ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis terkai tuntuk mengetahui dan menganalisis
terkait pengaturan pemeriksaan keberatan terhadap putusan KPPU pasca berlakunya Undang -Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Serta untuk mengetahui dan menganalisis kewenangan
Pengadilan Niaga pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan jenis penelitian normatif. Tulisan ini menggunakan
pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual
approach). Hasil studi menunjukkan bahwa Pengaturan pemeriksaan keberatan terhadap putusan KPPU
pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 118 memuat
perubahan terhadap Pasal 44, 45, 47, 48, dan 49 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Kewenangan Pengadilan Ni aga p asca
berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dalam meng atur p eng aj uan
permohonan keberatan dan pemeriksaan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (K PPU) ke
Pengadilan Niaga hingga kasasi di Mahkamah Agung (MA).
ABSTRACT
This study aims to find out and analyze related to knowing and analyzing the arrangements for
examining objections to the KPPU's decision after the enactment of Law Number 11 of 2020 concerni ng
Job Creation. And to find out and analyze the authority of the Commercial Court after the enactment of
Law Number 11 of 2020 concerning Job Creation. The writing of this scientific paper uses the type of
normative research. This paper uses a statutory approach and a conceptual approach. The resul ts of th e
study show that the arrangement for examining objections to the KPPU's decision after the enactment of
Law Number 11 of 2020 concerning Job Creation Article 118 contains amendments to Arti cl es 4 4 , 4 5 ,
47, 48, and 49 of Law Number 5 of 1999 concerning the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair
competition. The authority of the Commercial Court after the enactment of Law Number 11 of 2020
concerning Job Creation in regulating the submission of objections and examinations of the decision of the
Business Competition Supervisory Commission to the Commercial Court up to an appeal to the Supreme
Court.
1. Pendahuluan
Jurnal Kertha Desa, Vol. 9 No. 10, hlm. 39-51 irst_page – end_page
P-ISSN:,2302-528X, E-ISSN: 2303-0593
5 Daud, Irna Irmalina. "Evaluasi Terhadap Fungsi Dan Kedudukan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU)." Jurnal Kebijakan Ekonomi 2, no. 1 (2006): 63-84.
6 Mulyadi, Dudung, and Ibnu Rusydi. "Efektivitas peran Komisi Pengawas Pers aingan Us aha
(KPPU) dalam penanganan kasus persaingan usaha tidak sehat." Jurnal Ilmiah Galuh Justi si 5 ,
no. 1 (2017): 81-95.
7 Simbolon, Alum. "Kedudukan Hukum Komisi Pengawas Persaingan Us aha Melaks anaka n
10 Muaja, Eben Paulus. "Kewenangan Pengadilan Niaga Dalam Penyelesaian Sengketa HAKI di
Bidang Hak Cipta Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014." Lex Crimen 7, no. 6
(2018). 89-96.
11 Juniarta, I. D. A. D., and Ida Ayu Sukihana. "Kewenangan Pengadilan Niaga Indonesia Dalam
Eksekusi Aset Debitor Pailit Yang Berada Di Luar Negeri." Kertha Semaya: Journal Ilmu
Hukum 7, no. 8 (2019): 1-13.
Jurnal Kertha Desa, Vol. 9 No. 10, hlm. 39-51 irst_page – end_page
P-ISSN:,2302-528X, E-ISSN: 2303-0593
2. Metode Penelitian
12 Achmad, Yulianto, and N. D. Mukti Fajar. "Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris."
Yogyakarta, Pustaka Pelajar (2015). h. 43
13 Asshidiqie, Jimly. “Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.” BIP.
14 Risnain, Muh. "Eksistensi Lembaga Quasi Judisial Dalam Sistem Kekuasa an Keh a kim an Di
Indonesia: Kajian Terhadap Komisi Pengawas Persaingan Usaha." Jurnal Hukum dan
Peradilan 3, no. 1 (2018): 49-58.
15
Arjaya, I. Made, and AA Sagung Laksmi Dewi. "Penyelesaian Sengketa Utang Piutang
Melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Di Pengadilan Niaga (Studi Kasus
PKPU PT. Rendamas Realty dan Jane Christina Tjandra, Putusan No. 4/Pdt-
Sus/PKPU/2017/PN. Niaga Sby)." KERTHA WICAKSANA 12, no. 1 (2018): 46-55.
