LINGKUP
Hukum Acara Pidana: ”Mengatur tata cara
penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
peradilan, pelaksanaan, pengawasan, dan
putusan hakim.”
Hukum Pidana Formal (HAP): Mengatur
bagaimana negara melalui alat-alat
kekuasaannya melaksanakan haknya untuk
memidana dan menjatuhkan pidana. (D.
Simons).
TUJUAN
”Untuk menemukan kebenaran terutama kebenaran materil
setidak-tidaknya mendekati kebenaran, adalah kebenaran
selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan
menerapkan ketentuan hukum pidana secara jujur dan tepat,
dengan tujuan untuk mencari siapa pelakunya yang dapat
didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum, dan
selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan
guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana
telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat
dipersalahkan”.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan HAP : Mencari
dan menemukan hukum pidana materil.
FUNGSI DAN TUJUAN HAP
H.Pidana materil berfungsi untuk menentukan perb.2
apa yang dapat dipidana, siapa yang dapat dipidana
dan jenis pidana apa yang dapat dilakukan.
Sedangkan fungsi HAP: melaksanakan HP material
artinya: menetapkan cara bagaimana negara dengan
mempergunakan alat-alat perlengkapannya dapat
mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau
membebaskan seseorang.
Ruang Lingkup HAP:
Penyidikan perkara pidana
Penuntutan
Pemeriksaan di Pengadilan
Upaya Hukum
Pelaksanaan keputusan hakim
Pengawasan dan pengamatan terhadap
Keputusan Hakim
Peninjauan kembali keputusan.
Orang-orang yang terlibat dalam
HAP
Tersangka/terdakwa
Penyidik (polisi)
Penuntut Umum
Penasehat Hukum
Hakim
Saksi
SUMBER2 HAP
UUD 1945
KUHAP No. 8 Tahun 1981 ttg HAP
UU No. 2 Thn 1986 ttg Peradilan Umum jo. UU No. 8 Thn 2004 ttg
Prbhan Atas UU No. 2 /1986 ttg Prdilan Umum jo. UU No. 49 Thn 2009
ttg Prbhan Kedua Atas UU No. 2/1986 ttg Prdilan Umum.
UU No. 14 Thn 1985 ttg MA jo. UU No. 5 Thn 2004 ttg Prbhan Atas UU
No. 14 Thn 1985 ttg MA jo. Prbhan kedua dg UU No. 3 Thn 2009.
UU No. 48 Thn 2009 ttg Kekuasaan Kehakiman, pd saat UU ini
berlaku, UU No. 4 Thn 2004 ttg Kekuasaan Kehakiman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4358) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
SUMBER HAP
UU No. 18 Thn 2003 ttg Advokat yg mlai berlaku sejak
diundangkan tanggal 5 April 2003.
UU No. 2 Thn 2002 Ttg Kepolisian Negara Republik Indonesia.
UU No. 16 Thn 2004 ttg Kejaksaan Republik Indonesia.
UU No. 7 Thn 1992 ttg Pokok Perbangkan, khususnya Pasal 37
jo. UU No. 10 Thn 1998.
UU No. 31 Thn 1999 ttg Pmbrntasan Tindak Pidana Korupsi.
UU ini mngtur acara pidana khusus utk delik korupsi. Kaitannya
dg KUHAP ialah dlm Psl 284 KUHAP. UU tsb dirubah dg
UU No. 20 Thn 2001 ttg Prbhan Atas UU No. 31 Thn 1999 ttg
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
UU No. 13 Thn 1970 ttg Tata Cara Tindakan Kepolisian thdp
anggota MPRS dan DPR Gotong Royong. UU ini msh brlku dan
kata MPRS seharusnya dibaca MPR, sdngkan DPR seharusnya
tanpa Gotong Royong.
SUMBER HAP
UU No. 5 (PNPS) Thn 1959 ttg Wwnang
Jaksa Agung/Jaksa Tentara Agung dan
memperberat ancaman hukuman terhadap
tindak pidana tertentu.
UU No. 7 (drt) Thn 1955 ttg Pengusutan,
Penuntutan, dan Peradilan Tindak Pidana
Ekonomi.
Peraturan Pemerintah No. 27 Thn 1983 ttg
Pelaksanaan KUHAP.
Beberapa Keputusan Presiden yang
mengatur tentang acara pidana yaitu :
SUMBER HAP
Kep. Presiden Republik Indonesia No. 73 Thn 1967 ttg Pmbrian
Wwnang Kpd Jaksa Agung Mlkkan Pengusutan, Pemeriksaan
Pendahuluan Thdp Mrk Yg Mlkkan Tindakan Penyeludupan;
Kep. Presiden Republik Indonesia No. 228 Thn 1967 ttg
Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi;
Intruksi Presiden Republik Indonesia No. 9 Thn 1974 ttg Tata
Cara Tindakan Kepolisian Thdp Pimpinan/Anggota DPRD
Tingkat II dan II;
Kep. Presiden Republik Indonesia No. 7 Thn 1974 ttg
Organisasi Polri;
Kep. Presiden Republik Indonesia No. 55 Thn 1991 ttg Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;
Kep. Presiden Republik Indonesia No. 43 Thn 1983 ttg
Tunjangan Hakim
Kep. Presiden Republik Indonesia No. 44 Thn 1983 ttg
Tunjangan Jaksa
Sejarah singkat HIR, RBg dan BRv
1. HIR
HIR singkatan dari Herziene Inlandsch Reglement, merupakan
salah satu sumber hukum acara perdata bagi daerah Pulau
Jawa dan Madura peninggalan kolonial Hindia Belanda yang
masih berlaku dinegara kita hingga kini. HIR sebenarnya
berasal dari Inlansch Reglement (IR) atau Reglement
Bumiputera.
2. 2. BRv
BRv atau Rv singkatan dari Reglement op de Burgerlijke
Rechtsvordering, merupakan Hukum Acara Perdata untuk
golongan Eropa
3. RBg
RBg adalah singkatan dari Rechtsreglement voor de
Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang),
merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah-daerah luar
pulau Jawa dan Madura.
HAP yang pernah dilaksanakan
kerajaan Belanda di Indonesia :
Reglement op Rechterlijk Organisatie (Reg. Organisasi
Kehakiman) S.1848-57. memuat ttg ketentuan org.
Kehakiman.
Reglement op de Burgerlijke Rechts Vordering (Reglement
HAPerdata) S. 1849-63.
Reglement op de Strafvoordering (Reglement HAP) S.1849-
63 yang memuat HAP bagi gol. Pddk eropah dan disamakan
dengan mereka.
Land Gerechts Reglement (Hakim Kepolisian) S.1914-317
Memuat Hukum Acara di muka kehakiman yang memeriksa
dan memutus perkara-perkara kecil untuk segala gol.
Penduduk.
Inlandsch Reglement (IR)/(HIR) yang disebut: Reglement
Bumi Putra S. 1949-19. HAPerdata dan Hukum Acara Pidana
di muka pengadilan landrat bagi gol pddk Indonesia dan
Timur Asing hanya berlaku di jawa dan Madura.
Reglement vor de Buitengewesten (RBg) S.1927-227 yang
memuat Hukum Acara Perdata bagi pddk Indonesia dan
Timur Asing yang di luar Pulau Jawa dan Madura
IR menjadi HIR
Dalam perkembangan IR mengalami perubahan oleh
karena tugas-tugas residen dalam pemerintahan
semakin meningkat sehingga tugas peradilan
menjadi terabaikan. Untuk mengatasi hal ini maka
timbbul gagasan untuk melakukan perubahan
terhadap ketentuan2 IR, karena sepanjang
menyangkut tugas penuntutan dan pemeriksaan.
Gagasan tersebut kemudian menjadi kenyataan
melalui S. 1941-44 IR diperbaharui menjadi HIR
(Herziene Inlandsch Reglement).
MASA JEPANG
Semasa pendudukan bala tentra jepang tidak
dilakukan perubahan yang mendasar di
bidang hukum, kecuali nama pengadilan
yang disesuaikan dengan nama jepang yaitu:
GUNSERE (OSAMU SEREI) = UU Nomor 1
Tahun 1942 dimana Landrat menjadi: TIE
HOOIN dan diberlakukannya sebagai Hukum
Acaranya adalah: HIR. Kemudian
Landgerecht diubah namanya menjadi:
KEIZAIHOOIN. Dengan Hukum Acaranya
Landgerecht Reglement.
Perbedaan HIR dengan KUHAP
Tidak dikenal dalam HIR:
Hak tersangka (Psl 50-51 KUHAP)
Bantuan hukum (Psl 69-70 KUHAP)
Dasar hukum dalam surat perintah
penangkapan (Psl 16-17 KUHAP)
Ganti rugi (Rehabilitasi Psl 95-96-97)
Pra Peradilan ( Psl 1 ayat 10 KUHAP)
Penggabunan (perdata+pidana Psl 98-101)
Koneksitas (Psl 89-90 KUHAP)
Peninjauan Kembali Psl 263 KUHAP)
MASA INDONESIA MERDEKA
Berdasarkan Pasal II AP UUD’45 di bidang Hukum Acara Pidana masih tetap
diberlakukan HIR dan Landgerecht Reglement. Baru pada tanggal 14 Januari
1951 melalui UU No.1 Drt 1951 dilakukan keseragaman HAP sebagai tindakan
sementara untuk menyelenggarakan kesatuan dalam keseragaman kekuasaan
dan acara pengadilan sipil di Indonesia. Atas dasar peraturan tsb maka sejak
saat itu diseluruh wil. Indonesia dikenal pengadilan sehari-hari untuk segala gol.
