Anda di halaman 1dari 20

PENGANTAR HUKUM PIDANA

MOH. KAMALUDDIN, SH., MH.


HUKUM PIDANA ???
PENGERTIAN HUKUM PIDANA
 POMPE : keseluruhan aturan hukum mengenai perbuatan-perbuatan yang dapat yang dapat
dihukum dengan aturan pidana
 Soedarto: aturan hokum yang mengikatkan kepada suatu perbuatan yang memenuhi syarat
tertentu suatu akibat yang berupa pidana , berpangkal pada 2 hal : perbuatan yang memenuhi
syarat2 tertentu dan pidana.
 Moeljatno : bagian dari pada keseluruhan hokum yang berlaku di suatu negara, yang
mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk;
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang boleh dilakukan, dilarang yg disertai dengan
ancaman
2. Menentukan kapan dan dalam hal apa apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-
larangan itu dapat dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan
3. Menentukan dengan cara bagaimana pidana itu dapat dilaksakanan apabila ada oran yang
disangka telah melanggar larangan tersebut
FUNGSI HUKUM PIDANA

FUNGSI UMUM FUNGSI KHUSUS


 Mengatur hidup  Melindungi kepentingan hukum
(nyawa, badan, kehormatan, harta,
kemasyarakatan , kemerdekaan) dari perbuatan yang
meyelenggarakan tata dilakukan dengan sanksi pidana yang
dalam masyarakat sifatnya lebih kejam bila di bandingkan
dengan sanksi yang terdapat pada
cabang-cabang hukum lainnya.
HUKUM PIDANA DALAM ARTI OBJEKTIF DAN SUBYEKTIF

HUKUM PIDANA MATERIIL DAN HUKUM PIDANA FORMIL

HUKUM PIDANA UMUM DAN KHUSUS


PEMBAGIAN HUKUM
PIDANA HUKUM PIDANA YANG DIKODIFIKASIKAN DAN HUKUM
PIDANA YANG TIDAK DI KODIFIKASIKAN
HUKUM PIDANA TERTULIS DAN HUKUM PIDANA TIDAK
TERTULIS

HUKUM PIDANA NASIONAL DAN INTERNASIONAL


PEMBAGIAN HUKUM PIDANA
1.HUKUM PIDANA DALAM ARTI OBJEKTIF DAN SUBYEKTIF
 Hukum pidana objektif (IUS POENAL) adalah hokum pidana yang berlaku atau yang
disebut sebagai hukum positif yaitu keseluruhan larangan dan keharusan yg atas
pelanggarannya dikaitkan dengan penderitaan berupa hukuman
 Hukum pidana subyektif (IUS PUNIENDI);
 Hak dari negara dan alat-alat kekuasaanya untuk menghukum, yaitu hak yg mereka
peroleh dari peraturan-peraturanyg telah ditentukan oleh hokum pidana.
 Hak dari negara untuk mengaitkan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan
dengan hukuman.
PEMBAGIAN HUKUM PIDANA
2. HUKUM PIDANA MATERIIL DAN HUKUM PIDANA FORMIL
 Hukum pidana materiil : hukum pidana yang memuat aturan-
aturan yang menetapkan, merumuskan syarat-syarat
perbuatan yang dapat dipidana, contoh : KUHP, UU Narkotika
dan lain-lain
 Hukum pidana formiil: hukum pidana yang mengatur
bagaimana negara dengan perantaraan alat-alat
perlengkapannya melaksanakan haknya untuk mengenakan
pidana, contoh : KUHAP dll
PEMBAGIAN HUKUM PIDANA
3. HUKUM PIDANA UMUM DAN KHUSUS
• Hukum pidana umum : Hukum pidana yang memuat
aturan-aturan hokum pidana yang berlaku bagi setiap
orang, misalnya : aturan di KUHP, Undang-Undang lalu
lintas dll
• Hukum pidana Khusus : hokum pidana yg memuat
aturan hokum pidana di luar pidana umum, misal ;
hukum pidana militer.
PEMBAGIAN HUKUM PIDANA
4. HUKUM PIDANA YANG DIKODIFIKASIKAN DAN HUKUM PIDANA
YANG TIDAK DI KODIFIKASIKAN

• Hukum pidana yang dikodifikasikan, yaitu hukum pidana yang


disistematikan dan di bukukan dalam satu kodifikasi / kitab.
Contohnya : KUHP
• Hukum pidana yang tidak dikodifikasikan; hukum pidana yang
diluar KUHP, dalam hal ini terdapat dalam bentuk undang-undang
dan peraturan lain, misalnya : UU Narkotika, UU Korupsi dll.
PEMBAGIAN HUKUM PIDANA
5. HUKUM PIDANA TERTULIS DAN HUKUM PIDANA
TIDAK TERTULIS
• Hukum pidana tertulis : hukum pidana yang di buat
secara formal oleh Lembaga yang berwenang
• Hukum pidana tidak tertulis: ketentuan -ketentuan
yang tidak tertulis yang mengatur perbuatan yang
dilarang dan tidak dilarang misalnya hukum pidana
adat.
PEMBAGIAN HUKUM PIDANA
6. HUKUM PIDANA NASIONAL DAN INTERNASIONAL
• Hukum pidana internasional adalah sekumpulan kaidah-
kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur tentang
kejahatan internasional, contohnya konvensi tentang genosida
1948, konvensi tentang apartheid 1973, konvensi-konvensi
tentang terorisme 1977
• Hukum pidana nasional adalah hukum pidana yang berlaku
dalam nasional dan tentunya bersumber dari hukum nasional.
SUMBER HUKUM PIDANA

SUMBER UTAMA SUMBER HUKUM PIDANA LAINNYA


1.Hukum Tertulis  HUKUM PIDANA ADAT
• KUHP

 HUKUM PIDANA ISLAM
UNDANG-UNDANG NARKOTIKA
• UU TINDAK PIDANA EKONOMI yaitu
Undang-undang darurat No. 7 Tahun
1955
• Dan lain-lain
TUJUAN PEMIDANAAN
1. TEORI ABSOLUT

Menurut teori ini pidana dijatuhkan semata-mata karena orang yang telah melakukan
suatu tindak pidana atau kejahatan.

2. TEORI RELATIF

Hukum pidana berusaha untuk mencegah kesalahan pada masa mendatang (PREVENTIF)

3. TEORI GABUNGAN
kombinasi dari teori relatif. Menurut teorigabungan, tujuan pidana selalu membalas
kesalahan penjahat juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dengan mewujudkan
ketertiban dengan ketentuan beratnya pidana tidak boleh melampaui batas pembalasan
yang adil.
PERISTIWA PIDANA

OBJEKTIF SUBJEKTIF
 Suatu perbuatan  Perbuatan seseorang yang
(tindakan)yang berakibat tidak dikehendaki
bertentangan dengan oleh undang-undang fokusnya
hukum (ancaman hukum), pada pelaku (seseorang atau
focus pada tindakannya beberapa orang)
HARUS ADA PERBUATAN

PERBUATAN ITU HARUS SESUAI DENGAN APA


YANG DITENTUKAN DALAM KETENTUAN

HARUS TERBUKTI ADANYA KESALAHAN YANG


SYARAT-SYARAT PERISTIWA PIDANA DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN

HARUS BERLAWANAN DENGAN HUKUM

HARUS TERDAPAT ANCAMAN HUKUMANNYA


1. HARUS ADA PERBUATAN
Maksudnya bahwa memang benar-benar ada suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau beberapa orang

2. PERBUATAN ITU HARUS SESUAI DENGAN APA YANG DITENTUKAN DALAM


KETENTUAN HUKUM PIDANA
Artinya perbuatan sebagai suatu peristiwa hukum memenuhi isi ketentuan hukum yang berlaku pada
saat itu, pelakunya memang benar-benar telah berbuat seperti yang terjadi dan terhadapnya wajib
mempertanggungjawabkan akibat yang timbul dari perbuatan itu
3. HARUS TERBUKTI ADANYA KESALAHAN YANG DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN
Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang itu dapat
dapat dibuktikan sebagai suatu perbuatan yang disalahkan oleh ketentuan hukum.
4. HARUS BERLAWANAN DENGAN HUKUM
Suatu perbuatan yang berlawanan dengan hukum dimaksudkan kalua tindakannya
nyata-nyata bertentangan dengan aturan hukum pidana yang berlaku.
5. HARUS TERDAPAT ANCAMAN HUKUMANNYA
Kalau ada ketentuan yang mengatur tentang larangan atau keharusan dalam suatu
perbuatan tertentu, maka ketentuan itu memuat sanksi ancaman hukumnya.
SISTEMATIKA HUKUM PIDANA
 BAB I : MEMUAT TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN
UMUM (PASAL 1-103)
 BAB II : MENGATUR TENTANG KEJAHATAN (PASAL
104-488)
 BAB III : MENGATUR TENTANG PELANGGARAN
(PASAL 489-569)
SISTEM HUKUMAN

HUKUMAN POKOK HUKUMAN TAMBAHAN


• HUKUMAN MATI • PENCABUTAN BEBERAPA HAK
• HUKUMAN PENJARA TERTENTU
• PERAMPASAN BARANG-BARANG
• HUKUMAN KURUNGAN
TERTENTU
• HUKUMAN DENDA • PENGUMUMAN PUTUSAN
HAKIM
DAFTAR PUSTAKA
1 Hukum Pidana, Karya Prof. Dr. Teguh Prasetyo,
SH.,M.Si., Penerbit : PT. RajaGrafindo Persada
(Rajawali Pers).
2 Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam
PersPektif Pembaharuan, karya Dr. Tongat, SH.,
M.Hum., Penerbit UMM PRESS

Anda mungkin juga menyukai