Anda di halaman 1dari 44

OLEH

SULISTYANDARI

Kontrak Perkuliahan
Materi Perkuliahan:
1. Hukum Persaingan Usaha
2. Perlindungan Konsumen
3. Hukum Ketenagakerjaan
4. Tanggung jawab pelaku usaha dalam hukum dan sosial
perusahaan.
Tatap muka (TM): direncanakan 7 kali, 6 TM untuk perkuliahan
dan 1TM untuk presentasi tugas terstruktur dan ujian lisan.
Evaluasi: Ujian dan Tugas Terstruktur

OLEH
SULISTYANDARI

Kepustakaan:
1. Mohommad Taufik Makarno, Hukum Larangan Praktek Monopoli

Dan Prsaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia, Ghalia


Indonesia, 2010, Bogor.
2. Suyud Margono, Hukum Anti Monopoli, Sinar Grafika, 2009,
Jakarta.
3. Hermansyah, Pokok-Pokok Hukum Hukum Persaingan Usaha
Di Indonesia, Kencana, 2009, Jakarta.
4. Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan Usaha (Teori dan
Prakteknya Di Indonesia), RajaGrafindo Persada, 2010, Jakarta.
5. Johnny Ibrahim, Hukum Persaingan Usaha, Filosofi, Teori, dan
Implikasi Penerapannya di Indonesia, Banyumedia, 2009,
Malang.
6. Budi
Kagramanto,
Larangan
Persekongkolan
Tender
(Perspektif Hukum Persaingan Usaha), Srikandi, 2008.
7. Binoto Nadapdap, Hukum Acara Persaingan Usaha, Jala
Permata Aksara, 2009, Jakarta.
8. Kumpulan Beberapa Penulis, Hukum Persaingan Usaha Antara
Teks dan Konteks.

Istilah dan Hk Persaingan


Usaha
Hubungan etika bisnis dg persaingan usaha

- Etika dari kata bhs Yunani Ethos yg berarti kebiasaan, karakter


- pengertian etika: Etika, berkaitan dg kebiasaan tingkah laku manusia
dalam melaksanakan/mengambil keputusan berkenaan hak dan
kewajiban yang berlandaskan pada nilai moral (akhlak), yang baik
atau buruk, yang benar atau salah, yang jujur atau curang.
- pengertian
keuntungan
- persaingan

bisnis:

usaha

yang

tujuannya

usaha: persaingan antara


menjalankan usahanya (bisnisnya)

pelaku

menghasilkan

usaha

dalam

Bhw dlm menjlnkan usahanya, pelaku usaha mempunyai hak yg sama


untuk bersaing, namun agar
hak bersaing tsb mendapat
perlindungan hukum, pelaku usaha harus mengindahkan etika
bisnis (nilai moral yg baik) dlm menjlnkan bisnisnya.

Istilah

persaingan usaha (competition)


persaingan usaha tidak sehat (unfair competition)
hukum persaingan usaha ( competition law (Eropa),
antimonopoli law (Jepang), antitrust law (Amerika)
pengertian hk persaingan usaha

Umum: hukum yg mengatur segala sesuatu ttg persaingan


usaha
Khusus UU No.5/1999: hk yg mengatur ttg persaingan usaha
spt. Perj yg dilarang, kegiatan yg dilarang, penyalahgunaan
posisi dominan, penegakan hukumnya.
Pendekatan hukum persaingan usaha : per se illegal dan

rule of reason

Pendekatan hukum: pendekatan thd pengaturan persaingan usaha


di dlm UU (No.5/1999) dan pendekatan hakim di dlm menerapkan kett
UU persaingan usaha thd pelanggaran UU tsb.
Pendekatan per se illegal: Suatu perbuatan dg sendirinya telah
melanggar hk yg sdh ada jika perbuatan tsb memenuhi rumusan dlm
UU Persaingan usaha . Jadi perb tsb dilarang mutlak, shg perb yg
melanggar tsb dinyatakan oleh UU sbg perbuatan melanggar hukum.
Mis.Perj Penetapan harga, Perj Pemboikotan, Perj Tertutup.
Pendekatan rule of reason: Suatu perb dikatakan melanggar hk
persaingan usaha jika sdh diteliti dan dibuktikan bhw perb itu
menunjukan akibat
merugikan, menghambat persaingan. Jadi
pendekatan ini hakim dimungkinkan u melakukan interpretasi thd UU
dg fakta-fakta yg terjadi. Mis. Perj Oligopoli, Perj Kartel.
Ciri UU menggunakan pendekatan ini rumusan dlm pasalnya ada kata:
yg dpt mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d persaing..u.
.patut diduga/dianggap

