Anda di halaman 1dari 20

Hukum Acara Pidana

Indonesia Legal System

Dionisius Cedric Novendra 17110210132


Jennifer Christian 17110210104
Nabila Kusumaningsih 17110210676
Salsabyla Muchammad 17110211999
DEFINISI

Aturan-aturan yang dibuat dengan tujuan


sebagai pedoman atau dasar bagi
penegak hukum dalam usaha mencari
kebenaran dan keadilan bila terjadi tindak
pidana atau pelanggaran terhadapa
ketentuan hukum yang bersifat materiil.
TEORI MENURUT AHLI
Hukum Acara Pidana adalah…

MOELJATNO: S. M. AMIN: PROF. DR. WIRJONO


PRODJODIKORO, SH:
Bagian dari keseluruhan Kumpulan ketentuan- Sederet aturan yang
hukum yang berlaku di ketentuan dengan memuat peraturan dan
suatu negara, yang tujuan memberikan tata cara bagaimana
memberikan dasar-dasar pedoman dalam usaha
badan-badan
dan aturan- aturan yang mencari kebenaran dan
menentukan dengan cara keadilan, bila terjadi pemerintahan
apa dan prosedur macam perkosaan atas sesuatu berkuasa, seperti pihak
apa, ancaman pidana ketentuan hukum dalam kepolisian, kejaksaan,
yang ada pada suatu hukum material, berarti dan pengadilan wajib
perbuatan pidana dapat memberikan kepada mengadakan tindakan
dilaksanakan apabila ada Hukum Acara ini, suatu hukum pidana sebagai
sangkaan bahwa orang hubungan yang tujuan negara.
telah melakukan delik meng”abdi” terhadap
tersebut. Hukum Material.
TUJUAN
Mencari dan mendapatkan
kebenaran materil, yaitu
kebenaran yang selengkap-
lengkapnya dari suatu
perkara pidana dengan
menerapkan ketentuan
hukum acara pidana secara
jujur dan tepat.
FUNGSI

• Mendapatkan kebenaran
materiil
• Putusan hakim
• Pelaksanaan keputusan
hakim
Pelaksanaan Hukum
Acara Pidana
PELAKSANAAN HUKUM ACARA PIDANA

Dalam suatu proses persidangan hakim akan


menjatuhkan keputusannya berdasarkan aturan
perundang-undangan yang berlaku dan atas dasar
keyakinannya. Dalam melaksanakan persidangan,
hakim dan para pihak yang terlibat di dalamnya terikat
dengan ketentuan yang diatur dalam hukum acara,
berupa proses pelaksanaan acara pidana.
Proses Pelaksanaan
A d a 3 Ta h a p

1. Pemeriksaan Pendahuluan

2. Pemeriksaan dalam Sidang


Peradilan

3. Pelaksanaan Hukuman

Add a Footer
Pemeriksaan pendahuluan (vooronderzoek)
Pemeriksaan dilakukan oleh seorang penyelidik dan penyelidik harus menetukan
siapa pelaku/terdakwa serta siapa saksinya serta apa saja pidanan yang dilanggar
oleh terdakwa.

Ada 3 hal yang harus dikerjakan dalam pemeriksaan :

1. Pengusutan (Opsporing)

2. Penyelesaian Pemeriksaan Pendahuluan (Nasporong)

3. Pengerjaan Penuntutan (Vervolging)

Asas Pedoman

Terdapat dua asas yang menjadi pedoman / pegangan ketika melakukan


pemeriksaan:

o Asas Kebenaran Materi

o Asas Inkwisitor
Pemeriksaan dalam
Pengadilan (eindonderzoek)
1. Pengadilan itu menyaring
2. Terdakwa memiliki kedudukan yang sama
3. Kepala kejaksaan menyerahkan surat dan bukti ke Pengadilan
4. Terdakwa dipanggil menghadap sidang dan akan menerima
Vonnis dengan rupa:
• Pembebasan dari segala tuduhan atas kurangnya bukti
• Pembebasan dari segala tuntutat atas tindakannya yang
bukan sebuah kejahatan
• Terdakwa aka dijatuhi hukuman sesuai dengan pasal yang
berlaku.
Pelaksanaan hukuman
(strafexecutie)
Putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat harus dilaksanakan dengan segera oleh
atau atas perintah jaksa dengan dua macam hukuman:

a) Oleh Jaksa jika keputusan itu mengenai hukuman


denda atau hukuman perampasan (penyitaan)
barang-barang atas tertentu dari hukum

b) Atas perintah Jaksa jika mengenai hukuman


lainnya
1. penyelidikan
2. penyidikan
3. penuntutan
4. sidang di pengadilan:
a. dakwaan
b. eksepsi PROSES
c. pemeriksaan alat bukti PERADILAN
d. tuntutan jaksa PIDANA
e. pledoi
f. replik jpu
g. putusan majelis hakim
Indonesia Legal System
2

ISTILAH DALAM HUKUM


ACARA PIDANA
PRAPERADILAN :
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk
memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini, tentang :
a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan penahanan
atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain
atas kuasa tersangka,
b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan atas
permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan.
KEBERATAN (EKSEPSI) :

Eksepsi menurut bahasa adalah tangkisan, biasanya


diartikan juga dengan keberatan (exception/plead).
Dalam Hukum Pidana, eksepsi diajukan oleh
terdakwa/kuasa hukumnya pada sidang pertama setelah
pembacaan surat dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum
(Pasal 156 ayat (1) KUHAP).
PLEDOI :
Pledoi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana
(“KUHAP”) dikenal dengan istilah pembelaan. Untuk
menjawab pertanyaan Anda
mengapa pledoi itu selalu diajukan setelah tuntutan jaksa,
kami akan mengacu
pada penjelasan Yahya Harahap dalam bukunya
Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP (Pemeriksaan Sidang Pengadilan,
Banding, Kasasi, dan
Peninjauan Kembali)
Contoh Kasus
1. Hukum Acara Pidana adalah hukum yang
mengatur tentang cara bagaimana para
penegak hukum melaksanakan tugasnya,
2. Proses pertama dalam hukum acara
pidana adalah pemeriksaan pendahuluan
yang
merupakan suatu tindakan pengusutan dan
penyelidikan apakah sesuatu sangkaan
itu benar-benar beralasan atau mempunyai KESIMPULAN
dasar-dasar yang dapat dibuktikan
kebenarannya atau tidak.
3. Proses selanjutnya adalah pemeriksaan
dalam sidang pengadilan yang bertujuan
untuk meneliti dan menyaring apakah suatu
tindak pidana itu benar atau
tidak,
4. Proses ketiga adalah pelaksanaan
hukuman dengan keputusan hakim
Indonesia Legal System
THANK YOU

20

Anda mungkin juga menyukai