MILITER
Oleh
Drs. Djasim Siswojo, SH, MH, MBA
MM.
HUKUM ACARA PIDANA MILITER
• Adalah bagaimana cara :
1. Mengajukan perkara pidana yg pelakunya
militer di peradilan militer.
2. Melaksanakan Exsekusi putusan dan penetapan
serta peraturan lain dari peradilan militer.
3. Bagaimana memelihara dan mempertahan kan
hukum pidana militer dan peraturan per-
undangan yang lain berlaku bagi prajurit TNI contoh
KUH Pidana.
SUMBER TINDAKAN YG BERWAJIB
1. Adanya Laporan.
2. Pengaduan.
3. Tertangkap Tangan
4. Pengetahuan petugas umum.
2. HUKUMAN TAMBAHAN :
a. Pemecatan dari Dinas militer tanpa pencabutan menjadi anggota
TNI.
b. Penurunan pangkat.
c. Pencabutan hak-haknya.
KEJAHATAN-KEJAHATAN DAPAT DI PIDANA
1. Keterangan saksi.
2. Keterangan ahli.
3. Keterangan terdakwa.
4. Surat.
5. Petunjuk.
URUTAN PERSIDANGAN :
0. Majelis Hakim.
1. Sidang dibuka dan terbuka untuk umum. Kecuali Kasus A Susila atau Kasus2
Anak dan Keamanan Negara.
2.Identitas Terdakwa. Dan didampingi penasehat hukum.
3. Pembacaan Surat Dakwaan oleh Jaksa militer (otmil).
4. Exsepsi Penasehat Hukum.
LANJUTAN
5. Tanggapan jaksa (oditur militer) terhadap Exsepsi PH.
6. Putusan Sela.
7. Pemeriksaan saksi2 dan barang bukti.
(saksi2 yg memberatkan atau De Charge) dari jaksa militer.
8. Pemeriksaan Saksi2 yg meringankan (A De charge) dari PH.
9. Pemeriksaan Terdakwa.
10.Tuntutan Pidana (Requisitoir)’-> Jaksa militer.
11. Pledoi (Pidato Nota pembelaan) -> Penasehat Hukum.
12. Reflik jaksa militer
13. Duflik Penasehat Hukum (PH).
14. Vonis (putusan)
WEWENANG PERADILAN MILITER :
1. Permil. Permilti setelah menerima pelimpahan
perkara maka Oditur militer/ormilti kepala
Permil/Permilti segera pelajari apa perkara
masuk wewenangnya atau tidak.
2. Bila tidak masuk wewenangnya buat penetapan
dengan memuat alasan kemudian di kembalikan
berkas ke Otmil/otmilti untuk di limpahkan
kepada otmil/otmilti yang berwenang.
3. Otmil/otmilti yang bersangkutan sampaikan
penetapan tersebut dan berkas kepada
otmil/otmilti di daerah hukum Permil/Permilti
lainnya yang tersebut dalam penetapan.
ACARA RIKSAAN BIASA
1. Hari sidang di tentukan oleh hakim yang memeriksa
perkara.
2. Hakim ketua membuka sidang, dinyatakan sidang terbuka
untuk umum kecuali perkara a susila tertutup umum.
3. Untuk perkara rahasia mil , rahasia negara hakim ketua
sidang tertutup untuk umum.
4. Riksaan sidang dilakukan secara lisan dengan bahasa
mudah di mengerti Terdakwa dan saksi.
5. Bila tidak paham bhs indonesia, bisu, tuli maka hakim
ketua tunjuk juru bhs sebelumnya di sumpah.
LANJUTAN KE - 1
6. Hakim ketua wajib jaga pertanyaan yang berakibat
terdakwa atau saksi menjawab tidak bebas.
7. Untuk perkara desersi terdakwa tidak di temukan riksa
dapat dilaksanakan tanpa hadirnya terdakwa.
8. Hakim ketua terdakwa di panggil ke ruang sidang
dengan pengawalan tapi dalam keadaan bebas.
9. Terdakwa dipanggil secara sah tidak datang tanpa
alasan maka hakim memerintahkan oditur terdakwa
dihadirkan paksa pada sidang berikutnya.
10. dstnya.
PENUNTUTAN & PEMBELAAN
TERIMA KASIH