Pendekatan ekonomi terlihat pada istilah ekonomi spt:

pasar: lembg ekonomi dmn para pembeli d penjual baik scr


langsung atau tdk langsung dpt melakukan transaksi perdagangan
brg d/ jasa.
pasar bersangkutan: pasar yg berkaitan dg jangkauan atau
daerah pemasaran ttt oleh pelaku usaha atas barang d jasa yg
sama atau sejenis atau substitusi dr brg d/ jasa sejenis.
pangsa pasar: persentasi nilai jual atau beli barang atau jasa ttt
yg dikuasai oleh plku usaha pd pasar bersangkuta dlm tahun
kalender ttt.
harga pasar: harga yg dibayar dlm transaksi barang d jasa
sesuai kepentingan antara para pihak di pasar bersangkutan.
konsumen: setiap pemakai dan atau pengguna brg d/ jasa sesuai
dg kepentingan diri sendiri maupun u kepentingan pihak lain

Hukum Persaingan Usaha Di


Indonesia
Peraturan persaingan usaha yg sekarang berlaku: UU No.
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak sehat. Dan Peraturan Pelaksana :
Kepres, PerMA, Peraturan KPPU.
- praktek

monopoli: pemusatan kekuatan ekonomi oleh


satu/lebih pel us yg mengakibatkan dikuasinya prod dan
atau pemasaran brg dan atau jasa ttt shg menimbulkan
persaingan us tdk sehat dan dpt merugikan kepentingan
umum

- Persaingan us tdk sehat: pers antar pel us dlm menjl keg us


d at pemasaran brg d at jasa yg dilakukan dg cr tdk jujur at
mel hk at menghambat pers us.

Beberapa peraturan perundangan di Indonesia yg mengatur

larangan persaingan usaha tidak sehat sebelum


berlakunya UU No.5 Tahun 1999 al. Pasal 382 bis KUHP;
Pasal 1365 KUHPerdata; UU tentang Merk.
Dg berlakunya UU No.5/1999, thd yg setara dg UU berlaku
asas Lex specialist derogat lex generalist, jika dibawah
UU berlaku asas Lex superior derogat lex inferior.
Dasar pikiran pengaturan hukum persaingan usaha

(UU No.5/1999), dapat dilihat dalam penjelasan umumnya.


- fenomena adanya persaingan usaha tdk sehat.
- penyelenggaraan ekonomi nasional kurang mengacu pada
amanat pasal 33 UUD 1945 serta cenderung monopolistik.
- Munculnya konglomerasi

Subtansi UU No.5/1999:

Mengenai
Mengenai
Mengenai
Mengenai

Perjanjian Yang Dilarang;


Kegiatan Yang Dilarang;
Posisi Dominan;
Penegakan Hukum.

Ruang

lingkup UU No.5/1999 dilihat dari substansinya


meliputi aspek hukum perdata (spt. Perjanjian) dan hukum
publik (HTN, HAN, Hk Pidana) , shg Hk Persaingan Usaha mrpk
bagian hukum ekonomi krn meliputi aspek privat dan publik juga
interdisipliner.

Asas dlm UU No5/1999

Ps.2:
Pelaku usaha di Indo dlm menjlnkan keg usahanya
berasaskan
Demokrasi
ekonomi
dg
memperhatikan
keseimbangan
antara
kepentingan
pelaku
usaha
dan
kepentingan umum (Ps.2 )

Demokrasi ekonomi terdapat dlm Ps.33 UUD 1945:


a. Perekonomian

disusun

sbg

usaha

bersama

berdsrkan

kekeluargaan;
b. Cabang-cabang produksi yg penting bg neg dan menguasai
hajat hdp orang banyak dikuasai oleh negara;
c. Bumi, air serta kekayaan alam yg terkandung di dlmnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat;
d. Perkonomian
nasional
diselenggarakan
berdsr
asas
demokrasi ekonomi dg prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional
Demokrasi ekonomi tercermin a.l dlm Ps.3, 50 UU 5/1999

Tujuan UU No.5/1999 (Ps.3):

a.

menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi


nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat;
b. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan
usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan
berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha
menengah, dan pelaku usaha kecil;
c. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan
d. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.

Perjanjian Yang Dilarang

Perjanjian: suatu perbuatan dr satu atau lebih dari pelaku usaha

untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain
dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Pelaku usaha: setiap orang perorangan atau badan usaha

berbentuk badan hk atau bukan, didirikan dan berkedudukan/mel


keg dlm wil Ind, baik sendiri ataupun bersama-sama melalui perj,
melak kegiatan usaha dlm bid ekonomi
Perjanjian yg dilarang dlm UU No.5/1999:
1. Perj Oligopoli
2. Perj Penetapan harga
3. Perj Pembagian wilayah
4. Perj Pemboikotan
5. Perj Kartel
6. Perj Trust
7. Perj Oligopsoni
8. Perj Integrasi Vertikal
9. Perj Tertutup
10.Perj Dengan Pihak Luar Negeri

1. Perjanjian Oligopoli (Ps.4)


(1) Pel us dilarang membuat perj dg pel us lain u scr bersama-sama mel

penguasaan prod d at pemasaran


brg d at jasa yg dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at persaingan us tdk
sehat.
(2) Pel us patut diduga/dianggap scr bersama-sama mel penguasaan
prod d at pemasaran brg d at jasa apabila menguasai lebih dari 75%
pangsa pasar satu jenis brg at jasa ttt
Unsur-unsurnya:
1. Pelaku us membuat perj dg pelaku us lainnya
2. Isi perj nya adalah scr bersama-sama mel penguasaan prod d at
pemasaran brg d at jasa
3. Scr bersama-sama mel penguasaan prod d at pemasaran brg d at
jasa lebih dr 75% patut diduga melakukan perj oligopoli
4. Dpt mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at persaingan usa
tdk sehat.
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.10/KPPU-L/2005 tentang perdagangan
garam ke Sumatera Utara

2. Perjanjian Penetapan Harga


(1) Pel us dilarang
membuat perj dg pel us pesaingnya u
(Ps.5,6,7,8
)
menetapkan harga atas mutu suatu brg d at jasa yg hrs

dibayar oleh konsumen at pelanggan pd pasar bskt yg


sama.
(2) Pengecualian : a. dlm usaha patungan ; b. didasarkan UU
yg berlaku. (Ps.5)
Unsur-unsurnya:
1. Pelaku us membuat perj dg pelaku us pesaingnya
2. Isi perj menetapkan harga atas mutu brg d at jasa yg hrs
dibayar oleh konsumen /pelanggan pd pasar bskt yg
sama.
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.02/KPPU-1/2003 tentang
Kargo (Jakarta-Pontianak)

Pel us dilarang membuat perj yg mengakibatkan pembeli yg satu

hrs membayar dg harga yg berbeda dr harga yg hrs dibayar oleh


pembeli lain u brg d at jasa yg sama. (Ps.6)
Unsur-unsurnya:
1. Pelaku us membuat perj dg pelaku us pesaingnya
2. Isi perj ada perbedaan harga thd konsumen yg satu dg yg
lainnya thd brg d at jasa yg sama tingkat d kualitasnya (Perj
Diskriminasi harga).
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.10/KPPU-L/2005 tentang
perdagangan garam ke Sumatera Utara
Pel

us dilarang membuat perj dg pel us pesaingnya u


menetapkan harga dibawah harga pasar, yg dpt mengakibatkan
terjadinya persaingan us tdk sehat. (Ps.7)
Unsur-unsurnya:
1. Pelaku us membuat perj dg pelaku us pesaingnya
2. Isi perj menetapkan harga dibawah harga pasar (Perj Jual rugi)
3. Perj tsb mengakibatkan terjadinya persaingan us tdk sehat.
Contoh Kasus: belum terdapat putusan KPPU, di Amerika dlm
kasusWilliam Inglis & SonCo vs ITT Continental Banking Co.

