Anda di halaman 1dari 40

HUKUM ACARA

PERSAINGAN USAHA
DITHA WIRADIPUTRA S.H., M.E.
STAF PENGAJAR FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
MANAGING PARTNER THE COMPETITION LAW FIRM
2
Agenda

þ Pendahuluan
q Dasar Hukum
q Komisi Pengawas Persaingan Usaha
q Proses Hukum di KPPU
q Proses Hukum di Pengadilan Niaga
q Proses Hukum di Mahkamah Agung
3
Pendahuluan

Latar belakang lahirnya UU No.5/1999

Latar belakang perlunya hukum acara tersendiri


terhadap perkara Hukum Persaingan Usaha

Proses penegakkan Hukum Persaingan Usaha sebelum


UU No.5/1999
Komparasi Proses Penegakkan Hukum Persaingan Usaha, Pidana & Perdata
4
MA

PT PT
Pengadilan Negeri/
Pengadilan Niaga Penuntut

KPPU
Penyidik
Individu Inisiatif

Perdata UU No.5/99 Pidana


5

Pendahuluan
Agenda q

þ Dasar Hukum
q Komisi Pengawas Persaingan Usaha
q Proses Hukum di KPPU
q Proses Hukum di Pengadilan Niaga
q Proses Hukum di Mahkamah Agung
6
Dasar Hukum

Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Undang-Undang No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Perundang-undangan yang tidak bertentangan dengan Undang-undang No.5 Tahun1999
Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
Keputusan Presiden No.75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Peraturan Mahkamah Agung No.3 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemeriksaan Keberatan
Terhadap Putusan KPPU
Surat Edaran Mahkamah Agung No.1 Tahun 2021 tentang Peralihan Pemeriksaan Keberatan Terhadap
Putusan KPPU ke Pengadilan Niaga
Peraturan KPPU No.1 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penanganan Perkara Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
7

Agenda q Pendahuluan
q Dasar Hukum
þ Komisi Pengawas Persaingan Usaha
q Proses Hukum di KPPU
q Proses Hukum di Pengadilan Niaga
q Proses Hukum di Mahkamah Agung
Komisi Pengawas Persaingan Usaha 8

UU No.5/1999

Mengawasi & menegakkan UU


KPPU No.5/1999 di Seluruh Wilayah
Indonesia
9
Tugas (Pasal 35 UU No.5/1999) :
1. Melakukan penilaian terhadap perjanjian
yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;
2. Melakukan penilaian terhadap kegiatan
Komisi Pengawas usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek
Persaingan Usaha monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17
sampai dengan Pasal 24;
3. Melakukan penilaian terhadap ada atau
tidak adanya penyalahgunaan posisi
dominan yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana
diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal
28;

Cont...
10
Tugas (Pasal 35 UU No.5/1999) :

4. Mengambil tindakan sesuai dengan


wewenang KPPU sebagaimana diatur dalam
Pasal 36;
Komisi Pengawas 5. Memberikan saran dan pertimbangan
terhadap kebijakan Pemerintah yang
Persaingan Usaha berkaitan dengan praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat;
6. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang
berkaitan dengan Undang-Undang ini;
7. Memberikan laporan secara berkala atas
hasil kerja KPPU kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat.
11
Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Wewenang (Pasal 36 UU No.5/1999):


1. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
2. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat;
3. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha
atau yang ditemukan oleh KPPU sebagai hasil dari penelitiannya;

Cont...
12
Komisi Pengawas Persaingan Usaha

4. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
5. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
undang-undang ini ;
6. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan setiap orang yang dianggap
mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
7. meminta bantuan penyidik untuk meghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli atau setiap
orang yang tidak bersedia memenuhi panggilan KPPU;
8. meminta keterangan dari instansi pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan
atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini;
9. mendapatkan, meneliti dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna
penyelidikan dan atau pemeriksaan;
13
Komisi Pengawas Persaingan Usaha

10. memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku
usaha lain atau masyarakat ;
11. memberitahukan putusan KPPU kepada pelaku usaha yang diduga melakukan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
12. menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang
melanggar ketentuan Undang-undang ini.
14
Komisi Pengawas Persaingan Usaha

KPPU Berwenang menjatuhkan sanksi tindakan administratif, berupa:


u Penetapan pembatalan perjanjian;
u Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal;
u Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek
monopoli dan/atau menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau merugikan
masyarakat;
u Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan;
u Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan pengambilalihan
saham;
u Penetapan pembayaran ganti rugi;
u Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00 dan setinggi-tingginya Rp
25.000.000.000,00.

