Oleh :
MARET 2020
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
TUGAS 2
Hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
mengatur hubungan atau persoalan batas Negara (hubungan internasional) yang bukan
bersifat perdata bukan bersifat perdata artinya mengatur hubungan antar Negara
bukan mengatur hubungan antar orang-perorangan.
Subyek hukum internasional adalah badan atau manusia (pribadi) yang memiliki hak
dan kewajiban dalam hubungan internasional. Adapun yang dapat menjadi subyek
hukum internasional sebagai berikut :
3) Hukum Netral
Hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaidah dan azas hukum yang
mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara (hukum yang mengatur
hub.hukum perdata antara pelaku-pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada
hukum perdata (nasional) yang berlainan. Timbulnya hukum perdata internasional
didarkan pada kenyataan bahwa di dunia ini terdapat sejumlah negara yang
mempunyai hukum perdata masing-masing.
Dari kedua hal di atas tentang hukum internasional publik dan hukum perdata
internasional memiliki persamaan dan perbedaan. Yakni, antara lain :
- Persamaan dari hukum internasional publik dan hukum perdata internasional
adalah bahwa keduanya mengatur hubungan-hubungan atau persoalan yang
melintasi batas-batas negara-negara (internasional).
- Sedangkan perbedaannya adalah terletak dalam sifat hukum dari pada
hubungan atau persoalan yang diaturnya (obyeknya).
Hukum internasional memiliki rumusan yang mana rumusan itu ada karena hukum
internasional merupakan keseluruhan kaidah-kaidah dan azas-azas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara. Pengaturannya
mengatur hubungan antara :
1) Hukum bangsa-bangsa
2) Hukum antar bangsa
3) Hukum antar negara
Istilah Hukum Internasional saat ini telah diterima secara umum untuk
menggambarkan pranata hukum yang berlaku dalam hubungan internasional.
Sejumlah kepustakaan juga menggunakan istilah-istilah berbeda yang memiliki
makna yang mendekati atau relatif sama dengan Hukum Internasional, yakni Hukum
Antar Bangsa (The Law of Nations), Hukum Antar Negara (Interstates Law), Hukum
Dunia (World Law), dan Hukum Transnasional (Transnational Law).
The Law of Nations, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi hukum
bangsa-bangsa, memiliki akar konseptual pada istilah yang dikenal di dalam bahasa
Romawi, Ius Gentium,yakni hukum yang berlaku antara bangsa-bangsa di jaman
Romawi, termasuk kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan antara orang
Romawi dengan orang bukan Romawi dan antara sesama bukan orang Romawi.
Dalam perkembangannya, dikenal pula istilah Ius Inter Gentesyang bermakna hukum
antar bangsa yang menandakan awal munculnya hukum internasional publik.
Istilah Law of Nations juga sering dimaknai serupa dengan istilah Law among
Nations. Di masa menjelang berakhirnya
Perang Dunia II, seorang Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat bernama Robert
H. Jackson melakukan refleksi terhadap situasi peperangan saat itu dengan
mengemukakan pentingnya hukum antar bangsa. Ia menyatakannya sebagai berikut,
“Kesadaran akan dampak perang terhadap hukum dasar kita harus membawa pulang
kepada orang-orang kita sifat penting dan praktis dari perjuangan kita untuk sebuah
peraturan hukum di antara bangsa-bangsa”
Sejumlah pakar juga seakan masih menegaskan bahwa Law among Nations
merupakan esensi dari hukum internasional publik yang dipahami saat ini.
Istilah hukum antarnegara (interstates law) juga digunakan untuk merujuk hukum
yang mengatur hubungan antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam konteks
Hukum Internasional kontemporer, istilah ini tentu mengandung suatu kelemahan
bahwa subjek hukum internasional hanyalah negara-negara.
Perlu untuk diklarifikasi bahwa istilah “interstate‟ juga dapat memiliki makna lain,
yaitu hukum antar negara bagian di suatu negara Federasi, seperti misalnya Amerika
Serikat.Para sarjana hukum internasional nampaknya tidak terlalu banyak
menggunakan istilah ini karena cenderung lebih tepat digunakan untuk isu-isu hukum
Hukum Internasional yang berlaku secara khusus tidak boleh bertentangan dengan
yang berlaku umum.
Disebut sebagai masyarakat (internasional) apabila ada interaksi dan hubungan tetap,
yang menyebabkan hubungan tetap , seperti adanya perbedaan kebutuhan.
Disamping prinsip-prinsip di atas masih ada prinsip hukum umum yang termuat dalam
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation Charter) yang harus dipatuhi para pihak
dalam menutup dan melaksanakan perjanjian internasional seperti:
Fungsi dari kedaulatan negara dalam hukum internasional adalah bertujuan untuk
memberikan batasan negara lain untuk bertindak sewenang-wenang dengan alasan
didasari oleh hukum nasional yang ada di negaranya.
Dalam hal ini Hukum Internasional juga bertujuan untuk melindungi negara-negara
dari benturan kepentingan, karena setiap memiliki mahzab, dan pandangan hukum
yang berbeda, sehingga dipertemukan hukumnya dalam hukum Internasional agar
berjalan serasi dan seimbang.
Dengan adanya kedaultan dan pengakuan, suatu negara memiliki kedudukan yang
sama di mata internasional. Sehingga ketika suatu negara merdeka dan memiliki
kedaulatan, maka di anggap mampu mengemban kewajiban dan hak dalam membuat
perjanjian internasional.
Sumber :
1) Catatan kuliah google classroom dosen pengajar matakuliah Hukum Internasional
2) Hardjowohono, Bayu Seto.2006. Dasar-dasar Hukum Perdata
Internasional.Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
3) Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, 2003, Pengantar Hukum
Internasional PT. Alumni, Bandung.
4) Kholis Roisah. Hukum Perjanjian Internasional Teori dan Praktik. Malang: Setara Press.
2015. Hal 16