Pel us dilarang membuat perj dg pel us lain yg membuat

pesyaratan bhw penerima brg d at jasa tdk akan menjual at


memasok kembali brg d at jasa yg diterimanya, dg harga yg
lebih rendah drpd harga yg telah diperjanjikan shg dpt
terjadinya persaingan tdk sehat. (Ps.8)
Unsur-unsurnya:
1. Pelaku us membuat perj dg pelaku us lain
2. Isi perj menetapkan persyaratan bhw penerima brg d at jasa
tdk akan menjual at memasok kembali brg d at jasa yg
diterimanya dg harga yg lebih rendah dr pd harga yg telah
diperjanjikan (Perj penetapan harga jual kembali).
3. Dpt mengakibatkan terjadiya persaingan tdk sehat.
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.11/KPPU-1/2005 tentang
Distribusi semen Gresik.

3. Perjanjian Pembagian Wilayah (Ps.9)


Pel us dilarang membuat perj dg pel us pesaingnya yg

bertujuan untuk membagi wil pemasaran atau alokasi pasar


thd brg d at jasa shg dpt mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli d at pers us tdk sehat.
Unsur-unsurnya:
1. Pelaku us membuat perj dg pelaku us pesaingnya.
2. Isi perj menetapkan pembagian wil pemasaran atau alokasi
pasar thd brg d atau jasa.
3. Dpt mengakibatkan terjainya praktek monopoli d at
persaingan us tdk sehat.
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.53/KPPU-L/2008 ttg
Pembagian Wil Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Kontraktor
Listrik dan Mekanikal Indonesia (DPP AKLI).

4(1). Pel
Perjanjian
Pemboikotan (Ps.10)
us dilarang membuat perj, dg pel us pesaingnya, yg
dpt menghalangi pel us lain u melakukan us yg sama, baik u
tujuan pasar dlm negeri maupun luar negeri.
(2) Pel us dilarang membuat perj dg pel us pesaingnya, u
menolak menjual setiap brg d jasa dr pel us lain shg perb
tsb: a. merugikan at dpt diduga akan merugikan pel us lain;
at b. membatasi pel us lain dlm menjual at membeli setiap
brg d at jasa dr pasar bskt
Unsur-unsurnya:
1. Pelaku us membuat perj dg pelaku pesaingnya.
2. Isi perj menghalangi pel us lain u melakukan us yg sama
baik u tujuan pasar dlm negeri maupun luar negeri; u
menolak menjual setiap brg d jasa dr pel us lain.
3. perb tsb: a. merugikan at dpt diduga akan merugikan pel us
lain; at b. membatasi pel us lain dlm menjual at membeli
setiap brg d at jasa dr pasar bskt.

5. Perjanjian kartel (Ps.11)


Pel us dilarang membuat perj, dg pel us pesaingnya, yg

bermaksud u mempengaruhi harga dg mengatur prod d at


pemasaran suatu brg d at jasa, yg dpt mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli d at persaingan us tdk sehat.
Unsur-unsurnya:
1. Pel us membuat perj dg pel us pesaingnya.
2. Isi perj bermaksud u mempengaruhi harga dg mengatur
prod d at pemasaran suatu brg d at jasa.
3. dpt mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at
persaingan us tdk sehat.
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.03/KPPU-I/2003 ttg Kartel
Kargo Surabaya Makasar

6. Perjanjian Trust (Ps.12)


Pel us dilarang membuat perj dg pel us lain u mel kerjasama

dg membentuk gab perushaan at perseroan yg lebih besar,


dg tetap menjaga d mempertahankan kelangsungan hdp
masing2 perushaan at peseroan anggotanya, yg bertujuan u
mengontrol produksi d at pemasaran atas brg d at jasa, shg
dpt mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at
persaingan us tdk sehat.
Unsur-unsurnya:
1. Pel us membuat perj dg pel us pesaingnya.
2. Isi perj kerjasama dg membentuk gab perushaan at
perseroan yg lebih besar, dg tetap menjaga d
mempertahankan kelangsungan hdp masing2 perushaan at
peseroan anggotanya, yg bertujuan u mengontrol produksi d
at pemasaran atas brg d at jasa
3. dpt mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at
persaingan us tdk sehat
Contoh Kasus:

7. Perjanjian Oligopsoni (Ps.13)


(1) Pel us dilarang membuat perj dg pelaku us lain yg bertujuan u scr
ber-sama2 menguasai pembelian at penerimaan pasokan agar dpt
mengendalikan harga atas brg d at jasa dlm pasar bskt, yg dpt
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at pers us tdk sehat.
(2) Pel us patut diduga at dianggap scr ber-sama2 menguasai
pembelian at penerimaan pasokan apbl 2 at 3 pel us at kel pel us
menguasai lebih dr 75 % pangsa pasar satu jenis brg at jasa ttt.
Unsur-unsurnya:
1. Pel us membuat perj dg pel us lain.
2. Isi perj bertujuan u scr ber-sama2 menguasai pembelian at
penerimaan pasokan agar dpt mengendalikan harga atas brg d at
jasa dlm pasar bskt.
3. patut diduga at dianggap scr ber-sama2 menguasai pembelian at
penerimaan pasokan apbl 2 at 3 pel us at kel pel us menguasai
lebih dr 75 % pangsa pasar satu jenis brg at jasa ttt.
4. dpt mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at pers us tdk
sehat.
Contoh Kasus:

8. Perjanjian Integrasi Vertikal (Ps.14)


Pel us dilarang membuat perj dg pel us lain yg bertujuan u

menguasai prod sejumlah produk yg termasuk dlm rangkaian prod


brg d at jasa ttt yg mana setiap rangkaian prod mrpk hasil
pengolahan at proses lanjutan, baik dlm satu rangkaian langsung
maupun tdk langsung, yg dpt mengakibatkan terjadinya
persaingan us tdk sehat d at merugikan masyarakat.
Unsur-unsurnya:
1. Pel us membuat perj dg pel us lain.
2. Bertujuan u menguasai prod sejumlah produk yg termasuk dlm
rangkaian prod brg d at jasa ttt yg mana setiap rangkaian prod
mrpk hasil pengolahan at proses lanjutan, baik dlm satu rangkaian
langsung maupun tdk langsung.
3. dpt mengakibatkan terjadinya persaingan us tdk sehat d at
merugikan masyarakat.
Contoh kasus: Putusan KPPU No.01/KPPU-L/2002 ttg Kasus Abacus
di PT Garuda Indonesia

9. Perjanjian Tertutup (Ps.15)

(1) Pel us dilarang membuat perj dg pel us lain yg memuat

persyaratan bhw pihak yg menerima brg d at jasa hanya


akan memasok at tdk memasok kembali brg d at jasa tsb
kpd pihak ttt dan at pada tempat ttt.
(2) Pel us dilarang membuat perj dg pihak lain yg memuat
persyaratan bhw pihak yg menerima brg d at jasa ttt hrs
bersedia membeli brg d at jasa lain dr pel us pemasok.
(3) Pel us dilarang membuat perj mengenai harga atau
potongan harga ttt atas brg d at jasa, yg memuat
persyaratan bhw pel us yg
menerima brg d at jasa
dari pel us pemasok:
a. hrs bersedia membeli brg d at jasa lain dr pel us pemasok;
at
b. tdk akan membeli brg d at jasa yg sama atau sejenis dr pel
us lain yg menjadi pesaing dr pel us pemasok.

Unsur-unsurnya:
1.
Pel us membuat perj dg pelaku us lainnya.
2. Perj isinya memuat persyaratan bhw pihak yg menerima brg
d at jasa hanya akan memasok at tdk memasok kembali brg
d at jasa tsb kpd pihak ttt dan at pada tempat ttt;
memuat persyaratan bhw pihak yg menerima brg d at jasa
ttt hrs bersedia membeli brg d at jasa lain dr pel us
pemasok; mengenai harga atau potongan harga ttt atas brg
d at jasa, yg memuat persyaratan bhw pel us yg
menerima brg d at jasa dari pel us pemasok:
a. hrs bersedia membeli brg d at jasa lain dr pel us pemasok; at
b. tdk akan membeli brg d at jasa yg sama atau sejenis dr pel
us lain yg menjadi pesaing dr pel us pemasok.
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.11/KPU-I/2005 ttg Distribusi
Semen Gresik.

10. Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri


(Ps.16)
Pel us dilarang membuat perj dg pihak lain di luar negeri yg
memuat ketentuan yg dpt mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli d at persaingan usaha tidak sehat.
Unsur-unsurnya:
1. Pel us membuat perj dg pel us lain di luar negeri.
2. Isi perj memuat ketentuan yg dpt mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli d at persaingan usaha tidak sehat.
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.07/KPPU-L/2007 ttg Kasus
Temasek

Kegiatan Yang Dilarang


Pengertian kegiatan, UU No.5/1999 tidak memberikan

Diintepretasikan lawan perjanjian yaitu perbuatan hukum


sepihak yg dilakukan pel us tanpa melibatkan pel us lainnya.
Bentuk kegiatan yg dilarang:

1.
2.
3.
4.

monopoli,
monopsoni,
penguasaan pasar,
persekongkolan.

1. Monopoli (Ps.17)
(1)
(2)

a.
b.
c.

Pel us dilarang melakukan penguasaan atas prod d at


pemasaran brg d at jasa yg dpt mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli d at pers us tdk sehat.
Pel us patut diduga at dianggap melakukan penguasaan at
prod d at pemasaran brg d at jasa sebagaimana dimaksud
dlm ayat (1) apabila:
brg d at jasa yg brskt belum ada substitusinya; atau
mengakibatkan pel us lain tdk dpt masuk ke dlm persaingan
us brg d at jasa yg sama; atau
satu pel us at satu kelompok pel us menguasai lebih dari 50%
(lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis brg at jasa ttt.

Contoh Kasus: Putusan KPPU No.13/KPPU-I/2014 ttg Pelayanan


jasa ground handling di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yg
dilakukan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Execujet
Indonesia.

2. Monopsoni (Ps.18)
(1)

Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau


menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam
pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

(1)

Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai


penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila satu pelaku
usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih
dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang
atau jasa tertentu.

Contoh Kasus: Kasus BPPC (Badan Penyangga Pemasaran


Cengkeh) dibawah koordinasi Tommy Suharto memaksa
semua petani untuk menjual cengkeh mereka pada BPPC
dengan harga murah yg disertai dg berbagai alasan yg
dipaksakan.

3. Penguasaan Pasar (Ps.19,20,21)


Pel us dilarang melakukan satu at bbrp kegiatan, baik sendiri
maupun bersama pel us lain, yg dpt mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli d at persaingan usaha tidak sehat berupa :
a. menolak d at menghalangi pel us ttt u melakukan kegiatan
usaha yang sama pd pasar brskt; atau b. menghalangi
konsumen at pelanggan pel us pesaingnya untuk tidak
melakukan hubungan usaha dengan pel us pesaingnya itu;
atau c. membatasi peredaran d at penjualan brg d at jasa
pada pasar brskt; atau d. melakukan praktek diskriminasi
terhadap pel us ttt. (Ps.19)
Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau
jasa dengan cara melakukan jual rugi atau menetapkan harga
yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan
atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat. (Ps.20)

Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam


menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya yang menjadi
bagian dari komponen harga barang dan atau jasa yang
dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak
sehat. (Ps.21)
Contoh Kasus:

4. Persekongkolan (Ps.22, 23, 24)


Pel us dilarang bersekongkol dg pihak lain untuk mengatur dan
atau
menentukan
pemenang
tender
sehingga
dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
(Ps.22)
Pel us dilarang bersekongkol dg pihak lain untuk mendapatkan
informasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan
sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tdk sehat. (Ps.23)
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
menghambat produksi dan atau pemasaran barang dan atau
jasa pelaku usaha pesaingnya dengan maksud agar barang dan
atau jasa yang ditawarkan atau dipasok di pasar bersangkutan
menjadi berkurang baik dari jumlah, kualitas, maupun
ketepatan waktu yang dipersyaratkan (Ps.23).
Contoh Kasus: Putusan KPPU No.15/KPPU-I/2014 ttg Pengadaan
bus TransJakarta (pelanggaran Ps.22)

Posisi Dominan

Posisi dominan adalah keadaan di mana pel us tdk


mempunyai pesaing yg berarti di pasar brskt dlm kaitan dg
pangsa pasar yang dikuasai, atau pel us mempunyai posisi
tertinggi di antara pesaingnya di pasar brskt dlm kaitan dg
kemampuan keuangan, kemampuan akses pd pasokan at
penjualan, serta kemampuan u menyesuaikan pasokan at
permintaan brg at jasa ttt.
Bentuk larangan penyalahgunaan posisi dominan:

1. kegiatan umum;
2. jabatan rangkap;
3. pemilikan saham;
4. penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan.

1. Kegiatan umum (Ps.25)


(1) Pel us dilarang menggunakan posisi dominan baik scr

langsung maupun tdk langsung untuk:


a. menetapkan syarat-syarat perdagangan dg tujuan u
mencegah d at menghalangi konsumen memperoleh brg d
at jasa yg bersaing, baik dr segi harga maupun kualitas;
atau
b. membatasi pasar d pengembangan teknologi; atau
c. menghambat pel us lain yg berpotensi menjadi pesaing
untuk memasuki pasar brskt.
(2) Pel us memiliki posisi dominan sebagaimana
dimaksud
ayat (1) apabila:
a. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
menguasai 50% (lima puluh persen) atau lebih pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu; atau
b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha
menguasai 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih
pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

2. Jabatan Rangkap (Ps.26)


Seseorang yg menduduki jabatan sebagai direksi at
komisaris dr suatu perusahaan, pd waktu yg bersamaan
dilarang merangkap menjadi direksi at komisaris pd
perusahaan lain, apabila perusahaanperusahaan tsb:
a. berada dlm pasar brskt yg sama; atau
b. memiliki keterkaitan yg erat dalam bidang dan atau jenis
usaha; atau
c. scr bersama dpt menguasai pangsa pasar brg dan at jasa
ttt, yg dpt mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at
persaingan usaha tdk sehat.

3. Pemilikan Saham Mayoritas (Ps.27)


Pel us dilarang memiliki saham mayoritas pd bbrp
perusahaan sejenis yg melakukan kegiatan usaha dlm
bidang yg sama pd pasar brskt yg sama, at mendirikan bbrp
perusahaan yg memiliki kegiatan usaha yg sama pada pasar
brskt yg sama, apabila kepemilikan tsb mengakibatkan: a.
satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar
satu jenis barang atau jasa tertentu; b. dua atau tiga pelaku
usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari
75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis
barang atau jasa tertentu.

4. Merger, Akuisisi dan Konsolidasi


(Ps.28,
29) melakukan penggabungan at peleburan badan
(1) Pel us dilarang

usaha yg dpt mengakibatkan terjadinya praktek monopoli d at


persaingan us tdk sehat.
(2) Pel us dilarang melakukan pengambilalihan saham perusahaan
lain apabila tindakan tsb dpt mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli d at persaingan usaha tdk sehat.
(3) Kett lebih lanjut mengenai penggabungan at peleburan badan
usaha yang dilarang sbgmn dimaksud dlm ayat (1), d kett
mengenai pengambilalihan saham perusahaan sbgmana
dimaksud dlm ayat (2) pasal ini, diatur dlm PP.
Penggabungan at peleburan badan usaha, atau pengambilalihan
saham sbgmn dimaksud dlm Ps 28 yg berakibat nilai aset d at
nilai penjualannya melebihi jml ttt, wajib diberitahukan kpd
Komisi, selambat-lambatnya 30 hari sejak tgl penggabungan,
peleburan at pengambilalihan tsb (Ps29).
PP

No.57/2010 ttg Penggabungan, Peleburan Bd Usaha dan


Pengambilalihan Saham Perusahaan yg mengakibatkan
terjdnya praktek monopoli dan persaingan usaha tdk sehat.