16
Priscilla, Karouw Chintya Claudia. "Kajian Yuridis Pengadilan Niaga Sebagai
Lembaga Penyelesaian Perkara Kepailitan." Lex Privatum 8, no. 1 (2020).
17 Sapitri, Baiq Ervinna. "Kewenangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam
penanganan perkara persaingan usaha (studi perbandingan di In don esia den gan n egara -
negara common law system)." Jurnal IUS Kajian Hukum dan Keadilan 3, no. 1 (2015).
Jurnal Kertha Desa, Vol. 9 No. 10, hlm. 39-51 irst_page – end_page
P-ISSN:,2302-528X, E-ISSN: 2303-0593
tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemeriksaan Keberatan Terhadap Putusan KPPU di
Pengadilan Niaga juga diundangkan untuk menyelaraskan ketentuan yang t ermuat
pada Pasal 118 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang
salah satu poinnya adalah menyerahkan wewenang Pengadilan Negeri kepada
Pengadilan Niaga untuk mengurus proses pengajuan keberatan terhadap putusan
KPPU.
Pasal 1 angka 2 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Pengajuan dan Pemeriksaan Keberatan Terhadap Putusan KPPU di
Pengadilan Niaga menyebutkan bahwa “Keberatan adalah permohonan pemeriksaan
kepada Pengadilan Niaga yang diajukan oleh terlapor yang tidak menerima putusan
KPPU.” Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 1 angka 5 Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 3 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemeriksaan Keberatan
Terhadap Putusan KPPU di Pengadilan Niaga, yang dapat menjadi pemohon
keberatan adalah Terlapor yang mengajukan Keberatan. Terlapor yang dimaksud
dalam pasal tersebut merujuk pada Pasal 1 angka 4 Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 3 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemeriksaan Keberatan
Terhadap Putusan KPPU di Pengadilan Niaga yang menyebutkan bahwa “Terlapor
adalah pelaku usaha dan/atau pihak yang terkait dengan pelaku usaha lain yang
dilaporkan ke KPPU dan/atau yang diperiksa atas inisiatif KPPU karena dugaan
melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.”
Upaya hukum berupa keberatan tersebut dapat diajukan oleh Pemohon
Keberatan sebagai dengan jangka waktu paling lambat 14 hari terhitung setelah
tanggal pembacaan putusan KPPU jika Pemohon Keberatan hadir atau setelah
tanggal pemberitahuan putusan KPPU jika Pemohon Keberatan tidak hadir dalam
sidang pembacaan putusan (Pasal 3 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3
Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemeriksaan Keberatan Terhadap
Putusan KPPU di Pengadilan Niaga. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengajuan dan
Pemeriksaan Keberatan Terhadap Putusan KPPU di Pengadilan Niaga, dalam
pengajuan keberatan, Pemohon Keberatan wajib menyerahkan:
1. surat kuasa;
2. permohonan Keberatan;
3. salinan putusan KPPU; dan
4. salinan jaminan bank yang dilegalisir.
Jurnal Kertha Desa, Vol. 9 No. 10, hlm. 39-51 irst_page – end_page
P-ISSN:,2302-528X, E-ISSN: 2303-0593
ditangani oleh Pengadilan Negeri) untuk ditangani oleh Pengadilan Niaga, setelah
ditetapkannya Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Pengajuan dan Pemeriksaan Keberatan Terhadap Putusan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha tanggal 16 September 2021, bahwa terhadap Pengajuan Upaya
Hukum Keberatan Terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
diajukan dan diputus melalui Pengadilan Niaga, bersamaan dengan ini disampaikan
juga bahwa Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2019 tentang Tata Car a
Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Putusan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Selama ini, Pengadilan
Niaga berwenang untuk menangani perkara-perkara di bidang hukum bisnis seper ti
kepailitan, PKPU, dan hak atas kekayaan intelektual. Hukum persaingan usaha juga
merupakan bagian dari hukum bisnis (business law) yang lebih tepat dan dipahami
oleh hakim Pengadilan Niaga.
