Anda di halaman 1dari 63

BAGAIMANA ADVOKAT

MEMENANGKAN
PERKARA: Teori dan
Praktek Peradilan
Pidana.
DR. LUHUT M.P PANGARIBUAN,
SH.,LL.M
KETUM DPN PERADI, DOSEN FHUI.
A. REFERENSI
1. DUA TOKOH SEBAGAI ROLE MODEL,
2. BUKU-BUKU
A.1. ROLE MODEL
MENANG MENURUT DR. MR. YAP THIAM HIEN.
“JIKA INGIN MENANG JANGAN DATANG KE SAYA TAPI JIKA HAKNYA
D I P E R J U A N G K A N D A T A N G LA H K E S A Y A ”.
ADNAN BUYUNG NASUTION , “ U U TIDAK SENANTIASA ADIL, KARENA ITU
ADVOKASI PERLU DILAKUKAN”
(1) YAP THIAM
HIEN.
Mendapatkan gelar ‘Mr” dari Universiteit
Leiden, Belanda.
Dan DR (HC)
Advokat dan tokoh Organisasi Advokat
Peradin, Ikadin.
Pendiri UKI, YLBHI
Aktif di PGI.
Tokoh Baperki dan ikut Dalam rapat
BPUPKI. Kemudian keluar karena berbeda
pendapat al dengan Oei Tjoe Tat.
Pembela Subandrio tokoh G30S di
Mahmilub.
(2) ADNAN
BUYUNG
NASUTION
Sarjana hukum UI dan DR dari
Universiteit Utrech, Belanda.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Menjadi Jaksa sebelum Advokat.
Pernah jadi anggota DPR/MPR dari KASI
Kantor lawfirm pertama di Indonesia
“NLH”.
Mendirikan LBH dan YLBHI.
Profesor di University of Melbourne,
Australia.
Menulis banyak buku.
Tokoh Peradin, Ikadin
A.2. TIGA BUKU
MEMBACA HUKUM ACARA PIDANA DALAM PRAKTEKNYA TIDAK
CUKUP HANYA BACA KUHAP TAPI JUGA HARUS BACA PERPOL, PERJA,
PERMA, SEMA DAN PERATURAN PELAKSANA DARI APH LAINNYA.
B. KONSEP DAN
STRUKTUR SPP
INDONESIA
I NKUSITORIAL DAN NON-ADVERSARIAL SERTA “ASSEMBLY -LINE JUSTICE”
CRIME CONTROL MODEL BUKAN DUE PROCESS MODEL
KUHAP: DIFERENSIASI FUNGSIONAL DAN I NTEGRATED CRIMINAL JUSTICE SYSTEM
B.1. KUHAP: “assembly-line justice”.
Pra-P Upaya
Pembuktian Paksa
SPDP
Bisa disidik?
Upaya SD
BAP ST Putusan
Paksa

Wewenang Wewenang Wewenang Tugas & Tanggung


Wewenang
Jawab LP
JPU Hakim
Penyidik/Penyelidik Penyidik J-Peneliti Hakim Wasmat

(1) Orang (2) Saksi (3) Tersangka (4) Terdakwa (5) Terpidana
bebas
Hak Hak Hak
Peristiwa
Hukum Pidana • Surat Keberatan • Remisi,
• Pra Peradilan • Eksepsi • Asimilasi
• Surat Pengalihan/ • Pledoi • Pelepasan
Penangguhan Penahanan bersyarat
dengan jaminan uang atau
orang dengan kompensasi
uang Pasca-Ajudikasi:
terima atau upaya
hukum, biasa &
Pra-Ajudikasi Ajudikasi luarbiasa
B.2. Upaya Hukum: PN dan PT Iudex factie dan MA Iudex
Iurist

Upaya Hukum Luar Biasa


Perlawanan
Upaya Hukum Biasa (Ps. 156 KUHAP)
Kasasi demi Kepentingan
Hukum
(Ps. 259 s/d 262 KUHAP)

Banding
(Ps. 67, 233 s/d 243 KUHAP)

Kasasi Peninjauan Kembali


(Ps. 263 s/d 269 KUHAP)
(Ps. 244 s/d 258 KUHAP)

• Pengadilan Negeri
• Pengadilan Tinggi Mahkamah Agung
(Judex Factie) (Judex Juris)
C. PRA-AJUDIKASI
PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN DAN PRAPENUNTUTAN.
PRODUK AKHIR BAP DAN SD.
PRODUK ADVOKAT: SURAT K EBERATAN, PRAPERADILAN, DAMPINGAN DAN “LO”
C.1. Dasar
Kewenangan
Advokat: Surat
Kuasa Khusus
KUHAP, KUHPerdata, UU Advokat.
SEMA 1988:6 Tentang SKK dari
Terdakwa dan Terpidana In Absentia
tidak dilayani.
C.2. Pra-Ajudikasi: 1. Inti pra-ajudikasi: menemukan bukti permulaan yang cukup
yang dituangkan dalam BAP.
Penyelidikan,
Penyidikan Serta 2. Penyelidikan: tertutup, untuk mengidentifikasi suatu
peristiwa hukum guna melihat apakah penyidikan dapat
Prapenuntutan. dilakukan. Belum ada status, dan blm pro-iustitia.
KUHAP,
UU Kekuasaan Kehakiman, 3. Penyelidik: KUHAP, setiap polisi. Penyidik: Polisi (min. Iptu &
UU Kepolisian, di bid.penyidikan min. 2 thn) dan PPNS (min. gol III/a & masa
UU Kejaksaan, kerja min. 2 thn).
UU Advokat
4. Penyidikan: membuat terang tindak pidana dan menemukan
UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia. tersangka, berdasarkan “bukti permulaan yang cukup”.
ICCPR yi UU NO 12 Tahun 2005,
5. Bukti permulaan: Putusan MK No.21/PUU-XII/2014 tanggal
Perkap 6 Tahun 2019
28 April 2015, dua alat bukti yang termuat dalam Pasal 184
Perja No 15 Tahun 2020
KUHAP dan disertai dengan pemeriksaan calon tersangkanya.
Tentang Penghentian Penuntutan
Berdasarkan Keadilan Restorative
Justice.
C.3. PENYELIDIK dan PENYIDIK:
Perbandingan Kewenangan
PENYELIDIK PENYIDIK
1. penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI. 1. penyidik adalah (a) pejabat polisi negara RI, (b)
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
2. karena kewajibannya mempunyai wewenang: wewenang khusus oleh undang-undang,
2.1 menerima laporan atau pengaduan dari 2. syarat kepangkatan penyidik diatur lebih lanjut
seseorang tentang adanya tindak pidana. dalam PP. Dalam PP ditentukan, “berpangkat paling
2.2 mencari keterangan dan barang bukti. rendah Inspektur dua Polisi dan berpendidikan
paling rendah strata satu atau yang setara” dan
3. atas perintah penyidik dapat melakukan PPNS “berpangkat paling rendah penata
tindakan berupa, (a) penangkapan, larangan muda/golongan IIIa dan berpendidikan paling
meninggalkan tempat, penggeledahan dan rendah sarjana hukum atau sarjana lain yang
penyitaan, (b) pemeriksaan dan penyitaan surat,(c) setara”(PP 2010:58 ps 2A dan 3B).
mengambil sidik jari dan memotret seseorang, (d)
membawa dan menghadapkan seseorang pd 3. punya kewenangan untuk melakukan penyidikan
penyidik. berdasarkan UU.
1. Upaya paksa ialah kewenangan APH berdasarkan KUHAP berupa
tindakan hukum yang sifatnya memaksa untuk keperluan
pemeriksaan suatu perkara pidana.
C.4. UPAYA 2. Tindakan ini yakni Penangkapan, Penahanan, Penggeledahan
PAKSA Badan, Pemasukan rumah, Penyitaan rumah, Penyitaan dan
Pemeriksaan Surat.
3. Selain itu MK juga menambahkan tindakan lain sebagai upaya
Penangkapan, penahanan, paksa seperti penggeledahan dan penyitaan (vide Putusan No
penggeledahan badan, pemasukan 65/PUU-VII/2010), penetapan tersangka (Putusan No 21/PUU-
rumah, penyitaan rumah, penyitaan XII/2014)
dan pemeriksaan surat.
Upaya paksa dilakukan untuk 4. Upaya paksa adalah asesor terhadap pemeriksaan pokok
kepentingan pemeriksaan. perkara, syaratnya dua yaitu ada (1) “keperluan (nesesitas)” dan
(2) “dasar yuridis” .
Pre-trial detention pre-judice
terhadap asas peradilan yang 5. Atas upaya paksa dapat diajukan keberatan dan atau dilawan
seharusnya fair dan objektif.
dengan antara lain Praperadilan atau bail-system.
1. Tidak ada format baku dalam menyusun Permintaan Pemeriksaan
Praperadilan.
C.5. 2. Sistematika Surat Resmi Permintaan Pemeriksaan Praperadilan :
PRAPERADILAN. (i) Pendahuluan, biasanya berisi hal yang umum seperti asas dan teori
yang relevan dengan issunya.
(ii) Alasan-alasan mengajukan praperadilan: (a) sah atau tidaknya
penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian
penuntutan, (b) ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang
KUHAP, UU Kekuasaan Kehakiman,
UU Kepolisian, UU Kejaksaan, UU perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau
HAM, ICPPR. penuntutan, (c) sah atau tidaknya penetapan tersangka,
penggeledahan dan penyitaan
Praperadilan adalah habeas corpus.
Instrumen Advokat menghadapi (iii) Fakta-fakta yang ditemukan.
“upaya paksa” dalam tahap pra-
ajudikasi (iv) Kesimpulan dan Permohonan,

