TUGAS :
Tulislah peran masing-masing pembantu pengusaha tersebut sehingga jelas letak perbedaan
tugas, tanggung jawab, dan hubungannya dengan pemilik perusahaan atau pengusaha.
Termasuk upah dll.
PEMBANTU PENGUSAHA
INTERNAL
1. Pemegang Prokurasi adalah orang yang bekerja di lingkungan perusahaan
berdasarkan hubungan pemberian kuasa, ditempatkan untuk mengelola bagian
bidang tertentu dari perusahaan dengan jenjang di bawah pemimpin perusahaan.
Tugasnya ialah mengelola suatu bagian atau bidang tertentu contohnya bagian
produksi, pemasaran, administrasi, keuangan, dan lain-lain. Sebagai orang yang
diberi kuasa langsung oleh pengusaha, maka sudah kewajibannya bertanggung
jawab terhadap hal-hal yang terjadi di dalam bidangnya masing-masing, serta
melaksanakan prinsip manajemen sehingga orang yang dipimpinnya dapat bekerja
sama mencapai tujuan karena dia merupakan orang kedua sesudah pemimpin
perusahaan atau pengusaha dan termasuk dalam staf pemimpin perusahaan.
2) Hubungan Pemberian Kekuasaan, yaitu hubungan hukum yang diatur dalam Pasal
1792 dsl KUHPerdata yang menetapkan sebagai berikut ”pemberian kuasa adalah
suatu perjanjian, dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada orang lain,
yang menerimanya untuk atas nama pemberi kuasa menyelenggarakan suatu
urusan”. Pemilik perusahaan merupakan pemberi kuasa, sedangkan pembantu
pengusaha merupakan pemegang kuasa. Pemegang kuasa mengikatkan diri untuk
melaksakan perintah pemberi kuasa, sedangkan pemberi kuasa mengikatkan diri
untuk memberi upah sesuai dengan perjanjian yang bersangkutan.
Karena hubungan hukum tersebut bersifat campuran, maka berlaku Pasal 160 c
KUHPerdata yang menentukan bahwa segala peraturan mengenai pemberian kuasa dan
mengenai perburuhan berlaku padanya. Kalau ada perselisihan antara kedua peraturan itu,
maka berlaku peraturan mengenai perjanjian perburuhan (Pasal 1601 c ayat 1
KUHPerdata).
EKSTERNAL
Ada dua jenis pembantu pengusaha di luar lingkungan perusahaan, yaitu :
a. