Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kegiatan penanaman modal bukanlah hal yang baru dalam peradaban


manusia, karena sudah sejak zaman dahulu masyarakat sudah melakukan
berbagai bentuk investasi. Hanya saja pada zaman dahulu masyarakat
melakukan investasi dalam bentuk investasi yang dilakukan secara langsung
seperti, investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau
investasi dalam pembuatan perkebunan dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan


dan teknologi, corak dan ragam investasi juga mulai mengalami perkembangan,
dari investasi yang bersifat kebendaan dan dilakukan secara langsung menjadi
investasi terhadap modal atau bentuk-bentuk investasi baru seperti surat
berharga, seperti saham, obligasi dan lain-lain.

Dunia investasi mulai menjadi ramai pada waktu kegiatan pencarian


tanah jajahan dilakukan oleh negara-negara Eropa. Berita tentang penemuan
dunia baru dan lahirnya berbagai ilmu pengetahuan baru membuat investasi
mulai berkembang pesat. Keinginan untuk menjadi pengusaha di tanah
penemuan baru membuat berbagai pihak di Eropa berlomba-lomba untuk
berinvestasi di tanah tersebut.

Dalam berinvestasi tentunya tidak dapat lepas dari resiko. Karena dalam
setiap investasi pasti terdapat resiko yang besarnya tergantung dari jenis
investasi tersebut dan pengetahuan para pihak yang terlibat dalam investasi
tersebut.

Investasi secara langsung terhadap ternak misalnya, mempunyai resiko


lebih besar, karena jika terjadi kematian masal ternak maka akan menimbulkan

1
kerugian yang sangat besar secara langsung. Tapi ada juga investasi yang cukup
atau lebih aman jika dibandingkan terhadap investasi di atas tadi seperti
investasi terhadap surat berharga di mana investor hanya akan dibebankan
kewajiban sesuai dengan dana yang diinvestasikannya. Selain hal tersebut di
atas dalam berinvestasi secara langsung diperlukan modal yang besar serta
tempat yang harus memadai juga, sehingga menyulitkan untuk pihak-pihak
yang mempunyai modal dan tempat yang kecil untuk melakukan investasi juga.
Mengatasi hal tersebut, di tengah perkembangan investasi yang semakin cepat
maka mulai dikenal dengan pasar modal, yaitu tempat untuk mempertemukan
pemilik modal dengan pelaku usaha yang kekurangan modal.

Untuk hal-hal tersebut diatas, maka para investor merasa bahwa


kepastian hukum menjadi hal yang utama bagi para investor. Agar hasil dari
investasi yang mereka tamankan mendapat payung hukum yang jelas.

Investasi merupakan motor penggerak utama pertumbuhan


perekonomian dan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, caranya
yakni dengan memberikan kepastian hukum dan usaha. Dengah hal itu para
investor tidak akan ragu untuk memperluas investasi ke Indonesia, bila ada
kepastian hukum.

Sebelumnya BKPM telah bekerja sama dengan Kepolisian Negara


Republik Indonesia (Polri) untuk menciptakan keamanan investasi melalui
Pedoman Kerja BKPM-Polri tentang Jaminan Keamanan Berinvestasi di
Indonesia. Pedoman Kerja ini merupakan tindak lanjut atas penandatanganan
Nota Kesepahaman antara BKPM dengan Polri pada 22 Februari 2016 lalu di
Istana Negara. Adapun isi dari kesepakatan tersebut, yakni kedua instansi
diharapkan saling membantu guna menciptakan iklim investasi yang kondusif
di Indonesia.

2
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Hukum Investasi ?


2. Apa keuntungan dari adanya Hukum Investasi ?
3. Kepastian Hukum apa yang ditawarkan untuk para investor

1.3. TUJUAN
1. Mempelajari Hukum Investasi
2. Memenuhi tugas makalah mata kuliah Hukum Dagang

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN INVESTASI

Di zaman modern ini kita sudah tak asing lagi dengan kata investasi.
Siapapun bisa menginvestasikan harta yang dimilikinya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengertian investasi yaitu penanaman uang (modal) dalam
suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan mendapatkan keuntungan.

Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, pengertian investasi yaitu satu


aktiva yang digunakan perusahaan untuk pekembangan kekayaan melalui
distribusi hasil investasi (bunga, dividen, royalti, uang sewa), untuk animo nilai
investasi atau mungkin untuk faedah lainnya untuk perusahaan yang
berinvestasi seperti faedah yang didapat melalui jalinan perdagangan.1

Pengertian Investasi menurut para ahli :

1
Puwaningsih, Endang, 2010, Hukum Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia. h. 258-259.

4
- Jack Clark Francis, investasi adalah penanaman modal yang diharapkan dapat
menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang. 2
- Frank Reilly, investasi adalah komitmen satu dollar dalam satu periode
tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang
dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi,
(3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang. 3

Faktor-Faktor penentu investasi bagi seorang investor yang hendak melakukan


suatu investasi, harus melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam
menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi,
setidaknya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:
1. Analisis kondisi makro ekonomi.
2. Analisis pada jenis industri.
3. Analisis fundamental suatu perusahaan.

Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi


adalah melakukan analisis terhadap variabel-variabel makro, tahap analisis ini
dilakukan untuk menganalisis kondisi perekonomian suatu negara secara makro
dalam proses suatu investasi. Variabel-variabel ekonomi makro yang dianalisis
diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi berjalan, kurs/exchange rate (nilai
tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara lain), suku bunga SBI
(Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.

Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industri. Pada
tahapan ini, kita memilih jenis industri yang paling memberikan prospek
keuntungan jika dilakukan invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu
investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam indeks sektoral industri pada suatu

2
Francis, Jack C., Investment: Analysis and Management, 5th edition, McGraw-Hill Inc., Singapore, 1991, Hal. 1
3Reilly, Frank, & Brown, Keith C., Investment Analysis and Portfolio Management, 7th edition, Thomson South-
Western Inc., US, 2003, Hal. 5

5
pasar modal. Sektor yang mempunyai indeks yang bagus untuk investasi jangka
panjang tentunya akan dipilih.
Pada tahap analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada
perusahaan, dengan menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.4

2.2. PENGERTIAN HUKUM INVESTASI

Pengertian Hukum Investasi menurut para ahli, adalah sbb :

- Ida Bagus Wyasa Putra : Norma-Norma Hukum mengenai kemungkinan-


kemungkinan dapat dilakukannya investasi, syarat-syarat investasi, perlindungan
dan yang terpenting mengarahkan agar investasi dapat mewujudkan kesejahteraan
rakyat.

- T Mulya Lubis : Hukum Investasi tidak hanya UU, tetapi di dalam hukum dan aturan
lain yang diberlakukan berikutnya yang terkait dengan masalah-masalah investasi asing.

- Budi Sutrisno dan Salim HS, Hukum Investasi adalah keseluruhan kaidah hukum
yang mengatur hubungan antara investor dengan penerima modal, bidang-bidang
usaha yang terbuka untuk investasi, serta mengatur tentang prosedur dan syarat-
syarat dalam melakukan investasi dalam suatu negara.

2.3. DASAR HUKUM INVESTASI

Mengenai masalah hukum investasi ini dapat kita temukan dalam peraturan
perundang undangan seperti sebagai berikut :

- Tap mpr nomor 23/1/1996 dalam pasal 6

- Undang undang nomor 25 tahun 2007

4 http://mr-rasyidin.blogspot.co.id/2012/06/analisis-investasi.html

6
- Asas asas hukum investasi

- Asas ekonomis : Yaitu asas yang menyatakan bahwa hukum investasi memiliiki
nilai yang bersifat ekonomis.

- Asas hukum internasional : Artinya hukum investasi harus memperhatikan nilai


nilai yang berlaku di dunia internasional.

- Asas dokrasi ekonomis : Yaitu penanaman modal dilakukan secara bebas dan
terbuka untuk investor asing. Asas ini menjadi penting karena mendukung adanya
pasar bebas.

- Asas kemanfaatan : Yaitu agar penanaman modal ini hasilnya dapat


depergunakan untuk kessejahteraan masyarakat.

Asas asasnya juga diatur dalam pasal 3 Undang Undang no 25 tahun 2007 antara
lain

- Asas kepastian hukum : penanaman modal harus berdasarkan Undang Undang


yang berlaku.

