PERTEMUAN 16
HUKUM INTERNASIONAL
A. TUJUAN PERKULIAHAN
Setelah menyelesaikan pertemuan ke-16 Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan
menjelaskan Hukum Internasional
B. URAIAN MATERI
Salah satu definisi yang lebih lengkap yang dikemukakan oleh ahli hukum
internasional adalah definisi yang dibuat oleh Charles Cheny Hyde : “hukum internasional
dapat diidefinisikan sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-
1
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia (Edisi Revisi), Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2005, hal. 213.
2
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Ilmu Hukum – Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup
Berlakunya Ilmu Hukum (Buku 1), P.T. Alumni, Bandung, 1999.
prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara, dan oleh karena itu
juga harus ditaati dalam hubungan-hubungan antara mereka satu dengan lainnya, serta
yang juga mencakup :
3
Parthiana, I Wayan, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: CV. Mandar Maju, 2003. Hal. 4.
4
Op Cit, Mochtar Kusumaatmadja, hal 2.
a. Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan
semua barang yang berada dalam wilayahnya.
b. Asas Kebangsaan, menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia berada, tetap
mendapat perlakuan hukum dari nearanya. asas ini memiliki kekuatan ekstrateritorial,
artinya hukum negara tetap berlaku bagi seorang warganegara walaupun ia berada di
negara lain.
c. Asa Kepentingan Umum, menurut asas ini negara dapat menyesuaikan diri dengan
dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan
umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
Selain dalam penerapan subjek yang terdapat di dalam Hukum Internasional yang dijadikan
sebagai acuan dalam proses penerapan dari keberlangsungan hukum terdiri dari :
a. Negara
b. Individu
c. Tahta Suci / vatican
d. Palang Merah Internasional
5
Ibid, 7.
e. Organisasi Internasional
Sebagian Ahli mengatakan bahwa pemberontak pun termasuk bagian dari subjek hukum
internasional. Adapun sumber Hukum Internasional yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang membahas dasar berlakunya hukum
suatu negara.
b. Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau menemukan
ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Di dalam pasal 38 Piagam mahkamah Internasional, sumber hukum formal terdiri dari lima
bagian yaitu:
diputuskan oleh MI pada tahun 2003 dimenangkan oleh Malaysia, perbatasan kasmir
diperebutkan oleh India dan Pakistan.
Penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
cara damai, yaitu arbitrase. Arbitrase biasanya dilakukan dengan mengajukan sengketa kepada
orang-orang tertentu (arbiter) yang dipilih secara bebas oleh berbagai pihak untuk diputuskan
tanpa terlalu terikat oleh prosedur hukum. Penyelesaian yudisial adalah penyelesaian yang
dihasilkan melalui pengadilan internasional yang dibentuk dengan benar dengan menerapkan
prinsip-prinsip hukum. Contoh Mahkamah Internasional yang berkedudukan di Denhag
Belanda. Negosiasi (negosiasi), manfaat, mediasi dan konsiliasi. Juga dapat melakukan
penyelesaian melalui dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Adapun cara lain yaitu
dengan kekerasan atau kekerasan yang terdiri dari aksi bersenjata perang dan non perang,
retortion yaitu istilah teknis untuk pembalasan oleh suatu negara terhadap negara lain karena
diperlakukan tidak semestinya. Actions of Retaliation (Repraisal) yaitu suatu cara yang
digunakan suatu negara untuk memperoleh kompensasi dari negara lain dengan melakukan
tindakan kemalasan. Blokade dan / atau intervensi damai. Selain itu, peran International Court
of Justice (MI) adalah salah satu perlengkapan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
berbasis di Denhag (Belanda). MI memiliki 15 hakim yang dipilih dari 15 negara dengan masa
jabatan 9 tahun. Selain memberikan pertimbangan hukum kepada Sidang Umum PBB dan
Dewan Keamanan PBB, MI juga bertugas memeriksa dan menyelesaikan sengketa yang
diajukan kepadanya. dalam mengadili kasus MI harus berpedoman pada traktat dan bea cukai
internasional. Prosedur Penyelesaian Kasus HAM Internasional dimana penyelesaian kasus
pelanggaran HAM oleh pengadilan internasional dapat dilakukan melalui prosedur seperti
korban pelanggaran HAM yang dapat mengajukan pengaduan ke Komisioner Tinggi HAM PBB
atau melalui lembaga HAM internasional lainnya serta pengaduan ditindaklanjuti dengan
penyidikan dan penyidikan atau dengan bukti hasil penyidikan dan penyidikan. Proses tersebut
berlanjut di tahap peradilan, dan jika terbukti, hakim MI akan menjatuhkan sanksi..
Kesimpulan
Hukum internasional adalah hukum negara, hukum internasional atau hukum antar
negara. Hukum negara digunakan untuk menunjukkan adat istiadat dan aturan hukum yang
berlaku dalam hubungan antara raja-raja kuno. Hukum internasional atau hukum negara
mengacu pada aturan dan prinsip kompleks yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat, bangsa atau negara. Hukum internasional publik berbeda dengan hukum privat
internasional. Keseluruhan aturan hukum privat internasional dan prinsip hukum yang mengatur
hubungan perdata yang melintasi batas negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum
perdata antar aktor dari setiap subjek hukum untuk hukum perdata (nasional) yang berbeda.
Sedangkan hukum internasional adalah keseluruhan aturan dan prinsip hukum yang mengatur
hubungan atau masalah yang melintasi batas negara (hubungan internasional) tidak perdata.
Persamaannya adalah mengatur hubungan atau masalah yang melintasi batas nasional
(internasional). Perbedaannya terletak pada sifat hukum atau subjek (objek).
D. DAFTAR PUSTAKA
Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika
Global. Bandung: PT. Alumni,2003
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Ilmu Hukum – Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup
Berlakunya Ilmu Hukum (Buku 1), P.T. Alumni, Bandung, 1999.
Parthiana, I Wayan, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: CV. Mandar Maju, 2003.
R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia (Edisi Revisi), Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2005.