Pdd sipil di bidang peradilan umum yang terdiri-dari pengadilan negeri sebagai
pengadilan tk I, PT sebagai Pengadilan Tk akhir dan MA.
Di dalam memenuhi perintah Ps. 24 UUD\45 maka dikeluarkanlah UU No. 19
tahun 1964 yang kemudian diganti dengan UU No. 14 Th 1970 ttg Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman. Menurut pasal 12 UU Nomor 14 th 1970, HAP
harus dibuat berdasarkan UU tersendiri untuk memenuhi harapan UU tsb pada
tahun 1979 pemerintah mengajukan RUU Acara Pidana ke DPR yang kemudian
setelah melalui proses legislatif pada taggal 23 Sept. 1981 disetujui DPR dan
pada tanggal 31 Desember 1981 disahkan menjadi UU Nomor 8 tahun 1981 LN
1981-76.
Dengan lahirnya UU ini maka segala ketentuan Acara Pidana yang termuat
dalam HIR dan UU No.1 Drt 1951 dan dalam berbagai perUUngan lainnya
sepanjang menyangkut HAP dinyatakan tidak berlaku lagi.
ASAS/PRINSIP KUHAP
LEGALITAS: Konsideran a KUHAP:
- Negara RI adl Neg.Hukum
- Neg. menjamin setiap WN bersamaan
- Setiap WN tanpa kecuali wajib menjjg hk
dan pemerintahan.
Dengan asas legalitas, aparat penegak hukum
tidak dibenarkan
1. bertindak di luar ketentuan hukum
2. bertindak sewenang-wenang, atau abuse of
power.
ASAS….
KESEIMBANGAN
Asas ini dijumpai dalam konsideran huruf c
yang menegaskan bahwa dalam penegakan
hukum harus bcrlandaskan prinsip
keseimbangan yang serasi antara:
1.perlindungan terhadap harkat dan martabat
manusia dengan,
2. perlindungan terhadap kepentingan dan
ketertiban masyarakat.
- perlindungan terhdp harkat & martbt
man, kepentingan dan termasy.
Asas………
PRADUGA TAK BERSALAH (Presumption
of innocent): Penjelasan butir 3 huruf c
asas praduga tak bersalah, telah dirumuskan
dalam Pasal 8 Undang undang Pokok
Kekuasaan Kehakiman No. 14 Tahun 1970,
yang berbunyi: "Setiap orang yang sudah
disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau
dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib
dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan
pengadilan menyatakan kesalahannya dan
memperoleh kekuatan hukum tetap".
PRINSIP PEMBATASAN PENAHANAN
Masalah penahanan, merupakan persoalan yang
paling esensial dalamsejarah kehidupan
manusia. Setiap yang namanya penahanan,
dengan sendirinya menyangkut nilai dan
makna, antara lain:
perampasan kebebasan dan kemerdekaan orang
yang ditahan,
menyangkut nilai-nilai perikemanusiaan dan
harkat martabat kemanusiaan,
menyangkut nama baik dan pencemaran atas
kehormatan diri pribadi.
Setiap penahan dengan sendirinya menyangkut
pembatsan dan pencbutan smeentara sebagian
hak-hak aasi manusia
ASAS GANTI RUGI DAN
REHABILITASI (Psl 95, 96, dan Psl
97)
PENGGABUNGAN PIDANA
DENGAN TUNTUTAN GANTI RUGI
(Psl 98 s/d Psl 101)
ASAS PERADILAN SEDERHANA,
CEPAT DAN BIAYA RINGAN.
PERADILAN TERBUKA UNTUK
UMUM (Pasal 153 ayat 3)
DASAR HUKUM :
a.Undang-undang RI No.8 Tahun 1981, Tentang
Hukum Acara
Pidana, LN.RI No.76. TLN. No.3309
b. Undang-undang RI No.4 Tahun 2004, Tentang
Kekuasaan
Kehakiman, LN.RI No.8/ 2004
3. Undang-undang RI No.5 Tahun 1991, Tentang
Kejaksaan RI, LN.RI.No.59/ 1991
4. Undang-undang RI No.2 Tahun 2002, Tentang
Kepolisian Negara
Republik Indonesia, LN.RI No 2002
5. Undang-undang RI No.18 Tahun 2003, Tentang
Advokat, LN.RI No.49/ 2003, TLN No.4282
6. Undang-undang RI No.5 Tahun 2004, Tentang
Perubahan atas UU No.14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung, LN.RI No.9/ 2004
7. Peraturan-peraturan pelaksana lainnya, seperti
SEMA dan PERMA. Dll.
ILMU-ILMU PEMBANTU HUKUM
ACARA PIDANA
1. LOGIKA
• Logika diperlukan dalam menghubungkan keterangan
yang satu dengan yang lain seperti masalah pembuktian
dan metode penyelidikan.
2. PSIKOLOGIKA
• Mengerti tingkah laku dan dapat memberi penilaian atas
hal itu. Hakim seharusnya mempunyai rasa seni, yang
dapat mengerti dan menilai fakta-fakta yang sangat
halus dan penyimpangan2 yang lahir dari unsur
kejiwaan terdakwa. Jadi berguna dalam hal menghadapi
manusia (Tersangka/terdakwa).
3. KRIMINALISTIK
Berguna dalam hal menilai faktanya. Fakta-fakta
yang ditemukan oleh hakim harus dapat
dikonstruksikan sebelum ia menjatuhkan
putusannya.
4. PSIKIATRI
Psikiatri yang dipakai dalam hal-hal yang tidak
normal, yaitu psikiatri utk peradilan atau forensik.
5. KRIMINOLOGI
Diperlukan dalam rangka mengetahui sebab2 atau
ltr blkg tjd kejahatan serta akibatnya terhdp masy.
PENGERTIAN PENYELIDIKAN:
Penyelidikan adl serangkaian tindakan
penyelidik utk mencari dan menemukan
suatu peristiwa yg diduga sbg tinpid guna
menentukan dpt atau tdknya dilkkan
penyidikan menurut cara yg diatur dlm uu ini.
Fungsi :
- Mencari dan menemukan peristiwa tindak
pidana
- Menentukan dapat atau tidaknya tindakan
penyidikan dilakukan.
PENYELIDIK
Penyelidik adl pejabat polisi
negara Republik Indonesia yg
diberi wewenang olh uu ini
untuk melakukan penyelidikan
(Psl 1 angka 4).
Orang yg melakukan penyeldkn
Pejabat Polisi Negara RI (ps 4)
dr yg berpangkat rendah s.d
setinggi-tingginya.
WWNANG PENYELIDIK
BERDASARKAN HUKUM (Pasal 5
huruf a):
• Menerima laporan atau pengaduan
• Mencari ket & brg bukti
• Menyuruh berhenti org yg dicurigai
• Tdkan lain mnrt hk yg bertgg jwb:
- tdk berttngan dg aturan hk
- selaras dg kewajiban hk
- patut & msk akal dan dlm lk jab
- atas pertbgan yg layak
- menghormati HAM
KEW.BERDSRKAN PERINTAH
PENYIDIK PSL 5 hruf b
• Melakukan tindakan
pemeriksaan dan atau
• Penyitaan dan atau
• Penangkapan
CARA PENGGELEDAHAN
Psl 33 KUHAP
• PENGGELEDAHAN BIASA
- Harus ada “Surat Izin” Ka.PN
- atas printah Penyidik, petugas
kepolisian dpt mmsuki rumah.
- didampingi 2 saksi, jika penghuni
tdk setuju/tdk hdir (RT,RW)
- membuat BA penggeledahan&
trunannya disampaikan kpd
pemilik rumah
Lnjtan
Pd saat mlkkan pngldhan rumah peyidik
hrs tanda pengenalnya/kel (Psl 125
KUHAP)
Psl 126 KUHAP
(1)Mmbuat BA jlnnya pnggledahan
(2)Penyidik hrs mmbca BA pngldhan kpd
yg ybs & ditanda tngni olh pnyidik,
tersangka/kel, kepala desa dg 2 org
saksi
(3)Apbla tersangka tdk mau tnda tngan
dicatat BA dg mnybut alsannya
Mngdakan pnjgaan&penutupan tmp (Psl
127 KUHAP)
P. DALAM KEADAAN
MENDESAK Psl 34 KUHAP
• Dapat langsung dilakukan tanpa
lebih dahulu mendpt Izin Ka. PN
- halaman rmh tsk
- tempat lain tsk bertpt tggl
- ditempat tindak pidana dilak.
- penginapan dan tpt umum lain
KEADAAN SANGAT PERLU&
MENDESAK
• Diduga keras terdapat terdw
akan melarikan diri
• Mengulangi tindak pidana
• Benda yang dapat disita
dikhawatirkan akan
dimusnahkan (dipindahkan).
KEC.TERTANGKAP TANGAN
DILARANG BERTINDAK
MEMASUKI DAN MELAKUKAN
PENGGELEDAHAN PADA SAAT:
Pasal
• Ruang dimana sedang berlsg
sidang MPR,DPR atau DPRD
• Sedang berlangsung ibadah
atau upacara keagamaan dan
• Ruang sedang berlangsung
sidang pengadilan
PENGERTIAN PENAHANAN
Psl 20 s/d 31 KUHAP
• Penempatan tsk atau terdakwa
ditempat ttt oleh penyidik atau PU
atau hakim dlm hal serta mnrt
cara yg diatur KUHAP (Lht Psl 1
angka 21 KUHAP).
• Penydkan: Penydk atau PP atas
Perintah Pydk (Psl 20 (1)).
• Penuntutan: PU (Psl 20 (2)).
• Pemeriksaan: Hakim (Psl 20 (3)).
SYARAT PENAHANAN
• Syarat Objektif:
- Tindak pidana yg dilakukan itu diancam dg
pidana penjara 5 th atau lebih
- Tindak pidana yg kurang dr 5 th ttp tindak
pidana itu disebutkan dlm KUHAP
• Syarat Subjektif:
- Tsk atau tdw diduga keras sbg plk
- Berdasarkan bukti yg cukup
- Adapun kekhawatiran tsk atau tdw akan:
melarikan diri,menghilangkan brg bukti
dan mengulangi Tindak Pidana
JANGKA WT PENAHANAN DAN
PENAHANAN LANJUTAN
PERPJGN PNHN
JK
TK PMRSN PJBT PJBT JK WT JLH
WT
PENYIDIKAN PYDK 20 PU 40 60
PENUNTUTAN PU 20 Ka.PN 30 50
JUMLAH 300
JENIS2&PENGURANGAN
MASA PENAHANAN PSL 22
AYAT (1) KUHAP
a. Tahanan Rutan= lamanya masa
tahanan
b. Tahanan Rumah= 1/3 masa
tahanan, ayat (5)
c. Tahanan Kota= 1/5 masa
tanahan, ayat (5)
PENANGGUHAN PENAHANAN
Psl 31 KUHAP/PP 27/1983 dan
prbhannya
(1)Atas pmntaan tsngka atau tdkwa, penyidik
atau PU atau hakim, sesuai dg kwnngan
msing2, dpt mngdakan penangguhan
penahanan dg atau tanpa jaminan uang
atau jaminan orang, berdasarkan syarat yg
dittkan.
(2)Krn jbtannya penyidik atau PU atau hakim
swktu2 dpt mcbut penangguhan penahanan
dlm hal tsngka atau tdkwa mlnggar syarat
sbgmna dimksud dlm ayat (1).
1. Apakah pnyitaan tidpid krpsi sm dg tinpid
narkoba....?
2. Si A mnghipnotis si B utk mmbnuh si C
bgmnkah akibat hkmn ya..?
3. Apkh smua tinpid dpt dilkkan pnhnan
kota...?
4. apkh pngrngan pnhnan dpt dibrikan kpd
plku recidivis...?
5. Apkh pnytaan brg hsl krpsi atau bukan
apakah klu disita tdk brtntangan dg hak
ssorg...?
PENGERTIAN PENYITAAN (Psl
1 angka 16 – Psl 38 s/d 46
KUHAP)
• Serangkaian tindakan penyidik
utk mengambil alih dan atau
menyimpan di bawah
penguasaannya benda bergerak
atau tdk bergerak, berwujud
atau tdk berwujud guna
kepentingan pembuktian dlm
penyidikan, penuntutan dan
peradilan
TATA CARA PENYITAAN
DALAM KEADAAN BIASA Psl
38 ayat (1) KUHAP
• Harus ada surat izin dari Ka PN
• Menunjukkan tanda pengenal
• Memperlihatkan benda yg akan
disita
• Disaksikan oleh Kepala Desa
atau ketua lingkungan dengan
dua orang saksi
• Membuat BA penyitaan dan
menyampaikan turunannya
• Membungkus benda sitaan
PENYITAAN DLM KEADAAN
PERLU DAN MENDESAK Psl
38 ayat (2) KUHAP
• Tanpa Surat Izin Ka. PN
• Hanya terbatas atas Benda
Bergerak saja
• Wajib segera melaporkan
guna mendapatkan
persetujuan
BENDA2 YG DPT DISITA ( Psl 39
KUHAP)
• Benda atau tagihan terdw yg
seluruhnya atau sebgn diprlh dr
TP atau hasil dari TP
• Benda yg tlh digunakan scr lsg
utk melk TP atau mempspkn TP
• Benda yg digunkn utk meng-
halang2ngi penyidikan TP
• Benda lain yg mempunyai
hubungan lsg dgn TP yg
dilakukan.
PASAL 4O KUHAP
Dlm hal tertangkap tangan
penyidik dpt menyita benda dan
alat yang ternyata atau yg patut
diduga tlh dipgnakan utk mlkkan
tinpid atau benda lain yg dpt
dipakai sbg barang bukti.
PASAL 41 kuhap
Tertangkap tangan penyidik berwenang
menyita paket atau surat atau benda yg
pengangkutavnya atau pengirimannya dilkkan
olh kantor pos dan telekomunikasi, jawatan
atau perusahaan komunikasi atau
pengangkutan, sepanjang paket, surat atau
benda tsb diperuntukkan bagi tersangka atau
yg berasal dan padanya dan untuk itu kepada
tersangka dan atau kepada pejabat kantor pos
dan telekomunikasi, jawatan atau perusahaan
komunikasi atau pengangkutan yg
bersaugkutan, hrs diberikan surat tanda
penenimaan
TERSANGKA DAN
TERDAKWA
Spkah trsngka&terdakwa.....?
Trsngka adl seorg yg krn prbuatanya atau
kdaannya, brdsarkan bukti permulaan
patut diduga sbg plku tndk pid (psl 1
butir (14) KUHAP)
Trdkwa adl seorg yg ditntut,
dipriksa&diadili di sdng pengadilan (psl 1
butir (15) KUHAP)
HAK TERSANGKA/TERDAKWA
Pasal 50 s/d Pasal 68 KUHAP
Pasal 50 KUHAP
(1) Tersangka berhak segera mendapat
pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya
dapat diajukan kepada penuntut umum.
(2) Tersangka berhak perkaranya segera
dimajukan ke pengadilan oleh penuntut
umum.
(3) Terdakwa berhak segera diadili oleh
pengadilan
Mmnta diprlihatkan srt tgs&mdptkan srt prntah
pnngkpan&alsan kjhtan yg diprsngkakan (psl 18 ayat
(1) KUHAP)
Mnrima tmbsan Srt Prntah Pnngkpan bg klrga
trsngka (psl 18 ayat (3) KUHAP)
Mmnta pjlsan mngnai tndk pid yg disngkkan&didkwkan
kpdnya gn kpntngan pmblaan (psl 51 KUHAP)
Mbrikan ktrngan scr bbs, tnp tknan&tdk dipksa ktka
diprksa disemua tngkt pmrksaan dlm proses
peradilan (psl 52 dan 117 ayat (1) KUHAP)
Mndpt juru bhsa pd tingkat
penyidikan&pengadilan (Psl 53 dan 177 KUHAP)
Lnjtan....,
Mdpt Bntuan Hkm&dg bbs mnnjuk Pnsht Hkm yg
akn mdmpnginya (psl 54, psl 55&psl 114
KUHAP )
Bgi yg diancam dg pid mti/ancman pid 15 thn/lbh
bgi yg tdk mmpu, mk pjbat yg brsngktan WAJIB
mnydiakan Pnshat Hkm scr cma2 (psl 56 ayat
(1)KUHAP)
Mnghbngi&brbcra dg Pnshat Hkmnya (psl 57
KUHAP)
Mngshakan&mngjkan saksi&/atau sseorg yg
mmlki keahlian khusus gn mbrkan ktrngan yg
mngntngkan bg dirinya (psl 65 KUHAP)
Lnjtan……,
Brhak mnghubungi PH-nya, dan apbl WNA brhak
mnghubungi dg prwakilan negaranya (Psl 57
KUHAP)
Brhak mnghubungi&mnrma knjungan dokter
pribadinya (Psl 58 KUHAP)
Brhak diberitahukan ttg penahanan dirinya pd
tiap tingkat pemeriksaan/kel (Psl 59 KUHAP)
Brhak mnghubungi&mnrma kunjungan dr kel-
nya (Psl 60-61 KUHAP)
Brhak mngirim/mnrma surat dr PH-nya (Psl 62
KUHAP)
Lnjtan……,
Berhak mnghubungi &mnrima knjngan dr
rohaniwan (Psl 63 KUHA).
Brhak utk diadili di sidang pengadilan yg terbuka
untuk umum (Psl 64 KUHAP).