- Asas keterbukaan : masyarakat berhak mendapat informasi yang benar dan jujur
mengenai penanaman modal yang dilakukan.

- Asas akuntabilitas : semua hasilnya dapat dipertanggung jawabkan kepada


masyarakat.

- Asas perlakuan yang sama : penanaman modal harus melakukan perlakuan yang
sama terhadap investor (asing maupun tidak) kecuali dalam hal untuk kepentingan
keamanan negara.

- Asas kebersamaan : dengan tujuan bersama menuju kesejahteraan masyarakat.

7
- Asas efisiensi berkeadilan : mencapai iklim usaha yang adil, kondusif dan
berdaya saing yang sehat.

- Asas berkelanjutan : harus ada perencanaan. Untuk memberi kesejahteraan, di


masa sekarang maupun yang akan datang

- Asas berwawasan lingkungan : penanaman modalharus memelihara kelestarian


lingkungan.

- Asas kemandirian : penanaman modal harus mengedepankan potensi negara.

Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

Tujuan penanaman modal antara lain :

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Menciptakan lapangan pekerjaan.

Meningkatkan pembangunan nasional.

Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Meningkatkan kemampuan pembangunan daya saing usaha nasional.

Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional.

Mendorong ekonomi kerakyatan.

Meningkatkan ekonomi potensial menjadi ekonomi yang nyata dengan


menggunakan dana yang berasal dari dalam atau luar negeri

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jenis jenis penananaman modal

8
Jenis Penanaman Modal Investasi dapat digolongkan berdasarkan aset,
pengaruh, ekonomi, menurut sumber dan cara penanamannya. Investasi
berdasarkan asetnya Investasi berdasarkan asetnya merupakan penggolongan
investasi dari aspek modal atau kekayaannya. Investasi

Berdasarkan asetnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

Real Asset, yaitu investasi yang berwujud seperti gedung, rumahdan sebagainya

Financial Asset, yaitu investasi berupa dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung
pemegangnya terhadap aktivitas riil pihak yangmenerbitkan sekuritas tersebut.

Investasi berdasarkan pengaruhnya

Investasi berdasarkan pengaruhnya merupakan investasi yang didasarkan


pada faktor- faktor yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi kegiatan
investasi. Investasi berdasarkan pengaruhnya dibagi menjadi dua macam, yaitu:

Investasi Autonomos (berdiri sendiri) merupakan investasi yangtidak


dipengaruhi oleh tingakat pendapatan, bersifat spekulatif.Misalnya pembelian
surat-surat berharga.

Investasi Induced (mempengaruhi-menyebabkan) merupakan investasi


yang dipengaruhi kenaikan permintaan atas barang dan jasa serta tingkat
pendapatan. Misalny penghasilan transitori, yaitupenghasilan yang didapat selain
dari bekerja, seperti bunga dan sebagainya.

Investasi berdasarkan sumber pembiayaannya

Investasi ini merupakan investasi yang didasarkan pada ususl-usulinvestasi itu


diperoleh. Dibagi dalam 2 macam, yaitu :

Investasi Portofolio Investasi ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrument
surat berharga, seperti saham dan obligasi.

9
Investasi Langsung Investasi langsung adalah investasi aktiva tetap berwujud
termasuk tanah yang digunakan untuk kegiatan usaha dan bentuk investasi dengan
jalan membangun, membeli total, danmengakuisisi perusahaan.

Bidang usaha Investasi

Untuk mengetahui apakah suatu bidang usaha berbentuk badan hukum


terbuka atau tertutup, di Indonesia landasannya adalah Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KLBI) dan di internasional dinamakan International Standard
For Industrial Clasification (ISIC).

Bidang usaha investasi dapat dibagi menjadi dua, antara lain :

- Bidang usaha terbuka

- Bidang usaha terbuka dengan besyarat dan Bidang usaha tertutup

Pasal 12 (1) UU 25 Tahun 2007 menyatakan semua bidang usaha atau jenis usaha
terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha
yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan.

Penjelasan Pasal 12 ayat (1) menyebutkan, bahwa bidang usaha atau jenis
usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui
Peraturan Presiden disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan standar
klasifikasi tentang bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di Indonesia, yaitu
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan/atau Internasional
Standard for Industrial Classification (ISIC).

