Anda di halaman 1dari 15

Hukum Acara

Peradilan Niaga

I S M AWAT I
SEPTININGSIH,S.H.,M.H.

FAKULTAS HUKUM
ismawatiseptiningsih84@staff.uns.ac.id
DESKRIPSI MATA KULIAH

Hukum acara peradilan niaga adalah mata kuliah


yang akan memberikan mahasiswa pemahaman
tentang sengketa kepailitan dan Penundaaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di
Pengadilan Niaga
REFERENSI UTAMA
Pengertian, Persyaratan
Pailit dan Kedudukan
Hukum Peradilan Niaga
Pengertia
n
Kepailitan adalah sita umum atas semua
kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh Kurator
dibawah pengawasan Hakim pengawas
(Ps.1 angka 1 UU No.37/2004).

Kapan Debitot dinyatakan


Pailit
Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan
pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri, maupun
atas permohonan satu atau lebih kreditornya
(Ps.2 ayat 1)
Persyaratan
Pailit
1.Adanya utang yang tidak dibayar.
2.Minimal satu utang tsb telah jatuh tempo
dan dapat ditagih.
3.Kreditor lebih dari satu.
4.Diputus oleh pengadilan Niaga.
Utang adalah kewajiban yang dinyatakan/ dapat dinyatakan dalam
jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang
asing,baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian
hari (kontinjen), yang timbul karena perjanjian/ Undang-undang dan
yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak
kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan
Debitor (Ps.1-6 UU No.37 Th.2004).
Kedudukan Hukum
• PENGADILAN NIAGA TERMASUK BADAN PERADILAN
KHUSUS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PS.27 (1) UU
NO.48/2009. KEDUDUKAN PENGADILAN NIAGA BERADA DI
LINGKUNGAN PERADILAN UMUM, ATAU MERUPAKAN
BAGIAN DARI PERADILAN UMUM. PENGADILAN NIAGA
JUGA BERPUNCAK PADA MAHKAMAH AGUNG SEBAGAI
PERADILAN TINGGI.

• PENGADILAN KHUSUS ADALAH PENGADILAN YANG


MEMPUNYAI KEWENANGAN UNTUK MEMERIKSA,
MENGADILI DAN MEMUTUS PERKARA TERTENTU YANG
HANYA DAPAT DIBENTUK DALAM SALAH SATU
LINGKUNGAN BADAN PERADILAN YANG BERADA DI BAWAH
MA YANG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG (PS.1 ANGKA 8
UU NO.48 TH 2009 JO. PS. 1 ANGKA 5 UU NO.49 TH 2009).
Kompetensi Pengadilan
Niaga

KO M P E T E NS I RE L AT I F (DI S TR U B U T I E VA N R E C HTSM AC HT )
• Kompetensi relatif adalah kewenangan atau kekuasaan mengadili antar Pengadilan Niaga
• Kompetensi relatif menjawab persoalan : Pengadilan Niaga mana yang
berwenang/memeriksa dan memutus permohonan kepailitan
Pasal 3 menegaskan bahwa pengadilan yang
berwenang adalah pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum
debitor:

• Apabila debitor telah meninggalkan wilayah RI,


maka yang berwenang adalah Pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan
hukum terakhir debitor
• Apabila debitor suatu Firma, tempat kedudukan
hukum Firma tersebut
• Apabila debitornya tidak berkedudukan di
wilayah RI, tetapi menjalankan usahanya di
Indonesia di tempat kedudukan hukum kantor
pusatnya
• Apabila suatu Badan Hukum, di tempat
kedudukan sebagaimana dimaksud dalam
Anggaran Dasar
Kompetensi Pengadilan
Niaga

KO M P E T E NS I AB SO LU T (ATR I B U TI E VA N R E C HTSM AC HT )
• Kompetensi Absolut adalah kewenangan atau kekuasaan mengadili antara badan peradilan
• Kompetensi Absolut menjawab persoalan : badan peradilan mana yang berwenang memeriksa
suatu sengketa
• Kompetensi absolute Pengadilan Niaga memeriksa dan memutus (Ps.300 ayat 1)
a.Permohonan pernyataan pailit (Ps. 2 ayat 1)
b.Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Ps.224 (1)
c.Perkara lain di bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan UU
Sengketa di bidang perniagaan yang penetapannya
dilakukan dengan UU, misalnya :
• Gugatan pembatalan Paten (Ps.142 UU Paten)
• Gugatan pendaftaran Merk (Ps. 76 ayat 1-3 UU
Merk)
• Gugatan Penghapusan Pendaftaran Merk
(Ps.73 UU Merk)
• Sengketa Hak Cipta (Ps.56 UU Hak Cipta)
• Sengketa Desain Industri (Ps.46 ayat 2 UU
Desain Industri )
• Sengketa Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(Ps.38 ayat 2)
SIFAT KHUSUS
HUKUM ACARA
PERADILAN NIAGA
Pada dasarnya Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan Niaga adalah
Hukum Acara Perdata (HIR/RBg) sebagaimana yang diberlakukan pada
Pengadilan Negeri kecuali, ditentukan lain dalam UU Kepailitan (Ps 299
UUK), namun Hukum Acara Pengadilan Niaga mempunyai beberapa sifat
khusus, antara lain:

AC AR A d e n g a n s ura T/ TU L ISA N

Beracara di muka Pengadilan Niaga dengan


surat/tulisan. Berbeda dengan acara Pengadilan Negeri
yang dimungkinkan beracara secara lisan (Ps.120 HIR)
K EWA JI BA N de nga n ba n T U A N A H L I/
PEN A SEH AT H U K U M
UU Kepailitan mewajibkan bantuan seorang ahli hukum/ Penasehat
Hukum untuk beracara di muka Pengadilan Niaga, dengan
pertimbangan bahwa proses pemeriksaan kepailitan memerlukan
pengetahuan hukum dan kecakapan teknis. Beracara di Pengadilan
negeri tidak diwajibkan menggunakan bantuan Ahli Hukum
(Ps.7 ayat 1 UUK)

P EM B U K T IA N S e c ar A SED E R H A N A
Permohonan pernyataan pailit baru dapat dikabulkan
apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti
secara sederhana bahwa permohonan untuk dinyatakan
pailit telah terpenuhi. Yang dimaksud dengan
pembuktian secara sederhana adalah pembuktian yang
lazim disebut pembuktian secara sumier (Ps.8 ayat 4
UUK).
Waktu Pemeriksaan Sidang Terbatas
Tenggang waktu proses penerimaan dan pemeriksaan permohonan pernyataan pailit telah
diatur secara tegas dan pasti sebagai upaya penyelesaian secara cepat, adil, terbuka, dan
efektif.
• Putusan atas permohonan pernyataan pailit harus ditetapkan dalam waktu paling lama
60 hari sejak tanggal permohonan didaftarkan (Ps.8 ayat 5)
• Putusan dalam perkara paten ditetapkan dalam jangka waktu paling lambat 180 hari
terhitung sejak tanggal permohonan paten didaftarkan (Ps.121 ayat 2 UU No.14 tahun
2001)
• Putusan pembatalan merek ditetapkan paling lambat 90 hari sejak permohonan merek
didaftarkan (Ps. 80 ayat 8 UU No.15 tahun 2001)

Putusan Pengadilan Niaga bersifat Serta Merta (Uit Voerbaar Bij Vorraad =
UVB)
Putusan atasan permohonan pernyataan pailit dapat dilaksanakan lebih dahulu, meskipun
terhadap putusan tersebut diajukan upaya hukum (Ps. 8 ayat 7 UUK).
Perkara Kepailitan dengan Klausula Arbitrase

Pengadilan Niaga tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan permohonan


pernyataan Pailit dari para pihak yang terikat perjanjian yang memuat Klausula
Arbitrase (Ps 303 UUK)

Upaya Hukum
• Terhadap putusan Pengadilan Niaga pada tingkat pertama yang menyangkut permohonan
pernyataan pailit hanya dapat diajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung (MA) (Ps. 11 ayat 1
UUK)
• Terhadap Putusan Pengadilan Niaga dalam permohonan PKPU tidak terbuka upaya hukum
(Ps.293 ayat 1 UUK)
• Terhadap putusan Pengadilan Niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat
diajukan Peninjauan Kembali (PK) ke MA (Ps.14 ayat 1 Jo.295 UUK).
Terimakasih

Keberhasilan bukanlah milik


orang pintar. Keberhasilan
adalah milik mereka yang
senantiasa berusaha
B.J. HABIBIE

Anda mungkin juga menyukai