Brhak utk mengusahakan diri mengajukan saksi
yg menguntungkan bagi dirinya (Psl 65 KUHAP).
brhak tdk dibebani kwjiban pembuktian (Psl 66
KUHAP)
Brhak mmnta banding kcli ptsan beba&lepas (Psl
67 KUHAP).
Lnjtan....,
Mngjkan prmhnan Pra peradilan, dlm hal pnngkpan&
pnhnan thdp trsngka tdk sah&brtntngan dg UU (psl
124 KUHAP)
Mmta gnti krgian&rehabilitasi dlm hal pnngkpan,
pnhnan yg tdk sah (psl 68 KUHAP)
Mmta trunan Brita Acra Pmrksaan utk kpntngan
Pmblaannya (psl 72 KUHAP)
Mmproleh Srt Dkwaan (psl 143 ayat (4) KUHAP)
Mngjkan pmblaan di prsdngan/Pleidoi (psl 182
KUHAP)
Mmta ptikan srt ptsan pengadilan sgr stlh ptsan
diucapkan (psl 226 ayat (2) & Lht pula Psl 95
KUHAP)
BANTUAN HUKUM UU NO.
16/2011 ttg BH dan Psl 69 s/d
Psl 74
Dalam bagian Menimbang disebutkan bahwa:
a. bahwa negara menjamin hak konstitusional
setiap orang untuk mendapatkan pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum sebagai sarana perlindungan
hak asasi manusia;
b. bahwa negara bertanggung jawab terhadap
pemberian bantuan hukum bagi orang miskin
sebagai perwujudan akses terhadap keadilan;
BANTUAN HUKUM
UU No. 16 Thn 2011 ttg BH, Psl 1 angka 1, 2,
dan angka 2 dinytkan:
BH adl jasa hkm yg dibrikan olh Pmbri BH scr
cma2 kpd Pnrima BH.
Pnrima BH adl org atau klpok org miskin yg tdk
dpt mmnhi hak dsr scr layak&mndiri yg mnghdapi
mslh hkm (Lht Pl 1 ayat 2 UU ini).
Sdngkan dlm SEMA No. 10 Thn 2010 ttg Pdman
Pmbrian BH, Psl 27 dinytkan bhw yg brhk
mdptkan jasa dr Pos BH adl org yg tdk mpu mbyar
jasa advokat trtma prmpuan&anak2 srt pnyndang
disabilitas, ssuai prtran prndang2an yg brlku.
Pmbri BH adl lmbga BH atau Orgnssi
kmsyarktan yg mmbri lynan BH brdsrkan UU ini.
(4) Tuntutan ganti kerugian sbgmna dimaksud dlm ayat (1) diajukan oleh
tersangka, terdakwa, terpidana atau ahli warisnya kpd pengadilan yg
berwenang mengadili perkara yang bersangkutan.
(5) Untuk memeriksa dan memutus perkara tuntutan ganti kerugian tsb pd
ayat (1) ketua pengadilan sejauh mungkin menunjuk hakim yg sama yang
telah mengadili perkara pidana yang bersangkutan.
Surat (ps.187)
a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh
pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya,
yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan
alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu
b. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang
termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya
dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau
sesuatu keadaan;
c. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu
keadaan yang diminta secara resmi dari padanya;
d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya
dengan isi dari alat pembuktian yang lain.
Petunjuk
Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau
keadaan, yang karena persesuaiannya, baik
antara satu dengan yanglain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan telah
terjadinya suatu tindak pidana dan siapa
pelakunya (psl 188 KUHAP). Petunjuk dapat
diperoleh dari :
a. Keterangan saksi.
b. Surat;
c. Keterangan terdakwa.
Keterangan terdakwa (ps.189)
(1) Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa
nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia
lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami
sendiri.
(2) Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang
dapat digunakan untuk membantu menemukan
bukti di sidang, asalkan keterangan itu didukung
oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai
hal yang didakwakan kepadanya.
(3) Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan
terhadap dirinya sendiri.
(4) Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk
membuktikan bahwa ia bersalah melakukan
perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan
harus disertai dengan alat bukti yang lain.
Pasal 190 KUHAP
a. Selama pemeriksaan di sidang, jika terdakwa
tidak ditahan, pengadilan dapat memerintahkan
dengan surat penetapannya untuk menahan
terdakwa apabila dipenuhi ketentuan Pasal 21
dan terdapat alasan cukup untuk itu.
b. Dalam hal terdakwa ditahan, pengadilan dapat
memerintahkan dengan surat penetapannya
untuk membebaskan terdakwaa jika terdapat
alasan cukup untuk itu dengan mengingat
ketentuan Pasal 30.