Pasal 12 ayat (2) menetapkan, bahwa bidang usaha yang tertutup bagi
penanam modal asing adalah:

Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan Bidang usaha
yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang.

10
Ayat (3) pasal ini menyatakan, bahwa Pemerintah berdasarkan Peraturan
Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik
asing maupu dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral,
kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta
kepentingan nasional lainnya.

Selanjutnya ayat (4) menjelaskan Kriteria dan persyaratan bidang usaha


yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang
tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing-masing akan diatur dengan
Peraturan Presiden.

Pasal 12 ayat (5) menyatakan Pemerintah menetapkan


bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan
nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan
usaha mikro, kecil, menengah, dan 2 koperasi, pengawasan produksi dan
distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta
kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. HUKUM INVESTASI DI INDONESIA

Investasi merupakan motor penggerak utama pertumbuhan


perekonomian dan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, caranya yakni
dengan memberikan kepastian hukum dan usaha. Dengah hal itu para investor
tidak akan ragu untuk memperluas investasi ke Indonesia, bila ada kepastian
hukum.

Investasi bisa dijadikan solusi untuk memutar dan mengembangkan


uang Anda. Ada banyak jenis investasi yang sudah umum di masyarakat
Indonesia dari mulai properti sampai emas bahkan perak. Pastinya, setiap jenis
investasi juga memiliki Resiko Investasi. Biasanya, resiko investasi akan
semakin besar seiring keuntungan yang didapat juga semakin besar. Contoh, jika
investasi dengan menabung, resiko sangat kecil bahkan tidak ada maka
keuntungan yang didapat juga kecil.

Berbeda dengan investasi pada perusahaan dimana keuntungannya bisa


berlipat-lipat. Namun, resiko berinvestasi pada perusahaan juga besar. Lebih
jauh lagi jika Anda tidak mengenal UU Pemerintah Indonesia yang membahas
Investasi. Pemahaman akan aturan investasi yang sudah ditetapkan oleh
Pemerintah itu penting untuk dipahami bagi setiap investor.

12
Indonesia sendiri menurut Pengamat Hukum Juniver Girsang, belum
mampu menghadirkan kepastian hukum untuk investasi dan karena itu
pemerintah disarankan untuk mulai membangun. Hal tersebut semata-mata agar
pertumbuhan investasi bisa moncer.5

Juniver mengutarakan, kepastian hukum bisa muncul sebagai roda


pembangunan nasional sehingga bisa berjalan dengan baik dan menguntungkan
ekonomi Indonesia.

Sebelumnya BKPM telah bekerja sama dengan Kepolisian Negara


Republik Indonesia (Polri) untuk menciptakan keamanan investasi melalui
Pedoman Kerja BKPM-Polri tentang Jaminan Keamanan Berinvestasi di
Indonesia. Pedoman Kerja ini merupakan tindak lanjut atas penandatanganan
Nota Kesepahaman antara BKPM dengan Polri pada 22 Februari 2016 lalu di
Istana Negara.

Adapun isi dari kesepakatan tersebut, yakni kedua instansi diharapkan


saling membantu guna menciptakan iklim investasi yang kondusif di Indonesia.
Sedangkan Pengamat ekonomi dari Indonesia Development of Economics and
Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menganggap, rendahnya kepastian hukum
di Indonesia membuat realisasi investasi asing jauh dari harapan.

3.2. DASAR HUKUM INVESTASI DI INDONESIA

Penanaman modal asing di Indonesia tentu saja bukan sesuatu yang baru.
Ia telah ratusan tahun tumbuh, berkembang, dan terus mengembangkan sayap

5
https://ekbis.sindonews.com/read/1399485/34/genjot-investasi-indonesia-butuh-kepastian-hukum-1556365963

13
hingga menjadi bagian penting dari pembangunan nasional. Penanaman modal
menjadi sesuatu yang sifatnya inevitable, tak bisa dihindarkan. 6

Lantaran menjadi sesuatu yang inevitable maka harus ada pedoman


yang jelas. Bagaimanapun, tak bisa sembarangan membuka ruang investasi
karena akan melahirkan siapa yang kuat akan menjadi pemenang. Iklim
investasi harus kondusif agar ia tak menjadi gangguan. Hukum hadir untuk
membangun kondusivitas itu. Investor asing tidak akan menanamkan investasi
jika kepastian hukum tak ada. Dalam investasi ada resiko-resiko hukum yang
akan dihadapi.

Indonesia adalah contoh negara tempat investasi yang menarik. Tetapi


masalah kepastian hukum masing sering disuarakan investor. Ambil contoh
perizinan. Pembenahan perizinan tampaknya masih menjadi problem serius
meskipun berbagai regulasi sudah diterbitkan. Perizinan yang kurang berjalan
dengan baik akan menimbulkan biaya tinggi. Sudah banyak hasil riset yang
membuktikan sinyalemen itu. Masalahnya ada pada implementasi regulasi yang
terkesan dilaksanakan setengah hati. Upaya yang dilakukan juga masih terlaku
menekankan pada formalitas ketimbang menciptakan budaya hukum yang pro
investasi. 7

Pemerintah seringkali dihadapkan pada dilema. Membuka ruang


investasi selebar-lebarnya dianggap mengkhianati filosofi konstitusi. Tetapi
menutup diri terhadap dunia luar di era seperti sekarang pun sesuatu yang
mustahil. Karena itu, dalam rezim hukum investasi, dikenal pembatasan-
pembatasan yang dilandasati kedaulatan suatu negara. Wujud konkritnya di
Indonesia adalah daftar bidang usaha yang tertutup buat asing, atau lazim

6
Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, David Kairupan, SH. LL.M. Kencana, Jakarta, 2013.
Hal.2
7
Ibid. Hal.32

14
disebut negative list. Misalnya, daftar negatif yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 36 Tahun 2010.8

Hukum investasi atau pasar modal di Indonesia, sudah diatur oleh


Pemerintah melalui UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. UU ini
memiliki beberapa pasal yang secara jelas mengatur hukum atau aturan investasi
di Indonesia. Silahkan simak pembahasan berikut;

Pertimbangan dalam Pembuatan Undang-Undang

Berdasarkan UU, Presiden bisa memutuskan untuk membuat UU


investasi karena beberapa hal berikut;

Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut


UUD ini, dijelaskan bahwa ada tujuan yang dilakukan untuk membuat
perekonomian negara Indonesia agar lebih baik lagi yakni melalui
pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Tentu saja, menurut UUD
tersebut, pembangunan ekonomi ini diharuskan berlandaskan pada demokrasi
ekonomi.

Menjalankan amanat yang sudah ditetapkan di Ketetapan Majelis


Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/ 1998. Adapun
isi amanat tersebut adalah guna melaksanakan aturan atau kebijakan investasi
(penanaman modal), maka diharuskan dengan landasan sistem ekonomi
kerakyatan. Didalam ekonomi kerakyatan tersebut ada usaha kecil, mikro,
menengah serta koperasi.

8 Ibid. Hal.65-67

15
Untuk percepatan pembangunan ekonomi, maka dilakukan peningkatan
penanaman modal. Ini dilakukan untuk mengolah segala potensi ekonomi
menjadi kinerja ekonomi yang riil atau nyata. Adapun modal tersebut bisa
datang dari dalam atau luar negeri.

Untuk membuat Indonesia ikut serta dalam kerjasama di dunia


internasional maka harus ada iklim investasi atau penanaman modal. Iklim
investasi ini sudah seharusnya bersifat promotif, adil, kondusif serta efisien.
Selain itu, iklim ini juga harus tetap memperhatikan kepentingan ekonomi
nasional.

Maka dari itu, dengan berbagai pertimbangan diatas, Presiden bisa


membuat hukum investasi melalui pembentukan UU.

Isi UU No. 25 Tahun 2007

UU ini membahas berkenaan dengan apa yang dimaksud dengan investasi atau
penanaman modal sebagai bentuk investasi utama. Menurut UU ini, yang
dimaksud dengan penanaman modal ialah segala bentuk kegiatan yang
dilakukan dalam rangka penanaman modal. Adapun penanam modal atau
investor yang dimaksud di sini bisa berupa investor dalam atau luar negeri.

Yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri adalah


penanaman modal yang ditujukan untuk melakukan usaha yang berada di dalam
negeri dan dilakukan oleh penanam atau investor lokal. Sedangkan penanaman
modal luar negeri maksudnya adalah penanaman modal yang ditujukan untuk
melakukan usaha yang berada di dalam negeri dan dilakukan oleh penanam atau
investor asing baik penanaman modal ini dilakukan sepenuhnya oleh orang
asing atau secara patungan.

Kegiatan investasi atau penanaman modal yang dijelaskan dalam UU ini


diselenggarakan dengan beberapa asas seperti;

16
- Kepastian hukum

- Keterbukaan

- Akuntabilitas

- Pelakuan adil yang tidak bisa dilihat karena perbedaan negara

- Kemandirian

- Kebersamaan

- Berkelanjutan dan

- Ada keseimbangan dengan kesatuan ekonomi Indonesia

Dan tak kalah penting, pengusaha perlu paham larangan praktek praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Pasal 16 huruf c UU No. 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal tegas mengatur setiap investor berkewajiban
menciptakan iklim usaha persaingan sehat, mencegah praktek monopoli, dan
tindakan-tindakan yang merugikan negara.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Penyerapan prinsip-prinsip hukum penanaman modal dalam rangka


menciptakan iklim penanaman modal yang baik adalah untuk mewujudkan
harmonisasi hukum penanaman modal. Hal ini didasarkan pemikiran bahwa peraturan
yang seragam mengenai penanaman modal akan berdampak bagi masyarakat dan
pemenintah untuk menyerap penanaman modal dan mengarahkan pemerintah
membeni jalan keluar. Hal ini dapat dilihat dari salah satu dari tiga hal penting yang
diperintahkan oleh konsiderans undang-undang ini, yakni: harmonisasi peraturan
penanaman modal dengan perubahan perekonomian global dan kewajiban
internasional Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional dengan tetap mengacu
kepada kedaulatan politik dan ekonomi nasional. Peraturan yang seragam akan
menjamin dan memberi kemudahan kepada investor atau perusahaan untuk mudah
masuk memobilisasi sumber daya, dan memberikan keuntungan pendapatan daerah
dan kewenangan yang diatur dalam undang-undang.

18
Peranan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi diperlukan untuk
mengatasi kegagalan pasar (market failure) atau kegagalan laissez faire mencapai
efisien, Dalam hal mengatasi kegagalan tersebut pemerintah dapat melakukan
intervensi melalui hukum dan peraturan. Pemerintah mengatur dunia usaha dan
transaksi untuk meminimalkan information asymetries dan mencegah monopoli.
Dalam praktik, pemerintah acapkali gagal mengurangi kegagalan pasar, bahkan tidak
jarang intervensi dan pemerintah malah memperburuk iklim investasi. Untuk
mengatasi hal tersebut, pemerintah perlu menyusun kerangka acuan yang jelas agar
kompetisi berjalan dengan baik. Pengaturan yang baik akan menciptakan persaingan
antar dunia usaha sehingga hanya perusahaan efisien yang dapat bertahan hidup.
Kondisi mi pada gilirannya akan menguntungkan konsumen.

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam upaya


meyakinkan calon investor untuk menanamkan modal atau berinvestasi di Indonesia,
kepastian hukum, perlindungan hukum (legal protection) dan keadilan hukum harus
diutamakan karena investor yang menanamkan modalnya selain mengharapkan hasil
atau keuntungan dalam bisnisnya, modal yang ditanamnya tetap dalam posisi aman.

19
DAFTAR PUSTAKA

- Puwaningsih, Endang, 2010, Hukum Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia.


h. 258-259.

- Francis, Jack C., Investment: Analysis and Management, 5th edition,


McGraw-Hill Inc., Singapore, 1991, Hal. 1

- Reilly, Frank, & Brown, Keith C., Investment Analysis and Portfolio
Management, 7th edition, Thomson South-Western Inc., US, 2003, Hal. 5

- https://ekbis.sindonews.com/read/1399485/34/genjot-investasi-
indonesia-butuh-kepastian-hukum-1556365963

- Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, David Kairupan,


SH. LL.M. Kencana, Jakarta, 2013. Hal.2

20

Anda mungkin juga menyukai