Surat permohonan praperadilan (v) Lampiran-lampiran.


diususn dengan penalaran 3. Contoh Surat Resmi Permintaan Pemeriksaan Praperadilan dapat dilihat
hukumnya deduktif, yang umum ke
yang khusus. dalam BAB III Buku Surat-Surat Resmi Di Pengadilan
1. Dalam Perkap, BAP terdiri dari 80 item tapi satu yang
terpenting yaitu no 2 “Resume” (ps 80).
C.6. BAP 2. Resume itu terdiri dari
(i) dasar penyidikan,
(ii) uraian singkat perkara,
KUHAP dan Perkap No 6 Tahun 2019
Tentang Penyidikan Tindak Pidana (iii) uraian tentang fakta-fakta,
(perubahan atas Perkap no 14 Tahun
2012 Tentang Manajemen (iv) analisa yuridis,
Penyidikan Tindak Pidana.
(v) kesimpulan.
BAP kompilasi dari “tindakan
penyidikan” 3. BAP dasar satu-satunya Surat Dakwaan
Tindakan penyidikan sebagaimana 4. BAP itu menjadi berkualifikasi “vonis yang tertunda”.
diatur dalam ps 75 KUHAP.
Dasar dari SD dan “harus” dibaca 5. BAP dibaca hakim sampai tingkat banding dan kasasi.
hakim sd MA.
6. Pembelaan Advokat, bagaimana BAP ini wujud dari asas
Hakim menjadi “semi prosecutor” “equal-arms”, utamanya dari segi kualitatif, mengajukan saksi a
dan “prisoner of the prosecution” de charge dan ahli.
1. Putusan MK No. 130/PUU-XIII/2015 : SPDP “penyidik wajib
C.7. memberitahukan serta menyerahkan SPDP kepada penuntut
umum dalam kurung waktu paling lama 7 hari”. Ini untuk chek
PRA-PENUNTUTAN and balance
DAN JAKSA 2. Dalam ps 138 ayat (1) penuntut umum setelah menerima
PENELITI hasil penyidikan dari penyidik segera mempelajari dan
menelitinya dan dalam waktu tujuh hari wajib memberitahukan
KUHAP, UU Kejaksaan kepada penyidik apakah hasil penyidikan itu sudah lengkap atau
belum.
Selain jaksa penuntut umum dikenal
juga jaksa peneliti. Fungsinya 3. Ps 139 setelah penuntut umum menerima atau menerima
sebagai peneliti disebut dengan kembali hasil penyidikan yang lengkap dari penyidik, ia segera
screen prosecutor. menentukan apakah berkas perkara itu sudah memenuhi
persyaratan untuk dapat atau tidak dapat dilimpahkan ke
Prapenuntutan dimulai dengan
sudah diterimanya SPDP dari
pengadilan.
penyidik oleh kejaksaan. 4. Ps 140 ayat 2 (a) dalam hal penuntut umum memutuskan
Ini konsekuensi dari konsep menghentikan penuntutan karena tidak terdapat cukup bukti
diferensiasi fungsional KUHAP. atau peristiwa itu ternyata bukan merupakan tindak pidana
atau perkara ditutup demi hukum, penuntut umum
menuangkan hal tsb dalam surat ketetapan.
C.8. CONTOH DAN
ISI BAP
Ps 75 KUHAP
Setiap tindakan penyidikan dibuat
berita acara.
Tentang
(1) Pemeriksaan tersangka,
(2) Penangkapan,
(3) Penahanan,
(4) Penggledahan,
(5) Pemasukan rumah,
(6) Penyitaan benda,
(7) Pemeriksaan surat,
(8) Pemeriksaan saksi,
(9) Pemeriksaan ditempat kejadian,
(10)Pelaksanaan penetapan dan
putusan pengadilan,
(11)Pelaksanaan tindakan lain sesuai
KUHAP.
D. AJUDIKASI
PEMERIKSAAN DI PN ATAU PEMBUKTIAN, UPAYA HUKUM BIASA DAN LUAR
BIASA.
PRODUK ADVOKAT: EKSEPSI, PLEDOI DAN MEMORI: BANDING, KASASI
SERTA PENINJAUAN KEMBALI
KEMAHIRAN EKSAMINASI-CROSS-EKSAMINASI
D.1. Denah Ruang Sidang

Pasal 230 KUHAP

Surat Edaran Mahkamah


Agung Nomor 22 Tahun 1969
tentang Formasi di
persidangan Pengadilan
Negeri

Peraturan Menteri Kehakiman


Republik Indonesia Nomor
M.06.UM.01.06 Tahun 1983
tentang Tata Tertib Persidangan
dan Tata Ruang Sidang
D.2. Pakaian dan Atribut Sidang Advokat
Lanjutan Pakaian Dan Atribut Sidang Advokat
D.3. TITULATUR DALAM PERSIDANGAN

Peraturan Menteri Kehakiman RI


No: M.07.UM.01.06 Tahun 1983

Pasal 13
Penyebutan bagi hakim, penuntut umum dalam persidangan adalah yang
terhormat “Saudara Hakim” yang terhormat “Saudara Penuntut Umum”.
D.4. PEMERIKSAAN DI PENGADILAN NEGERI:
Bentuk, Urutan dan Cara serta Pemeriksaan
 Bentuk Pemeriksaan: biasa, singkat, dan cepat (tipiring dan lalu lintas) serta penggabungan
perkara gugatan ganti rugi
 Urutan proses: SD, Eksepsi, pendapat jaksa, Putusan sela, pembuktian; eksaminasi dan cross
eksaminasi, ST, Pledoi, replik, duplik, Putusan
 Wajib mendengar keterangan yang menguntungkan (Pasal 65 jo. 160 ayat (1)c KUHAP)
D.5. Tahap Pembuktian: Standar, Alat Bukti, Barang Bukti dan
Keyakinan Hakim.

1. Standar pembuktian: Kebenaran Materil


2. Alat bukti (tmsk barang bukti) dan keyakinan.
• Bentuk pembuktian: bukti permulaan yang cukup, bukti yang cukup dan bukti yang “sempurna”.
• Barang bukti diatur dalam ps 39 KUHAP
3. Alat bukti: ket saksi, ket ahli, surat, petunjuk, ket tsk/tdw. Petunjuk selain dpt diperoleh dari saksi, surat ket tsk/tdw dlm
tipikor, juga dari informasi dan dokumen (ps 26A UUTPK).
4. TPPU, alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat
optik atau alat yang serupa optik dan Dokumen.
5. Dalam UU ITE, alat bukti lain berupa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
6. Beban Pembuktian biasa (vide, ps 66 KUHAP).
• Pada Tipikor, beban pembuktian terbalik terbatas; TPPU, beban pembuktian terbalik.
D.6.
Contoh Surat
Dakwaan

Surat Dakwaan (vide SE JA SE-


004/J.A/11/1993).
Bentuk: Tunggal, Alternatif,
Subsidair, Kumulatif, Kombinasi
D.7.
Contoh Nota
Keberatan
(Eksepsi)
Bentuk: Yuridis sep tentang
kewenangan dan atau sebagai opening
statement.
1. Substansi: Kewenangan, tidak dapat diterima, batal demi hukum
D.8. Surat atau dibatalkan.

Dakwaan dan 2. Sistematika Eksepsi:

Eksepsi. (i) Pendahuluan: catatan tentang hal-hal yang bersifat umum sebagai
visi untuk melihat perkara,
(ii) Substansi (1) pengadilan tidak berwenang, (2) SD tidak dapat
KUHAP, ps 156 jo 143. diterima, (3) SD batal demi hukum atau harus dibatalkan . Substansi
no 3 sering disebut dengan eksepsi obscurum libelum.
Tentang Pembuatan Surat Dakwaan
(vide SE JA SE-004/J.A/11/1993); (iii) Analisa dikaitkan dengan Fakta dan Kesimpulan
Tunggal, Alternatif, Subsidair,
Kumulatif, Kombinasi. (iv) Permohonan: Tidak Dapat Diterima, Batal Demi hukum atau
harus dibatalkan dengan segala akibat hukumnya (a) jika ditahan
harus dimerdekakan, (b) ganti-rugi dan rehabilitasi.
3. Contoh Surat Keberatan (eksepsi) dapat dilihat dalam BAB IV Buku
Surat-Surat Resmi Di Pengadilan
D.9.
Eksepsi Sebagai 1. Berisi substansi daripada eksepsi dalam arti normatif.
“Opening Namun tetap disebut eksepsi yang berfungsi seagai “opening
Statement” statement”.
2. Temuan praktik peradilan sama seperti “walk-out”.
3. Biasanya karena dalam Proses Pendahuluan tidak
KUHAP dan Praktek.
berimbang, bukti a de charge tidak ditemukan dalam BAP atau
Karena BAP menjadi “dominus litis” bahkan ditolak sekalipun diajukan.
maka eksepsi sebagai opening
statement ini sering ditemukan Dalam 4. Dapat menjadi “pledoi” awal, dengan dasar
praktek.
tersangka/terdakwa selalu berhak berbicara terakhir
1. Penalaran Hukum Dalam Pledoi: Rumus: RxF=D
D.10. 2. Sistimatika Pledoi:
Surat Tuntutan (i) pendahuluan: catatan tentang penerapan hukum acara,
dan Pledoi (ii) question fact: deskriptif dan preskriptif;fakta dan fakta hukum.
(iii) question of law: pencocokan atau Analisa unsur delik dan fakta
hukum.
KUHAP, UU Kekuasaan Kehakiman,
UU Advokat, UU Kejaksaan. (iv) kesimpulan: bersalah atau tidak,
Versi Jaksa, Hukum Pembuktian (v) faktor pembenar atau pemaaf,
Dalam Perkara Pidana (vide SE
Kejagung 1997 No B-69/E/02/1997) (vi) permohonan: bebas, lepas atau klemensi
dan Pedoman Tuntutan Pidana (vide
SE JA RI No. SE-009/JA/12/1985 (vii) lampiran: bukti dan ad informandum
3. Contoh Surat Pembelaan (pledoi) dapat dilihat dalam BAB V Buku
Surat-Surat Resmi Di Pengadilan.
D.11.
Contoh Surat
Tuntutan

Surat Tuntutan adalah Hukum


Pembuktian versi JPU dalam perkara
pidana (vide SE Kejagung 1997 No B-
69/E/02/1997) dan Pedoman
Tuntutan Pidana (vide SE JA RI No.
SE-009/JA/12/1985
1. Pledoi sebagai instrumen Advokat untuk meyakinkan
D.12. hakim. Sebab sesuai hukum pembuktian kesalahan
Pledoi: adalah berdasarkan adanya “alat bukti” dan “keyakinan”
Kapan harus hakim.
disiapkan ? 2. Pledoi sebaiknya dilakukan setelah BAP dan SD sudah
ada al persiapannya lebih lama dan sekaligus bahan
dalam sidang.
3. Pembelaan secara tertulis. Karena Pledoi ingin
memenangkan sekaligus “keyakinan” hakim. Karena itu
pledoi saya sebut “mahkota”.
4. Posisi ST JPU sudah jelas sesuai BAP dan SD.
5. Dengan konsep ini maka kualitas Pledoi dan ST akan
sebanding di hadapan hakim.
D.13. PLEDOI:
Contoh
D.14 PLEDOI:
Sampul.
D.15 PLEDOI:
daftar Isi.
PLEDOI:…….
PLEDOI:……
PLEDOI:……
PLEDOI:…….
PLEDOI:……
PLEDOI:…….
E. PASCA-AJUDIKASI
UPAYA HUKUM BIASA DAN LUAR BIASA SERTA PEMASYARAKATAN .
PRODUK ADVOKAT: MEMORI DAN ATAU PERMOHONAN PK DAN PENDAPAT
HUKUM
1. Tingkat Banding
 Sistematika Surat Resmi Memori Banding :

(i) Pendahuluan: Pernyataan Banding telah dilakukan dalam tenggang waktu yang
E.1. ditentukan dan kutipan amar putusan secara lengkap,

BANDING DAN (ii) Alasan-alasan mengajukan banding : (1) Kelalaian dalam penerapan hukum acara
atau (2) kekeliruan atau (3) ada yang kurang lengkap,

KASASI. (iii) Kesimpulan dan permohonan

2. Tingkat Kasasi
 Sistematika Surat Resmi Memori Kasasi :

(i) Pendahuluan: Pernyataan Kasasi telah dilakukan dalam tenggang waktu yang
ditentukan dan kutipan amar putusan tingkat banding secara lengkap,
(ii) Alasan-alasan mengajukan kasasi: (1) Suatu peraturan hukum tidak diterapkan
atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya; (2) cara mengadili tidak dilaksanakan
menurut ketentuan Undang-undang; (3) pengadilan telah melampaui batas
wewenangnya,
(iii) Kesimpulan dan permohonan
E.2. UPAYA HUKUM LUAR BIASA

1. Ada dua (1) Pemeriksaan kasasi demi kepentingan hukum oleh JA (Pasal 259 KUHAP) dan (2) Peninjauan
Kembali (“PK”) oleh terpidana atau ahli waris (ps 263 ayat (1)}.
2. Putusan MK Nomor 33/PUU-XIV/2016 tanggal 12 Mei 2016 : Jaksa tidak diperbolehkan mengajukan PK).
3. SEMA No.1 Tahun 2012 : Terpidana wajib hadir dalam permohonan PK .
4. SEMA No.10 Tahun 2009 dan Putusan MK No 16/PUU-VIII/2010 tgl 15 Desember 2010 : PK hanya dapat
diajukan satu kali.
5. Putusan MK No 34/PUU-XI/2013 tgl 6 Maret 2014 : PK dapat diajukan lebih dari satu kali.
6. SEMA No.7 Tahun 2014 : PK hanya dapat diajukan satu kali.
1. Permintaan PK yang diajukan oleh kuasas hukum terpidana tanpa
E.3. dihadiri oleh terpidana harus dinyatakan tidak dapat diterima. PK hanya
PENINJAUAN sekali oleh terpidana atau ahli warisnya (SEMA).
2. Sistematika Surat Resmi Memori .
KEMBALI (“PK”).
(i) Pendahuluan: Kutipan amar putusan yang mohon untuk ditinjau
kembali,
(ii) Alasan-alasan mengajukan PK:(1) Terdapat keadaan baru yang dapat
KUHAP (ps 263-269), Putusan MK menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan baru itu sudah diketahui
Nomor 33/PUU-XIV/2016, Putusan
MK No 16/PUU, No 34/PUU-XI/2013 pada waktu sidang masih berlangsung hasilnya akan berupa putusan
-VIII/2010, SEMA 01 Tahun 2012 bebas atau lepas dan tuntutan Penuntut Umum tidak dapat diterima atau
terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan; (2)
UU Kejaksaan Baru Jaksa boleh
mengajukan PK apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah
terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dengan alasan
putusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan
satu dengan yang lain; (3) apabila putusan itu dengan jelas
memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata,
(iii) kesimpulan dan permohonan , (i) bebas, (2) lepas, (3) tdk dapat
menerima tuntutan, (4) lebih ringan.
F. JALAN HUKUM LAIN
(NON-AJUDIKASI)
GRASI, AMNESTI DAN REHABILITASI
REMISI, ASIMILASI DAN PELEPASAN BERSYARAT
1. Grasi diatur dalam Pasal 14 Ayat (1) UUD 1945 dan UU Grasi. Grasi merupakan
pemberian dari Presiden dalam bentuk pengampunan yang berupa perubahan,
peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan putusan kepada terpidana.
F.1. 2. Permohonan grasi tidak menunda pelaksanaan putusan, kecuali terhadap putusan
Grasi pidana mati.
3. Permohonan grasi hanya dapat diajukan 1 (satu) kali, kecuali untuk pidana tertentu
dan dengan syarat tertentu pengajuan permohonan grasi dapat diajukan 1 (satu) kali
lagi.