PNGRTIAN PTSAN PENGADILAN
Pngrtian ptsan pengadilan mnrut Psl 1 butir 11
KUHAP yaitu prnytaan hakim yg diucpkn dlm
sdng pengadilan tbka yg dpt brpa pmdnaan
atau bebas atau lepas dr sgl tttan hkm, dlm
hal srt mnrut cra yg diatur dlm uu ini. Ptsan
pngdilan hnya sah&mmpnyai kktan hkm ttap:
Ptsan pngdilan brlku sah&mmpnyai
kktan hkm ttap apbl diucpkan disdang
pngdlan tbka utk umum.
Smua kptsan tnp kcli hrs diucpkan dlm
sdang yg tbka utk umum.
Yg dimksd dg “ptsan pngdilan yg tlh
mmprleh kktan hkm tetap” adl :
ptsan pngdilan tngkt prtma yg tdk diajukan
bnding/kasasi dlm wkt yg ditntkan olh KUHAP;
ptsan pngdilan tngkt bnding yg tdk diajukan
kasasi dlm wkt yg ditntkan olKUHAP; atau
ptsan kasasi.
Lalu bgmna dg kasasi.....?
mnyimak pdpt M. Yahya Harahap dlm
buku Pmbhsan Prmslahan dan Pnrpan KUHAP:
Pemeriksaan Sidang pengadilan, Banding, Kasasi
dan Peninjauan Kembali (hal. 615) sbb:
lnjtan....,
“Selama putusan belum mempunyai kekuatan
hukum tetap, upaya peninjauan kembali tidak
dapat dipergunakan. Terhadap putusan yang
demikian hanya dapat ditempuh upaya hukum
biasa berupa banding atau kasasi. Upaya
hukum peninjauan kembali baru terbuka
setelah upaya hukum biasa (berupa banding
dan kasasi) telah tertutup. Upaya hukum
peninjauan kembali tidak boleh melangkahi
upaya hukum banding dan kasasi.”
PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM PUTUSAN
Produk hakim dr hsil pmriksaan prkra di prsdngan
ada 3 mcam yaitu ptsan, pntapan, dan akta
prdmaian. Putusan adl prnytaan hakim yg
dituangkan dlm bntk trtlis&diucapkan olh hakim
dlm sdng trbka utk umum sbg hsil dr pmrksaan
prkra ggtan (kontentius). Penetapan adl
prnytaan hakim yg dituangkan dlm bntk
trtlis&diucapkan olh hakim dlm sdng trbka utk
umum sbg hsil dr pmrksaan prkra prmhonan
(voluntair). Sedangkan akta perdamaian adl
akta yg dibuat olh hakim yg brsi hsil msywrah
antra para phk dlm sngkta utk mngkhiri
sngkta&brlku sbg ptsan.
Beberapa jenis putusan Hakim dlm
perkara pidana:
1. PENGERTIAN GRASI
Dlm arti smpit brrti mrpkan tndkan meniadakan
hkman yg tlh diptskan olh hakim. DG kt lain,
Presiden brhk utk meniadakan hkman yg tlh
dijthkan olh hakim kpd sseorg.(ampunan dr
presiden pd org yg tlh dijthi hkman).
2. PENGERTIAN AMNESTI
Mrpkan suatu pnytaan thdp org bnyk yg trlbat
dlm suatu tndk pid utk meniadakan suatu akibat
hkm pid yg tmbl dr tndk pid tsb. Amnesti ini
dibrkan kpd org2 yg sdh ataupun yg blm dijthi
hkman, yg sdh ataupun yg blm diadakan
pengusutan atau pmrksaan thdp tndk pid tsb.
3. PENGERTIAN ABOLISI
Mrpkan suatu kptsan utk mnghntikan
pengusutan &pmrksaan suatu prkra, dimn
pengadilan blm mjtuhkan kptsan thdp prkra tsb.
lnjtan....,
Seorang presiden mbrikan abolisi dg prtmbngan dmi
alsan umum mngngat prkra yg mnyngkut para trsngka
tsb trkait dg kpntngan ngra yg tdk bs dikrbankan olh
kptsan pengadilan. (pnghpusan hkm atau membatalkan
hkm.)
4. PENGERTIAN REHABILITASI
Rehabilitasi mrpkan suatu tndkan Presiden dlm rngka
mmlihkan nama baik sseorg yg tlh hlng krn suatu
kptsan hakim yg trnyta dlm wkt brkutnya trbkti bhw
kslhan yg tlh dilkkan se-org trsngka tdk sbrpa
dibndingkan dg prkraan smla/bhkan ia trnyta tdk brslah
sm skli.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH