Nama Kelompok:
1. Chaniffatul Maghfirroh
2. Melan Apriliani
3. Siswo Hadi Purnomo
4. Tri Cahyono
Kelas: 2 TI-B
TEKNIK INFORMATIKA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada awal abad 21, sudah banyak para ilmuwan, sastrawan dan pekerja seni
lainnya yang menemukan atau menciptakan suatu inovasi dalam bidang teknologi
maupun bidang disiplin ilmu lainnya. Saat ini, teknologi mempunyai peran yang sangat
signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Negara yang menguasai dunia adalah negara
yang menguasai teknologi. Amerika serikat, Jerman, Perancis, Rusia dan Cina
merupakan contoh negara yang sangat maju dalam bidang teknologi sehingga mereka
mampu memberi pengaruh bagi negara lain. Negara-nnegara tersebut melindungi
teknologi mereka secara ketat. Jadi jika ada seorang mahasiswa asing yang belajar
dalam bidang teknologi di negara-negara tersebut, maka dosen tidak menularkan
seluruh ilmunya kepada si mahasiswa tersebut. Karena itu, Indonesia perlu merangsang
warga negaranya untuk mengembangkan teknologi dengan mengembangkan sistem
perlindungan terhadap karya intelektual di bidang teknologi yang berupa pemberian
hak paten.
Akar sejarah paten sudah cukup tua, pada awalnya memang sekedar perlindungan
yang bersifat monopolistik di Eropa dan memperoleh wujud yang jelas pada abad ke 14.
Perlindungan tersebut pada awalnya diberikan sebagai hak istimewa kepada mereka yang
mendirikan usaha industri baru dengan teknologi yang diimpor. Dengan perlindungan
tersebut, pengusaha indutri yang bersangkutan diberi hak untuk dalam jangka waktu
tertentu menggunakan teknologi yang diimpornya, hal tersebut diberi dalam bentuk Surat
Paten. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pengusaha pengimpor
teknologi yang baru agar benar-benar dapat terlebih dahulu menguasai seluk-beluk an
cara penggunan teknologi yang bersangkutan. Dengan demikian, tujuan pemberian paten
tersebut pada awalnya memang bukan pemberian perlindungan pada penemu, tetapi lebih
pada rangsangan untuk pendirian industri baru dan pengalihan teknologi.
Hak Paten yang dapat dilakukan oleh para masyarakat atau pihak-pihak yang akan
mempatenkan hasil inovasinya sebagai hak dari mereka sendiri. Pengetahuan mengenai
hak paten ini sangat penting untuk melindungi dan menjaga hasil karya mereka yang
memiliki inovasi. Menyadari pentingnya pengetahuan hak paten ini, maka disusunlah
makalah mengenai hak paten agar mampu memberikan penjelasan dan menambah
wawasan kita semua. Agar kita bisa belajar mengetahui betapa pentingnya hak paten
seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kata paten, berasal dari bahasa inggris patent, yang awalnya berasal dari kata
patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari
istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang
memberikan hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi
kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk membuka
pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat
hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur
siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap
sebagai hak monopoli.
Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2001 tentang Paten, Paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya
tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ayat 1)
Dalam hak paten memiliki istilah sebagai berikut:
Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk
atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
(UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 2)
Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
menghasilkan Invensi. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 3)
Pemegang Paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang
menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak yang lain menerima
lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
d. Keterangan tentang belum atau sudah dimintakannya hak paten di luar negeri
atas permohonan yang diajukan itu dan kalau sudah dimintakannya, apakah
sudah diberi hak paten di luar negeri negeri tersebut.
Undang-Undang Paten Nomor 14 Tahun 2001 menggunakan sistem
pemeriksaan yang ditunda. Hal ini dapat dilihat dari tahap-tahap pemeriksaan, yaitu
pemeriksaan substansi dilakukan setelah dipenuhi syarat-syarat administratif.
Adapun syarat-syarat administratif yang harus dipenuhi untuk mengajukan
permintaan paten dapat dilihat dalam Pasal 24 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2001 yang berbunyi sebagai berikut:
Mengajukan permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia
Permohonan harus memuat:
1. Tanggal, bulan, dan tahun permohonan.
2. Alamat lengkap pemohon.
3. Nama lengkap dan kewarganegaraan inventor.
4. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui
kuasa.
5. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa.
6. Pernyataan permohonan untuk diberi paten.
7. Judul invensi.
8. Klaim yang terkandung dalam invensi.
9. Deskripsi tentang invensi, yang secara lengkap memuat keterangan
tentang cara melaksanakan invensi.
10. Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk
memperjelas invensi dan Abstraksi invensi.
Setelah melalui tahapan pemeriksaan, Direktorat Jenderal berkewajiban
memberikan keputusan untuk menyetujui permintaan paten dan dengan demikian
memberi paten atau menolaknya. Apabila berdasarkan pemeriksaan dihasilkan
kesimpulan bahwa penemuan yang dimintakan paten dapat diberi paten, Direktorat
Jenderal memberikan Surat Paten kepada orang yang mengajukan permintaan paten.
Begitu pula sebaliknya bila kesimpulannya tidak memenuhi syarat, maka permintaan
ditolak.
Namun kemudian setelah keluar Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989, yang
telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997, ketentuan ini
disempurnakan lagi melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001, prosedur
permohonan paten sudah disebut secara rinci dan menyamai prosedur permohonan
paten di negara-negara lain di seluruh dunia.
2.7. Pengalihan dan Jangka Waktu Paten
Paten atau pemilikan paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya
maupun sebagian. Hal ini dapat jelas terlihat dari bunyi pasal berikut :
Pasal 66
1) Paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasiat;
d. perjanjian tertulis;
e. sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
2) Pengalihan Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan
huruf c, harus disertai dokumen asli Paten berikut hak lain yang berkaitan
dengan Paten itu.
3) Segala bentuk pengalihan Paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dicatat dan diumumkan dengan dikenai biaya.
Perlindungan hukum terhadap Invensi yang dipatenkan diberikan untuk masa
jangka waktu tertentu. Selama masa jangka waktu tertentu, penemunya dapat
melaksanakan sendiri Invensinya atau menyerahkan kepada orang lain untuk
melaksanakan. Baru setelah itu Invensi yang di patenkan tersebut berubah menjadi
milik umum atau berfungsi sosial.
Masa jangka waktu perlindungan hukum terhadap paten ini dicantumkan
dalam Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 yang menyatakan
bahwa :
“Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.
Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten dicatat dan diumumkan.”
Untuk menjamin kelangsungan paten itu dari tahun ke tahun, pemegang paten
harus membayar biaya. Pasal 115 menetapkan bahwa paten dinyatakan batal demi
hukum jika kewajiban membayar biaya tahunan tidak dipenuhi selama tiga tahun
berturut-turut.
2.8. Kegunaan Paten
Paten merupakan pendorong bagi dilakukannya berbagai kegiatan riset dan
pengembangan secara efisien, karena dapat mendorong berbagai perusahaan
menyediakan anggaran besar untuk peneltian, riset dan pengembangan suatu
produk.
Paten sebagai alat kaum kapitalis yang memanfaatkan posisi dominannya,
karena mereka dapat membayar untuk memanfaakan suatu penemuan.
Paten sebagai alat penghargaan karya, jika perlindungan hukum mengenai paten
tidak diterapkan dengan baik, orang yang berbakat akan pindah ke negara lain
yang lebih menghargai karyanya.
Membantu menggalakkan perkembangan teknologi pada suatu negara
dihargai dan tidak dijiplak.
Membantu menciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuhnya industri lokal
Membantu perkembangan teknologi dan ekonomi dengan fasilitas lisensi
Adanya alih teknologi
3.1. Kesimpulan
Hak paten merupakan bentuk perlindungan hak kekayaan inelektual yang sangat
efektif karena dapat mencegah pelaksanaan invensi oleh pihak lain tanpa seizin hak
paten, walaupun pihak lain memperoleh teknologinya secara mandiri (bukan meniru).
Hak paten diatur dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2001, hak paten diberikan untuk
invensi yang memenuhi syarat kebaruan, mengandung langkah inventif dan dapat
diterapkan dalam industri selama 20 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Saidin, H. OK. S.H., M. Hum, Aspek Hukum Hek Kekayaan Intelektual (Intellectual
PropertyRights), Edisi Revisi 6, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/perundangan/2006/08/25/paten-ok.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Paten