UUD 45 ps. 14 ayat (1). UU No 5 4. Pengecualian tersebut terbuka bagi terpidana yang pernah ditolak permohonan
tahun 2020 tentang Perubahan Atas grasinya dan telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penolakan permohonan
Undang-Undang Nomor 22 tahun grasi tersebut, atau bagi terpidana yang pernah diberi grasi dari pidana mati menjadi
2002 tentang Grasi. pidana penjara seumur hidup dan telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal
keputusan pemberian grasi diterima
5. Grasi diberikan Presiden dengan memperhatikan pertimbangan dari MA.
6. Jika seseorang memohon grasi kepada Presiden dan dikabulkan, maka Presiden
mengampuni perbuatan yang bersangkutan. Kesalahan orang yang bersangkutan
tetap ada, namun hukuman pidananya saja yang dihilangkan.
F.2. 1. Remisi adalah pengurangan masa pidana yang diberikan
Remisi, Asimilasi kepada narapidana dan anak pidana yang telah berkelakuan
baik selama menjalani pidana terkecuali yang dipidana mati
dan Pelepasan atau seumur hidup.

Bersyarat. 2. Program asimilasi ini adalah proses pembinaan narapidana


yang dilaksanakan dengan membaurkan warga binaan dalam
kehidupan masyarakat.
UU No 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan. PP No 99 Tahun 3. Bebas bersyarat jika sudah menjalani 2/3 masa penjara
2012 jo PP No 32 Tahun 1999 Tetang dikurangi remisi.
Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan
Hak Warga Binaan. PP No 32 Tahun
1999. Kepres No 174 Tahun 1999.
F.3. Perhitungan Remisi Umum

Masa jalan (tahun) Pemotongan remisi (bulan)


0,5-1 1
1 2
2 3
3 4
4 5
untuk tahun kelima dan seterusnya tetap mendapatkan 6 bulan.
F.4. Perhitungan Remisi Khusus

Masa jalan (tahun) Pemotongan remisi (hari)


0,5-1 15
1 15
2 30
3 30
4 45
untuk tahun kelima dan seterusnya tetap mendapatkan 60 hari.
F.5. Tambahan Remisi Berjasa Untuk Negara dan Dasawarsa.
1. Jika napi telah berjasa dan bermanfaat bagi bangsa dan negara akan diberi tambahan sebesar
1/3 dari remisi umum.
2. Dasawarsa yakni jika napi merayakan HUT RI pada setiap 10 tahun HUT RI (misalnya 1945,
1955, 1965, dst) akan diberi sebesar 1/12 dari masa vonis pidana dengan maksimal pengurangan
3 bulan.
1. Pemberian amnesti adalah semua akibat hukum pidana
terhadap orang yang diberikan amnesti dihapuskan. Dengan
F.6. kata lain, sifat kesalahan dari orang yang diberikan amnesti
Amnesti hilang.
2. Amnesti diberikan Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan dari MA serta DPR dan dapat diberikan tanpa
pengajuan permohonan terlebih dahulu.
UUD45 ps 14 ayat (1). UU dar No 11
Tahun 1954. 3. Amnesti adalah pengampunan atau penghapusan hukuman
yang diberikan kepala negara kepada seseorang atau
sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana
tertentu.
4. Amnesti yang diberikan untuk banyak orang disebut
sebagai amnesti umum.
1. Abolisi adalah penghapusan proses hukum seseorang yang sedang
F.7. berjalan. Abolisi diberikan kepada terpidana perorangan dan diberikan
ketika proses pengadilan sedang atau baru akan berlangsung.
Abolisi dan
2. Presiden harus memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat
Rehabilitasi (DPR) dalam pemberian abolisi.
3. Rehabilitasi adalah tindakan pemenuhan hak seseorang untuk
mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
UUD45 ps 14 ayat (2).
serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan
atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa
alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai
orangnya atau hukum yang diterapkan.
4. Rehabilitasi diberikan kepada terpidana yang telah mendapatkan
kepastian hukuman dan menjalani masa pidana, tetapi ternyata kemudian
dinyatakan tidak bersalah. Rehabilitasi diatur di dalam Pasal 14 Ayat (2)
UUD 1945. Presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR dalam
pemberian rehabilitasi.
PENUTUP
Fiat Justitia, ne Pereat Mundus
(keadilan harus ditegakkan agar dunia tidak
hancur binasa)
TERIMAKASIH: TANYA DAN JAWAB

Anda mungkin juga menyukai