adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri.
Menurut teori ini, hukum nasional kedudukannya lebih rendah dibanding dengan
hukum internasional. Hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum
internasional.
4. Jelaskan teori-teori tentang dasar mengikatnya Hukum Internasional yang juga
menjadi sumber hukum materiil dari Hukum Internasional?
a. Teori Hukum Alam (Natural Law Theory)
Teori hukum alam diartikan sebagai hukum yang ideal yang didasarkan atas hakekat
manusia sebagai mahluk yang berakal atau satuan kaidah yang diilhamkan alam pada
akal manusia, prinsip-prinsip hukum dapat ditemukan dalam sifat-sifat alamiah manusia.
b. Teori Positivisme
Teori ini mengatakan kekuatan mengikatnya hukum internasional pada kehendak
negara itu sendiri untuk tunduk pada hukum internasional. Hukum internasional itu
sendiri berasal dan kemauan negara dan berlaku karena disetujui oleh negara.
c. Teori Kemauan Bersama Negara (Common Will Theory)
Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa Hukum internasional mengikat negara-
negara bukan karena kehendak masing-masing negara untuk tunduk pada hukum
internasional, melainkan karena adanya suatu kehendak bersama negara-negara untuk
tunduk pada hukum internasional.
d. Norma Hukum (Mazhab Wina)
Teori ini menjelaskan bahwa, pada dasarnya dasar mengikatnya hukum internasional
bukanlah merupakan kehendak negara melainkan berdasarkan pada norma hukum.
Suatu kaidah pada dasarnya didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi diatasnya begitu
pula seterusnya.
e. Fait Social (Mazhab Perancis)
Mazhab Perancis ini mendasarkan mengikatnya suatu hukum termasuk hukum
Internasional pada faktor-faktor biologis, sosial dan sejarah kehidupan manusia yang
oleh mereka diberi nama “fakta-fakta internasional”(fait social). Jadi dasar kekuatan
mengikatnya hukum internasional terdapat dalam kenyataan sosial bahwa mengikatnya
hukum itu mutlak perlu, bagi dapat terpenuhinya kebutuhan manusia (bangsa) untuk
bermasyarakat.
f. Pandangan Starke
Menurut starke unsur pokok yang memperkuat sifat wajib aturan-aturan hukum
internasional adalah fakta empiris bahwa negara-negara mau bersihkeras
mempertahankan hak-haknya menurut aturan-aturan tersebut terhadap negara yang
dianggapnya seharusnya menaati aturan-aturan itu.
5. Sebutkan apa saja sumber hukum Internasional seperti yang terdapat pada pasal 38 (1)
Statuta Mahkamah Internasional ! Apakah sumber hukum tersebut mengandung hierarki
atau memiliki kedudukan yang sama?
1. Perjanjian Internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus yang mengandung
ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersengketa.
2. Kebiasaan Internasional, sebagai bukti dari suatu kebiasaan umum yang telah diterima
sebagai hukum.
3. Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab.
4. Keputusan pengadilan dan ajaran para sarjana yang paling terkemuka dari berbagai negara
sebagai sumber tambahan bagi menetapkan kaidah hukum.
Ketiga sumber teratas yang disebutkan adalah sumber hukum Internasional formil yang primer
dan mempunyai hubungan yang sangat erat bahkan saling mengisi satu sama lainnya. Sehingga
tidak ada hierarki pada sumber hukum Internasional, Pada Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah
Internasional jelas tidak mengatur perihal hierarki yang ada pada sumber hukum Internasional.
Sedangkan untuk Keputusan Pengadilan dan ajaran para sarjana merupakan sumber hukum
tambahan.
6. Jelaskan perbedaan antara perjanjian Internasional yang bersifat Law Making treaties dan
Treaty Contract?
Law Making Treaties atau Traite-Lois adalah perjanjian yang ketentuan-ketentuan atau kaidah-
kaidah hukum bagi masyarakat internasional sebagai keseluruhan. Atau dengan kata lain
perjanjian yang berlaku yaitu memiliki kaidah yang mengikat semua negara, walau negara
tersebut tidak turut serta menandatanganinya.
Contoh Law Making Treaties :
1. Konvensi Jenewa tahun 1949 mengenai Perlindungan Korban Perang.
2. Konvensi Wina tahun 1961 mengenai hubungan diplomatik.
3. Konvensi Hak Cipta Internasional.
Sedangkan,
Treaty Contract adalah perjanjian dalam hukum perdata yang hanya mengakibatkan hak-hak
dan kewajiban antara pihak pihak yang mengadakan perjanjian itu. Atau dengan kata lain
perjanjian yang berlaku khusus yaitu hanya mengikat negara-negara yang menandatangani
perjanjian tersebut.
Contohnya : Perjanjian dwi kenegaraan, perjanjian perbatasan, ekstradisi, perjanjian
perdagangan bilateral.
7. Unsur apa saja yang harus dipenuhi sebuah negara agar memiliki status sebagai subyek
hukum Internasional?