Pengadilan niaga di Indonesia merupakan alternatif penyelesaian sengket a d i
luar badan arbitrase. Sebelumnya fokus utama penanganan perkara seputar
pembuktian, verifikasi utang, actio pauliana, penundaan utang, hak kekayaan
intelektual (HaKI), dan sengketa kepailitan.18 Kewenangan Pengadilan Niaga d alam
mengatur pengajuan permohonan keberatan dan pemeriksaan atas put usan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) ke Pengadilan Niaga hingga kasasi di
Mahkamah Agung (MA) yang diatur dalam Pasal 19-20 Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Proses penyelesaian perkara melalui sistem peradilan niaga dinilai lebih adil,
cepat, dan efektif. Pengadilan dapat memutuskan perkara pada tingkat pertama oleh
hakim majelis. Adapun hukum acara yang digunakan selama pemeriksaan perkara
yakni ketentuan Herziene Indonesisch Reglement/ Rechtsreglement
Buitengewesten (HIR/R.BG). Penyelesaian perkara pengadilan umum meliputi jenjang
upaya hukum standar. Dimulai dari upaya hukum tingkat banding di pengadilan
tinggi, kasasi di mahkamah agung, dan peninjauan kembali. Berbeda dari pengadilan
niaga, tidak memungkinkan dilakukan upaya hukum banding. Oleh sebab itu, t id ak
ada pengadilan tinggi niaga. Apabila salah satu pihak yang terlibat berperkara t id ak
puas dengan putusan hakim maka langsung mengajukan upaya hukum kasasi.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 118 yang
mengubah Pasal 44, 45, 47, 48, dan 49 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tent ang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di mana salah satu
pasal perubahan tersebut telah mengalihkan penanganan perkara keberatan atas
putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dari Pengadilan Negeri ke
Pengadilan Niaga. etentuan ini di antaranya meliputi yuridiksi Pengadilan Niaga
sebagai pengadilan untuk menangani perkara keberatan atas KPPU, jangka
waktu pemeriksaan paling lama 12 bulan. Adanya uang jaminan dalam hal put usan
KPPU menjatuhkan denda, batasan dalam memeriksa kembali keterangan saksi
dan/atau ahli, larangan menerima alat bukti surat/dokumen, dan eksekusi terhad ap
Putusan KPPU baik yang tidak diajukan keberatan maupun yang telah diperiksa
melalui proses keberatan/kasasi.
Upaya keberatan ini tidak sama dengan upaya banding. Itulah sebabnya,
pemeriksaan di pengadilan negeri terhadap upaya keberatan atas putusan KPPU it u,
Jurnal Kertha Desa, Vol. 9 No. 10, hlm. 39-51 irst_page – end_page
P-ISSN:,2302-528X, E-ISSN: 2303-0593
semula hanya terkait aspek formal. 19 JIka diperlukan pemeriksaan material, maka
pengadilan akan minta KPPU melakukan pemeriksaan tambahan. Dengan keharusan
bagi pengadilan niaga sekarang ini untuk memeriksa aspek formal dan material d ari
fakta yang ada dalam putusan KPPU Itu, maka sangat mungkin landasan filosofis
dari pranata bernama “keberatan” ini sudah berbeda dengan yang digariskan oleh
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
4. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Achmad, Yulianto, and N. D. Mukti Fajar. "Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris." Yogyakarta, Pustaka Pelajar (2015).
Asshidiqie, Jimly. “Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.”
BIP. Jakarta. (2007).
Nugroho, Susanti Adi. “Hukum persaingan usaha di Indonesia.” Prenada Media, (2014).
Jurnal Ilmiah
19 Hasan, Fuad, Rahmi Zubaedah, and Rani Apriani. "Penyelesaian Perkara Persa in ga n Us ah a
Berdasarkan Sikap Inisiatif Komisi Pengawas Persaingan Usaha." Singaperbangsa Law R ev i ew
(SILREV) 1, no. 1 (2020): 105-126.
Jurnal Kertha Desa, Vol. 9 No. 10, hlm. 39-51 irst_page – end_page
P-ISSN:,2302-528X, E-ISSN: 2303-0593
Peraturan Perundang-Undangan