Anda di halaman 1dari 27

2022/2023

MODUL PKN KELAS XI

KOMPETENSI DASAR :
3.17 Menganalisis Sistem hukum dan
peradilan internasional

4.17 Menyaji hasil analisis tentang


sistem
hukum dan peradilan
internasional
S ISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

A. PENGERTIAN HUKUM INTERNASIONAL


Pada dasarnya yang dimaksud hukum internasional dalam pembahasan ini adalah hukum
internasional publik, karena dalam penerapannya, hukum internasional terbagi menjadi dua,
yaitu: hukum internasional publik dan hukum perdata internasional.
Hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara, yang bukan bersifat perdata.
Sedangkan hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara, dengan perkataan lain, hukum yang
mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada
hukum perdata yang berbeda.
Awalnya, beberapa sarjana mengemukakan pendapatnya mengenai definisi dari hukum
internasional, antara lain yang dikemukakan oleh Grotius dalam bukunya De Jure Belli ac Pacis
(Perihal Perang dan Damai). Menurutnya hukum dan hubungan internasional didasarkan pada
kemauan bebas dan persetujuan beberapa atau semua negara. Ini ditujukan demi kepentingan
bersama dari mereka yang menyatakan diri di dalamnya. Sedang menurut Akehurst : hukum
internasional adalah sistem hukum yang di bentuk dari hubungan antara negara-negara
Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara, antara negara dengan
negara dan negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara
satu sama lain.
Berdasarkan pada definisi-definisi di atas, secara sepintas sudah diperoleh gambaran
umum tentang ruang lingkup dan substansi dari hukum internasional, yang di dalamnya
terkandung unsur subyek atau pelaku, hubungan-hubungan hukum antar subyek atau pelaku,
serta hal-hal atau obyek yang tercakup dalam pengaturannya, serta prinsip-prinsip dan kaidah
atau peraturan-peraturan hukumnya. Sedangkan mengenai subyek hukumnya, tampak bahwa
negara tidak lagi menjadi satu-satunya subyek hukum internasional, sebagaimana pernah jadi
pandangan yang berlaku umum di kalangan para sarjana sebelumnya.

B. ASAS - ASAS HUKUM INTERNASIONAL


Tujuh asas utama yang harus ditegaskan dalam praktik hukum internasional sesuai
dengan resolusi Majlis Umum PBB No. 2625. Asas-asas tersebut adalah :
1. Setiap negara tidak melakukan tindakan berupa ancaman agresi terhadap keutuhan terhadap
wilayah dan kemerdekaan negara lain.
2. Negara harus menyelesaiakan masalah-masalah inernasional dengan cara damai
3. Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri negara lain.
4. Negara-negara berkewajiban untuk menjalin kerja sama dengan negara lain berdasar pada
piagam PBB
5. Asas persamaan hak dan penentuan nasib sendiri
6. Asas persamaan kedaulatan dari negaraSetiap negara harus dapat dipercaya dalam memenuhi
kewajiban
C. SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
Pada dasarnya sumber hukum terbagi menjadi dua, yaitu: sumber hukum dalam arti
materiil dan sumber hukum dalam arti formal. Sumber hukum dalam arti materiil adalah sumber
hukum yang membahas materi dasar yang menjadi substansi dari pembuatan hukum itu sendiri.
Sumber hukum dalam arti formal adalah sumber hukum yang membahas bentuk atau wujud
nyata dari hukum itu sendiri. Dalam bentuk atau wujud apa sajakah hukum itu tampak dan
berlaku. Dalam bentuk atau wujud inilah dapat ditemukan hukum yang mengatur suatu masalah
tertentu.

D. SUMBER HUKUM INTERNASIONAL DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI:


1. Dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional;
2. Metode penciptaan hukum internasional;
3. Tempat diketemukannya ketentuan-ketentuan hukum internasional yang dapat diterapkan
pada suatu persoalan konkrit. (Burhan Tsani, 1990; 14)

Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, sumber-sumber hukum


internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam mengadili perkara, adalah:
1. Perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat umum, maupun
khusus;
2. Kebiasaan internasional (international custom);
3. Prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) yang diakui oleh negara-negara
beradab;
4. Keputusan pengadilan (judicial decision) dan Pendapat para ahli yang telah diakui
kepakarannya, yang merupakan sumber hukum internasional tambahan.

E. SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL


Subyek hukum internasional diartikan sebagai pemilik, pemegang atau pendukung hak
dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional. Pada awal mula, dari kelahiran dan
pertumbuhan hukum internasional, hanya negaralah yang dipandang sebagai subjek hukum
internasional
Dewasa ini subjek-subjek hukum internasional yang diakui oleh masyarakat
internasional, adalah:

a. Negara
Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban Negara,
kualifikasi suatu negara untuk disebut sebagai pribadi dalam hukum internasional adalah:
a. Penduduk yang tetap;
b. Wilayah tertentu;
c. Pemerintahan;
d. Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain
b. Tahta Suci Vatikan
Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional berdasarkan Traktat
Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai
penyerahan sebidang tanah di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat
dipandang sebagai pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum
internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya, tidak seluas tugas dan
kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga
hanya memiliki kekuatan moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta
Suci dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia. Oleh karena itu,
banyak negara membuka hubungan diplomatik dengan Tahta Suci, dengan cara menempatkan
kedutaan besarnya di Vatikan dan demikian juga sebaliknya Tahta Suci juga menempatkan
kedutaan besarnya di berbagai negara.
c. Palang Merah Internasiona
Sebenarnya Palang Merah Internasional, hanyalah merupakan salah satu jenis
organisasi internasional. Namun karena faktor sejarah, keberadaan Palang Merah
Internasional di dalam hubungan dan hukum internasional menjadi sangat unik dan di
samping itu juga menjadi sangat strategis. Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional
merupakan organisasi dalam ruang lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang
berkewarganegaraan Swiss, yang dipimpin oleh Henry Dunant dan bergerak di bidang
kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Palang Merah Internasional
mendapatkan simpati dan meluas di banyak negara, yang kemudian membentuk Palang
Merah Nasional di masing-masing wilayahnya. Palang Merah Nasional dari negar-negara itu
kemudian dihimpun menjadi Palang Merah Internasional (International Committee of the Red
Cross/ICRC) dan berkedudukan di Jenewa, Swiss.
d. Organisasi Internasional
Kedudukan Organisasi Internasional sebagai subjek hukum internasional sudah tidak
diragukan lagi. Klasifikasi organisasi internasional menurut Theodore A Couloumbis dan
James H. Wolfe:
a. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan maksud dan
tujuan yang bersifat umum, contohnya adalah Perserikatan Bangsa Bangsa ;
b. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud dan tujuan
yang bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank, UNESCO, International onetary
Fund, International Labor Organization, dan lain-lain;
c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan tujuan global,
antara lain: Association of South East Asian Nation (ASEAN), Europe Union.
e. Individu
Pertumbuhan dan perkembangan kaidah-kaidah hukum internasional yang
memberikan hak dan membebani kewajiban serta tanggungjawab secara langsung kepada
individu semakin bertambah pesat, terutama setelah Perang Dunia II. Lahirnya Deklarasi
Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal
10 Desember 1948 diikuti dengan lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di
berbagai kawasan, dan hal ini semakin mengukuhkan eksistensi individu sebagai subyek
hukum
f. Kaum Pemberontak / Beligerensi (belligerent)
Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri
suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya merupakan urusan negara
yang bersangkutan. Namun apabila pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang,
seperti perang saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke negara-
negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil oleh adalah mengakui eksistensi atau
menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan
dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan
terjadi. Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang
mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau subyek hukum
internasional
g. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional memang merupakan fenomena baru dalam hukum dan
hubungan internasional. Eksistensinya dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak
bisa disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi internasional
mengadakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang kemudian
melahirkan hak-hak dan kewajiban internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap
eksistensi, struktur substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri.