(Pasal 47 UU No.5/1999)
15
Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Ketentuan Pasal 47 diubah UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menjadi:
Pasal 47
(1) Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap pelaku usaha yg melanggar
ketentuan UU ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. penetapan pembatan perjanjian sebagaimana dimaksud dlm pasal 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13, 15 dan 16.
b. Perintah kepada pelaku usaha utk menghentikan integrasi vertical sebagaimana dimaksud dalam pasal 14
c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yg terbukti menimbulkan praktek monopoli,
menyebabkan persaingan usaha tidak sehat, dan atau merugikan masyarakat sebagaimana dimaksud pasal
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, dan 27.
d. Perintah kepada pelaku saha utk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 25
e. Penetapan pembatalan atau penggabungan atau peleburan bdan usaha dan pengambilanalihan saham
sebagimana dimaksud pasal 28.
f. Penetapan pembayaran ganti rugi.
g. Pengenaan denda paling sedikit Rp. 1Miliar

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, jenis, besaran denda, sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah
16
Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Besaran Denda
(1) Tindakan administratif berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf g
merupakan denda dasar, dan pengenai tindakan administratif berupa denda oleh KPPU
dilakukan berdasarkan ketentuan:
a. Palling banyak sebesar 50% dari keuntungan bersih yang diperoleh pelaku usaha pada
pasar bersangkutan, selama kurun waktu terjadinya pelanggaran terhadap Undang-
Undang
b. Paling banyak sebesar 10% dari total penjualan pada pasar bersangkutan, selama kurun
waktu terjadinya pelanggaran terhadap Undang-Undang.
(2) sebagai jaminan pemenuhan atas putusan Komisi yang memuat tindakan administratif
berupa denda, terlapor wajib menyerahkan jaminan bank yang cukup, paling banyak 20%
dari nilai denda, paling lama 14 hari kerja setelah menerima pemberitahuan putusan KPPU
(Pasal 12 PP No.44 Tahun 2021)
17
Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Kriteria Sanksi
Sanksi berupa tindakan administratif dijatuhkan:
a. Sesuai dengan tingkat atau dampak pelanggaran yang dilakukan oleh Pelaku
usaha
b. Dengan memperhatikan kelangsungan kegiatan usaha dari pelaku usaha dari
pelaku usaha
c. Dengan dasar pertimbangan dan alasan yang jelas
(Pasal 5 ayat (1) PP No.44 Tahun 2021)
18
Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Penentuan besaran denda didasarkan atas:


a. Dampak negatif yg ditimbulkan akibat pelanggaran
b. Durasi waktu terjadinya pelanggaran
c. Faktor yang meringankan
d. Faktor yang memberatkan
e. Kemampuan pelaku usaha untuk membayar
(Pasal 14 PP No.44 Tahun 2021)
19

Agenda q Pendahuluan
q Dasar Hukum
q Komisi Pengawas Persaingan Usaha
þ Proses Hukum di KPPU
q Proses Hukum di Pengadilan Niaga
q Proses Hukum di Mahkamah Agung
20
Proses Hukum di KPPU
21
Proses Hukum di KPPU

Sumber Perkara
F Laporan:
1. Setiap orang yg mengetahui terjadinya dugaan pelanggaran
terhadap UU {Pasal 38 ayat (1) UU No.5/1999}
2. Pihak yang dirugikan {Pasal 38 ayat (2) UU No.5/1999}

F Inisiatif KPPU {Pasal 40 ayat (1) UU No.5/1999}


22
Proses Hukum di KPPU

Pemeriksaan Pendahuluan:
2 Jangka waktu 30 hari {Pasal 39 ayat (1) UU No.5/1999}
2 Untuk menetapkan perlu atau tidaknya
dilakukan pemeriksaan lanjutan {Pasal 39 ayat (1) UU
No.5/1999}
23
Proses Hukum di KPPU

Pemeriksaan Lanjutan:
4 Jangka waktu 60 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari {Pasal
43 ayat (1) dan (2) UU No.5/1999}

4 KPPU wajib melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha yg


dilaporkan {Pasal 39 ayat (2) UU No.5/1999}
4 KPPU wajib menjaga kerahasian informasi yg diperoleh dari pelaku
usaha yg dikatagorikan rahasia perusahaan {Pasal 39 ayat (3) UU No.5/1999}
4 KPPU dapat mendengarkan keterangan saksi, saksi ahli atau pihak lain
{Pasal 39 ayat (4) UU No.5/1999}
24
Proses Hukum di KPPU

Pemeriksaan Lanjutan:
4 Pelaku usaha dan atau pihak lain yg diperiksa wajib menyerahkan alat
bukti yg diperlukan dalam penyelidikan & pemeriksaan {Pasal 41 ayat (1) UU
No.5/1999}

4 Pelaku usaha dilarang menolak diperiksa, memberikan informasi atau


menghambat proses pemeriksaan {Pasal 41 ayat (2) UU No.5/1999}

4 KPPU dapat menyerahkan kepada penyidik untuk dilakukan penyidikan


sesuai dgn ketentuan yg berlaku apabila pelaku usaha melanggar
ketentuan di atas {Pasal 41 ayat (3) UU No.5/1999}
25
Proses Hukum di KPPU

Pemeriksaan lanjutan:
&Alat bukti pemeriksaan KPPU berupa:
?Keterangan saksi
?Keterangan ahli
?Surat dan atau dokumen
?Petunjuk
?Keterangan pelaku usaha
(Pasal 42 UU No.5/1999)
26
Proses Hukum di KPPU

Putusan:
¦Selambat-lambatnya 30 hari terhitung sejak selesainya
pemeriksaan lanjutan {Pasal 43 ayat (3) UU No.5/1999}

¦Harus dibacakan dalam suatu sidang yang dinyatakan


terbuka untuk umum dan segera diberitahukan kepada
pelaku usaha {Pasal 43 ayat (4) UU No.5/1999}
27
Proses Hukum di KPPU

Pasca Putusan:
G Pelaku usaha menerima dan melaksanakan putusan {Pasal 44 ayat (1) UU
No.5/1999}

G Pelaku usaha tidak menerima dan mengajukan keberatan ke PN {pasal 44


ayat (2) UU No.5/1999}

G Pelaku usaha tidak menerima dan tidak juga mengajukan keberatan ke


PN maka KPPU menyerahkan putusan kepada Penyidik untuk
melakukan penyidikan {pasal 44 ayat (4) UU No.5/1999}
28

q Pendahuluan
q Dasar Hukum
Agenda q Komisi Pengawas Persaingan
Usaha
q Proses Hukum di KPPU
þ Proses Hukum di Pengadilan
Niaga
q Proses Hukum di Mahkamah
Agung
29
Proses Upaya Hukum terhadap Putusan KPPU berdasar SEMA No.1
Tahun 2021 tentang Peralihan Pemeriksaan Keberatan terhadap
Putusan KPPU ke Pengadilan Niaga

u Pengadilan Negeri utk tidak lagi menerima keberatan terhadap putusan KPPU
terhitung sejak 2 Februari 2021
u Pengadilan Negeri yg telah menerima keberatan terhadap putusan KPPU
sebelum 2 Februari 2021, tetap menyelesaikan pemeriksaan dan mengadili
perkara keberatan tersebut
u Pengadilan Niaga sesuai kewenangan yg diberikan UU utk menerima,
memeriksa, dan mengadili perkara keberatan terhadap putusan KPPU
terhitung tgl 2 Februari 2021
u Kecuali ditentukan lain oleh UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, tata
cara penerimaan keberatan terhadap putusan KPPU oleh Pengadilan Niaga
dilaksanakan sesuai PERMA No.3 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pengajuan
Keberatan Terhadap Putusan KPPU dan petunjuk pelaksanaannya.
30
Proses Hukum di Pengadilan Niaga

