Anda di halaman 1dari 8

Sengketa Merk Superman antara PT

Marxing Farm Makmur Melawan DC Comics

OLEH :

Dwinda Parianti Hapsari (D1A118280)


Lalu Abbiyoga Setiawan (D1A118288)
Aswin Rafiqul A’la (D1A118291)
Adilla Putri Rahmalia (D1A118295)
Latar Belakang

Ketenaran tokoh superman menjadi inspirasi dari pengusaha untuk


menggunakan tokoh superman sebagai merek yang awalnya dimiliki
oleh orang Sutien Susilawati yang dijual kepada perusahaan asal
Surabaya tersebut menjadi merek dari kemasan wafer yaitu kelas 30
dan juga rokok ataupun tembakau kelas 34 yang digunakan oleh PT
MARXING FAM MAKMUR dijual kepada pasar Indonesia sehingga
pihak DC Comics pun mengetahui dan menimbulkan sengketa
kepemilikan hak merek superman di Indonesia ini.
Kasus Posisi
Kasus ini bermula saat DC Comics mengetahui bahwa merek
superman telah digunakan oleh perusahaan dari Surabaya
tersebut menggunakan merek superman sebagai merek untuk
wafer atau biscuit yang dijual dipasar Indonesia, sehingga DC
Comics mengajukan gugatan kepada perusahaan asal Surabaya
tersebut ke pengadilan niaga yang terletak di Jakarta Pusat untuk
membela hak nya sebagai pencipta dari tokoh superman tersebut
Akan tetapi karena prosedur yang dimiliki oleh amerika dan
Indonesia berbeda sehingga surat kuasa yang digunakan tidaklah
memenuhi standar dan menjadi bukti penguat untuk perusahaan
asal Surabaya tersebut dalam mempertahankan merek superman
tersebut
Gugatan yang diajukan tersebut merupakan gugatan yang berkaitan
dengan pembatalan merek oleh DC Comics untuk merek Superman,
ataupun Logo S, serta Superman dan lukisan yang didaftarkan
Marxing di Dirjen Kekayaan Hak Intelektual Kemkumham diajukan
pada 3 April 2018 di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan nomor
perkara 17/Pdt.SusHKI/Merek/2018/PN Niaga Jkt.Pst.
Pertikaian merek dagang yang melibatkan produsen wafek cokelat
lokal dan juga perusahaan penerbitan kelas dunia, DC Comics ini
sejatinya adalah terkait merek dagang dan juga Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) atau intellectual property rights (IPRS). Perlu
diketahui bahwa, prinsip pendaftaran merek adalah first to file atau
siapa yang pertama kali mendaftar maka menjadi pihak pertama
yang ditangani pengurusan mereknya.
Akibat Hukum
Akibat Hukum peniruan merek terkenal bagi penggunaan
merek tersebut yakni, adanya pemboncengan dan
pengurangan nilai kapasitas (dilution) terhadap Merek
Terkenal sehingga menimbulkan kerugian bagi merek
Superman DC Comic dikarenakan adanya kerugian secara
nilai ekonomi akibat pemanfaatan kepopuleran merek dan
karakter Superman DC Comic secara tanpa izin resmi atau
lisensi dari DC Comic selaku pihak yang mempopulerkan
dan memberikan investasi yang besar guna membesarkan
merek tersebut. Tindakan terscbut mengakibatkan
dilanggarnya Hak ekslusif yang dimiliki oleh DC Comic
sebagai pemegang merek terkenal.
Akibat hukum lainnya yakni terdapat dua merek
Superman yang terdaftar secara bersama di dalam
Daftar umum merek di Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual, hal ini membuat timbulnya ketidakpastian
hukum akibat adanya satu merek dengan 2 kepemilikan
yang berbeda di kategori yang berbeda, yang dimana
sebenarnya tidak diperbolehkan di dalam pasal 21 ayat 1
Undang-undang Nomor 20 tahun 2016 Tentang Merek
dan Indikasi Geografis.
Pertanggungjawaban hukum
Pertanggungjawaban dalam bidang merek dimiliki baik oleh
pemeriksa ataupun pemohon yang akan mendaftarkan mereknya
tersebut bertujuan agar memiliki hak yang berupa hak atas merek
tersebut yakni dengan contoh yaitu hak prioritas dari merek
tersebut. Selain itu dalam permohonan merek tersebut dilakukan
pemeriksaan oleh pemeriksa merek yaitu direktorat jendral hak
kekayaan intelektual apakah merek tersebut memiliki persamaan
pada pokoknya ataupun tidak, pendaftaran tersebut dilakukan
dengan itikad baik ataupun tidak. Sehingga menimbulkan suatu
pertanggungjawaban karena dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2016 akibat yang akan ditimbulkan jika terjadi pendaftaran
merek baik dengan adanya persamaan pada pokoknya ataupun
adanya iktikad tidak baik berupa pembatalan pada merek tersebut
Penyelesaian Sengketa
Setelah berjuang lebih dari 2 tahun, akhirnya DC Comics, penerbit komik
Amerika Serikat pemilik karakter Superman, ditetapkan sebagai pemilik logo
Superman yang sah. Setelah  Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
mengabulkan gugatan DC Comics untuk seluruhnya terkait sengketa merek
Superman, Logo S, dan plus lukisan, yang telah dipergunakan PT Marxing Fam
Makmur selaku produsen wafer Superman.       
DC Comics kini memenangkan hak atas merek Superman pada Rabu 25
November 2020. Majelis hakim memutuskan untuk mengabulkan gugatan DC
Comics terhadap PT Marxing Fam Makmur seluruhnya. “Menyatakan Penggugat (DC
Comics) sebagai satu-satunya pihak yang berhak atas merek SUPERMAN di
Indonesia; Menyatakan merek SUPERMAN milik Penggugat adalah merek terkenal;
Menyatakan merek SUPERMAN Nomor Pendaftaran IDM000374439 di Kelas 30
dan merek SUPERMAN Nomor Pendaftaran IDM000374438 di Kelas 34 atas nama
PT. Marxing Fam Makmur telah didaftarkan atas dasar itikad tidak baik,”
Dengan putusan ini, majelis hakim memerintahkan kepada Ditjen Hak
Kekayaan Intelektual Kemenkumham selaku turut tergugat agar melaksanakan
putusan pembatalan pendaftaran merek terdaftar 'Superman' yang diajukan PT
Marxing Fam Makmur.

Anda mungkin juga menyukai