Taufiqurrohman Syahuri
(Assoc. Professor Hukum UPN Veteran Jakarta).
• Hukum dalam arti keadilan atau ius/recht/right => hukum menandakan norma
yang adil yang dicita-citakan.
• Hukum dalam arti perundangan atau lex/wet/law => norma yang mewajibkan
entah itu cocok dengan prinsip-prinsip keadilan ataupun tidak. Biasanya
berbentuk Hukum Tertulis (yuridi formal) => peraturan perundang-undangan
(Perda).
• Ius constitutum => hukum yang berlaku (hukum positip)
• Ius costituendum => hukum yang dicita-citakan
• Hukum tidak Tertulis (yuridis normatif) => hukum kebiasaan/adat/hukum agama
B. Landasan Filosofis.
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan
hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah
bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
C. Landasan Sosiologis.
Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut
fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat dan
negara.
Catatan Perubahan:
1. CONTOH AUDIT HUKUM SK OLEH MA
• Putusan MA No. 23P/HUM/2009, membatalkan SE Dirjen
Minerba dan Panas Bumi No. 03.E/31/DJB/2009 tentang
Perizinan Pertambangan Mineral dan Batubara Sebelum
Terbitnya Perppu No. 4 Tahun 2009. Menurut majelis yang
mengadili dan memutus perkara ini, walaupun SE tidak
termasuk dalam peraturan perundang-undangan, tetapi
berdasarkan Penjelasan Pasal 7 UU No. 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,
SE dapat dikategorikan sebagai bentuk peraturan
perundang-undangan yang sah, sehingga tunduk pada
tata urutan peraturan perundang-undangan.
• "MA Kabulkan Uji Materi SKB 3 Menteri soal Seragam
Sekolah“(Perkara nomor 17 P/HUM/2021 itu diketok pada 3 Mei
2021.)
selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5561541/ma-
kabulkan-uji-materi-skb-3-menteri-soal-seragam-sekolah.
Hans Kelsen dalam teori hirarki norma (stufenbau theory) berpendapat bahwa
norma hukum itu berjenjang dalam suatu tata susunan hirarki.
Suatu norma yang lebih rendah, berlaku dan bersumber atas dasar norma yang
lebih tinggi, dan norma yang lebih tinggi itu, berlaku dan bersumber kepada
norma yang lebih tinggi lagi.
Demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak dapat ditelusuri,
yang bersifat hipotetis dan fiktif, yaitu yang dikenal dengan istilah grundnorm
(norma dasar).
Norma dasar sebagai norma tertinggi itu dibentuk langsung oleh masyarakat
dan menjadi sumber bagi norma-norma yang lebih rendah, oleh karena itu
norma dasar itu disebut presupposed atau ditetapkan terlebih dahulu
• Tujuan Pengaturan
• Pengaturan Administrasi Pemerintahan dalam Undang-Undang ini
menjamin bahwa Keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan terhadap Warga Masyarakat tidak dapat
dilakukan dengan semena-mena.
• Dengan Undang-Undang ini, Warga Masyarakat tidak akan mudah
menjadi objek kekuasaan negara. Selain itu, Undang-Undang ini
merupakan transformasi AUPB yang telah dipraktikkan selama
berpuluh-puluh tahun dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dan
dikonkretkan ke dalam norma hukum yang mengikat.
• Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru akan diatur dalam Undang-
Undang atau Peraturan Daerah terhadap aspek kehidupan masyarakat dan
dampaknya terhadap aspek beban keuangan negara. -→ ius constituendum
• Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru dilakukan dengan
menganalisis dampak dari suatu norma dalam Undang-Undang atau Peraturan
Daerah untuk memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat
yang diperoleh dari penerapan suatu Undang-Undang atau Peraturan Daerah.
• Kajian tersebut didukung dengan analisis yang menggunakan metode tertentu
RIA dan ROCCIPI.
Ketujuh agenda ROCCIPI bukan suatu urutan prioritas, namun hanya alat
bantu agar mudah mengingat. Tidak seluruh kategori harus terpenuhi. Bisa
jadi penyebab perilakunya hanya kategori ROCC, karena tidak ada penyebab
dalam kategori IPI. Kategori-kategori dalam ROCCIPI bisa jadi belum lengkap,
karena itu terbuka untuk ditambahkan dengan kategori baru (Rival Gulam
Ahmad, dkk, 2007).