Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Hukum Internasional

a. Pengertian
- Istilah hukum internasional para ahli hukum biasa juga dipergunakan
dengan
istilah hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa, atau hukum antar
negara.
Pengertian istilah tersebut tidak berbeda satu sama lainnya, sebab
semuanya
menunjuk pada kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur
hubungan yang melintasi batas-batas negara.
- Menurut Mochtar Kusumaatmadja, bahwa hukum internasional adalah
keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas-batas negera-negara (hubungan
internasional) yang bukan bersifat perdata
- J.G Starke: hukum internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian
besar
terdiri dari asas-asas dan peraturan-peraturan tingkah laku yang mengikat
negara-negara, dan karena itu ditaati dalam hubungan negara-negara.
- Dengan demikian, hukum internasional mengatur hubungan antara negara
dengan negara, negara dengan subjek hukum internasional bukan negara.

b. Sumber Hukum Internasional ( Pasal 38 (1) Piagam Mahkamah Internasional )


- Traktat Internasional ( international convention ), ex : International
Covenant on Economic
- Kebiasaan internasional ( international custom ), ex : pemberian kekebalan
bagi kepala negara yang berkunjung (pengawalan ketat)
- Asas hukum umum ( general principles of law ), ex : pacta sunt servanda;
nullum delictum nulla poena legenali; good faith, good governance, audi et
alteram partem, retroaktif,
- Yurisprudensi, ex : terdapat dalam kasus Anglo-Norwegian Fisheries Case
1952 dimana hakim menciptakan ketentuan baru dalam hukum
internasional untuk pembatasan laut teritorial dengan memperhatikan
kondisi geografis suatu wilayah

c. Sumber Hukum Internasional


Subjek hukum internasional adalah pemegang hak dan kewajiban menurut
hukum internasional. Subjek hukum internasional ini terdiri atas negara,
badan hukum internasional, manusia.
 Negara
Negara yang dapat digolongkan sebagai subyek hukum internasional
adalah negara yang merdeka, berdaulat, dan tidak merupakan bagian
dari suatu negara. Jadi yang dimaksud dengan negara ini adalah negara
yang mempunyai pemerintahan sendiri dan berdaulat penuh, serta
mempunyai kekuasaan
terhadap warga negaranya.
 Tahta Suci (Vatikan)
Dimaksud dengan tahta suci adalah Gereja Katolik Roma (Santo Petrus)
di Vatikan. Pimpinan tertingginya adalah Paus. Bila dilihat persyaratan
sebagai negara, Vatikan sesungguhnya belum memenuhi syarat sebagai
negara pada umumnya. Tetapi telah disepakati bila Vatikan
dipersamakan dengan sebuah negara yang mempunyai kedudukan
sebagai subyek hukum dalam hukum internasional.
 Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional diakui sebagai subyek hukum internasional
oleh karena merupakan organisasi internasional yang bertujuan untuk
kepentingan sosial.
 Organisasi Internasional sebagai subjek hukum internasional
kedudukannya sekarang tidak diragukan lagi, meskipun pada mulanya
belum ada kepastian mengenai hal itu. Organisasi internasional, seperti
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Organisasi Buruh Internasional
(International Labour Organization/ILO) mempunyai hak-hak dan
kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional yang
merupakan anggaran dasarnya.
 Orang perorangan (Individu) diakui sebagai subjek hukum
internasional, karena kepadanya diberikan hak untuk menuntut di
pengadilan internasional berdasarkan konvensi atau perjanjian. Sebagai
contoh perjanjian perdamaian versailes tahun 1919 yang mengakhiri
Perang Dunia I (pertama) antara Jerman dengan Inggris, dan Prancis
dengan masing-masing sekutunya, sudah terdapat pasal-pasal yang
memungkinkan orang perorangan mengajukan perkara ke hadapan
Mahkamah-mahkama Arbitrase Internasional, sehingga dengan
demikian sudah ditinggalkan dalil lama, bahwa hanya negara yang bisa
menjadi pihak di hadapan suatu peradilan internasional.
 Pemberontak dan pihak dalam sengketa, menurut hukum perang dapat
memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa
(belligerent) dalam keadaan-keadaan tertentu. Bahkan akhir-akhir
gerakan pembebasan diakui pula sebagai subjek hukum internasional.
Seperti Gerakan Pembebasan Palestina (PLO)
 Sebagai dasar pengalaman tersebut, maka pada prinsipnya bangsa-
bangsa di dunia mempunyai hak-hak asasi yang perlu dilindungi, seperti
(1) hak untuk menentukan nasib sendiri, (2) hak untuk secara bebas
memilih sistem ekonomi, politik dan sosial sendiri, dan (3) hak untuk
menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya.

d. Ruang Lingkup Hukum Internasional


 Hukum Damai
o Peraturan-peraturan mengenai batas-batas daerah hukum negara
satu dengan yang lain.
o Peraturan-peraturan mengenai lembaga-lembaga yang bertindak
sebagai wakil negara dalam hubungan yang bersifat hukum
internasional.
o Peraturan-peraturan mengenai penyelesaian perselisihan secara
damai.
 Hukum Perang
o Mengatur akibat diputuskannya hubungan diplomatik, nasib warga
negara yang ada di negara lawan yang sedang berperang, duta
negara lain yang mau menjadi perantara
o Membatasi cara berperang, dengan peraturan-peraturan dimaksud
memperkecil kekejaman peperangan.
o Peraturan tentang kedudukan hukum daerah musuh yang diduduki.

e. Kekuatan Mengikat Hukum Internasional


- Monisme
 Dalam aliran monisme, hukum nasional dan hukum internasional
dipandang sebagai dua aspek yang sama dari satu system
 Hukum internasional dapat masuk secara otomatis ke dalam hukum
nasional tanpa memerlukan transposisi lebih lanjut
 Kelemahan terori monisme yaitu kemungkinan-kemungkinan
terdapatnya pertentangan antara hukum internasional dan hukum
nasional
- Dualisme
 Aliran dualisme memandang bahwa hukum internasional dan hukum
nasional adalah merupakan dua bidang hukum yang berbeda dan
berdiri sendiri satu dengan yang lainnya.

Hukum Islam

a. Eksistensi Hukum Islam


- Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
- Umat Islam percaya bahwa hukum Allah adalah hukum yang benar. Karena
itu hukum tersebut harus diterapkan.
- Pengertian hukum Islam dalam makna hukum fiqih Islam, adalah hukum
yang bersumber dan disalurkan darihukum syariat Islam yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad, dikembangkan melalu
ijtihad oleh para ulama atau ahli hukum Islam yang memenuhi syarat
untuk berijtihad dengan cara-cara yan telah ditentukan .

Pasal 28 (1) : Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya.

Pasal 29 UUD NRI 1945 :

(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk


agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.

b. Tujuan Hukum Islam


- Memelihara agama
- Memelihara jiwa
- Memilhara akal
- Memelihara keturunan
- Memelihara harta

c. Sumber Hukum Islam


Al Quran, Sunnah Nabi dan Ijma ulama

d. Wujud eksistensi hukum islam: Peraturan Perundang-Undangan


 Satu contoh nilai Islam yang telah mengalami proses legislasi adalah
Qanun di Aceh. Karakter dari pada Qanun sarat akanmuatan legal-
positif. Sementara maupun Syariah mengisi wilayah etik sekaligus
masalah teologis-metafisis dari Qanun tersebut. Qanun adalah
ketentuan yang berasal baik dari syariah maupun fikih yang telah
mengalami proses legislasi. Dia diajukan, dibahas, dan disahkan. Dalam
sistem hukum dalam konteks negara bangsa (nation state), Qanun
tersebut setara dengan Peraturan Daerah (Perda). Namun, dia berasal
dari nilai-nilai agama. Qanun adalah fiqih dan atau syariah yang telah
mengalami positifisasi. Mereka yang berada dalam wilayah tersebut
terikat dengan Qanun tersebut. Contoh: QANUN ACEH NOMOR 11
TAHUN 2018 – TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH.
 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dilengkapi dengan Peraturan
Pelaksanaan. Yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan.
 Undang-Undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Regulasi ini
memuat pasal-pasal yang memuat hukum wakaf dalam Islam. Undang-
Undang ini memuat ketentuan umum, dasar-dasar wakaf, pendaftaran
dan pengumuman harta benda wakaf, dan seterusnya.
 Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji dan Umrah
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Haji

e. Wujud eksistensi hukum islam: lembaga/institusi


- Pengadilan Agama: Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat
pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan,
kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam,
serta wakaf dan shadaqah, sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-
undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.
- LPPOM MUI merupakan lembaga yang didirikan oleh Majelis Ulama
Indonesia untuk menjalankan tugas MUI dalam menjaga ketentranaman
umat melalui mengkonsumsi makanan, obat dan kosmetika yang jelas
kehalalannya.
- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) merupakan
perubahan dari KNKS untuk peningkatan pembangunan ekosistem
ekonomi dan keuangan syariah serta menjadikan Indonesia sebagai Pusat
Halal Dunia.
- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-
satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden
RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan
menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.
- Bank Syariah Indonesia (BSI). Bank Syariah memainkan peranan penting
sebagai fasilitator pada seluruh aktivitas ekonomi dalam ekosistem industri
halal. Keberadaan industri perbankan Syariah di Indonesia sendiri telah
mengalami peningkatan dan pengembangan yang signifikan dalam kurun
tiga dekade ini.
- Badan Pengelolaan Keuangan Haji adalah lembaga yang melakukan
pengelolaan Keuangan Haji.

Hukum Adat

a. Pengertian
 Istilah hukum adat pada awalnya dipelopori oleh C. Snouck Hurgronye
dengan istilah adat recht, dalam karyanya De Atjehers, yang isinya
membahas perihal adat-istiadat suku bangsa Aceh. Selanjutnya istilah
hukum adat dikenal sebagai pengertian teknis yuridis dan sebagai objek
ilmu pengetahuan hukum positif yang dipelopori oleh Cornelis van
Vollen Hoven yang dikenal sebagai Bapak Hukum Adat.
 Menurut Hilman Hadikusumah, bahwa hukum adat adalah semua
hukum yang tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan yang
tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.

b. Unsur Unsur
- Hukum tdk tertulis
- Berisi ketentuan adat istiadat
- Ditaati dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai akibat hukum
(sanksi).

c. Sifat hukum adat


- Konkret
- Dinamis
- Dapat berubah & menyesuaikan kondisi dan situasi
d. Eksistensi Hk adat
- Pasal 18B ayat (2) UUD NRI 1945: “Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang”
- Artinya bahwa negara mengakui keberadaan hukum adat dan
konstitusional
haknya dalam sistem hukum Indonesia. Memahami rumusan pasal
tersebut,
maka:
 Konstitusi menjamin kesatuan masyarakat adat dan hak-hak
tradisionalnya
 Jaminan konstitusi sepanjang hukum adat itu masih hidup
 Sesuai dengan perkembangan masyarakat
 Sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Diatur dalam undang-undang.

e. Hak Ulayat masyarakat hk adat


- Hak ulayat adalah hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat hukum
adat
tertentu atas suatu wilayah tertentu, yang merupakan lingkungan hidup
para
warganya, yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah, hutan, air serta
isinya
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
- Pasal 3 UU Pokok Agraria juga mengatur “Pelaksanaan hak-hak ulayat dan
hak-hak yang serupa dari masyarakat hukum adat, selama masih ada
dalam kenyataannya, harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan
kepentingan nasional dan negara berdasarkan persatuan nasional
berdasarkan dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan lain yang lebih tinggi”

f. Mekanisme Pranata Adat (UU 7/2012 ttg Penanganan Konflik Sosial)


- Penyelesaian Konflik dilaksanakan oleh Pemerintah dan PemerintahDaerah
dengan mengedepankan Pranata Adat dan/atau Pranata Sosial yang ada
dan diakui keberadaannya.
- Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengakui hasil penyelesaian Konflik
melalui mekanisme Pranata Adat dan/atau Pranata Sosial.
- Hasil kesepakatan penyelesaian Konflik melalui mekanisme Pranata Adat
dan/atau Pranata Sosial memiliki kekuatan yang mengikat bagi kelompok
masyarakat yang terlibat dalam Konflik.

i. Pasal 103 UU 6/2014 ttg Desa : Desa Adat


Kewenangan Desa Adat berdasarkan hak asal usul meliputi:
a. pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli;
b. pengaturan dan pengurusan ulayat atau wilayah adat;
c. pelestarian nilai sosial budaya Desa Adat;

Pengujian Keputusan & Tindakan

Menguji Tindakan Pemerintahan & Perbuatan Melanggar Hukum Pemerintah

a. Pasal 87 UU No. 30 Tahun 2014


Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Keputusan Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1986 tentang peradilan tata
usaha negara sebagaiman yg telah diubah UU No. 9 Tahun 2009 dan UU No.
51 Tahun 2004 yg dimaknai :
- Penetapan tertulis juga mencakup tindakan factual
- Berdasarkan ketentuan perundang undangan & AUPB
- Bersifat final dlm arti lebih luas
- Keputusan yg berlaku bagi warga masyakarat

b. Apa yang dimaksud dengan Tindakan Pemerintahan


Pasal 1 angka (8) UU 30/2014 : Tindakan Administrasi Pemerintahan yang
selanjutnya disebut Tindakan adalah perbuatan Pejabat Pemerintahan atau
penyelenggara negara lainnya untuk melakukan atau tidak melakukan
perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

c. PERBUATAN MELANGGAR HUKUM PEMERINTAH


sengketa perbuatan melanggar hukum oleh badan dan/atau pejabat
pemerintahan (Onrechtmatige Overheidsdaad) adalah sengketa yang di
dalamnya mengandung tuntutan untuk menyatakan tidak sah dan/atau batal
tindakan Pejabat Pemerintahan, atau tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat beserta ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

d. Batu Uji tindakan pemerintah ( Pasal 9 UU AP )


- Keputusan dan tindakan wajib berdasrkan perundang undangan & AUPB
- Peraturan perundang-undangan yang dimaksud meliputi:
a. peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Kewenangan;
b. peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam menetapkan
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan.
c. AUPB: a.kepastian hukum; b. kemanfaatan; c. ketidakberpihakan; d.
kecermatan; e. tidak menyalahgunakan kewenangan; f. keterbukaan;
g.kepentingan umum; dan h. pelayanan yang baik.
PENGUJIAN KEPUTUSAN UNSUR

UU 51/2019
- Penetapan tertulis
- Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara
- Berisi Tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
- bersifat konkret, individual, dan final
- menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
TATA USAHA NEGARA

UU 30/2014

- ketetapan tertulis
- dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan

Penjelasan :

a. konkret : tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan


b. individual : tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat
maupun hal yang dituju.
c. final : sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum.
d. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan adalah unsur yang melaksanakan
Fungsi Pemerintahan, baik di lingkungan pemerintah maupun
penyelenggara negara lainnya.
e. Fungsi Pemerintahan adalah fungsi dalam melaksanakan Administrasi
Pemerintahan yang meliputi fungsi pengaturan, pelayanan,pembangunan,
pemberdayaan, dan pelindungan.
Kepolisian & Kejaksaan

Tugas Polisi menurut UU No. 2 Tahun 2002 :

- Memilhara keamanan & ketertiban masyarakat


- Menegakkan hukum
- Melaksanakn pelayanan, pelindungan dan pengayoman kpd masyakat

Tugas Polisi :

- Melakukan penyidikan & penyelidikan terhadap semua tindak pidana


- Ikut serta dlm pembinaan nusantara
- Melaksanakan tugas sesuai perundan undangan
- Memberikan pelayanan kpd masyakarat

Wewenang Polisi :

- Melaksanakan identifikasi & registrasi kendaraan bermotor


- Memberikan SIM
- Memberikan pemberitahuan tentang kegiatan politik

Tugas & wewenang kejaksaan

Pasal 30 UU No.16 Tahun 2004

a. Bidang pidana
- Melakukan penetapan hakim & putusan pengadilan yg telah memperoleh
kekuatan hk tetap
- Melaksanakan penyidikan terhadap pidana tertentu
- Melakukan penuntutan
b. Bidang perdata/ TUN
- Kuasa khusu dpt bertindak baik di dlm maupun diluar dengan nama negara
atau pemerintah
c. Bidang keamanan dan ketertiban umum
- Peningkatan kesadaran hukum pd masyarakat
- Pengawasan peredaran barang cetakan
- Pengamana kebijakan penegak hukum
- Pencegahan penistaan agama

Tugas Jaksa

a. Jaksa penyelidik : melakukan penelitian terhadap berkas penyidikan


b. Jaksa penyidik : melakukan penyidikan terhadapt tindak pidana ( pasalm30
ayat 1 huruf d uu kejaksaan )
c. Jaksa PU : melakukan PU di muka pengadilan dn penetapan hakim
d. Jaksa eksekutor : pelaksana putusan pengadilan yg telah berkekuatan hukum
ttp dl pidana
e. Jaksa pengacara negara : atas nama negara/ pemerintah

Jaksa memberiksn Legal Opinion

Pasal 24 ayat (2) Pepres No. 38 Tahun 2010

Korupsi di lembaga yudikatif

a. Terkait Korupsi
- Corruption by need : korupsi yg dilakukan pegawai krn mendesaknya
kebutuhan hidup yg krng memadai
- Corruption by gleed : korupsi yg dillakukan oleh pejabat dimn sudah
mapan secara materill
- Corruption by design : korupsi yg dilakukan hakim
b. Tugas seorang yuris/hakim
- seorang yuris hendaknya memiliki kepekaan terhadap nilai keadilan yang
berlaku di masyarakat.
- Hukum hendaknya mempertimbangkan pula rasa kepatutan yang ada di
masyarakat.

KPK

a. Latar belakang berdirinya KPK


- Munculnya ketetapan MPR RI XI/MPR/1998 & UU No. 28 Tahun 1999
tentang penyelenggara negara yg bersig KKN
- Salah satu tuntutan reformasi ialah Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme;
- Pemberantasan Korupsi yang tidak optimal sehingga merugikan keuangan
negara, perekonomian nasional, dan pembangunan nasional;
- Lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidana korupsi
belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak
pidana korupsi;
b. UU No. 30 Tahub 2002 tentang KPK
- Pasal 3 : Kpk melaksanakan tugas dn wewenang bersifat indpenden
- Pasal 4 : KPK memberantas korupsi dlm kategori kejahatan extradionary
crimes
c. UU No. 19 Tahun 2019
- Pasal 3 : KPK lembaga negara dalam rumpun kekuasaan eksekutif yang
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan
bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.
- Tugas KPK :
a. Tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi tindak pidana korupsi.
b. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi.
c. Melakukan tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan
putusan pengadila yang telah mendapatkan kekuatan hukum.
d. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan
pemberantasan tindak pidana korupsi.

Wewenang KPK :

- menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi;


- menyelenggarakan program pendidikan anti korupsi pada setiap jejaring
pendidikan;
- merencanakan dan melaksanakan program sosialisasi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
- melakukan kampanye anti korupsi kepada masyarakat;

Anda mungkin juga menyukai