HAKIM TINGGI PENGADILAN TINGGI SULAWESI TENGAH Eksistensi pengadilan niaga sejalan dengan perwujudan Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman yang telah beberapa kali disempurnakan yang terakhir diatur dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009. Pasal 27 UU 48 Tahun 2009 mengatur bahwa terdapat pengadilan khusus dalam sistem peradilan Indonesia yang salah satunya adalah Pengadilan Niaga. A. PENGERTIAN PENGADILAN NIAGA • Pengadilan Niaga di Indonesia merupakan alternatif penyelesaian sengketa di luar badan arbitrase. Fokus utama penanganan perkara seputar pembuktian, verifikasi utang, actio pauliana, penundaan utang, hak kekayaan intelektual (HaKI), dan sengketa kepailitan. Proses penyelesaian perkara melalui sistem peradilan niaga dinilai lebih adil, cepat, dan efektif. • Pengadilan dapat memutuskan perkara pada tingkat pertama oleh hakim majelis. Adapun hukum acara yang digunakan selama pemeriksaan perkara yakni ketentuan Herziene Indonesisch Reglement/ Rechtsreglement Buitengewesten (HIR/R.BG) dan hukum acara yang secara khusus diatur didalam Undang-Undang yang mengatur tentang masalah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan Kepailitan serta HaKI tersebut. B. KARAKTERISTIK PENGADILAN NIAGA • Pemeriksaan perkara yang masuk ke Pengadilan Niaga dilakukan oleh hakim tetap dan hakim ad hoc. Merujuk dari Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung, hakim Ad Hoc merupakan hakim ahli telah diangkat berdasarkan Keputusan Presiden. • Pengadilan khusus ini juga memiliki karakteristik yang membedakan dari pengadilan lain, yakni: ▫ Kompetensi Absolut ▫ Kedudukan Pengadilan • KOMPETENSI ABSOLUT Kompetensi absolut merupakan kewenangan lembaga pengadilan melakukan pemeriksaan jenis perkara tertentu dengan mutlak. Awalnya, seperti termuat dalam Perpu Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Kepailitan, kompetensi absolut dari pengadilan niaga yaitu memeriksa dan memutuskan permohonan pernyataan pailit serta penundaan kewajiban pembayaran utang. Selanjutnya, ditandai dengan resmi berlakunya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan menyebabkan kompetensi absolut pengadilan niaga semakin meluas. Dimana penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan atas bidang kekayaan intelektual yakni hak paten, hak cipta, merek, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, memutuskan sengketa terkait proses likuidasi, dan pembatalan segala perbuatan hukum bank terkait pencabutan izin usaha. • KEDUDUKAN PENGADILAN Pengadilan niaga memiliki tempat kedudukan terbatas di Indonesia. Hanya ditemukan pada kota- kota besar, seperti Medan, Jakarta, Makassar, Semarang, dan Surabaya. Setiap pengadilan niaga memiliki wilayah regional, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1999, contohnya Pengadilan Niaga Medan menangani wilayah regional Sumatera Utara, Aceh, Jambi, Sumatera Barat, dan Riau. C. HUKUM ACARA HAKI, KEPAILITAN dan PKPU • HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) 1. Desain industri berdasarkan Undang Undang Nomor 31 Tahun 2000; 2. Perkara desain tata letak sirkuit terpadu berdasarkan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2001; 3. Perkara-perkara tentang merek dan indikasi geografis berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2016; 4. Perkara-perkara hak cipta berdasarkan Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002; 5. Perkara perkara paten berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001;
Pemeriksaan gugatan yang diajukan ke Pengadilan Niaga dimulai dalam jangka
waktu paling Putusan atas gugatan harus diucapkan paling lama 90 (sembilan puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari atas persetujuan Ketua Mahkamah Agung ,dimana hukum acara yang dipakai adalah HIR/RGB maupun hukum acara yang disebut dalam Undang Undang HaKI tersebut • KEPAILITAN dan PKPU Kekhususan dari penyelesaian perkara Kepailitan dan PKPU melalui pengadilan niaga diantaranya adalah sebaga berikut: 1. Mediasi Tidak Wajib 2. Wajib Menggunakan Advokat 3. Beracara dengan Surat 4. Waktu Pemeriksaan Terbatas 5. Pembuktian Sederhana 6. Putusan Bersifat Serta Merta 7. Dapat Melakukan Penyimpangan Klausula Arbitrase 8. Tidak Tersedia Upaya Hukum Banding 1. Mediasi Tidak Wajib • Untuk sengketa tau perkara kepailitan dan penundaan pembayaran utang tidak diwajibkan atau dikecualikan dari kewajiban menempuh mediasi (Pasal 4 ayat (2) UU Kepeilitan dan PKPU). Sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1) PERMA No. 1 Tahun 2016, menentukan semua sengketa perdata yang diajukan ke pengadilan termasuk perkara perlawanan (verzet) atas putusan verstek dan perlawanan pihak berperkara (partij verzet) terdapat putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, wajib terlebih dahulu diupayakan penyelesaian melalui mediasi, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Mahkamah Agung. • Penyelesaian sengketa melalui pengadilan niaga termasuk kedalam salah satu yang dikecualikan dari keawajiban menempuh prosedur mediasi (Pasal 4 ayat (2) huruf a angka 1). Namun atas kesepakatan para pihak, penyelesaian sengketa melalui pengadilan niaga yang dikecuali dari kewajiban mediasi, tetap dapat menempuh mediasi sukarela baik pada tingkat pemeriksaan persidangan maupun pada tingkat upaya hukum. Apa yang dimaksud dengan mediasi suka rela tidak ada diatur lebih lanjut. Ketetuan ini bermakna bahwa walaupun para pihak tidak diwajibkan, namum peluang untuk menempuh jalur perdamian tetap terbuka sebelum putusan mempunyai kekuatan hukum tetap. Khusus untuk kepailitan perdamain diatur dalam Pasal 265 s/d Pasal 294 UU Kepailitan dan PKPU. 2. Wajib Menggunakan Advokat Didalam mengajukan mengajukan permohonan pailit, diwajibkan menggunakan Advokat, kecuali permohonnan diajukan oleh Kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Menteri Keuangan. ( Pasal 7 dan demikian pula Pasal 294 UU Kepailitan dan PKPU.) Yang dapat mengajukan permohonan kepailitan PKPU adalah : 1. Debitur. 2. Kreditor 3. Kejaksaan dalam hal untuk kepentingan umum; 4. Bank Indonesia dalam hal kreditornya merupakan bank; 5. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), dalam hal debitornya perusahaan efek, atau lembaga kliring, dan penjaminan; 6.Menteri Keuangan dalam hal debitornya adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkecimpung dalam bidang kepentingan publik. 3. Beracara dengan Surat Sesuai UU Kepailitan dan PKPU, beracara pada pengadilan niaga selalu beracara dengan surat (schiftelijke procedure), berlainan dengan beracara pada peradilan umum (PN) beracara dapat dilakukan secara lisan dan juga dapat dilakukan dengan tulisan atau surat (modelinge procedure). 4. Waktu Pemeriksaan Pembatasan pemeriksaan perkara harus sudah dijatuhkan putusan dalam jangka waktu 60 (enam puluh hari) hari terhitung sejak diajukannya permohonan pailit (Pasal 8 ayat (5) UU Kepailitan dan PKPU). Pembatasan waktu untuk perkara kepailitan, sudah dimulai sejak pengajuan permohonanpailit itu masuk ke meja panitera, dimana panitera dalam jangka waktu 2 (dua) hari harus sudah menyampaikan permohonan pailit tersebut kepada ketua pengadilan. Setelah 3 (tiga) setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan, pengadilan mempelajari permohonan dan menentapkan hari dan tanggal sidang, dan sidang sudah harus diselenggarakan paling lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak permohonan didaftarkan. Demikian ditentukan pada Pasal 6 UU Kepailitan dan PKPU. 5. Pembuktian Sederhana Kata sederhana memang masih sangat relatif, sebagaimana halnya dengan asas “Tri Logi Peradilan” Pembuktian sederhana dalam perkara kepailitan jelas diatur pada Pasal 8 ayat (4) yang menentukan permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apa bila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana, bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah terpenuhi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sederhana yaitu adanya utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, adanya kreditor yang lebih dari satu serta adanya fakta bahwa debitor atau termohon pailit telah tidak membayar utangnya. Yang dimaksud dengan Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang, baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor (pasal 1 butir 6 UUKPKPU). 6. Putusan Bersifat Serta Merta Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (7) UU Kepailitan dan PKPU, Putusan permohonan pernyataan pailit dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij vooraad).Hal ini berarti bahwa putusan pengadilan tingkat pertama atas permohonan pailit dapat dilaksanakan walaupun masih ada upaya hukum kasasi ataupun PK. 7. Dapat Melakukan Penyimpangan Klausula Arbitrase Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999, tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, dapat diketahui bahwa penyelesaian sengketa melalui arbitrase adalah merupakan kompetensI absolut. Ini berarti setiap perjanjian yang telah menentukan klausula arbitrase menghapuskan kewenangan pengadilan untuk menyelesaiankan perselisihan tersebut. Berbeda dengan penyelesaian sengketa atau permohonan pernyataan pailit pengadilan niaga tetap berwenang untuk mengananginya.Dalam suatu perjanjian yang memuat kalusula arbitrase, tidak menghilangkan kompetensi/kewenangan absolut dari pengadilan niaga untuk menangani permohonan pertanyaan pailit. Pasal 303UU Kepailitan dan PKPU menentukan: Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan permohonan pernyataan pailit dari para pihak yang terikat perjanjian yang memuat klausula arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar permohonan pernyataan pailit telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) undang undang ini. Dalam hal ini sepertinmya telah terjadi konflik norma antara UU No.30 Tahun 1999 dengan UU Kepailitan dan PKPU. 8. Tidak Tersedia Upaya Hukum Banding • Dalam hukum acara perdata, upaya hukum terhadap putusan pengadilan tingkat pertama, tersedai upaya hukum biasa yang disebut dengan upaya hukum banding. Sedangkan penyelesaian sengketa melalui pengadilan niaga sebagai pengadilan khusus termasuk permohonan pernyataan pailit tidak tersedia upaya hukum banding, melainkan hanya tersedia upaya hukum kasasi sebagai upaya hukum biasa dan peninjauan kembali sebagai upaya hukum luar biasa, namun kemudian berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 23/PUU-XIX/2021 tanggal 15 Desember 2021 terhadap perkara PKPU yang semula tidak dapat dilakukan kasasi, maka dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi tersebut dapat dilakukan upaya hukum kasasi; • Proses gambaran singkat proses beracara permohonan pailit yaitu : bahwa permohonan diajukan kepada pengadilan niaga pada di lingkungan peradilan umum pada daerah hukum tempat kedudukan debitor, melalui panitera pengadilan. Panitera wajib mengajukan perkara tersebut 2 (dua) hari terhitung dari pendaftaran pada pengadilan niaga. Paling lambat tiga hari setelah tanggal pendaftaran, pengadilan mempelajari permohonan dan segera menentapkan hari sidang. Setelah ditetapkan hari dan tanggal sidang pemanggilan dilakukan oleh juru sita kepada pemohon dan termohon dilakukan dengan surat kilat tercatat paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum sidang dilakukan. Sidang pemeriksaan permohonan pernyataan pailit diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Atas permohonan debitor dan berdasarkan alasan yang cukup, pengadilan dapat menunda sidang 