Negara sebagai pribadi hukum internasional harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. penduduk tetap
b. wilayah tertentu
c. pemerintah
d. kemampuan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan negara-negara lain
8. Salah satu subyek hukum internasional adalah Kelompok Pemberontak. Sebutkan unsur-
unsur yang harus dipenuhi oleh kelompok pemberontak agar memiliki status Belligerent!
Empat unsur yang harus dipenuhi agar kaum pemberontak dapat dikatakan sebagai kaum
belligerensi:
a. Kaum pemberontak itu harus terorganisasi secara rapi dan teratur dibawah pemimpinnya
yang jelas.
b. Kaum pemberontak itu harus menggunakan tanda pengenal yang jelas yang menunjukkan
identitasnya
c. Kaum pemberontak itu harus sudah menguasai sebagian wilayah secara efektif sehingga
bener-benar wilayah itu berada dalam kekuasaannya.
d. Kaum pemberontak itu harus didukung oleh rakyat yang ada di wilayah yang didudukinya
itu.
2. Sejarah membuktikan bahwa entitas bangsa di dunia ini telah melakukn interaksi
dengan didasari norma yang dijunjung tinggi pada masanya, namun sebagai tonggak
hukum Internasional modern adalah adanya perjanjian Westphalia, mengapa
demikian, jelaskan!
Perjanjian Westphalia dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah hukum
internasional modern. Hasil dari perjanjian ini adalah :
1. Mengakhiri perang tiga puluh tahun dan membuat peta bumi politik yang baru di
Eropa
2. Mengakhiri kekuasan kaisar Romawi dan mengakkan kembali Imperium Roma yang
suci
3. Memisahkan hubungan kenegaraan dan gereja
4. Kemerdekaan negara Belanda, Swiss, dan negara kecil di Jerman
Dengan dimikian, Penjanjian Westphalia telah meletakkan dasar bagi suatu susunan
masyarakat yang baru, serta memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Hukum
Internasinal yang modern
3. Hukum Internasional dibentuk oleh kesepakatan-kesepakatan negara-negara. Dengan
demikian tidaklah mengherankan bahwa beberapa ahli Hukum Internasional
mengatakan bahwa Negara ada terlebih dahulu dibandingkan eksistensi Hukum
Internasional. Jelaskan hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional menurut
teori yang ada !
-Sama seperti soal UTS HI 2016 nomor 3-
4. Kebiasaan Internasional mempunyai kedudukan yang utama sebagai sumber hukum
Internasional, jelaskan dua syarat utama suatu kebiasaan internasional menjadi
hukum kebiasaan internasional?
Syarat yang utama adalah sebagai berikut :
a. Harus terdapat suatu kebiasaan yang bersifat umum : Syarat ini disebut unsur
psikologis, karena kebiasaan yang bisa diambil adalah kebiasaan yang umumdan
bertalian dengan hubungan internasional, sehingga masyarakat secara mayoritas bisa
meyakininya.
b. Kebiasaan itu harus diterima sebagai hokum: Syarat ini disebut unsur material, karena
harus diterima masyarakat internasional sebagai hukum yang berlaku. Hal ini melewati
proses yang lama karena harus dilakukan berulang ulang atau terus menerus oleh
masyarakat Internasional dan juga diyakini oleh mayoritas masyarakat Internasional.
5. Antara hukum Internasional dan hukum Nasional mempunyai keterkaitan, dan itu
dijelaskan dalam beberapa teori misalnya teori monisme dan dualisme jelaskan
perbedaan antara teori monisme dan dualisme tersebut!
-Sama seperti soal UTS HI 2016 nomor 3-
6. Jika kedaulatan suatu Negara adalah tertinggi dan diatas segala-galanya, apa
sebenarnya dasar mengikat hukum Internasional pada suatu negara berdaulat?
Jelaskan berdasarkan teori yang ada!
-Sama seperti soal UTS HI 2016 nomor 4-
7. Individu memiliki status khusus sebagai subyek hukum Internasional. Apakah maksud
pernyataan tersebut? Bagaimanakah kedudukan individu dalam hukum internasional?
Kedudukan Individu dalam Hukum Internasional Dalam hukum internasional “Individu”
adalah sebagai subjek hukum Internasional. Karena memiliki ciri-ciri seperti yang
dikemukakan Starke. Starke mengartikan subjek Internasional sebagai:
a. Pemegang hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional Pemegang privilege
prosedural untuk mengajukan di muka sebuah pengadilan internasional dan,
b. Pemilik kepentingan-kepentingan untuk mana dibuat ketentuan oleh hukum
internasional.
Kedudukan individu sebagai subyek hukum internasional sudah tidak diragukan lagi.
Pada masa awal awal pertumbuhan hukum internasional, individu hanyalah sebagai
subjek hukum nasional, sedangkan subyek hukum internasional hanyalah negara.
Kedudukan hukum individu sebagai subyek Hukum Internasional dikukuhkan dalam
Konvensi Genosida atau Genocide Convention yang telah diterima oleh Sidang Umum
PBB pada tanggal 9 Desember 1948.