Anda di halaman 1dari 5

1. Pengertian dan sejarah Hukum Internasional.

Jawab :

 Hukum internasional Hukum internasional adalah hukum tertulis maupun yang tidak tertulis yang
mengatur hubungan, kewajiban atau hak- hak negara dengan negara lainya atau hubungan negara
itu sendiri dengan rakyatnya

 Menurut Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmadja: Hukum ialah keseluruhan kaidah dan asas yang
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat meliputi lembaga dan proses untuk mewujudkan
kaidah tersebut dalam kenyataan. Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara: 1. Negara dengan negara 2.
Negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama lain.

Sejarah Hi

 Sebelum abad ke 17

 Adanya perjanjian west phalia merupakan tonggak sejarah dari lahirnya negara-negara modern
menurut hukum internasional yang merupakan tonggak sejarah yang mengakhiri perang 30 (tiga
puluh) tahun di Eropa.

 Perkembangan hukum internasional selanjutnya benyak di pengaruhi dari pendapat-pendapat


cendikiawan ternama pada masa itu, salah pendapat yang mempengaruhi perkembangan hukum
internasional adalah hugo de groot dalam tulisanya “ De Jure Belli ac Pacis”(the law of war and
peace) yang terbit pada waktu terjadinya Perang Tiga puluh Tahun melahirkan sistem organisasi
masyarakat negara-negara yang baru di Eropa.

 Sebelum adanya perjanjian west phalia, Hukum Internasional dalam perkembangannya mengalami
beberapa periode evolusi yaitu: zaman India Kuno, bangsa Yahudi, zaman Yunani, zaman Romawi,
dan pada priode diatas hukum internasional mengalami perkembangan dengan adanya perjanjian
antar raja, perjanjian cara melakukan perang, adanya kaidah kebiasaan yang berkenaan dengan
urusan-urusan diplomatic.

 Abad 18

 Pada abad ini kecenderungan perkembangan di antara para ahli hukum untuk lebih mengemukakan
kaidah-kaidah hukum internasional terutama dalam bentuk kebiasaan dan traktat, dan mengurangi
sedikit mungkin kedudukan “hukum alam” atau “nalar”, sebagai sumber dari prinsip-prinsip
tersebut. Zaman ini adalah masa kebangkitan negara-negara baru yang kuat, baik di eropa maupun
di luar Eropa yang ditandai dengan ekspansi peradaban eropa ke wilayah-wilayah luar benua,
modernisasi sarana angkutan dunia, penemuan-penemuan baru, dan kondisi tersebut membutukan
pengaturan dalam tindakan hubungan-hubungan internasional.

 Pada abad ke 20

 Perkembangan HI pada abad ke 20 ditandai dengan dibentuknya mahakamah abitrase dan


mahkamah internasional di den haag, terwujudnya perserikatan bangsa-bangsa(PBB), internasional
labour organization, dsb

 Sifat khas perkembangan Hi pada 20 adalah berkurngnya pengaruh pendapat dan tulisan dari
cendikiawan dalam perkembangan HI, akan tetapi lebih menitik beratkan kepada praktek negara-
negara dan keputusan-keputusanm persidangan.

 Contonya, banyaknya perubahan secara revolusioner dalam hukum laut, dan hukum perang dan
netralitas selama perang dunia 2

2. Perbedaan Hukum internasional dan Hukum nasional.

Jawab :

 hukum internasional dan hukum nasional mempunyai sumber yang berlainan. Hukum nasional bersumber
dari kemauan negara, sedangkan hukum internasional bersumber pada kemauan bersama negara-negara
atau masyarakat negara.

 hukum internasional dan hukum nasional memiliki subjek hukum yang berlainan. Subjek hukum nasional
(baik dalam hukum perdata maupun hukum pidana) adalah orang perorangan, sedangkan subjek hukum
internasional utama adalah negara.

 hukum internasional dan hukum nasional memiliki struktur yang berbeda. Hukum nasional memiliki
mahkamah dan organ dalam bentuk yang sempurna, sedangkan hukum internasional tidak memiliki hal yang
serupa itu.

 Hukum nasional akan tetap berlaku secara efektif meskipun bertentangan dengan hukum internasional.
Sebaliknya Hukum Internasional tidak akan berlaku efektik jika bertentangan dengan hukum Nasional.

 dalam hukum internasional tidak terdapat kekuasaan eksekutif, lembaga legislative, lembaga kehakiman
(yudisial), lembaga kepolisian. Sedangkan dalam Hukum Nasional terdapat Lembaga tersebut.
3. Asas hukum internasional.

Jawab

 Asas Territorial Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya, Jadi terhadap
semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional)
sepenuhnya.

 Asas kebangsaan Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk melindungi warga negaranya.
Asas ini mempunyai kekuatan eksteritorial. Artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga
bagi warga negaranya, walau berada di negara asing.

 Asas kepentingan umum adalah asas yang didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan hidup masyarakat. Negara dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan
peristiwa yang berkaitan dengan keppentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat dengan batas-batas
wilayah suatu negara.

 Asas Pacta Sunt Servenda asas ini dikenal dalam perjanjian internasional, artinya perjanjian yang
dibuat berlaku dan mengikat bagi para pihak yang membuatnya. Asas ini menjadi kekuatan hukum
dan moral bagi semua warga negara yang mengikat diri dalam perjanjian internasional.

 Asas Egality Rights yaitu asas dimana pihak yang mengadakan hubungan memiliki kedudukan yang
sama

 Asas Reciprocitas yaitu Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik
Tindakan yang bersifat negative maupun positif.

 Asas Courtesy yaitu asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.

 Asas Rebus Sic Staabtibus ( perubahan yang faudemental berdasarkan keadaan) didalam asas ini
tersimpul suatu perinsip, bahwa suatu perjanjian internasinal hanya di pandang berlaku selama
keadaan yang menjadi dasar dibutnya perjanjina tersebut hanya mengikat salam keadaan tidak
berubah.

 Asas Persaman Derajat adalah hubungan antara bangsa hendaknya didasarkan pada asas bahwa
negara yang berhubungan adalah negara ynag berdaulat.
 Asas Nebis In Idem yaitu asas dimana tidak seorang pun dapat diadili sehubungan dengan
perubuatan kejahantan yang untuk itu orang yang bersangkutan telah diputus bersalah atau di
bebaskan oleh penngadilan internasional

 Asas Jus Cogents adalah asas diamana perjanjian dapat batal demi hukum jika pada pembentukanya
bertentangan dengan suatu kaidah dasar dari hukum internasional umum (pasal 53 Kovensi Wina
1969)

 Asas Inviolability Dan Immunity

 Inviolability (tidak dapat di ganggu gugat) adalah kekebalan terhadap alat-alat kekuasaan
dari negara penerima dan kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para diplomatic,
dengan demikian meengandung makna bahwa penjabat diplomatic yang bersangkutan
memilki hak untuk mendapatkan perlindungan dari alat-alat perlengkapan negara penerima.

 Imunity (kekebalan) adalah penjabat diplomatic kebal terhadap yuridiksi dari hukum negara
penerima, baik hukum pidana, perdata maupun hukum administrasi.

4. Subjek subjek hukum internasional.

 Subyek Hukum Internasional adalah sebuah badan/lembaga atau entitas yang memiliki kemampuan untuk
menguasai hak dan melaksanakan kewajiban di dalam hukum internasional).
 Adapun subyek-subyek hukum internasional:
1) Negara (States) Negara adalah subjek hukum internasional. Hal ini sejalan dengan lahirnya hukum
internasional itu sendiri atau sesuai dengan istilah lain dari hukum internasional (hukum antar negara).
2) Tahta Suci (Vatican/The Holy Emperor) Tahta Suci (Vatikan) merupakan suatu contoh dari subjek hukum
internasional selain negara. Hal ini merupakan peninggalan sejarah sejak zaman dahulu ketika paus
bukan hanya merupakan kepala gereja Roma tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi. Tahta Suci
mewakili perwakilan diplomatik di banyak ibukota negara.
3) Organisasi Internasional (International Organizations), Kedudukan organisasi internasional sebagai
subjek hukum internasional tidak diragukan lagi, organisasi internasional seperti PBB, ILO, WHO, dan
FAO memiliki hak dan kewajiban seperti telah ditetapkan dalam konvensi internasional sebagai
anggaran dasarnya.
4) Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross) Palang Merah Internasional
merupakan salah satu subjek hukum internasional. Hal ini diperkuat dengan adanya perjanjian dan
Konvensi Palang Merah (Konvensi Jenewa) tentang perlindungan korban perang.
5) Kaum pemberontak dan pihak yang bersengketa (Belligerents), Pemberontak dan Pihak dalam
SengketaPara pemberontak dianggap sebagai salah satu subjek hukum internasional yang memiliki
beberapa alasan, misalnya mereka memiliki hak yang sama untuk:
a) Menentukan nasibnya sendiri.
b) Hak secara bebas memilih sistem ekonomi, politik, sosial sendiri.

c) Hak menguasai sumber kekayaan alam di wilayah dari wilayah yang didudukinya.
6) Orang Perseorangan (individu) Dalam arti yang terbatas orang perseorangan dapat dianggap sebagai
subjek hukum internasional.Perjanjian Perdamaian Versailles tahun 1919 yang mengakhiri Perang Dunia
I antara Jerman dengan Ingris dan Prancis, telah menetapkan pasal-pasal yang memungkinkan orang
perorangan mengajukan perkara ke hadapan Mahkamah Arbitrase Internasional.

Sumber hk internasonal

 Sumber hukum internasional (the source of international law) diatur di dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta
Mahkamah International (International Court of Justice-ICJ). Pasal 38 (1) Statuta Mahkamah menentukan
sebagai berikut:
1) perjanjian internasional (international conventions) / Traktat-traktat Internasional, baik yang bersifat
umum maupun yang bersifat khusus, yang merupakan ketentuan-ketentuan yang diakui secara tegas
oleh negara-negara yang bersengketa;
2) Kebiasaan internasional (international custom), yang merupakan paraktek yang bersifat umum dan
diterima sebagai hukum;
3) Prinsip atau azas-azas hukum umum yang diakui oleh bangsa-benagsa beradab;
4) Putusan-putusan pengadilan dan ajaran dari sarjana yang bereputasi tinggi dari berbagai bangsa, sebagai
sumber tambahan dalam penentuan kaedah hukum.
 Sumber hukum internasional menurut para ahli sarjana HI
1) Kebiasaan Internasional.
2) Traktat-traktat Internasional.
3) Keputusan-keputusan Pengadilan atau Pengadilan abitrase.
4) Karya-karya hukum.
5) Keputusan-keputusan atau penetapan organ-organ Lembaga Internasional.

Anda mungkin juga menyukai