? Pelaku usaha mengajukan keberatan paling lambat 14 hari terhitung setelah tanggal
pembacaan putusan KPPU jika Pemohon keberatan hadir atau setelah tanggal
pemberitahuan putusan KPPU jika Pemohon Keberatan tidak hadir dalam sidang
pembacaan putusan
? Keberatan diajukan melalui kepaniteraan Pengadilan Niaga sesuai dengan tata cara
pendaftaran keberatan
? Dalam hal keberatan diajukan lebih dari satu pemohon utk putusan KPPU yg sama di
Pengadilan Niaga yg sama, perkara tsb didaftarkan dengan nomor yg sama
? Dalam hal diajukan keberatan, KPPU merupakan pihak termohon
? Dalam hal keberatan diajukan oleh lebih dari satu pemohon terhadap putusan KPPU
yg sama, namun terdapat terlapor dalam putusan tersebut tidak mengajukan
keberatan maka terhadap terlapor tersebut putusan KPPU berkekuatan hukum tetap
? Kecuali ditentukan lain dalam PP 44 Tahun 2021, tata cara pemeriksaan keberatan di
Pengadilan Niaga dilakukan sesuai dengan hukum acara perdata
31
Proses Hukum di Pengadilan Niaga

u Dalam pengajuan Keberatan, Pemohon wajib menyerahkan:


a. Surat kuasa;
b. Permohonan keberatan;
c. Salinan putusan KPPU; dan
d. Salinan jaminan bank yang dilegalisir
u Dalam jangka waktu paling lama 3 hari setelah menenrima keberatan, Ketua Pengadilan
Niaga menunjuk majelis hakim yang terdiri dari hakim bersetifikat persaingan usaha
u Apabila belum ada hakim bersetifikat persaingan usaha, Ketua Pengadilan Niaga
menunjuk majelis hakim yg pernah memutus perkara Keberatan terhadap Putusan KPPU
u Dan apabila ternyata hal diatas belum ada juga maka perkara Keberatan diperiksa oleh
Ketua Pengadilan Niaga secara ex officio sebagai Ketua Majelis
32
Proses Hukum di Pengadilan Niaga

u Apabila Keberatan diajukan oleh lebih dari 1 pemohon keberatan utk


putusan KPPU yg sama tetapi berbeda tempat kedudukan hukumnya,
KPPU dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua Mahkamah
Agung untuk menunjuk salah satu Pengadilan Niaga disertai dengan
usulan tempat Pengadilan Niaga yg akan memeriksa keberatan tsb
u Setelah menerima permohonan tsb diatas MA dalam jangka waktu paling
lama 7 hari menunjnuk Pengadilan Niaga yg memeriksa keberatan tsb
u Setelah menerima pemberitahuan dari MA, dalam jangka waktu paling
lama 7 hari Pengadilan Niaga yg tidak ditunjuk harus mengirimkan berkas
perkara ke Pengadilan Niaga yg ditunjuk
33
Proses Hukum di Pengadilan Niaga

u Setelah menerima pemberitahuan dari MA dalam jangka waktu paling


lama 3 hari setelah seluruh berkas perkara yg digabungkan diterima
lengkap, Ketua pengadilan Niaga yg ditunjuk menunnjuk majelis hakim utk
memeriksa perkara penggabungan tsb
u Pemeriksaan dilakukan paling lambat 7 hari setelah majelis hakim yg
ditunjuk menangani perkara penggabungan keberatan menerima seluruh
berkas perkara dari majelis hakim yg tidak menangani keberatan atau dari
Pengadilan Niaga lain yg tidak ditunjuk oleh MA
u KPPU menyerahkan salinan putusan dan berkas perkaranya kepada
Pengadilan Niaga yg memeriksa perkara keberatan pada hari sidang
pertama
34
Proses Hukum di Pengadilan Niaga

u Pemeriksaan keberatan dilakukan tanpa melalui proses mediasi


u Pemeriksaan keberatan dilakukan terhadap aspek formil dan/atau materiil berdasarkan
salinan putusan KPPU dan berkas perkaranya
u Majelis hakim menolak permohonan keberatan yg tidak memuat alasan keberatan
u Berdasarkan persetujuan majelis hakim, pemohon keberatan dapat mengajukan saksi
dan/atau ahli yg pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU namun keberatannya
tidak dimuat atau dipertimbangkan dalam putusan KPPU, atau ditolak kehadirannya
memberikan keterangan, untuk didengarkan keterangannya dalam persidangan
u KPPU dapat mengajukan saksi dan/atau ahli yg pernah diajukan dalam pemeriksaan di
KPPU untuk memperkuat dalilnya
u Pemohon keberatan tidak dapat mengajukan bukti surat dan/atau dokumen, baik yg
pernah diajukan dalam pemeriksaan di KPPU, maupun bukti surat dan/atau dokumen
baru
35
Proses Hukum di Pengadilan Niaga

u Pemeriksaan keberatan dilakukan dalam jangka waktu paling cepat 3


bulan dan paling lama 12 bulan
u Dalam hal pemeriksaan majelis hakim dapat menyelesaikan pemeriksaan
dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan, maka mejelis hakim dapat
menyelesaikan pemeriksaan tsb dan mengucapkan putusan tanpa harus
menunggu 3 bulan
u Pengucapan putusan dilakukan dalam siding yg terbuka utk umum
u Terhadap putusan keberatan, pemohon keberatan atau KPPU dapat
mengajukan permohonan kasasi kepada mahkamah Agung dalam
jangka waktu 14 hari setelah menerima pemberitahuan putusan
Pengadilan Niaga
36

q Pendahuluan
q Dasar Hukum
Agenda q Komisi Pengawas Persaingan
Usaha
q Proses Hukum di KPPU
q Proses Hukum di Pengadilan
Niaga
þ Proses Hukum di Mahkamah
Agung
37
Proses Hukum di MA

?KPPU (termohon keberatan) maupun pelaku usaha


(pemohon keberatan) dapat mengajukan kasasi {Pasal 45 ayat (3)
UU No.5/1999}
?Terhadap Putusan Keberatan, Terlapor dan/atau KPPU
hanya dapat mengajukan upaya hukum kasasi kepada
Mahkamah Agung sebagai upaya hukum terakhir (Pasal 15
PERMA No.3/2019)
?MA harus memberikan putusan dalam waktu 30 hari sejak
permohonan kasasi diterima {Pasal 45 ayat (4) UU No.5/1999}
38
Sanksi Pidana

SANKSI PIDANA

PIDANA POKOK

Pasal 48

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4, Pasal 9sampai dengan Pasal 14, Pasal 16 sampai dengan
Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27, dan Pasal 28 diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.
25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp.100.000.000.000,00
(seratus milar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selamalamanya 6 (enam) bulan.
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 sampai dengan Pasal 8, Pasal 15, Pasal 20 sampai dengan
Pasal 24, dan Pasal 26 Undang-Undang ini diancam pidana denda serendahrendahnya
Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar) rupiah dan setinggi-tingginya Rp.25.000.000.000,00 (dua puluh lima
miliar rupiah) denda selama-lamanya 5 (lima) bulan.
(3) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41 Undang-Undang ini diancam pidana denda serendah-
rendahnya Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp.5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda selamalamya 3 (tiga) bulan.
39
Sanksi Pidana

PIDANA TAMBAHAN

Pasal 49

Dengan menunjuk ketentuan Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,


terhadap pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 48 dapat dijatuhkan pidana
tambahan berupa:
a) pencabutan izin usaha
b) larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran
terhadap Undang-Undang ini untuk menduduki jabatan direksi atau komisaris
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan selama-lamanya 5 (lima) tahun; atau
c) penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian pada pihak lain.
40

Terima Kasih

Ditha Wiradiputra, SH, ME.


Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Managing Partner The Competition Law Firm
HP:0816713673

Anda mungkin juga menyukai