5 hari lagi. Putusan pengadilan atas permohonan pernyataan pailit harus sudah diucapkan paling lambat 60 hari terhitung setelah tanggal pendaftaranpermohonan pernyataan pailit; D. CONTOH KASUS PENGADILAN NIAGA 1. Sentul City Perusahaan pengembang properti Sentul City digugat pailit oleh krediturnya yakni Ang Andi Bintoro, Meilyana Bintoro, Jimmy Bintoro, Denny Bintoro, dan Linda Karnadi. Gugatan pailit dari keluarga Bintoro tersebut dilayangkan ke Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat pada 7 Agustus 2020 lalu dengan nomor perkara 35/Pdt.Sus- Pailit/2020/PN Niaga Jkt.Pst. Dalam petitum gugatan, salah satunya meminta majelis hakim menerima dan mengabulkan permohonan pailit untuk seluruhnya. Serta meminta Sentul City dinyatakan dalam keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya. Dalam konferensi pers pada Kamis (13/8/2020) lalu, pengacara yang mewakili keluarga Bintoro, Erwin Kallo mengungkapkan, penyebab gugatan pada Sentul City dikarenakan perusahaan tidak melaksanakan kewajibannya terkait jual beli tanah kavling. Keluarga Bintoro melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanah kavling pada tanggal 3 Juli 2013. Di mana serah terima kavling dijadwalkan pada Oktober 2013. Pada saat yang sama pula, keluarga Bintoro telah melunasi pembayaran uang muka, booking fee, dan angsuran ketiga. Setelah itu melunasi seluruh angsuran dengan total Rp 29,319 miliar pada 3 Maret 2015, Sentul City belum melakukan serah terima. Setelah proses panjang yang dilalui, konsumen pun memutuskan mengajukan permohonan pailit pada perusahaan. Kendati demikian, konflik ini pada akhirnya berujung damai dengan ditariknya pengajuan pailit oleh keluarga Bintoro pada 18 Agustus 2020 dari Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat. 2. Hanson Internasional Hanson International, perusahaan milik Benny Tjokrosaputra telah dinyatakan pailit berdasarkan hasil sidang Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Perseroan di Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat pada 12 Agustus 2020. Sebelumnya, Hanson International dimohonkan PKPU pada Februari 2020 oleh dua pihak yakni Lanny Nofianti dengan nomor perkara 29/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN Niaga Jkt.Pst dan Erwin Yoggie Salim dengan nomor perkara 51/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN Niaga Jkt.Pst. Status kepailitan Hanson International pun disampaikan melalui surat edaran kepada seluruh pemegang saham dan kreditur yang diterbitkan 28 Agustus 2020 oleh perusahaan. Dalam surat itu, Direktur Hanson International Hartono Santoso menyatakan, berdasarkan hasil sidang dinyatakan bahwa PKPU Hanson telah berakhir, serta memutuskan pailit. Putusan ini telah diumumkan kurator di dua surat kabar harian nasional pada 21 Agustus 2020. "Menyatakan PT Hanson International Tbk selaku Termohon PKPU/Debitor 'Pailit' dengan segala akibat hukumnya," ungkap Hartono seperti dikutip dalam surat edaran, Sabtu (29/8/2020). 3. Global Mediacom Global Mediacom digugat oleh KT Corporation, perusahaan telekomunikasi asal Korea Selatan, terkait kasus kepailitan. Sengketa tersebut dilayangkan pada 28 Juli 2020 dengan nomor perkara 33/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Jkt.Pst. Global Mediacom merupakan salah satu perusahaan bagian MNC Group, jaringan bisnis yang dimiliki pengusaha nasional sekaligus politikus Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo. Dalam petitum, KT Corporation meminta kepada majelis hakim untuk menerima dan mengabulkan permohonan pailit seluruhnya. Serta meminta Global Mediacom dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya. Kendati demikian, permohonan pailit tersebut ditolak oleh Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat. Majelis Hakim menilai, permohonan kepailitan tersebut tidak dapat membuktikan dalil-dalil kreditur yang mempunyai dua atau lebih kreditur. Selain itu, tidak dibayar sedikitnya satu utang telah jatuh waktu dan dapat dibagi, sehingga tidak dapat terpenuhi ketentuan pasal 2 ayat 1 UU Nomor 37 Tahun 2004. Dengan penolakan permohon ini, KT Corporation pun diwajibkan untuk membayar ganti rugi biaya perkara yang ditimbulkan dari sengketa tersebut. Kuasa hukum Global Mediacom Hotman Paris Hutapea mengatakan, putusan itu menegaskan bahwa KT Corporation memang tidak mempunyai cukup bukti untuk permohonan pailit kepada Global Mediacom. "Kita enggak tahu dari mana dia, ngaku-ngaku dapat pengalihan kontrak dari perusahaan lain, tapi untuk pengalihan kontrak itu harus ada perjanjian pengalihan. Dia tidak punya, jadi memang sama sekali enggak tahu dari awang-awang mana dia," ujar Hotman dalam keterangannya, Rabu (30/9/2020). 4. Trans Retail Indonesia Trans Retail Indonesia tersandung kasus PKPU yang dimohonkan oleh PT Tritunggal Adyabuana ke Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat pada 30 September 2020. Adapun sengketa ini bernomor perkara 319/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN Niaga Jkt.Pst. Tritunggal Adyabuana merupakan perusahaan nasional pemasok (supplier) berbagai macam produk peralatan rumah tangga. Baca juga: Tak Mampu Bayar Utang, Perusahaan Ritel milik Chairul Tanjung di-PKPU-Kan Sementara Trans Retail Indonesia, merupakan salah satu bagian dari Trans Corporation, perusahaan milik Chairul Tanjung, Perusahaan memiliki toko ritel dengan merek Carrefour, Transmart, dan Groserindo. Dalam petitumnya, Tritunggal Adyabuana meminta majelis hakim mengabulkan permohonan untuk Trans Retail Indonesia berada dalam status PKPU sementara selama 45 hari, terhitung sejak tanggal putusan diucapkan. Selain itu, meminta untuk menunjuk beberapa pihak sebagai tim pengurus dalam proses PKPU ini dan sebagai tim kurator apabila sampai diputus pailit. 5. Ace Hardware Indonesia Ace Hardware Indonesia digugat oleh Wibowo and Partners dengan pengajuan PKPU yang dilayangkan pada 6 Oktober 2020 dengan nomor perkara 329/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN Niaga Jkt.Pst. Hal ini terkait adanya tagihan yang sudah jatuh tempo. Dalam petitumnya, pemohon meminta majelis hakim untuk menerima dan mengabulkan pengajuan PKPU terhadap Ace Hardware. Serta meminta menetapkan PKPU Sementara paling lama 45 hari terhitung sejak putusan a quo diucapkan. Selain itu, meminta pengadilan untuk menunjuk beberapa pihak sebagai tim pengurus dan kurator dalam rangka mengurus harta Ace Hardware pada proses PKPU ini apabila dinyatakan pailit. Kuasa Hukum Wibowo dan Partners, Fajar Ardianto mengatakan, pengajuan PKPU terhadap Ace Hardware dilakukan karena terkait tagihan yang telah jatuh tempo dan belum dibayarkan. "Tagihan terkait dgn Legal Service Agreement dari Wibowo & Partners yang telah jatuh tempo. Untuk besaran tagihan dan detail lainnya mungkin bisa tunggu nanti setelah sidang pertama," ujar Fajar kepada Kompas.com, Rabu (7/10/2020). Menanggapi sengketa ini, Direktur Ace Hardware Indonesia Sugianto Wibawa mengatakan, pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi mengenai permohonan PKPU terhadap perusahaannya tersebut dari pihak Pengadilan Niaga. Kendati demikian, ia membenarkan bahwa Ace Hardware memiliki kerjasama dengan Wibowo and Partners berupa pelayanan hukum atau legal service agreement. Nilai perjanjian jasa hukum bulanan antar keduanya itu sebesar Rp 10 juta. "Antara Ace Hardware Indonesia dan Wibowo and Partners ada ikatan perjanjian jasa hukum bulanan (retainer) senilai Rp 10 juta," katanya dalam surat resmi pada laman keterbukaan informasi publik Bursa Efek Indonesia, Kamis (8/10/2020). Ia menyatakan, Ace Hardware akan segera mengambil sikap setelah menerima pemberitahuan resmi atas gugatan tersebut