Pengecualian Thd UU No.5/1999 (Ps.50,


51))
a. Perb d/at perj yg bertuj melaks perat perUUan yg berlaku; atau
b. Perj yg berkaitan dg HAKI; atau
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Perj penetapan standar teknis produk barang d/at jasa yg tdk


menghalangi persaingan usaha; atau
Perj keagenan yg tdk bertentangan dg uu ini; atau
Perj kerjasama penelitian u meningkatkan perbaikan hdp masy.
Perj internas yg telah diratifikasi pem; atau
Perj yg bertuj ekspor yg tdk mengganggu keb pasokan dlm
negri; atau
Pelaku usaha kecil; atau
Keg usaha koperasi yg tuj khusus melayani anggotanya.
(Ps.50)

Monopoli oleh BUMN dan Bd Us/lembaga yg dibentuk atau ditunjuk


Pemerintah (Ps.51)

Penegakan Hukum
KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)
KPPU sbg pelaksana UU No.5/1999
Status lembaga independen yg terlepas dr pengaruh dr kek
Pem serta pihak lain, bertanggung jwb pd Presiden (Ps.30)
Keanggotaan: 7 orang termasuk ketua d wkl, diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden a perset DPR (Ps.31,32,33,34)
Tugas KPPU:
a. melakukan penilaian thd perj yg dilarang dlm UU ini;
b. melakukan penilaian thd keg yg dilarang dlm UU ini;
c. melakukan penilaian thd penyalahgunaan posisi dominan yg
dilarang dlm UU ini;
d. mengambil tindakan sesuai wewenangnya;
e. memberikan saran pd Pem;
f. menyusun pedoman d/atau publikasi berkaitan UU ini;
g. memberi laporan scr berkala atas hsl kerja KPPU kpd Presiden
dan DPR. (Ps.35)

Wewenang (Ps.36):
1. menerima laporan dr masy d/at dr pel us ttg dugaan terjadinya

praktek monopoli d/at pers us tdk sehat; melakukan penelitian ttg


dugaan adanya keg us d/at tindakan pel us yg dpt mengakibatkan
terjdnya praktek monopoli d/at pers us tdk sehat;
2. Melakukan penyelidikan d/at pemeriksaan thd kasus dugaan
terjadinya praktek monopoli d/at pers us tdk sehat yg dilaporkan masy
at pel us at yg ditemukan oleh KPPU sbg hsl penelitiannya.
3. Menyimpulkan hsl penyelidikan d/at pemeriksaan thd kasus tsb
4. Memanggil pel us yg diduga melakukan pelanggaran, memanggil d
menghadrkan saksi, saksi ahli d setiap orang yg dianggap mengetahui
pelanggaran UU No.5/1999.
5. Meminta bantuan penyidik u menghadirkan angka 4 yg tdk bersedia.
6. Meminta ket dr Pem dlm kaitannya dg penyelidikan d/at pemerksaan
thd pel us yg melanggar UU ini;
7. Mendptkan , meneliti d/at meneliti srt dokumen at alat bukti
8. Memutuskan ada at tdk adanya kerugian di pihak pelaku us lain at
masy;
9. Memberitahukan putusan KPPU kpd pel us yg diduga mel praktek
monopoli d pers us tdk sehat;
10. menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kpd pel us yg
melanggar UU ini.

Tatacara Penanganan Perkara (Ps.38-46) dan Perat KPPU No.1/2010

1. KPPU (monitoring laporan pemeriksaan sidang putusan


pelaksanaan putusan penetapan eksekusi PN).
2. Keberatan di PN (di wil hk kedudukan pelaku usaha)
3. Kasasi MA
Sanksi (Ps.47 49)

sanksi tindakan administratif:


a. penetapan pembatalan perj sbgmn dimaksud dlm Ps.4 sd 13, 15, 16; d/at
b. Perintah kpd pel us untuk menghentikan integrasi vertikal; d/at
c. perintah kpd pel us u menghentikan kegitan yg dilarang yg tlh terbukti;
d/at
d. perintah kpd pel us u menghentikan penyalahgunaan posisi dominan;
d/at
e. penetapan pembatalan a merger, konsolidasi d akuisisi; d/at
f. penetapan pembayaran ganti rugi; d/at
g. pengenaan denda.
pidana pokok berupa ancaman denda atau kurungan pengganti denda,
dan
pidana tambahan berupa pencabutan izin, larangan u menduduki jabatan
direksi/ komisaris, penghentian tututan yg menimbulkan kerugian.

KPPU yg sdh ada di kota:


1. Jakarta Pusat
2. Surabaya
3. Ujung Pandang
4. Balikpapan
5. Medan
6. Batam

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai