhadap perdamaian, kejahatan terhadap umat manusia, kejahatan menurut hukum perang
dan bersekongkol untuk melakukan kejahatan tersebut.

Asas Hukum Internasional yang diakui dalam aggrement atau charter yang membentuk
pengadilan pada tanggal 8 Agustus 1945 dalam Keputusan Pengadilan yang dimuat dalam
ILC merujuk Pada Individu yang telah lalai melakukan Kejahatan terhadap perdamaian dan
kemampuan umat manusia serta dapat menghukum Individu berusaha menyembunyikan diri
setelah melakukan kejahatan tersebut.

Menurut Mahkamah Nurnberg kejahatan Hukum Internasional dilakukan oleh Manusia


bukan oleh kesatuan kesatuan ditegaskan dalam Genocide Convention pada tanggal 9
desember 1948. Menurut Konvensi ini, Negara Negara peserta bermufakat bahwa
Genocide yaitu perbuatan perbuatan yang dilakukan dengan maksud membinasakan
seluruh atau sebagian kelompok kelompok nasional, etnis, ataupun keagamaan harus
dihukum oleh pengadilan nasional atau oleh Pengadilan pidana Internasional. Pasal IV
Konvensi Menyatakan bahwa organ organ melakukan perbuatan itu harus dihukum
sekalipun mereka penguasa maupun orang orang biasa.

Berdasarkan, hal hal diatas adalah gerakan untuk memberikan hak hak kepada
Individu individu sekalipun dengan menentang Negara dari Individu itu. Individu pada
umumnya tidak melaksanakan haknya terhadap Negara atau dipertanggung jawabkan di
depan pengadilan Internasional, melainkan hanya melalui Negara Individu itu.

Hal tersebut diatas adalah gerakan untuk memberikan hak hak kepada individu
sekalipun menentang Negara dari Individu itu. Dalam hal lainnya, Individu tidak
melaksanakan haknya terhadap Negara atau didepan Pengadilan Internasional, dalam hal ini
memerlukan Penjelasan :

Pertama : Azas ini hanya bersifat umum, dan sudah ada perkecualian dimana penuntut
penuntut Individual diperbolehkan mengajukan tuntutannya, banyak Sarjana Hukum
Internasional berpendapat bahwa Individu individu harus diperkarakan di depan Mahkamah
Internasional.

Kedua : Bahwa Individu individu tidak mempunyai hak procedural di depan Mahkamah
Internasional tidak bertentangan dengtan status mereka sebagai subyek Hukum Internasional.

Ketiga : Dalam Advisory Opinion Mahkamah Internasional berpendapat bahwa Lembaga


lembaga Internasional dapat menghajukan gugatan terhadap Negara Negara yang
menimbukan kerugian atau luka-luka terhadap Negara lainnya.

Praktek Internasional pada zaman sekarang sudah memperluas subyek subyek nya :

1. Lembaga lembaga atau organ organ Internasional seperti PBB. Dalam


advisory opinion Mahkamah Internasional PBB merupakan Organisasi
Internasional juga termsuk Organisasi yang ada dalam PBB juga termasuk
Organisasi Internasional
2. Dalam Beberapa Konvensi Negara Negara berjanji menghukum kejahtan
internasional yang dilakukan oleh Individu (jure gentium) dengan demikian
Pelanggar pelanggar itu termasuk dalam Subyek Hukum Internasional
3. Individu diperkenankan mengajukan gugatan ke depan Mahkamah Internasional;
4. Konvensi yang membentuk Hukum dengan tujuan agar menjamin berlakunya
ketentuan ketentuan konvensi tersebut;
5. Pemberontak.

Hal yang sering dilupakan adalah kenyataan bahwa Hukum Iternasional tidak hanya
mengatur kepentingan kepentingan Politik Negara saja tetapi juga Kepentingan Individu
maupun bukan Negara

Kesimpulan Kesimpulan :

a) Dalam praktek modern jumlah Individu dan Negara kesatuan jumlahnya menjadi semakin
bertambah;
b) Konvensi konvensi yang melarang Individu nmengajukan tuntutan ke Mahkamah
Internasional semakin bertambah;
c) Kepentingan Individu individu dan kebebasan fundamentalnya mendapat perhatian
utama;
Perkembahgan diatas menunjukkan bahwa hanya menganggap Negara sebagai subyak
Hukum Internasional tidaklah tepat. Sebagian besar Hukum Internasional terdiri dari
peraturan peraturan yang mengikat Negara, dan hanya msalah kecil kecil saja yang dapat
mebuat Individu dan bukan Negara menjadi subyek dalam Hukum Internsional.

NEGARA SEBAGAI SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL


Bab V
NEGARA PADA UMUMNYA

a. HAKEKAT NEGARA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

Didasarkan pada Konvensi Montevideo 1933 Pasal 1 :Negara sebagai pribadi harus
memenuhi unsur unsur sebagai berikut :

a) Penduduk tetap
b) Wilayah
c) Pemerintah
d) Kemampuan berhubungan dengan Negara Negara lainnya
Sub d adalah yang paling penting : Kemampuan mengadakan hubungan dengan Negara
Negara lainnya, membedakan antara Negara kesatuand engan Negara federasi

DOKTRIN HAK HAK DAN KEWAJIBAN KEWAJIBAN

DASAR NEGARA

Doktrin ini amat digemari karena memandang Negara sebagai ciptaan hukum kodrat serta
ini pula yang menjadi obyek Draft Declaration, Yang termasuk dalam hak hak dasar Negara
yaitu : kemerdekaan dan kesejahteraan Negara Negara, pembelaan diri. Selain itu yang
termasuk kewajiban dasar Negara : tidak melancarkan perang, tidak ikut campur dalam
urusan urusnan Negara lain.

KEDAULATAN DAN KEBEBASAN NEGARA NEGARA

Negara wajib dianggap sebagai bebas dan berdaulat terhadap warga Negara dan batas
teritorialnya, kata kedaulatan memiliki arti yang sangat sempit karena tiap Negara tidak
mau mengenal batas - batas teritorialnya.

Dapat dikatakan bahwa kedaulatan Negara kini merupakan sisa sisa kekuasaaan dalam
batas batas yang ditentukan oleh hukum Internasional. Sehingga memunculkan Negara
yang lebih kuat dan bebas dari pada Negara yang lainnya maka dapat dibedakan antara
Negara Negara bebas dan Negara Negara yang tidak bebas

Negara bebas adalah Negara yang memiliki kebebasan untuk mengatur hak dan
kewajiban yang sifatnya mengikat Negara tersebut, sedangkan Negara yang tidak bebas
adalah Negara yang tidak mempunyai kekuasaan untuk mnegatur hak dan kewajibannya
sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka Liga Bangsa Bangsa menempatkan kewajiban
pada masing masing Negara :

Negara tidak boleh membiarkan dilakukannya aktivitas aktivitas teroris


Setiap Negara harus memberikan bantuan terhadap pemerintah dan menghalangi
aktivitas terorris
Kewajiban untuk tidak ikut campur dalam urusan Negara lain
Dalam hal ini dikenal dengan istilah Intervensi, jenis jenis intervensi dibagi menjadi 3
jenis :
Intervensi Intern
Intervensi Extern
Intervensi penghukum

Adapun dalam hukum internasional tidak dilarang melekukan intervensi sebagai


perkecualian :

Intervensi kolektif
Untuk melindungi hak dan kewajiban pribadi warga Negara
Pembelaan diri
Intervensi dalm hal protektorat
Negara yang mengalami intervenesi dalam hak melakukan pelanggaran berat
dalm Hukum Internasional

DOKTRIN MONROE

Doktirn Monroe meliputi 3 bagian :


Bahwa Negara amerika tidak bisan dijajah Negara eropa
Tidak ikut campur dalam urusan masalah Negara Negara eropa
Intervensi yang dilakukan Negara Eropa terhadap Negara Amerika Selatan
dianggap bermusuhan. Alasan ini merupakan pembenaran intervensi Negara
Amerika serikat terhadap Negara Amerika Selatan

Doktrin ini sudah ditransformasikan dari pernyataan unilateral menjadi kolektif bagi
Negara Negara Amerika.

DOKTRIN KESEDERAJATAN NEGARA NEGARA

Sampai saat ini doktrin itu masih dapat bertahan sampai sekarang, kesederajatan meliputi
persamaan dalam Hukum dan juga Kemampuan, doktrin ini menimbulkan akibat Negara
tidak dapat mengadakan yurisdiksi terhadap wilayahnya.

Hal tersebut memberikan pembuktian bahwa kesederajatan hukum tidak sama dengan
kesederajatan politik, selain itu juga memberikan kemungkina untuk Negara kecil
mengajukan tuntuan di depan Mahkamah Internasional dan cenderung menghambat
perkembangan Hukum Internasional.

AZAS AZAS MENGENAI HUBUNGAN TETANGGA ANTAR NEGARA


Azas ini berbunyi bahwa Negara tidak boleh mengizinkan wilayah Negara nya dipakai
dengan maksud merugikan kepentingan Negara lain, selian itu azas ini juga merupakan
perbatasan kesederajatan dan sudah diatur dalam resolusi lembaga internasional dan putusan
Mahkamah Internasional

b. JENIS JENIS NEGARA DAN KESATUAN KESATUAN BUKAN


NEGARA FEDERAL DAN NEGARA KONFEDERAL
Konfederasi dibentuk oleh sejumlah Negara Negara yang berdaulat dan memiliki tujuan
mempertahankan kemrdekaan ekstern dan intern, dalam Hukum Internasional konfederasi
bukan merupakan Negara berbeda dengan Negara Federasi dimana organ federasi
mempunyai kekuasaan langsung tidak hanya terhadap Negara nya tetapi juga warga Negara
nya serta merek merupak Negara menurut Hukum Internasional.

PROTEKTORAT PROTEKTORAT DAN NEGARA NEGARA VASSAL


Negara vassal adalah Negara yang seluruhnya berada di suzerenitas lain Negara, sehingga
Negara vassal sangat dibatasi kebebasannnya, sedangkan Negara protektorat adalah Negara
yang lemah berada di bawah perlindungan Negara yang lebih kuat. Tiap Negara protektorat
bergantung atas :
Ketentuan ketentuan traktat itu sendiri;
Syarat syarat yang membuat protektorat diakui oleh Negara yang
melindunginya

CONDOMINIUM

Condominium terjadi apabila beberapa Negara luaran menjalakan kekuasaan diatas suatu
wilayah, sehingga yurisdiksi penduduk dilaksanakan secara bersama tetapi yurisdiksi warga
Negara dijalankan secara sendiri sendiri dari Negara luaran

ANGGOTA ANGGOTA NEGARA PERSEMAKMURAN


BERSAMA INGGRIS

Negara persemakmuran bersama Inggris mempunyai kedudukan yang sifatnya adalah sui
generis, proses terjadinya adalah berawal dari Negara jajahan. Pada jam dahulu disebut
Dominion tetapi sekarang anggota NKB merupukan Negara yang berdaulat penuh. NKB
bukan merupakan Negara super atau federasi tetapi merupakan kumpulan Negara bebas dan
sederajat.
WILAYAH WILAYAH PERWALIAN

Wilayah Mandat adalah wilayah musuh yang tidak dapat berdiri sendiri, dalam piagam
PBB menggunakan istilah wilayah perwalian. Sistem pdalam perwalian berlaku terhadap:

Wilayah wilayah mandat dahulu;


Wilayah yang diambil dari Negara lawan pada perang dunia ke II;
Wilayah yang secara sukarela berada dibawah perwalian.

Maksud utama dari adanya perwalian adalah memajukan penduduk wilayah itu dan
perkembangan progresif ke pemerintah sendiri atau kemerdekaan, selain itu untuk
melanjutkan perdamian dan keamanan internasional. Sistem perwalian merupakan kompromi
antara tuntutan yang bersaingan antar Negara Negara. Fungsi mengawasi wilayah
perwalian dilakukan oleh :

Dewan keamanan mengenai wilayah wilayah yang disebut strategicareas


Sidang umum mengenai semua wilayah perwalian lainnya.

Negara penerima mandat berjanji untuk memberikan keterangan secara teratur mengenai
keadaan keadaan Negara yang dimandati kepada Sekretaris Jendral PBB. Dewan perwalian
tidak mempunyai alat untuk memaksakan keputusannya terhadap Negara perwalian, tetapi
mereka berhak untuk :

Membentuk uni bea cukai, pajak atau uni administrative;


Mendirikan angkatan darat, laut, udara.

Apabila timbul pertikaian mengeani penafsiran pelaksanaan ketentuan mengenai


perwalian maka pengajuan tuntutan dapat dilakukan di depan Mahkamah Internasional.

NEGARA NEGARA YANG DINETRALKAN

Negara yang dinetralkan adalah Negara yang kemerdekaan dan intregitas politik dan
teritorialnya dijamin selama lamanya, maksud dari kata netralisasi ialah menajmin
perdamaian dengan cara :

Melindungi Negara Negara kecil terhadap negar tentangga yang kuat;


Melindungi dan mempertahankan kemerdekaan Negara buffer
Hakekat Netralisasi ialah tindakan kolektif bahwa semua Negara besar harus menyetujui
secara tegas atau secara permanen kepada suatu Negara sedangkan sifat dari netralisasi
adalah kontraktual yaitu bahwa suatu Negara, tidak dapat dinetralkan tanpa persetujuannya,
tetapi juga tidak bisa membatalkan netralisasi itu secara unilateral. Adapun keawjiban Negara
yang dinetralkan :

Tidak ikut serta dalam permusuhan, keccuali pembelaan diri


Tidak ikut serta dalam persekutuan yang dapat mengakibatkan permusuhan
Membela diri terhadap serangan, merupakan syarat penting untuk dilakukan
netralisasi

Selanjutnya juga diatur kewajiban Negara Negara penjamin netralisasi :

Tidak melakukan serangan terhadap wilayah yang dinetralkan


Campur tangan apabila Negara yang dinetralkan dilanggar oleh Negara lain.

HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI DARI BANGSA BANGSA

DAN KESATUAN KESATUAN YANG BELUM JELAS

Hal ini merupakan pembicaraan dalam rapat rapat oragan organ PBB, hak ini
dianggap ada oleh Negara Negara anggota PBB yang menentang kolonialisme, Starke
bertanya apakah yang dimaksudkan penentuan nasib sendiri dimana dalam kebiasaan
internasional tidak memberikan hak kepada bangsa bangsa atau kesatuan menajdi Negara.

LEMBAGA LEMBAGA INTERNASIONAL

I. STATUS DAN FUNGSI LEMBAGA INTERNASIONAL SEBAGAI SUBYEK


HUKUM INTERNASIONAL
Subyek hukum internasional bukan hanya Negara tetapi juga Lembaga lembaga
Internasional, penting untuk mengetahui dengan cara apa lembaga itu mencakup hukum
internasional serta lembaga itu memberikan sumbangan apa dalam hukum internasional.

Struktur konstitusional ini tidak sama persis dengan konstitusi Negara modern akan tetapi
ada analogi yang sifatnya pokok. Apabila berkaitan dengan eksekutif internasional belum ada
yang namanya organisasi eksekutif pusat dan pelaksanaanya di distribusikan kepada
sejumlah lembaga lembaga internasional, berkenaan dengan fungsi legislatif, dilaksanakan
pada skala tertentu oleh beberapa organ termasuk Majelis Umum Perserikatan Bangsa
Bangsa.

Dalam hal ini tidak dikenal pembagian kekuasaaan (separation of power)

Ada 3 hal penting yang harus diperhatikan

Fungsi dari lembaga internasional dapat ditujukan untuk memperkuat kerja sama
antar Negara Negara yang disebut promosional, serta melakukan dalam hal
kecil atau terbatas disebut operasional
Lembaga ini merupakan badan badan operasional tetapi secara hukum hanya
mempunyai kewenangan untuk meyelidiki, mengusulkan atau membuat
keputusan yang mengikat;
Suatu keputusan badan atau organ bergantung pada suatu keputusan mayoritas
Negara Negara

Kita menjumpai dua macam hubungan dapat mengarah kepada hukum internasional yang
baru : (1) hubungan antar Negara Negara dan lembaga lembaga Internasional, (2)
hubungan antara lembaga lembaga internasional satu sama lain.

Mengenai (1), hubungan antara Negara Negara dan lembaga lembaga Internasional
sesuai dengan opini nasihat ICJ memutuskan bahwa Perserikiatan Bangsa Bangsa sebagai
lembaga internasional berhak mengadakan tuntutan.

Sifat dan hakikat tujuan yang sesungguhnya dari lembaga lembaga internasional
dewasa ini tidak dapat dipahami kecuali kita menyadari merupakan salah satu instrument
dengan mana Negara Negara bergabung dalam mengupayakan tujuan bersama guna
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Lembaga lembaga internasional regional perlu
ada kajian merupakan preseden baru dalam hukum organisasi internasional.

2. SIFAT HAKIKAT HUKUM UMUM DAN STRUKTUR KONSTITUSIONAL

Fungsi fungsi dan kapasitas hukum

Karena lembaga internasional ditentukan dan dibatasi oleh kewenagan konstitusional,


maka lembaga internasional sebagai subek hukum internasional, dengan demikian tidak ada
badan internasional yang secara hukum dapat melampaui wewenang konstitusionalnya.
Perserikatan Bangsa bangsa memiliki kewenangan unutk melaksankan perlindungan
diplomatic terhadap wakil wakilnya.

Ada suatu pendapat berbobot, menyatakan bahwa sebuah lembaga internasional memiliki
wewenang secara implicit bukan hanya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas - tugasnya
saja sebagaimana digariskan dalam instrument konstitusinya, Liga Bangsa Bangsa tidak
secara tegas memberikan personalitas yuridis, didasarkan pada prinsip personalitas,
dibandingkan dengan Perserikatan Bangsa Bangsa tersirat dalam pasal 43 Charter.

Dengan cara ini, personalitas hukum nasional dari Perserikatan bangsa bangsa dapat
dianggap telah terwujud. Rumusan pasal 47 membiarkan Negara Negara tetap bebas untuk
memberikan atau mencabut previlage personalitas hukum apabila hukum nasionalnya
mengizinkan.

Klasifikasi

Adalah hal yang sulit untuk mengemukakan suatu kualifikasi yang memuaskan dari
lembaga lembaga internasional ini. ada beberapa organisasi internasional yang didasarkan
pada instrument konstitusi antar Negara tetapi juga ada yang didasarkan pada Instrument
konstitusi antar Pemerintah.

Kemungkinan pembedaan antara : (a) badan badan global atau badan-badan dunia (b)
badan-badan regional, akan menjadi kurang penting pada saat ini, karena kecendurangan
umum dari badan-badan global untuk membentuk organ-organ regional mereka atau asosiasi-
asosiasi regional
Suatu perbedaan yang diusulkan yaitu bahwa lembaga-lembaga internasional dimasukan
ke dalam kelompok yang supra-nasional dan yang bukan. Satu badan supra-nasional pada
umumnya dianggap sebagai badan yang memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan-
keputusan, yang secara langsung mengikat terhadap individu-individu, lembaga-lembaga dan
badan-badan usaha, juga terhadap pemerintah negara-negara

Badan-badan internasional yang bukan tipe supra-nasional, hanya dapat bertindak, atau
menjalankan keputusan-keputusan dengan atau melalui Negara-negara anggotanya.
Kelemahan klasifikasi ini terletak pada fakta bahwa peristilahan supra-nasional merupakan
sebuah istilah yang kemungkinan akan memudahkan salah pengertian.

Organ Organ Regional dan Organ Pembantu dibentuk dengan kebebasan yang
relative, dimana dengan dengan demikian menekan kecenderungan kea rah desentralisasi
dalam lembaga lembaga internasional modern.

Hak hak suara dalam hal ini pemberian suara mayoritas dari anggota anggota telah
menjadi persyaratan yang paling lazim untuk mengesahkan keputusan keputusan, resolusi
dan lain lai, dan pada saat ini jarang dipakai kebulatan suara. Sampai sebegitu jauh,
prosedur pemberian suara akhir akhir ini cenderung mencerminakan kekuatan dan
kepentingan kepentingan dari negara negara penyumbang dengan menunjuk terutama
kepada sejauhmana negara negara secara individu akan berpengaruh terhadap aktivitas
aktivitas organisasi atau dipakai sebagai sandaran untuk melaksanakan keputusannya.

Namun, akhir akhir ini ada kecenderungan bahwa yang paling lazim adalah mencapai
keputusan keputusan yang lebih penting, misalnya adalah izin masuk menjadi anggota, atau
amandemen terhadap konstitusi, suara terbanyak dua pertiga merupakan kaidah kaidah
yang lebih sering dipakai.

Laporan laporan oleh negara negara anggota. Konstitusi dari badan badan ini
biasanya mengatur pengwasana atas laporan laporan oleh negara negara anggota tentang
tindakan yang diambil guna melaksanakan kewajiban kewajiban mereka.

Pengesahan pengesahan dan rekomendasi untuk tindakanan oleh negara negara


anggota. Masalah masalah anggran tentang ketentuan ketentuan konstitusional yang
paling lazim adalah bahwa Sekertaris Jenderal atau Direktur Jendral, atau kepala kepala
eksekutif dari sekertariat, menyusun perkiraan anggran belanja yang akan dating

Bahwa hal ini, kemudian akan ditinjau dan disahkan oleh badan pembuat kebijakan dan
harus dipelajari secepatnya oleh komite anggaran dari badan tersebut serta oleh organ
eksekutif dan bahwa jumlah keseluruhan itu dibagi diantara negara negara anggota secara
adil dalam pembagian yang ditentukan oleh badan pembuat kebijakan.

Kewenangan dari Majelis Umum bersifat luas, bukan hanya mencakup anggaran
belanja administratif strico sensu, melainkan juga meliputi biaya biaya yang dikeluarkan
oleh Sekertaris Jendral dalam kaitan dengan suatu tindakan untuk pemeliharaan perdamaian
perdamaian dan keamanan internasional dan dan hal ini dapat dibagi secara adil diantara
negara negara anggota.

Previlege dan Imunitas adalah bahwa untuk mengoperasikan secara aktif dan secara
tepat penyelenggaraan kepentingan kepentingan mereka, lembaga lembaga internasional
memerlukan privilege privilege dan imunitas imunitas tertentu di masing masing negara
di tempat di mana lembaga lembaga itu akan di tempatkan secara tetap. Juga wakil wakil
dan pegawai pegawai, melalui siapa lembaga lembaga itu dapat berjalan, sama
memerlukan privilege privilege demikian seperti selayaknya diperlukan untuk
penyelenggaraan tugas tugasnya.

Lebih lanjut, pada prinsipnya, pemasukan pemasukan dan dana dari organisasi
demikian harus dilindungi dari pembebanan pajak oleh negara.

Tidak diragukan lagi, hal ini merupakan suatu masalah yang perlu diatur oleh ketentuan
ketentuan dalam konvensi internasional. Masalah seperti ini tidak bisa diserahkan begitu
saja untuk dicarikan jalan keluarnya melalui hukum dan praktik negara negara yang
berpartisipasi dalam setiap lembaga internasional.

Sejauh menyangkut Perserikatan Bangsa Bangsa, secara umum ditentukan dalam pasal
105 Character bahwa Organisasi harus menikmati dalam wilayah setiap negara anggota
privilege privilege dan imunitas imunitas yang diperlukan untuk pencapaian tujuan
tujuannya, bahwa wakil wakil dari negara negara anggota dan pegawai Organisasi harus
menikmati privilege privilege dan imunitas imunitas yang sama yang diperlukan untuk
pelaksanaan secara independen fungsi fungsi mereka dalam hubungannya dengan
Perserikatan Bangsa Bangsa dan Majelis Umum dapat membuat rekomendasi rekomendasi
atau mengusulkan konvensi konvensi untuk penerapan secara rinci ketentuan ketentuan
umum ini.

Pernyataan yang sama tentang masalah ini telah dimasukan dalam berbagai konstitusi
dari badan badan khusus serta dalam traktat traktat dan perjanjian perjanjian yang
berkaitan dengan lembaga lembaga internasional umum dan regional, yang dalam beberapa
hal bentuknya lebih spesifik dan lebih rinci.

Kantor kantor regional atau kantor lapangan dari organisasi organisasi internasional
juga, dalam beberapa hal, tercakup oleh perjainjian perjanjian privilege privilege dan
imunitas imunitas dengan negara tuan rumah, bandingkan kasus Kantor Regional Organisasi
Kesehatan Dunia ( W.H.O) di Mesir merupakan pokok perjanjian tanggal 25 Maret 1951
antara W.H.O dan mesir yang telah dipertimbangkan oleh Internasional Court of Justice pada
tahun 1980 dalam Opini Nasihat yang timbul karena adanya usul pemindahan Kantor tersebut
ke negara lain.

Previlege dan imunitas yang lebih luas daripada yang ditentukan dalma kedua
konvensi , dalam praktek, dapat diberikan oleh negara negara kepada sebuah lembaga
internasional. Juga, konstitusi dari lembaga internasional dapat memuat kententuan
ketentuannya sendiri yang lebih rinci tentang privilege privilege dan imunitas imunitas
dari lembaga yang bersangkutan dan para pejabatnya. Juga, masalah tersebut dapat diatur oleh
perjanjian bilateral, antara Perserikatan Bangsa Bangsa dan Republik Kongo berkenan
dengan Previlege Previlege dan imunitas imunitas Operasi Perserikatan Bangsa Bangsa di
Kongo.

Seperti halnya dalam hukum ansional, tidak saja dalam bidang administrasi, tetatpi juga
fungsi fungsi kuasi yudisialyang telah diberikan kepada organ organ lembaga
internasional. Dalam kaitan ini perlu dikemukakan, sebagai gambaran, sejumlah wewenang
kuasi yudisial yang dilimpahkan kepada Komisi Masyarakat Ekonomi Eropa (lihat Pasal 9
Traktat 25 Maret 1957 yang mendirikan Masyarakat itu).
Seperti dalam bidang administrasi nasional, telah berkembang praktek dengan mana
suatu organ lembaga internasional mendelegasikan suatu penyelidikan kepada sebuah komite
yang lebih kecil atau badan yang lebih kecil, semisal pengaduan pengaduan atas
pelanggaran pelanggaran hak serikat buruh akan diperiksa terlebih dahulu di hadapan
Committe of Freedom of Association, atas nama Badan Pelaksana dari Organisasi Buruh
Internasional. Komite ini sampai sebegitu jauh merupakan sebuah badan kuasi yudisial.

Prinsip prinsip yang dinyatakan dalam Charter berasal dari konsepsi konsepsi dan
rencana rencana sekutu pada masa perang, yang pertama kali dinyatakan dalam :

a. Piagam atlantik yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat dan Perdana Menteri
Inggris pada bulan Agustus 1941.
b. Deklarasi Perserikatan Bangsa Bangsa yang ditandatangani oleh 26 negara pada Hari
Tahun Baru 1942 setelah Jepang memulai permusuhan permusuhan di Pasifik.
c. Deklarasi Moskow Oktober 1943, yang dikeluarkan oelh pemerintah pemerintah
Amerika Serikat, Inggris dan Uni Soviet serta Cina, yang mengakui perlunya mendirikan
suatu organisasi Internasional umum yang dilandasi oleh prinsip persamaan kedaulatan
dari negara negara yang cinta damai dan terbuka keanggotaannya bagi semua negara
besar maupun kecil, demi untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional.

Perserikatan Bangsa Bangsa lahir pada tanggal 24 Oktober 1945, pada saat Charter
memperoleh ratifikasi yang diperlukan untuk berlakunya yang datang dari Cina, Uni Soviet,
Inggris dan Amerika Serikat, serta dari mayoritas penandatangan lain. Sidang pertama Majelis
Umum diselenggarakan di London pada tanggal 10 Januari 1946, sementara itu hanya dalam
waktu tiga bulan kemudian berlangsung sidang terakhir Majelis Liga Bangsa Bangsa untuk
mengakhiri keberadaan Liga.

Tujuan Tujuan dari Perserikatan Bangsa Bangsa dinyatakan dalam pasal 1 Charter,
menurut mana Perserikatan Bangsa Bangsa adalah sebuah organisasi dengan tujuan untuk
memelihara perdamaian dan keamanan, dengan fungsi tambahan mengembangkan hubungan
hubungan bersahabat di antara bangsa bangsa, mengupayakan kerjasama dalam masalah
ekonomi, social, kebudayaan dan kemanusiaan, meningkatkan rasa hormat terhadap hak hak
dan kebebasan kebebasan asasi manusia dan menyediakan tujuan tujuan tersebut.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah tujuan tujuan umum ini, yang merupakan
raison detre dari Organisasi, dapat dipandang sebagai perwujudan kaidah kaidah hukum
yang memberikan kewenangan kepada organ organ dan negara negara anggotanya untuk
mengambil tindakan yang tidak disebutkan secara spesifik dalam hal pelaksanaanya dalam
pasal pasal Charter.

Walaupun tanggung jawab utama untuk pemeliharaan perdamaina dan keamanan


terletak pada Dewan Keamanan, Majelis Umum dalam kaitan ini diberikan beberapa
wewenang fakultatif atau permisif untuk pertimbangan dan rekomendasi.

Majelis Umum dapat mempertimbangkan prinsip prinsip umum kerja sama dalam
pemeliharaan perdamaian dan keamanan termasuk prinsip prinsip tentang pelucutan senjata
dan pengaturan persenjataan, serta dapat membuat rekomendasi mengenai permasalahan
permasalahan itu kepada negara negara anggota atau Dewan Keamanan, Majelis Umum
dapat membahas suatu persoalan khusus yang berhubungan dengan pemeliharaan perdamian
dan keamanan yang diajukan kepadanya oleh negara anggota atau Dewan Keamanan atau
negara bukan anggota dan membuat rekomendasi rekomendasi mengenai hal tersebut.

Pada tahun 1947 , Majelis Umum membentuk Komite Interm ( Majelis Kecil ) yang
dibentuk dengan tujuan untuk membantu dalam menangani tugas tugas yang berhubungan
dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan.

Komite ini dipandang perlu oleh fakta bahwa Majelis Umum terus menerus mendapat
desakan pada sidang sidang tahunannya untuk menyelesaikan agenda yang padat dan untuk
menyusun sendiri agenda yang berkaitan dengan persoalan persoalan perdamaian dan
keamanan.

Telah diperkirakan bahwa melalui sebuah badan seperti Komite Interm tersebut, yang
mengamati secara ringkas segala masalah perdamaian dan keamanan dan serta wewenang
untuk melakukan pengkajian pengkajian khusus atau penyelidikan penyelidikan khusus,
Majelis Umum dapat menjalankan fungsi fungsinya secara efektif dalam hubungannya
dengan perdamaian dan keamanan tanpa mengurangi otoritas Dewan Keamanan atau tanpa
mencampuri tugas tugas Dewan.
Komite Interm tahun 1947 1948 melaporkan tentang dua masalah penting yang telah
diselidikinya kepada Majelis Umum :

a. Penerimaan praktek praktek dan prosedur prosedur yang ditujukan untuk


mengurangi kesulitan kesulitan karena veto dalam Dewan Keamanan.
b. Metode metode untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam bidang politik.

Salah satu fungsi paling penting Majelis Umum adalah untuk memilih anggota
anggota organ organ lain, dengan demikian Majelis Umum memilih sepuluh anggota tidak
tetap Dewan Keamanan dan melalui sistem pemungutan suara parallel dalam hubungannya
dengan International court of Justice, Majelis Umum juga mengangkat Sekretaris Jendral.

Dewan Keamanan merupakan badan yang berfungsi secara terus menerus yang terdiri
dari lima belas anggota; lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap yang dipilih oleh
Majelis Umum untuk amsa tiga tahun dan dalam pemilihan mereka tersebut pertama tama
secara khusus mempertimbangkan kontribusi kontribusi Negara Negara anggota itu
terhadap pemeliharaan perdamaian dan keamanan, pada tujuan tujuan PBB lainnya dan pada
pembagian geografis yang adil.

Wewenang dan Fungsi Fungsi Dewan Keamanan

Dewan Keamanan telah diberi tanggung jawab utama berdasarkan Charter untuk
melakukan pemeliharaan perdamaian dan keamanan, dengan maksud agar sebagai badan
eksekutif yang lebih kecil dengan keanggotaan inti tetap dari Negara Negara besar. Dewan
Keamanan dapat mengambil keputusan keputusan efektif untuk menjamin tindakan yang
layak oleh PBB. Majelis Umum memiliki wewenang untuk membahas dan memberikan
rekomendasi berkenaan dengan masalah tersebut dan tindakan dapat diambil berdasarkan
persetujuan persetujuan regional atau oleh badan regional.

Wewenang wewenang dan fungsi fungsi utama dari Dewan Keamanan berkaitan
dengan hal hal berikut :

a. Penyelesaian damai atas sengketa sengketa internasional


b. Tindakan preventif atau pemaksaan untuk memelihara perdamaian dan keamanan
c. Badan badan regional dan perjanjian perjanjian regional
d. Control dan supervise atas wilayah wilayah perwalian yang digolongkan sebagai
kawasan kawasan strategis
e. Penerimaan, penskoran dan pemecatan anggota anggota
f. Amandemen amandemen terhadap Charter
g. Bersama sama dengan Majelis Umum melakukan pemilihan kelima belas hakim
International court of justice.

Berkenaan dengan butir (a) , penyelesaian damai atas sengketa sengketa, wewenang
Dewan Keamanan sebagaimana diatur dalam Bab VI Charter adalah sebagai berikut :

a. Dewan Keamanan apabila dipandang perlu, akan memanggil para pihak yang terlibat
dalam suatu sengketa, yang jika berkelanjutan kemungkinan membahayakan perdamaian
dan kemanan, untuk menyelesaikan sengketa sengketa itu melalui perundingan,
penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrasi, penyelesaian yudisial, tindakan oleh badan
badan regional atau berdasarkan persetujuan persetujuan regional, atau cara cara
damai lainnya.
b. Dewan Keamanan menyelidiki bukan saja setiap macam sengketa, namun juga keadaan
keadaan yang sedemikian rupa sehingga keadaan keadaan tersebut dapat menimbulkan
perselisihan internasional atau menimbulkan suatu sengketa, untuk menentukan apakah
sengketa atau keadaan keadaan itu kemungkinan membahayakan perdamaian dan
keamanan.
c. Selama berlangsung suatu sengketa atau keadaan, yang apabila berkelanjutan
kemungkinan akan membahayakan perdamaian dan Keamanan, Dewan Keamanan dapat
merekomendasikan prosedur prosedur atau metode metode yang layak untuk
penyelesaian. Pada umumnya sengketa hukum harus diserahkan kepada International
Court of Justice.
d. Apabila semua pihak yang terlihat dalam suatu sengketa memintnya. Dewan Keamanan
dapat merekomendasikan syarat syarat untuk penyelesaian sengketa.

Tanggung jawab yang terpenting dari Dewan Kewenangan timbul berkenaan dengan butir
(b), yaitu tindakan preventif dan pemaksaan. Dewan Keamanan diberikan wewenang untuk
menentukan adanya suatu ancaman terhadap perdamaian, pelanggaran perdamaian, atau
tindakan agresi dan memberikan rekomendasi rekomendasi atau memutuskan tindakan
tindakan pemaksaan yang harus diambil untuk memelihara atau memulihkan perdamaian dan
keamanan.

Ada dua macam tindakan pemaksaan yang dapat diputuskan oleh Dewan Keamanan :

a. Tindakan tindakan yang tidak melibatkan penggunaan angkatan bersenjata. Dewan


Keamanan dapat meminta Negara Negara anggota untuk memberlakukan penghentian
seluruh atau sebagian dari hubungan hubungan ekonomi dan segala sarana komunikasi,
serta memutuskan hubungan hubungan diplomatic.
b. Tindakan melalui kekuatan kekuatan udara , laut dan darat apabila tindakan menurut (a)
tidak memadai.

Dewan Keamanan dapat memutuskan apakah tindakan yang diperlukan untuk


melaksanakan keputusan keputusan pemaksaan harus diambil oleh seluruh Negara ataukah
hanya beberapa Negara saja dan untuk mengurangi setiap kemungkinan kesukaran maka
Negara Negara anggota harus saling bekerja sama dalam melaksanakan keputusan
keputusan Dewan Keamanan.

Juga, apabila suatu Negara baik anggota ataupun yang bukan anggota dihadapkan pada
persoalan persoalan ekonomi khusus akibat dari pelaksanaan tindakan preventif atau
pemaksaan yang diputuskan itu, maka Negara yang bersangkutan memiliki hak untuk
berkonsultasi denganDewan mengenai masalah masalah ini.

Meskipun Negara Negara anggota PBB berhak untuk secara individu dan kolektif
mempertahankan diri dari setiap serangan bersenjata, hak membela diri ini tidak merintangi
otoritas pokok dan tanggung jawab utama Dewan Keamanan untuk melakukan tindakan
pemaksaan guna memelihara atau memulihkan perdamaian.

Kewajiban penting lainnya yang dikenakan kepada Dewan Keamanan menurut Bab VIII
Charter dalam kaitan dengan badan badan regional dan persetujuan persetujuan regional
(c) (d). Dewan Keamanan harus mendorong penyelesaian damai sengketa sengketa local
dan apabila diperlukan dapat menggunakan cara cara ini untuk tindakan pemaksaan
berdasarkan otoritasnya.
Pada umumnya, tidaka da tindakan pemaksaan akan dilakukan oleh badan badan
regional atau menurut persetujuan persetujuan regional tanpa otoritas Dewan Keamanan
kecuali berkenaan dengan Negara Negara bekas musuh. Untuk menjaga otoritas utamanya
tersebut, semua tindakan yang diambil berdasarkan persetujuan persetujuan regional atau
oleh badan badan regional untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan harus dilaporkan
kepada Dewan Keamanan.

Pemeliharaan perdamaian PBB

Kata pemeliharaan perdamaian tidak dipakai dalam Charter PBB , namun dalam lima
belas tahun terakhir ini konsep pemeliharaan perdamaian telah mendapat perhatian sebesar
program aksi PBB yang sedang berjalan ataupun yang direncanakan. Pada umumnya
pemeliharaan perdamaian PBB telah berfungsi sebagai suatu sarana anti eksalasi.

Pemakaian kata pemeliharaan perdamaian tampaknya kurang begitu tepat. Lebih


tepatnya, masalah masalah yang terkait adalah dalam keadaan bagaimana , dalam hal tidak
adanya tindakan pemaksaan Dewan Keamanan, penempatan pasukan pasukan , kelompok
kelompok atau misi misi penengah dapat dikirim oleh PBB ke kawasan konflik, dengan
tugas yang berkenaan dengan pemulihan dan mempertahankan perdamaian, atau peredaan
keadaan yang kian memburuk.

Ada perbedaan pendapat tajam diantara Negara Negara angota yang menyebabkan
timbulnya dua kebuntuan yang masing masing berdiri sendiri, satu menyangkut hukum dan
lainnya bersifat praktis.

Dewan Ekonomi dan Sosial

Organ ini yang berjalan dibawah wewenang Majelis Umum, berkaitan dengan upaya
mendorong kemajuan ekonomi dan social serta standar standar kesejahteraan umat manusia
yang lebih baik juga penghormatan terhadap hak hak dan kebebasan asasi manusia.
Peranan khusus Dewan Ekonomi dan Sosial berkenaan dengan koordinasi terhadap
aktivitas aktivitas badan badan khusus. Di samping bidang aktivitasnya ini, Dewan
Ekonomi dan Sosial memprakarsai pengkajian pengkajian, survey survey dan laporan
laporan mengenai berbagai masalah di bidang ekonomi, social, kesehatan dan masalah
masalah lainnya dan memepersiapkan rancangan rancangan konvensi untuk diajukan kepada
Majelis Umum mengenai masalah yang ada dalam lingkup kewenangannya, serta Dewan
Ekonomi dan Sosial diberi kuasa untuk menyelenggarakan konferensi konferensi mengenai
masalah masalah yang ada.

Organisasi Buruh Internasional dan Badan Badan khusus lainnya serta Badan Badan yang
berkaitan

Tujuan utama organisasi tersebut adalah untuk mendorong kerja sama internasional di
bidang industry dan perburuhan sehingga persaingan ekonomi antara Negara Negara atau
syarat syarat persaingan itu tidak boleh menghalangi realisasi standar buruh minimum yang
merupakan keseragaman standar di seluruh dunia.

Usaha organisasi pada pokoknya ditujukan untuk menyesuaikan perundang undangan


dan praktek setiap Negara dengan konsepsi konsepsi modern yang lebih jelas mengenai
perlakuan terhadap buruh dan dengan perubahan perubahan kondisi ekonomi dan social
masing masing Negara yang bersangkutan.Deklarasi Philadephia menegaskan kembali
prinsip prinsip bahwa buruh bukan suatu komoditas.

Bahwa kebebasan mengeluarkan pendapat dan berserikat merupakan bagian yang penting
dari kemajuan internasional dan bahwa kemiskinan merupakan suatu bahaya terhadap
kemakmuran, serta juga mengakui bahwa kewajiban kewajiban organisasi adalah untuk
mencapai pemenuhan lapangan kerja, standar standar hidup yang lebih tinggi, penyediaan
fasilitas fasilitas pelatihan dan alih keterampilan, serta perluasan tindakan jaminan social.

Badan Badan Khusus dan Badan Badan yang Berkaitan


Di samping Organisasi Buruh Internasional, terdapat berbagai macam badan khusus
dan badan yang berkaitan, masing masing berkaitan dengan beberapa aspek tertentu dari
urusan dunia yang memerlukan arahan organic oleh sebuah badan administrasi internasional
khusus.

Mengenai badan badan tersebut, sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa mereka
sejauh ini telah memenuhi dua tujuan :

a. Badan badan ini bukan saja harus menunjang dan memberi dan memberi vitalitas
kepada PBB, melainkan juga harus mengambil kekuatan dari penggabungannya dengan
PBB.
b. Keterlibatan otoritas otoritas nasional dari berbagai Negara dalam asosiasi yang lebih
langsung berkesinambungan dengan tugas pekerjaan lembaga lembaga internasional.

Anda mungkin juga menyukai