Peradilan Niaga
I S M AWAT I
SEPTININGSIH,S.H.,M.H.
FAKULTAS HUKUM
ismawatiseptiningsih84@staff.uns.ac.id
DESKRIPSI MATA KULIAH
KO M P E T E NS I RE L AT I F (DI S TR U B U T I E VA N R E C HTSM AC HT )
• Kompetensi relatif adalah kewenangan atau kekuasaan mengadili antar Pengadilan Niaga
• Kompetensi relatif menjawab persoalan : Pengadilan Niaga mana yang
berwenang/memeriksa dan memutus permohonan kepailitan
Pasal 3 menegaskan bahwa pengadilan yang
berwenang adalah pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum
debitor:
KO M P E T E NS I AB SO LU T (ATR I B U TI E VA N R E C HTSM AC HT )
• Kompetensi Absolut adalah kewenangan atau kekuasaan mengadili antara badan peradilan
• Kompetensi Absolut menjawab persoalan : badan peradilan mana yang berwenang memeriksa
suatu sengketa
• Kompetensi absolute Pengadilan Niaga memeriksa dan memutus (Ps.300 ayat 1)
a.Permohonan pernyataan pailit (Ps. 2 ayat 1)
b.Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Ps.224 (1)
c.Perkara lain di bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan UU
Sengketa di bidang perniagaan yang penetapannya
dilakukan dengan UU, misalnya :
• Gugatan pembatalan Paten (Ps.142 UU Paten)
• Gugatan pendaftaran Merk (Ps. 76 ayat 1-3 UU
Merk)
• Gugatan Penghapusan Pendaftaran Merk
(Ps.73 UU Merk)
• Sengketa Hak Cipta (Ps.56 UU Hak Cipta)
• Sengketa Desain Industri (Ps.46 ayat 2 UU
Desain Industri )
• Sengketa Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(Ps.38 ayat 2)
SIFAT KHUSUS
HUKUM ACARA
PERADILAN NIAGA
Pada dasarnya Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan Niaga adalah
Hukum Acara Perdata (HIR/RBg) sebagaimana yang diberlakukan pada
Pengadilan Negeri kecuali, ditentukan lain dalam UU Kepailitan (Ps 299
UUK), namun Hukum Acara Pengadilan Niaga mempunyai beberapa sifat
khusus, antara lain:
AC AR A d e n g a n s ura T/ TU L ISA N
P EM B U K T IA N S e c ar A SED E R H A N A
Permohonan pernyataan pailit baru dapat dikabulkan
apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti
secara sederhana bahwa permohonan untuk dinyatakan
pailit telah terpenuhi. Yang dimaksud dengan
pembuktian secara sederhana adalah pembuktian yang
lazim disebut pembuktian secara sumier (Ps.8 ayat 4
UUK).
Waktu Pemeriksaan Sidang Terbatas
Tenggang waktu proses penerimaan dan pemeriksaan permohonan pernyataan pailit telah
diatur secara tegas dan pasti sebagai upaya penyelesaian secara cepat, adil, terbuka, dan
efektif.
• Putusan atas permohonan pernyataan pailit harus ditetapkan dalam waktu paling lama
60 hari sejak tanggal permohonan didaftarkan (Ps.8 ayat 5)
• Putusan dalam perkara paten ditetapkan dalam jangka waktu paling lambat 180 hari
terhitung sejak tanggal permohonan paten didaftarkan (Ps.121 ayat 2 UU No.14 tahun
2001)
• Putusan pembatalan merek ditetapkan paling lambat 90 hari sejak permohonan merek
didaftarkan (Ps. 80 ayat 8 UU No.15 tahun 2001)
Putusan Pengadilan Niaga bersifat Serta Merta (Uit Voerbaar Bij Vorraad =
UVB)
Putusan atasan permohonan pernyataan pailit dapat dilaksanakan lebih dahulu, meskipun
terhadap putusan tersebut diajukan upaya hukum (Ps. 8 ayat 7 UUK).
Perkara Kepailitan dengan Klausula Arbitrase
Upaya Hukum
• Terhadap putusan Pengadilan Niaga pada tingkat pertama yang menyangkut permohonan
pernyataan pailit hanya dapat diajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung (MA) (Ps. 11 ayat 1
UUK)
• Terhadap Putusan Pengadilan Niaga dalam permohonan PKPU tidak terbuka upaya hukum
(Ps.293 ayat 1 UUK)
• Terhadap putusan Pengadilan Niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat
diajukan Peninjauan Kembali (PK) ke MA (Ps.14 ayat 1 Jo.295 UUK).
Terimakasih