F. HUBUNGAN HUKUM INTERNASIONAL DENGAN HUKUM NASIONAL


Ada dua teori yang dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara hukum internasional
dan hukum nasional, yaitu: teori Dualisme dan teori Monisme.
Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional, merupakan dua
sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda. Hukum internasional dan hukum nasional
merupakan dua sistem hukum yang terpisah, tidak saling mempunyai hubungan superioritas atau
subordinasi. Berlakunya hukum internasional dalam lingkungan hukum nasional memerlukan
ratifikasi menjadi hukum nasional. Kalau ada pertentangan antar keduanya, maka yang
diutamakan adalah hukum nasional suatu negara.
menurut teori Monisme, hukum internasional dan hukum nasional saling berkaitan satu
sama lainnya. Menurut teori Monisme, hukum internasional itu adalah lanjutan dari hukum
nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri. Menurut teori ini, hukum nasional
kedudukannya lebih rendah dibanding dengan hukum internasional. Hukum nasional tunduk dan
harus sesuai dengan hukum internasional. (Burhan Tsani, 1990; 26)

G. SISTEM PERADILAN INTERNASIONAL


Sistem peradilan nasional, sistem kaitanya dengan peradilan internasionl yaitu unsur-
unsur atau komponen-komponen lembaga pengadilan internasional yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk atau kesatuan dalam mencapai keadilan internasional.
Komponen-komponen tersebut yaitu :
a. Mahkamah internasional ( the internasional court justice)
b. Mahkamah pidana internasional ( the internasional criminal court)
c. Panel khusus dan special pidana internasional ( the internasional criminal tribunals and
special courts )

a. Mahkamah internasional (The Internasional Court of Justice ICJ)


Berkedudukan di Den Haag, Belanda dan sebagai organ utama PBB untuk mengadili
dan mengahakimi setiap Negara yang bersengketa, oleh karena itu setiap Negara yang
bersengketa harus tunduk pada yuridiksi pengadilan sebelum kasus mereka didengar.
Mahkamah internasional ini telah didirikan tahun 1945 dan mulai berfungsi pada tahun 1946 .
Fungsi dari Pengadilan Pengadilan memiliki peran ganda: untuk menetap sesuai dengan
hukum internasional sengketa hukum itu diserahkan kepada oleh Negara, dan memberikan
pendapat konsultasi mengenai pertanyaan hukum dimaksud dengan internasional organ dan
lembaga yang berwenang sebagaimana mestinya.
1) Komposisi Mahkamah Internasional (MI)
Komposisi MI terdiri dari 15 hakim. 2 diantaranya merangkap sebagai ketua dan wakil
ketua, masa jabatanya adalah 9 tahun. Pemilihan diadakan setiap tiga tahun untuk satu-
sepertiga dari kursi, dan hakim pensiun dapat dipilih kembali. Calon hakim tersebut
direkrtut dari warga Negara anggota yang dinilai cakap dibidang hukum internasional,
Susunan Mahkamah adalah sebagai berikut: Presiden Shi Jiuyong (Cina); Wakil Presiden
Raymond Ranjeva (Madagaskar); Hakim Gilbert Guillaume (Prancis); Abdul G. Koroma
(Sirra Leone); Vladlen S.Vereshchetin (Federasi Rusia) ; Rosalyn Higgins (Inggris),
Gonzalo Parra-Aranguren (Venezuela), Pieter H. Kooijmans (Belanda), Francisco Rezek
(Brazil); Shawkat Al-Khasawneh AWN (Jordan); Thomas Burgenthal (Amerika Serikat);
Elaraby Nabil (Mesir); Hisashi Owada (Jepang); Bruno Simma (Jerman) dan Peter
Tomka (Slovakia).

2) Fungsi Utama Mahkamah Internasional


Fungsi utama MI adalah menyeleasaikan kasus-kasus persengketaan internasional yang
subjeknya adalah Negara.pasal 34 statuta MI menyatakan bahwa yang boleh beracara di
MI hanyalah subyek hokum Negara (only states may be parties in cases before the
court).3 kategori Negara :
- Negara anggota PBB.
- Negara bukan anggota PBB yang menjadi anggota statuta asal memenuhi
persyaratan.
- Negara bukan anggota statuta MI harus membuat deklarasi bahwa tunduk pada
semua ketentuan Mahkamah Internasional dan piagam PBB.

3) Yurisdiksi Mahkamah Internasional


Yurisdiksi adalah kewenangan yang dimiliki oleh MI yang bersumber pada hukum
Internasional untuk menentukan dan menegakan sebuah aturan hukum, yuridiksi ini
meliputi kewenangan untuk: 1) memutuskan perkara perkara pertikaian
(contentiouscase) 2)Memberikan opini yang bersifat nasehat (advisory opinion)
Selain itu para pihak yang beracara di MI harus menerima yurisdiksi MI. ada beberapa cara
penerimaan tersebut :
a. Perjanjian khusus, dalam hal ini Negara yang beracara di MI harus membuat perjanjian
khusus yang berisi subyek persengketaan. Contoh kasus yaitu pulau lugtan dan sipadan
antara Indonesia dan Malaysia.
b. Penundukan diri dalam perjanjian Internasional, para pihak yang menundukan diri pad
yurisdiksi MI sebagaimana terdapat dalam isi perjanjian internasional diantara mereka.dan
tentu saja tunduk kepada yurisdiksi masih tetap harus dilakukan.
c. Pernyataan penundukan diri Negara peserta statute MI, tetap anggota stauta mempunyai
kewajibn untuk tunduk kepada MI. tapi bedanya mereka tidak perlu membuat perjanian
khusus terlebih dahulu.
d. Keputusan MI mengenai yurisdiksinya,manakala ada sengketa pada yurisdiksi tersebut
maka di selesaikan oleh MI.para pihak dapt mengajukan keberatan awal terhadap yuridiksi
MI..
e. Penafsiran putusan, MI harus menafsirkan putusan jika diminta oleh salah satu pihak
bahkan kedua belah pihak, menurut statute pasal 26.
f. Perbaikan putusan, pengajuan permintaaan dilakukan untuk menundukan diri pada
yurisdiksi. syarat pengajuan tersebut yaitu adanya fakta baru (novum) yang belum
diketahui oleh MI ketika putusan itu dibuat. Pada menerima permintaan, Pengadilan
memutuskan Negara dan organisasi yang mungkin memberikan informasi yang
bermanfaat dan memberikan mereka kesempatan untuk menyajikan laporan tertulis atau
lisan.

b. Mahkamah pidana internasional (the internasional criminal court,ico)


MPI merupakan mahkamah pidana internasional yang berdiri permanent berdasarkan
traktat multilateral MPI brtujuan untuk mewujudkan supremasi hukum internasional dan
memastikan bahwa pelaku kejahatan berat internasional dipidana.MPI daisahkan pada tanggal 1
juli 2002, dan dibentuk berdasarkan statute roma lahir terlebih dahulu pada tanggal 17 juli 1998,
tiga tahun kemudian, yaitu tanggal 1 juli 2005 statuta mahkamah internasional telah diterima
oleh 99 negara.
1) Komposisi
pada awalnya MPI terdiri dari 18 oarang hakim yang bertugas selam sembilan tahun tanpa
dapat dipilih kembali. Para hakim dipilih berdasarkan dua pertiga suara majelis Negara
pihak,y yang terdiri atas Negara-negara yang telah meratifikasi ststuta ini(pasal 35 ayat 6 dan
9).
Dalam memilih para hakim, Negara pihak harus memperhitungkan perlunya perwakilan.
Berdasarkan prinsip-prinsip system hukum di dunia, keseimbangan geografis, dan
keseimbangan jender. Prinsip yang mendasr dari statute Roma ini adalah ICC merupakan
pelengkap bagi yurisdiksi pidana nasional, berarti mahkamah internasional harus
mendahulukan system nasional.

2) yurisdiksi MPI
kewenangan yang dimiliki MPI untuk menegakan aturan hokum internasional adalah
memutus perkara terbatas terhadap pelaku kejahatan berat oleh warga Negara dari Negara
yang telah meratifikasi statute MI.
- Kejahatan genosida ( the crime of genoside)
yaitu tindakan kejahatan yang berupaya untuk memusnahkan keaseluruhan atau sebagian
dari suatu bangsa, etnik, ras ataupun kelompok keagamaan tertentu.
- Kejahatan terhadap kemanusiaan( the crimes against humanity)
yaitu tindakan penyerangan yang luas atau sistematis terhadap populasi pensusuk sipil
tertentu.
- Kejahatan perang ( warcrimes)
yaitu tindakan yang berkenaan dengan kejahatan perang, semua tindakan terhadap
manusia atau hak miliknya yang bertentangan dengan konvensi jenewa (misalnya
pembunuhan berencana, penyikasaan, dll) dan kejahatan yang melanggar hokum konflik
bersenjata internasional ( menyerang objek-objek sipil bukan militer)
- Kejahatan agresi ( the crime of aggression)
yaitu tindakan kejahatan yang mengancam terhadap perdamaian.

c. Panel khusus dan spesialisasi perdana internasional (the internasional criminal tribunals and
special courts. ICT/SC)
Adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka
kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen atau sementara (ad hoc) dalam arti
setelah selesai mengadili maka peradilan ini dibubarkan. Yuridiksi atau kewenangan darai
Panel khusus dan special pidana internasional ini, adalah menyangkut tindak kejahatan perang
dan genosida (pembersihan etnis) tanpa melihat apakah Negara dari si pelaku itu telah
meratifikasi atau belum terhadap statute panel khusus dan special pidana internasional ini.
Contoh Special Court for East Timor dan Indonesia membentuk Peradilan HAM.

H. PENYEBAB DAN PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI.


a. Penyebab Sengketa
Sengketa internasional (internasional dispute) adalah perselisihan yang terjadi antara
negara dengan negara, negara dengan individu-individu atau negara dengan badan-badan
/lembaga yang menjadi subjek hukum internasional. Sebab terjadi sengketa antara lain 1)
salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian internasional, 2)perbedaan
penafsiranmengenai isi perjanjian internasional, 3) perebutan sumber-sumber ekonomi, 4)
perebutan pengaruh ekonomi, politik, ataupun keamanan regional dan internasional, 5)adanya
intervensi terhadap kedaulatan negara lain, 6) penghinaan terhadap harga diri bangsa
b. Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Damai.
Penyelesaian sengketa secara damai dibedakan menjadi: penyelesaian melalui
pengadilan dan di luar pengadilan. Yang akan dibahas pada kesemapatan kali ini hanyalah
penyelesaian perkara melalui pengadilan. Penyelesaian melalui pengadilan dapat ditempuh
melalui:
1. Arbitrase Internasional
Penyelesaian sengketa internasional melalui arbitrase internasional adalah pengajuan
sengketa internasional kepada arbitrator yang dipilih secara bebas oleh para pihak, yang
memberi keputusan dengan tidak harus terlalu terpaku pada pertimbangan-pertimbangan
hukum. Arbitrase adalah merupakan suatu cara penerapan prinsip hukum terhadap suatu
sengketa dalam batas-batas yang telah disetujui sebelumnya oleh para pihak yang
bersengketa. Hal-hal yang penting dalam arbitrase adalah :
1) Perlunya persetujuan para pihak dalam setiap tahap proses arbitrase, dan
2) Sengketa diselesaikan atas dasar menghormati hukum.
Arbitrase terdiri dari seorang arbitrator atau komisi bersama antar anggota-anggota yang
ditunjuk oleh para pihak atau dan komisi campuran, yang terdiri dari orang-orang yang
diajukan oleh para pihak dan anggota tambahan yang dipilih dengan cara lain.
Pengadilan arbitrase dilaksanakan oleh suatu panel hakim atau arbitrator yang dibentuk
atas dasar persetujuan khusus para pihak, atau dengan perjanjian arbitrase yang telah ada.
Persetujuan arbitrase tersebut dikenal dengan compromis (kompromi) yang memuat:
- persetujuan para pihak untuk terikat pada keputusan arbitrase;
- metode pemilihan panel arbitrase;
- waktu dan tempat hearing (dengar pendapat);
- batas-batas fakta yang harus dipertimbangkan, dan;
- prinsip-prinsip hukum atau keadilan yang harus diterapkan untuk mencapai suatu
kesepakatan.
Masyarakat internasional sudah menyediakan beberapa institusi arbitrase internasional,
antara lain:
- Pengadilan Arbitrase Kamar Dagang Internasional (Court of Arbitration of the
International Chamber of Commerce) yang didirikan di Paris, tahun 1919;
- Pusat Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Internasional (International Centre
for Settlement of Investment Disputes) yang berkedudukan di Washington DC;
- Pusat Arbitrase Dagang Regional untuk Asia (Regional Centre for Commercial
Arbitration), berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia;
- Pusat Arbitrase Dagang Regional untuk Afrika (Regional Centre for Commercial
Arbitration), berkedudukan di Kairo, Mesir. (Burhan Tsani; 216)
2. Peyelesaian Yudisial
Yudisial adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui suatu
pengadilan internasional.
3. Negosiasi, Jasa-jasa Baik, Mediasi, konsiliasi, dan Penyelidikan
Negosiasi, Jasa-jasa Baik, Mediasi, konsiliasi, dan Penyelidikan merupakan
penyelesain sengketa yang kurang formal dibandingkan dengan arbitrasi dan
penyelesaian yudisial, yang dalam pelaksanaanya tergantung pihak yang bersengketa
atau dengan pihak ketiga.
4. Penyelesaian dibawah Naungan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anggota PBB harus berusaha menyelesaikan sengketa-sengketa melalui cara-
cara damai dan menghindarkan ancaman perang atau penggunaan kekerasan.tanggung
jawab penting beralih ketangan Dewan keamanan dan majlis umum. MU memiliki
wewenang merekomendasikan tindakan-tindakan untuk penyelesaian damai.

c. Penyelesaian Sengketa Internasional Secara Paksa atau Kekerasan


1. Perang
Perang adalah penyelesaian sengketa internasional dengan menggunakan
kekerasan senjata dengan tujuan untuk mengalahkan pihak lawan sehingga pihak lawan
tidak ada alternatif lain kecuali memenuhi syarat-syarat penyelesaian yang diajukan oleh
pihak pemenang.
2. Tindakan bersenjata bukan perang
Jenis penyelesaian sengketa ini juga menggunakan kekerasan senjata, akan tetapi,
masih di bawah kategori perang. Biasanya disebut perang pendek atau tindakan kekerasan
terbatas. Tindakan ini dimaksudkan agar para pihak yang bersengketa mau menyelesaikan
sengketa mereka secara damai (self help)
3. Retorsi
Retorsi adalah tindakan tidak bersahabat yang dilakukan oleh suatu negara
terhadap negara lain yang terlebih dahulu melakukan tindakan tidak bersahabat.
Retorsi juga diartikan sebagai tindakan pembalasan yang dilakukan oleh suatu
negara terhadap negara lain oleh karena negara yang kena retorsi telah melakukan
tindakan tidak sopan dan tidak adil.
Wujud Retorsi :
- Pemutusan hubungan diplomatik;
- Pencabutan hak istimewa;
- Penarikan konsesi pajak dan tarif;
- Penghentian bantuan ekonomi.
4. Reprisal
Reprisal adalah upaya paksa untuk memperoleh jaminan ganti rugi, akan tetapi
terbatas pada penahanan orang dan benda. Reprisal merupakan upaya paksa yang
dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain dengan maksud untuk menyelesaikan
sengketa yang timbul oleh karena negara yang dikenai reprisal telah melakukan tindakan
yang tidak dibenarkan.
Wujud Reprisal :
- Pemboikotan barang;
- Embargo;
- Demonstrasi angkatan laut;
- Pemboman.
Syarat Reprisal :
- Sasarannya ditujukan kepada negara yang senantiasa melakukan pelanggaran;
- Negara sasaran dituntut terlebih dahulu untuk memenuhi ganti rugi;
- Tindakan reprisal harus proporsional dan tidak boleh berpihak.
5. Blokade Damai
Blokade dilakukan pada waktu damai dengan maksud agar negara yang dikenai
blokade mau memenuhi permintaan negara yang memblokade.
6. Embargo
Embargo merupakan suatu prosedur lain untuk memperoleh ganti rugi. Biasanya
embargo dilakukan dengan melarang ekspor ke negara yang dikenai embargo. Embargo
biasanya dipergunakan sebagai salah satu bentuk sanksi terhadap negara yang senantiasa
melanggar hukum internasiona.
7. Intervensi
Intervensi adalah suatu cara penyelesaian sengketa di mana terdapat campur
tangan pihak ketiga yang berupaya agar para pihak yang bersengketa mau menyelesaikan
sengketa mereka secara damai. Intervensi sebenarnya dilarang, tetapi kadangkala
dibenarkan dalam hal :
- Bila intervensi itu diminta oleh negara yang membutuhkan intervensi;
- Bila intervensi itu dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan.

I. PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MI


Ada lima aturan yang menjadi dasar dan rujukan proses persidangan MI : Piagam PBB
(1945), Statuta MI(1945), Aturan Mahkamah (rules of the Court :1970), Panduan Praktik
(practice Directions),dan Resolusi tentang praktik Judisial Internal Mahkamah (Resolution
Councerning The Internal Judicial Practice of the Court) .
Mekanisme persidangan (proses beracara ) MI ;
a. Mekanisme Normal
1. Penyerahan Perjanjian Khusus (Notification of special agreement) atau Aplikasi
(Application)
2. Pembelaan tertulis (Written Pleadings)
3. Presentasi Pembelaan (Oral Pleadings)
4. Keputusan (Judgement)
b. Mekanisme Khusus
1. Keberatan Awal
2. Ketidak hadiran salah satu pihak
3. Keputusan Selasa beracara bersama
4. Intervensi

J. MENGHARGAI PUTUSAN MAHKAMAH INTERNASIONAL


seluruh anggota PBB secara otomatis menjadi anggota Mahkamah Internasional oleh
karena itu jika terjadi sengketa maka sudah menjadi ketentuan bagi negara-negara anggota untuk
menggunakan haknya bila merasa dirugikan oleh negara lain. Akan tetapi sebaliknya jika suatu
keputusan Mahkamah internasional telah diputuskan segala konsekuensi yang ada harus diterima.
Hal itu mengingat bahwa apa yang menjadi putusan Mahkamah internasional merupakan
keputusan terakhir walaupun dapat dimintakan Banding.
Contohnya Indonesia dan Malaysia pernah berurusan dengan Mahkamah Internasional
(MI) untuk menyelesaikan sengketa pemilikan pulau Sipadan . Dalam proses persidangan di MI,
pihak Malaysia dinyatakan pemilik syah pulau itu. jadi dengan alasan tertentu dan rasional
tentunya Kita menghargai keputusan dari MI tersebut
NB : TUGAS MODUL KD 3.17

https://forms.gle/7qFfkYaZLtFBuwH79

SILAHKAN BUKA LINK TUGAS DIATAS


DAN SOAL BERBATAS WAKTU
LINK SOAL AKAN DITUTUP PADA TANGGAL 22-02-2023 PUKUL 20.00 WIB
JIKA SISWA TIDAK MENYELESAIKAN TUGAS TIDAK AKAN BISA
MELANJUTKAN KEMATERI KD SELANJUTNYA
2022/2023
MODUL PKN KELAS XI

KOMPETENSI DASAR :

3.18 Mengevaluasi dinamika peran


indonesia dalam perdamaian dunia
sesuai Undang-Undang Republik
Tahun 1945

4.18 Menyaji hasil evaluasi tentang


peran
indonesia dalam perdamaian
dunia
sesuai Undang-Undang
Republik Tahun 1945
D

inamika Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia

A. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Hubungan Internasional


1. Makna Hubungan Internasional
a. Menurut Henry Kisinger : Hubungan internasional membahas pada kepentingan nasional
dalam Negara Internasional.
b. Hilman Aidil C : Subjek akademi yang terutama memperhatikan sebuah hubungan
politik.
c. Menurut Umar Suryad Bakti : Hubungan Internasional adalah kumpulan cabang ilmu
pengetahuan yang memiliki perhatian terhadap suatu masalah Internasional.
Berikut dipaparkan makna dari ketiga konsep tersebut.
- Politik luar negeri adalah seperangkat cara/kebijakan yang dilakukan
oleh suatu negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk
tercapainya tujuan negara serta kepentingan nasional negarayang bersangkutan.
- Hubungan luar negeri adalah keseluruhan hubungan yang dijalankan olehsuatu negara
dengan semua pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya.
- Politik internasional adalah politik antarnegara yang mencakup kepentingan dan
tindakan beberapa atau semua negara serta proses interaksi antarnegara maupun
antarnegara dengan organisasi internasional.

Secara umum hubungan internasional diartikan sebagai hubungan yang bersifat


global yang meliputi semua hubungan yang terjadi dengan melampaui batas-batas
ketatanegaraan.
Subjek Hubungan Internasional :
- Negara
- Organisasi Internasional
- Persuhaan Internasional
- Palang Merah Internasional
- Pihak Yang bersengketa
- Individu
- Tahta suci Vatikan

2. Pentingnya Hubungan Internasional bagi Indonesia


Suatu negara dapat menjalin hubungan dengan negara lain manakala
kemerdekaan dan kedaulatannya telah diakui secara de facto dan de jure oleh negara lain.
Perlunya kerja sama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor
berikut.
a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancamnya kelangsungan hidup kesananya, baik
melaluikudeta maupun intervensi dari negara lain.
b. Faktor ekternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu
negara tidakdapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.
Ketergantungan tersebut terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi,
politik, hukum, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Ruang lingkup hubungan internasional terletak dalam dua bidang.
- Bidang public, yang meliputi politik internasional, politik luar negeri, pertahanan dan
keamanan, hukum internasional, diplomasi, organisasi internasional, dan kejahatan
internasional.
- Bidang privat, meliputi ekonomi dan moneter internasional, ilmu pengetahuan, dan turisme
(kepariwisataan)

3. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Majelis Hubungan Internasional


Politik Luar Negeri ialah Strategi atau cara atau kebijakan yang digunakan oleh suatu
negeara untuk mengadakan hubungan hubungan dengan negara lain dengan tujuan kepentingan
Nasional.Politik Luar Negeri Indonesia bersifat bebas aktif. Yang memiliki arti :Bebas : Tidak
memihak salah satu blok , Aktif : Aktif dalam kegiatan perdamaian dunia

Landasan Hukum :
- Pancasila
- KEP.Presiden
- UUD 1945
- Keputusan atau peraturan
- TAP MPR
Tujuan politik luar negeri Indonesia menurut Muhammad Hatta:
- Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
- Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran
rakyat.
- Meningkatkan perdamaian internasional.
- Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul
dalam Pancasila, dasar dan filsafah negara kita.
Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa dibawah ini yang dengan jelas menggambarkan
bentuk kerja sama yang dikembangkan bangsa Indonesia.
a. Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa yangke-60 pada tanggal 28
September 1950.
b. Memprakarsai penyelenggaraan Konfrensi Asia-Afrika pada tahun 1955
c. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu pendiri gerakan Non-Blok pada tahun 1961
d. Terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB dengan mengirimkan
pasukan garuda ke negara-negara yang dilanda konflik.
e. Indonesia sebagai salah satu pendiri ASEAN
f. Ikut serta dalam setiap pesta olahraga internasional.
g. Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan berbagai negara yang ditandai dengan
pertukaran diplomatik dengan negara yang bersangkutan.

B. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Organisasi Internasional


1. Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBB dibentuk pada tanggal 24 Oktober 1945, dan mempunyai struktur Organisasi
sebagai berikut; Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan
Perwalian, Mahkamah Internasional, serta Sekertaris. sebagai negara anggota PBB,
Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB. Misalnya, ECOSOC
(Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), maupun FAO
(Organisasi Pangan dan Pertanian).
Salah satu prestasi Indonesia di PBB adalah saat Menteri Luar Negeri Adam Malik
menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun
1974.Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. Dalam hal ini
Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di
berbagai negara yang mengalami konflik. Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan
adalah ketika pertama kali terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975.
Indonesia terpilih untuk kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode
1995-1996.
Dalam keanggotaan Indonesia di DK PBB pada periode tersebut, Wakil Tetap RI
Nugroho Wisnumurti tercatat dua kali menjadi Presiden DK-PBB. Terakhir, Indonesia terpilih
untuk ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk masa bakti 2007-2009.
Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota
PBB lainnya yang dipilih pada tahun 2006. Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi
anggota Dewan HAM untuk periode 2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota
PBB.
2. Peran Indonesia dalam Asean (Association of South East Asian Nation )
Peran Indonesia dalam ASEAN hingga saat ini tidak pernah surut. Bahkan, ASEAN
menjadi prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia. Indonesia selalu aktif
berpartisipasi dalam setiap penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau
pertemuan-pertemuan ASEAN. Indonesia sering menjadi tuan rumah dalam acara-acara
penting ASEAN. Di antaranya adalah sebagai berikut .
a. KTT ASEAN PertamaKTT ini diselenggarakan di Bali pada tanggal 24 Februari 1976.
Dalam KTT ini dihasilkan dua dokumen penting ASEAN.
- Deklarasi ASEAN Bali Concord I, berisi berbagai program yang akan menjadi
kerangka kerja sama ASEAN selanjutnya. Kerja sama ini meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan.
- Perjanjian persahabatan dan kerja sama. Dalam perjanjian ini disepakati prinsip-
prinsip dasar dalam hubungan satu sama lain.
b. Pertemuan Informal pemimpin Negara ASEAN pertama.Pertemuan ini diselenggarakan
di Jakarta pada tanggal 30 November 1996.
c. KTT ASEAN kesembilan
KTT kesembilan diselenggarakan di Bali tanggal 7 Oktober 2003. Dalam KTT ini
dihasilkan Deklarasi ASEAN Bali Concord II, sebagai kelanjutan dari Bali Concord I
1976. Bali Concord II berfungsi memperkuat Visi ASEAN 2020.

3. Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok


GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir
sebagai negara netral, yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Sesuai
dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk menentukan
jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan
mengadakan persahabatan dengan segala bangsa, Indonesia juga senantiasa setia dan
memegang teguhprinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Sikap ini secara konsisten ditunjukkan
Indonesia dalam kiprahnya pada masa kepemimpinan Indonesia pada tahun 19921995.

NB : TUGAS MODUL KD 3.18


https://forms.gle/XZnLi2EdifwseEnR6

SILAHKAN BUKA LINK TUGAS DIATAS


DAN SOAL BERBATAS WAKTU
LINK SOAL AKAN DITUTUP PADA TANGGAL 22-02-2023 PUKUL 20.00 WIB
JIKA SISWA TIDAK MENYELESAIKAN TUGAS TIDAK AKAN BISA
MELANJUTKAN KEMATERI KD SELANJUTNYA

2022/2023

3.19 Menganalisis kasus - kasus


ancaman
sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan dan strategi
mengatasinya
dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika

4.19 Melakukan penelitian tentang


potensi
ancaman terhadap Ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan,
dan keamanan dan strategi
MODUL PKN KELAS XI
mengatasinya dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
A
NCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

A. Ancaman terhadap Integrasi Nasional


Posisi silang yang diberikan Tuhan kepada negara Indonesia tidak hanya meliputi aspek
kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial, antara lain:
1. Penduduk Indonesia berada di antara daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan.
2. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
3. Demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan.
4. Ekonomi Indonesia berada di antara sistem ekonomi sosialis di utara dansistem ekonomi
kapitalis di selatan.
5. 5. Masyarakat Indonesia berada di antara masyarakat sosialis di utara dan
masyarakat individualis di selatan.
6. Kebudayaan Indonesia berada di antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di
selatan
7. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan continental di
utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.
Dengan demikian, maka posisi silang Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus
ancaman bagi integrasi nasional bangsa Indonesia. Apa sebenarnya yang menjadi ancaman bagi
integrasi nasional negara Indonesia? Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar
maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman
tersebut biasanya berupa ancaman militer dan non-militer. Mengapa ancaman perlu diketahui?
Nah, untuk menjawab rasa penasaran dan menambah pengetahun kalian, berikut ini uraian secara
singkat ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang berupa ancaman militer maupun non-
milter.
1. Ancaman di Bidang Militer
Perkembangan persenjataan militer di setiap negara terus ditingkatkan. Bahkan ada
negara yang memiliki senjata pemusnah massal yang berbahan kimia dan nuklir. Aktivitas ini
merupakan ancaman militer yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisir.
Ancaman ini dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
Kekuatan senjata ini dapat digunakan untuk melakukan agresi/invasi, pelanggaran
wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman
keamanan laut dan udara.
Suatu negara yang melakukan agresi dikategorikan sebagai ancaman kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan suatu bangsa. Agresi ini mempunyai bentuk-
bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang terendah. Invasi merupakan
bentuk agresi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata
yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah negara lain. Bangsa Indonesia
pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah
Indonesia sebanyak dua kali, yaitu pada agresi militer I dari tanggal 21 Juli 1947 sampai 5
Agustus 1947 dan agresi militer II tanggal 19 Desember 1948
Selain itu, bentuk ancaman militer yang sering terjadinya cukup tinggi adalah
tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan). Buktinya wilayah
negara kita pernah ada yang dicaplok dan diakui oleh negara lain. Hal ini menjadi
konsekuensi bagi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka sehingga
berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah.Pemberontakan bersenjata juga menjadi ancaman
militer yang harus serius ditangani oleh bangsa Indonesia. Pada dasarnya pemberontakan
bersenjata yang terjadi di Indonesia merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu di dalam negeri. Namun, tidak menutup kemungkinan pemberontakan
bersenjata tersebut disokong oleh kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup.
Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan
bentuk ancaman militer yang dapat merongrong kewibawaan negara dan jalannya roda
pemerintahan. Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia pernah mengalami sejumlah aksi
pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh gerakan radikal, seperti DI/TII, PRRI,
Permesta, Pemberontakan PKI Madiun, serta G-30-S/PKI. Sejumlah aksi pemberontakan
bersenjata tersebut tidak hanya mengancam pemerintahan yang sah, tetapi juga mengancam
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Negara Indonesia mempunyai fungsi pertahanan negara yang ditujukan untuk
memberikan perlindungan terhadap warga negara, objek-objek vital nasional, dan instalasi
strategis dari kemungkinan aksi sabotase. Hal ini memerlukan kewaspadaan yang tinggi
didukung oleh teknologi yang mampu mendeteksi dan mencegah secara dini. Indonesia
memiliki sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis yang rawan terhadap aksi
sabotase sehingga harus dilindungi, seperti istana negara, gedung MPR/DPR, tempat wisata,
dan tempat pengelolaan sumber daya alam.
Spionase merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan oleh agenagen rahasia dalam
mencari dan mendapatkan rahasia pertahanan negara dari negara lain. Kegiatan spionase
dilakukan secara tertutup dengan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karena kegiatan ini tidak mudah dideteksi, maka spionase merupakan bentuk ancaman militer
yang memerlukan penanganan secara khusus untuk melindungi kepentingan pertahanan dari
kebocoran yang akan dimanfaatkan oleh pihak lawan Baru-baru ini kita dikejutkan dengan
adanya aksi teror di Ibu Kota Jakarta, yaitu Bom Thamrin. Aksi teror ini dilakukan secara
terbuka di tengah kesibukan masyarakat. Aksi teror bersenjata ini memakan banyak korban,
baik dari kepolisian dan masyarakat. Aksi teror ini merupakan bentuk kegiatan terorisme yang
mengancam keselamatan bangsa dengan menebarkan rasa ketakutan yang mendalam serta
menimbulkan korban tanpa mengenal rasa perikemanusiaan.
Sasaran aksi teror bersenjata dapat menimpa siapa saja, sehingga sulit diprediksi dan
ditangani dengan cara-cara biasa. Perkembangan aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh
teroris pada dekade terakhir meningkat cukup pesat dengan mengikuti perkembangan politik,
lingkungan strategis, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, segala bentuk
teror harus dicegah dan dibasmi agar kententraman masyarakat tidak terganggu Selanjutnya,
gangguan keamanan di laut dan udara juga perlu mendapatkan perhatian. Gangguan di laut
dan udara merupakan bentuk ancaman militer yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah
nasional Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang memiliki wilayah perairan dan wilayah
udara terbentang luas menjadikan pelintasan transportasi dunia yang padat, baik transportasi
maritim maupun dirgantara. Hal ini berimplikasi terhadap tingginya potensi gangguan
ancaman keamanan laut dan udara.
Adapun bentuk-bentuk gangguan keamanan di laut dan udara yang harus mendapat
perhatian dalam penyelenggaraan pertahanan negara, yaitu pembajakan atau perompakan,
penyelundupan narkoba, penyelundupan senjata, amunisi, bahan peledak atau bahan lain yang
dapat membahayakan keselamatan bangsa, penangkapan ikan secara illegal, pencurian
kekayaan di laut dan pencemaran lingkungan.

2. Ancaman Non-Militer
Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakanfaktor-faktor non-
militer dinilai mempunyai kemampuan yangmembahayakan kedaulatan negara, kepribadian
bangsa, keutuhan wilayahnegara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah
satunya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan
sekat atau batas pergaulan antar bangsa secara disadari ataupun tidak telah memberikan
dampak negatif yang kemudian menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara, termasuk
Indonesia.
Ancaman non-militer di antaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan
sosial budaya.
Contoh ancaman non-militer seperti pengaruh gaya hidup (lifestyle) kebarat-baratan,
sudah tidak mencintai budaya sendiri, tidak menggunakan produk dalam negeri, dan
sebagainya.
Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer,
yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman non-
militer ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, serta
keselamatan umum.

B. Ancaman di berbagai Bidang (IPOLEKSOSBUDHANKAM)


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,
yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman non-militer atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda
dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman
militer, karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi,
informasi serta keselamatan umum. Berikut ini berbagai ancaman bagi bangsa Indonesia dilihat
dari berbagai bidang kehidupan.
1. Ancaman di Bidang Ideologi
Secara umum Indonesia menolak tegas paham komunis dan zionis. Akibat dari
penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negara-negara komunis dapat dikatakan tidak
dirasakan oleh Bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil ukurannya.
Akan tetapi, meskipun demikian bukan berarti bangsa Indonesia terbebas dari pengaruh
paham lainnya, misalnya pengaruh liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia
cenderung mengarah pada kehidupan liberal yang menekankanpada aspek kebebasan
individual.
Sebenarnya liberalisme yang didukung oleh negara-negara barat tidak hanya
mempengaruhi bangsa Indonesia, akan tetapi hampir semua negara di dunia. Hal ini sebagai
akibat dari era globalisasi.
Globalisasi ternyata mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini
mempengaruhi pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut. Akan
tetapi, pada umumnya pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif, misalnya dalam
gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas yang cenderung mengarah pada
dilakukannya perilaku seks bebas dan perbuatan dekadensi moral lainnya. Hal tesebut apabila
tidak segera diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang
sesungguhnya.

2. Ancaman di Bidang Politik


Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan
bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak
lain untuk menekan negara lain. Ke depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri
diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan peran dari fungsi
pertahanan non-militer untuk menghadapinya. Ancaman yang berdimensi politik yang
bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa
untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik
untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.
Selain itu, ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang
timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat menempuh pola
perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata
sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh karena itu,
separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan
bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang dapat mengancam
kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

3. Ancaman di Bidang Ekonomi


Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut merupakan
bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini tidak ada lagi negara yang
mepengaruh globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatanekonomi dan
perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan
jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam
negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya
produk-
produk global ke dalam pasar domestik. Hal tersebut tentu saja selain menjadi
keuntungan, juga menjadi ancaman bagi kedaulatan ekonomi suatu negara.mempunyai
kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lainnya.
Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi , di antaranya adalah sebagai
berikut:
a. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan
bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini mengakibatkan semakin
terdesaknya barang-barang lokal terutamayang tradisional karena kalah bersaing dengan
barang-barang dari luar negeri.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin
mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia.Pada akhirnya mereka dapat
menekan pemerintah atau bangsa kita Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara
ekonomi oleh negara investor.
c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang.
Pihak yang menang secara leluasa memonopolipasar, sedangkan yang kalah akan
menjadi penonton yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya kesenjangan sosial
yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas tersebut.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin
ditinggalkan sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.
e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini
akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan
kerjaakan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat
diatasi atau malah semakin memburuk.

4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan dari
luar. Ancaman dari dalam ditimbulkan oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan,
dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti
premanisme, separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu
tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
Adapun ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi, di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar
negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup
tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan
kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma yang berlaku
di masyarakat.Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya 181
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
c. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat
menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap selalu menghardik
pengemis, pengamen, dan sebagainya.
d. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya
barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang biasa dipakai
orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang
berlaku, misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dan sebagainya.
e. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
f. Semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Seiring dengan berjalannya waktu, proses penegakan pertahanan dan keamanan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak semudah yang dibayangkan atau semudah
dalam pembicaraan yang bersifat teoritis semata. Masih adanya masalah teror dan konflik
SARA yang terjadi pada suatu wilayah memiliki tujuan yang sama yaitu tidak ingin bangsa
Indonesia hidup damai dan tentram. Oleh karena itu, lemahnya penerapan dan penegakan
hukum dan keadilan harus terus ditingkatkan. Semakin bermunculan masalah di suatu
wilayah mengakibatkan hilangnya tingkat kewibawaan hukum dan kemerosotan wibawa para
penegaknya. Dengan demikian,kita harus mengantisipasi ancaman sedini mungkin di bidang
pertahanan dan keamanan, baik secara militer maupun non-militer.

C. Peran Serta Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Inegrasi
Nasional
peran serta akan timbul jika kita memiliki kesadaran. Kesadaran adalah sikap yang
tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi hati ikhlas tanpa ada tekanan dari luar. Konsep atau
makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri
dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang
umumnya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan
lingkungannya.
Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanMembangun kesadaran berbangsa dan
bernegara kepada generasi muda merupakan hal penting karena generasi muda merupakan
penerus bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Kesadaran
berbangsa dan bernegara ini tidak hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi lebih luas
menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupan bermasyarakat.Banyak
tantangan di era globalisasi ini bagi negeri kita untuk menumbuhkan peran serta dan kesadaran
berbangsa dan bernegara.
Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran
berbangsa dan bernegara bagi warganya. Jika rakyat Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah
bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan
bangsa lain. Akibatnya, Integrasi nasional akan terganggu.Peran serta dan kesadaran masyarakat
mempunyai makna bahwa individu harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari
kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa dan Negara
Indonesia untuk mengatasi ancaman dalam membangun integrasi nasional.
Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi
nasional di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan sebagainya
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya
3. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
4. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
5. Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik
6. Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan masyarakat
7. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik
8. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
9. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
10. Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
11. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam
negeri.
12. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan aman dan
nyaman
13. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat dan pemerintah
14. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
15. Bersedia untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia

NB : TUGAS MODUL KD 3.19

https://forms.gle/ndBs5td1dyFaqFaY6

SILAHKAN BUKA LINK TUGAS DIATAS


DAN SOAL BERBATAS WAKTU
LINK SOAL AKAN DITUTUP PADA TANGGAL 22-02-2023 PUKUL 20.00 WIB
JIKA SISWA TIDAK MENYELESAIKAN TUGAS TIDAK AKAN BISA
MELANJUTKAN KEMATERI KD SELANJUTNYA
2022/2023
MODUL PKN KELAS XI

KOMPETENSI DASAR :
3.20 Menganalisis faktor pendorong dan
penghambat persatuan dan
kesatuan
bangsa dalam negara
republik indonesia

4.20 Menyaji hasil analisis tentang faktor


pendorong dan penghambat
persatuan
dan kesatuan bangsa
dalam negara republik indonesia
F
AKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DAN PENDORONG PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA

Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia baik
dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan. Persatuan mengandung arti
bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi dalam proses yang dinamis
dan berlangsung lama karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari
unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang
lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-
royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas
kemanusiaan dan kebudayaan.
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh para pendiri negara adalah negara kesatuan.
Pasal 1 ayat (1) UUD. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan, Negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik. Sila ketiga Pancasila menegaskan kembali bagaimana tekad
bangsa Indonesia mewujudkan persatuan.
PRINSIP PRINSIP PERSATUAN DAN KESATUAN
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri
dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Prinsip yang berisi tentang mencintai bangsa kita sendiri dengan tidak membangga-banggakan
bangsa lain serta tetap menghormati bangsa lain
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan
tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang maha Esa.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya,
ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai
cita-cita pembangunan nasional
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan
pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
TAHAP-TAHAP UTAMA PEMBINA PERSATUAN BANGSA INDONESIA
1. Perasaan senasib
2. Kebangkitan nasional
3. Sumpah pemuda
4. Proklamasi kemerdekaan

FAKTOR PENDORONG PERSATUAN DAN KESATUAN


1. Rasa Nasionalisme
2. Rasa Toleransi yang tinggi
3. Kesadaran dalam hidup bermasyarakat, sehingga timbul keinginan dari dalam hati untuk selalu
membantu sesama, mengikuti kegiatan sosial, dan lain-lain.
4. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara seperti jasa pahlwan yang telah melawan
para penjajah.
5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa penjajahan.
6. Penggunaan bahasa Indonesia.

FAKTOR PENGHAMBAT PERSATUAN DAN KESATUAN


1. rasa egois tinggi terhadap kebenaran Ras, suku, agama, dan budaya sendiri
2. Rasa iri dengki juga menadi salah satu faktor penghambat persatuan dan kesatuan Indonesia
3. Kurang adanya rasa toleransi beragama, berbudaya, ataupun berpendapat
4. 4.Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen.
5. 5.Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman
dan gangguan yang mucul dari luar
6. 6.Adanya sikap ketidakpuasan terhadap segala ketimpangan dan ketidak merataan hasil
pembangunan

CONTOH FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT


- PENDORONG
Warga melakukan gotong royong agar lingkungan tetap bersih dan menjalin kebersamaan antar
tetangga.
Kegiatan upacara bendera sebagai wujud menghargai jasa Pahlawan
Menghargai umat beragama dapat mewujudkan faktor pendorong , jika umat manusia saling
menghargai maka indonesia akan hidup aman dan tentram tanpa perselisihan.
- PENGHAMBAT
Tawuran dapat membuat perselisihan yang terus menerus dan akan membuat kenyaman warga
terganggu
Kerja rodi dapat membuat warga indonesia tidak makmur karena mereka bekerja untuk negeri orang
bukan untuk Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai