WARAHMATULLAHI
WABARAKATU
HUKUM INTERNASIONAL
1. DEFINISI
2. PENGGOLONGAN
1. PENGERTIAN
INTERNASIONAL
HUKUM
3. SUMBER HUKUM
4. SUBYEK HUKUM
Ma
PENG teri 2
BATA ERTIAN
S &
INTE AN HUKU
RNA
S I ON M
AL
PENGERTIAN / BATASAN DAN RUANG LINGKUP
HUKUM INTERNASIONAL (part.2)
1. Menurut Prof. DR. Mochtar Kusuma Atmadja , hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas
yang mengatur hubungan internasional atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara ( hub.
Internasional ) yang bukan bersifat perdata antara :
a. Negara dengan Negara
b. Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara
c. Subjek hukum lain bukan Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara lainnya.
2. Menurut Charles Cheny Hyde , hukum internasional adalah sekumpulan hukum yang sebahagian besar
terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan yang mengatur tentang perilaku yang harus ditaati dalam
hubungan antara mereka satu dengan lainnya serta yang juga mencakup :
a. Organisasi internasional, hub. Antar organisasi internasional satu dengan lainnya
b. Peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu dan subjek hukum bukan
Negara sepanjang hak-hak dan kewajiban individu dan subjek hukum bukan Negara tersebut bersangkut
paut dengan masalah masyarakat internasional.
Note :
1. Hukum public internasional adalah hukum yang mengatur hubungan Negara menyangkut persolan
hubungan internasional ( berlaku hukum internasional )
2. Hukum perdata internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum warga Negara satu dengan
warga Negara lainnya dalam hal hubungan internasional ( berlaku hukum nasional salah satu Negara
yang telah disepakati )
HUKUM INTERNASIONAL
UNIVERSAL D0MESTIC
RUANG LINGKUP HUKUM INTERNASIONAL
A. Menurut Prof. DR. Mochtar Kusuma Atmadja ruang lingkup hukum internasional antara lain :
1. Negara dengan Negara
2. Negara dengan subjek lain bukan Negara
B. Menurut Charles Cheny Hyde ruang lingkup hukum internasional antara lain :
1. Organisasi internasional
2. Negara dengan subjek hukum bukan Negara
3. Negara dengan Negara
ALIRAN NATURALISME, yang pertama dikemukakan oleh samuel pufendorf mengenali hukum
internasional dengan mempelajari teori hukum alam. Aliran kedua adalah positivisme, yang memisahkan
hukum alam dan hukum internasional dan mengangkat masalah – masalah praktek kenegaraan. Pufendorf
menganggap hukum alam adalah sistem moral.
ALIRAN POSITIVISME oleh Richard Zouche. Zouche menghilangkan hukum alam dari teori hukum
internasional dan memfokuskan perhatiannya pada doktrin tradisional. Doktrin itu digambarkan melalui
kejadian – kejadian pasti. Bynkershoek, ahli positivisme selanjutnya, menekankan pada pentingnya praktek–
praktek modern dan tidak menghiraukan hukum alam. Pendekatan positivisme, seperti banyak pemikiran
modern lainnya, diadopsi dari metode empiris renaisans. Positivisme berkembang sebagai sistem kenegaraan
modern terjadi setelah kemerdekaan westphalia tahun 1648 dari perang keagamaan.
BENTUK – BENTUK PERWUJUDAN HUKUM INTERNASIONAL
1. Hukum Internasional Umum atau universal/global adalah Hukum Internasional yang lingkup berlakunya
secara umum,universal/global diseluruh dunia terhadap semua atau bahagian terbesar subjek-subjek
hukum internasional pada umumnya Negara-negara pada khususnya. Contoh hukum internasional umum
: dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan internasional :
a. Kewajiban setiap Negara menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan kesamaan derajat sesama Negara
b. Kewajiban setiap Negara untuk menghormati hak asasi manusia,hak menentukan nasib sendiri dari
bangsa-bangsa dan hak kedaulatan setiap Negara atas sumber daya alam yang terdapat di dalam
wilayahnya. Bentuk-bentuk perjanjiannya :
1) Konvensi PBB 1982 , tentang Hukum laut
2) Konvensi Jenewea 1949 , tentang perlindungan korban dan perang. Perjanjian internasional ini tunduk
pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perang.
Perjanjian internasional misalnya prinsip PACTA TERTIIS NEC NOUSENT NEC PROUCENT yang berarti
bahwa suatu Negara terikat pada suatu perjanjian internasional apabila Negara itu sudah menyatakan
persetujuannya untuk terikat ( hak suatu Negara unruk mengajukan persyaratan) dll.
2. Hukum Internasional Khusus
a. Hukum Internasional Regional adalah hukum internasional yang lingkup berlakunya tidak umum
(general) tapi hanya terbatas pada daerah lingkungan berlakunya dan biasanya tumbuh melalui proses
hukum kebiasaan. Seperti, apa yang lazim dinamakan Hukum Internasional Amerika Latin . (se
kawasan)
b. Hukum Internasional MultiLateral adalah hukum yang lingkup berlakunya dalam bentuk kompleks,
kaidah yang khusus bagi Negara tertentu saja seperti misalnya”Konvensi Eropa menganai HAM”.
c. Hukum Internasional Bilateral adalah yang lingkup berlakunya hanya sebatas 2 negara saja seperti
perjanjian 2 negara antara Indonesia dan Malaysia tentang garis batas wilayah kedua Negara di
Kalimantan.
Mate
SEJA ri 3
PERK RAH
EMB &
ANG
H AN
INTE UKUM
RNAS
I ON A
L
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL
(part.3)
A. Hukum Internasional dikenal sajak zaman Romawi Kuno. Pada saat itu, Romawi Kuno mengenal dua
hukum yaitu:
1. LUS CEVILLE. Hukum nasional yg berlaku untuk masyarakat Romawi.
2. LUS GENTIUM. Hukum yang berlaku bagi masyarakat lain ( bukan kebangsaan Romawi )
Hukum yg diberlakukan untuk kebangsaan selain Romawi berkembang menjadi LUS INTERGENTIUM,
dalam bahasa Inggris dikenal nama LAW OF NATIONS. Sejak ditandatanganinya perjanjian perdamaian
Wesphalia ( 1648 ) yg bertujuan untuk mengakhiri perang 30 tahun di Eropa (1618 – 1648 ). Yg hasilnya :
3. Persoalan antar negara yg lepas dr persoalan gereja.
4. Berdasarkan atas kepentingan nasional
5. Tiap negara memiliki persamaan derajat
6. Timbulnya revolusi prancis dan revolusi amerika.
B. Pada abad ke 18 yg termasuk subjek hukum internasional adalah hanya negara. Pada abad ke 19 hukum
internasional mengalami perkembangan karena didukung oleh faktor:
1. Konferensi WINA 1815, mengatakan bahwa orang Eropa berjanji untuk selalu menggunakan prinsip2
hukum internasional dlm hub. Internasional.
2. Banyak perjanjian di bidang perang, netralisasi, peradilan dan arbitrase diantaranya :
a. Konferensi perdamaian (1856)
b. Konferensi Jenewa (1864)
c. Konferensi Den Haaq (1899)
d. Perjanjian Versailles. Hal tersebut mendorong berdirinya Perserikatan Bangsa – Bangsa
C. Pada abad ke 20 hukum internasional mengalami perkembangan karena didukung oleh faktor :
1. Lahirnya negara2 baru yg memicu meningkatx hub. Antar bangsa
2. Munculnya perjanjian yg dibuat baik bersifat bilateral, regional maupun global. Seperti perjanjian Briad
Kellocg Pact (1928). Perjanjian ini melarang penggunaan perang sbg alat untuk mencapai tujuan
nasional.
3. Banyaknya organisasi internasional yg berdiri seperti PBB.
NATION OF
ROMAN LUS INTERGENTIUM
1. DE JURE BELLI AC PACIS ( HUGO GROTIUS) CONCEPT NATURAL OF LAW BUT NOT
RELIGION AND ECCLESIASTICAL
2. RELECTICO DE INDIS (FRANCISCO VITTORIA) CONCEPT RELATION TO SPAIN AND
PORTUGUESE WITH INDIAN’S NATION IN AMERICA
3. DE LEGIBUS AE DEO LEGISLATORE ON LAWS AND GOD AS LEGISLATOR ( FRANCISCO
SUAREZ ) CONCEPT LAW OF SUBSTANTION
CONFERENCE
Mat
HUB. eri 4
INTE HU
RNAS KUM
HUKU IO
M NA NAL &
S IO N
AL
HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM DUNIA
(part 4)
1. HUKUM INTERNASIONAL didasarkan atas pikiran adanya suatu masyarakat internasional yang terdiri
atas sejumlah Negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti, masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak
di bawah kekuasaan yang lain. Dengan kata lain Hukum Internasional merupakan suatu tertib hukum
koordinasi antara anggota masyarakat internasional yang sederajat. Anggota masyarakat internasional tunduk
pada Hukum Internasional sebagai suatu tertib hukum yang mereka terima sebagai perangkat kaidah dan
asas yang mengikat dalam hubungan antara meraka.
2. HUKUM DUNIA berpangkal pada dasar pikiran yang lain. Menurut konsep ini yang rupanya banyak
dipengaruhi analogi dengan HTN (constitutional law), Hukum Dunia merupakan semacam Negara federasi
dunia yang meliputi semua Negara di dunia ini. Negara dunia secara hirarkhi berdiri di atas Negara-negara
nasional, tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu tertib hukum subordinansi.
Note : hukum dunia sama dengan hukum nasional mempunyai lembaga-lembaga.
MASYARAKAT INTERNASIONAL
Adanya masyarakat internasional sebagai landasan sosiologi hukum internasional. Menurut IWAYAN
PATRIANA konsep masyarakat internasional adalah subjek hukum internasional yang saling mengadakan
hubungan satu dengan lainnya. Menurut PROF. KUSUMA ADMADJA masyarakat internasional adalah
suatu kompleks kehidupan bersama yang terdiri aneka ragam masyarakat yang saling menjalin dengan erat.
Untuk dapat dikatakan ada masyarakat internasional, ada sejumlah syarat atau unsur tertentu yang harus
dipenuhi. Syarat-syarat tersebut mencakup baik syarat materiil maupun non-materiil.
SYARAT MATERIIL dari adanya hukum internasional adalah berupa fakta-fakta eksitensi fisik yaitu:
1. Adanya negara-negara yang merdeka dan berdaulat.
2. Adanya hubungan yang tetap dan berkelanjutan antar negara-negara yang merdeka dan berdaulat
tersebut.
3. Adanya hukum yang mengatur hubungan tetap antar negara-negara merdeka dan berdaulat
SYARAT NON - MATERIIL dari masyarakat internasional adalah adanya kesamaan asas-asas hukum yang
dinamakan prinsip-prinsip atau asas-asas hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab
(general principles of law recognized by civilized nations).
WORLD PEACE THOUGH WORLD LAW 1964 ( Louis B. Soha )
HUKUM
HUKUM DUNIA
INTERNASIONAL
SUBORDINATIF KOORDINATIF
PERJANJIAN INTERNASIONAL
Perbedaan TREATY CONTRACK AND LAW MAKING TREATY.
4. TREATY CONTRACK. Perjanjian yg bersifat khusus yaitu hanya mengikat negara2 yg menandatangani
perjanjian tsb. Exampel, perjanjian perbatasan, ekstradisi, perjanjian perdagangan bilateral.
5. LAW MAKING TREATY. Perjanjian yg berlaku secara umum yaitu mengikat semua negara walaupun
negara tersebut tidak turut serta menandatanganinya. Exampel. Konvensi Wina 1961 ttg Diplomatik,
Konvensi Jenewa 1949 ttg perlindungan korban perang.
Pembuatan perjanjian internasional
6. Perundingan ( Negotiation ). Termasuk penunjukan para negosiator/kuasa penuh/surat2 kepercayaan. Pada
tahap ini terdapat komite pengarah ( standing committee ) juga terdapat legal darfting committee ( komite
hukum ). Bahkan juga dibentuk prominent delegatio ( delegasi utama ) bertindak sbg pelapor guna
membantu konferensi dalam pertimbangan. Disamping itu juga, dilakukan negosiasi di luar sidang.
2. Penandatanganan dan pertukaan instrumen. Sebelum penandatangan dilakukan,
naskah diumumkan untuk jangka waktu berlakunya. Penandatangan bersifat
formalitas dalam hal perjanjian bilateral, akan tetapi dalam perjanjian multilateral
dilakukan pada waktu sidang penutupan resmi ( scande de clotur ) dimana setiap
delegasi menandatangani atas nama kepala negara atau kepala pemerintahan yg
mengangkatnya.
3. Ratifikasi. Secara teori, ratifikasi adalah persetujuan kepala negara atau kepala
pemerintahan dari negara penandatangan. Secara praktiik, pernyataan resmi suatu
negara ttg persetujuan untuk terikat oleh traktat.
4. Aksesi dan adhesi. Suatu cara menyatakan keterikatan negara pd perjanjian
internasional yg tersedia.
5. Mulai berlakunya perjanjian. Pasal 24 ayat 1 konvensi Wina 1969 berlakunya suatu
perjanjian internasional tergantung pada :
a. Ketentuan perjanjian internasional itu sendiri.
b. Persetujuan negara peserta. Berkaitan dengan adanya ratifikiasi maka pelaksanaan
perjanjian internasional setelah pertukaran atau penyimpanan ratifikasi.
6. Registrasi dan publikasi. Pasal 102 piagam PBB 1945, bahwa semua perjanjian
internasional harus segara dicatatkan pada sekretariat PBB dan kemudian
diumumkan oleh PBB. Akibat hukumnya, perjanjian internasional yg tidak dicatatkan
tdk bisa digunakan sbg landasan hukum di PBB. Pengaturan tersebut dimaksudkan
untuk mencegah dibuatnya perjanjian rahasia antar negara.
7. Aplikasi dan pelaksanaan. Penyatuan hukum internasional kedalam hukum nasional
negara pihak. Kemudian diikuti dgn tindakan aplikasi dan supervisi oleh organ2
M
SUBJ ateri 6
E
INTE K HUKU
RNAS M
I ON A
L
SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL (part.6)
Subjek hukum internasional adalah pemegang segala hak dan kewajiban menurut hukum
internasional. Subjek hukum internasional terdiri dari :
1. Negara. Pasal 1 konvensi Montivideo 1933 mengenai hak2 dan kewajiban negara mengemukakan
karakteristik sebagai berikut: the state a person of international law should prosses the following
qualification ( suatu negara sebagai pribadi hukum internasional hrs mempunyai kualifikasi :
1. A permanent population ( penduduk tetap )
2. A defined territory ( wilayah tertentu )
3. a government ( pemerintah )
4. Capacity to enter into relation with the other states ( kemampuan untuk mengadakan hubungan dgn
negara lain )
PENGELOMPOKKAN NEGARA
5. Menurut kejadiannya
a. Terjadinya negara secara primer. Kejadian negara karena adanya persekutuan masyarakat, kerajaan,
negara nasional dan demokrasi
b. Terjadinya negara secara sekunder. Negara itu ada karena adanya dua peristiwa yaitu adanya pengakuan
dari negara lain ( de jure dan de facto )
c. Terjadinya negara menurut sejarah. Beberapa faktor yg berpengaruh yaitu:
1) Penduduk.
2) Peleburan. Sekelompok negara kecil yg melakukan perjanjian untuk saling bergabung dan bersatu untuk
menjadi negara yg baru.
3) Penyerahan. Penyerahan suatu wilayah negara lain yg berdasarkan perjanjian tertentu.
4) Penaikan. Terjadinya negara akibat dari meluapnya lumpur dari sungai atau laut yg disebut dgn delta,
endapan lumpur ini kemudian dihuni oleh sekelompok orang atau manusia dan membentuk suatu negara
5) Proklamasi. Terjadinya negara karena adanya bangsa yg terjajah dan melakaukan perlawanan
serta mendapatkan kemenangan dan bangsa ini menyatakan kemerdekaannya
6) Separatisme. Negara terbentuk karena adanya suatu wilayah negara yg melakukan perbuatan
makar dan memisahkan diri untuk membuat negara baru.
7) Inovation. Negara terjadi karena adanya negara yg sudah hilang dan terpecah – belah. Bagian
negara yg terpecah tersebut membentuk negara baru.
2. Menurut teori
a. Teori ketuhanan. Negara terbentuk karena adanya kehendak dari tuhan.
b. Teori perjanjian masyarakat. Adanya perjanjian masyarakat yg mengikat untuk mendirikan
suatu organisasi yg dpt menjamin dan melindungi kelangsungan hidup.
c. Teori kekuasaan negara. Negara terjadi karena adanya kekuasaan yg paling kuat
d. Teori hukum alam. Terjadinya negara karena merupakan kehendak alam.
JENIS NEGARA DAN KESATUAN BUKAN NEGARA
1. Negara kesatuan
2. Negera federasi
3. Negara konfederasi
4. Protektorat. Negara yg berada dibawah perlindungan negara lain yg lebih kuat
5. Negara vassal. Negara jajahan
6. Wilayah koloni. Negara yg tundak pada kekuasaan pemerintah negara lain.
7. Condominium. Apabila terdapat suatu wilayah tertentu dilaksanakan suatu penguasaan bersama
oleh dua atau lebih negara luar.
8. Negara trust. Negara yg pemerintahannya diawasi oleh dewan perwalian PBB.
9. Uni. Gabungan beberapa negara yg dikepalai oleh seoramng kepala negara.
10. Mandat. Negara yg kalah dalam perang dunia I kemudian diatur oleh pemerintah perwalian
HAK DAN KEWAJIBAN DASAR NEGARA
Secara umum hak dan kewajiban negara tercantum dalam konferensi american institute of
internasional law 1916, konvensi Montevideo 1933 mengenai hak dan kewajiban negara dan
draft declaration on the right and duties of state yg disusun oleh komisi hukum internasional
PBB tahun 1949.
1. Hak dasar yaitu :
a. Hak kemerdekaan
b. Hak persamaan negara atau persamaan derajat
c. Hak yurisdiksi territorial
d. Hak membela diri atau hak mempertahankan diri
2. Kewajiban dasar yaitu :
a. Kewajiban untuk tidak mengambil jalan kekerasan atau perang
b. Kewajiban melaksanakan traktak dgn itikad baik
c. Tidak mencampuri urusan negara lain
INTERVENSI OLEH NEGARA YG DIATUR DALAM HUKUM
INTERNASIONAL
Menurut Mahkamah Internasional, suatu intervensi dilarang hukum internasional apabila :
1. Campur tangan yg berkaitan dengan masalah dimana setiap negara dibolehkan untuk
mengambil keputusan secara bebas misalnya sistem politik atau ekonomi atau penganutan
politik luar negerinya sendiri.
2. Campur tangan meliputi gangguan terhadap kemerdekaan negara lain dgn cara paksa,
khususnya kekerasan. Misalnya memberikan dukungan secara tidak langsung terhadap
aktifitas subversif terhadap negara yg menjadi tujuan intervensi tsb.
2. Tahta suci vatikan. Traktat lateran tgl 11 februari 1929 antara
tahta suci vatikan dgn pemerintah italia menyerahkan tanah di
roma. Tahta suci merupakan sumber hukum internasional yg
kedudukannya sama dgn negara.
3. Palang merah internasional. PMI mulai berdiri di swiss, didirikan
oleh lima orang penduduk swiss yg dipimpin oleh Henry Dunant.
Organisasi ini bergerak dalam hal kemanusiaan. Kegiatan
tersebut mendapat simpati dari negara lain, hal ini mendorong
negara lain mendirikan organisasi ini yg bersifat nasional.
4. Organisasi Internasional. Menurut Theodore A. Couloumbis dan
James H, klasifikasi organisasi internasional yaitu :
a. Organisasi internasional yg bersifat umum dan diikuti oleh semua
negara. Exampel, PBB
b. Organisasi yg bersifat spesifik dan diikuti oleh semua negara.
Exampel, UNESCO, World Bank
c. Organisasi internasional yg mempunyai tujuan umum dan
beranggotakan secara regional. Exampel, Assosiatoin of south east
asian nation ( ASEAN )
5. Individu. Pengaturan individu sebagai subjek hukum internasional terdapat pada :
a. Perjanjian Versailles tahun 1919. mengakhiri perang dunia I antara jerman dgn
inggris dan perancis. Terdapat pasal2 yg memungkinkan individu mengajukan perkara
ke Mahkamah Arbitrase Internasional.
b. Keputusan Mahkamah Internasional permanen dlm perkara menyangkut pegawai
kereta api danzig
c. Keputusan organisasi regional dan transnasional seperti PBB, ILO, Masyarakat
Eropa.
d. Peradilan nurenberg dan tokyo (1946), individu dapat dianggap langsung bertanggung
jawab sbg individu terhadap kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.
e. Deklarasi universal ttg HAM ( universal declaration of human rights ) 10 desember
1948.
6. Kaum pemberontak. Penyelesaian masalah pemberontakan merupakan tanggung
jawab negara bersangkutan. Jika pemberontakan itu menggunakan senjata dan terus
berkembang, misalnya terjadi perang persaudaraan dan dpt merambat ke negara lain
maka pemberontakan akan mendapat status sbg pribadi yg berdiri sendiri dan
7. menjadi subjek
Perusahaan dari hukum internasional.
Multinasional. Hal ini disebabkan karena perusahaan multinasional
berhubungan dgn negara dan organisasi inetrnasional. Hub. Tersebut melahirkan hak
dan kewajiban internasional, dimana hak dan kewajiban itu dipenmgaruhi oleh
hukum internasional yg berlaku.2
Mat
PENG eri 7
AKUA
N
PENGAKUAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL (part.7)
Pengakuan adalah pernyataan resmi suatu negara atau pemerintah yg mengakui
eksistensi suatu kesatuan yg lahir ( entity ). Jenis2 pengakuan.
1. Berdasarkan bentuknya.
a. Pengakuan de jure. Pengakuan yg diberikan negara lain dimana diakui secara
formal memenuhi persyaratan untuk ikut serta secara efektif dalam masyarakat
internasional.
b. Pengakuan de facto. Pengakuan yg diberikan negara lain dimana diakui bahwa
memenuhi persyaratan sebagai pemerintah atau negara.
c. Pengakuan kolektif. Pengakuan yg dilakukan oleh sejumlah negara dalam bentuk
keputusan internasional.
d. Pengakuan bersyarat. Pengakuan yg diberikan dgn syarat tertentu yg hrs dipenuhi
oleh negara yg mengakui.
e. Pengakuan sementara. Terjadi ketika dalam suatu negara terdapat negara baru,
negara baru tersebut mendapatkan pengakuan secara sementara terhadap
penguasaan administratif.
f. Pengakuan ad-Hoc. Negara yg baru, yg belum mendapatkan pengakuan de jure dan
de facto
g. Pengakuan prematur. Negara yg baru akan tetapi belum terpenuhinya persyaratan
yg ditentukan oleh hukum internasional.
h. Pengakuan kuasi.
i. Pengakuan negara.
TEORI HAKIKAT DAN FUNGSI PENGAKUAN
Menurut J.G. Starke terdapat dua teori yaitu :
1. Teori konstitutif. Hanya tindakan pengakuanlah yg menciptakan status kenegaraan atau
melengkapi pemerintah baru dgn otoritasnya di lingkungan internasional
2. Teori deklaratif. Status kenegaraan tdk tergantung pada pengakuan semata, pengakuan hanya
pengumuman resmi semata terhadap fakta yg ada.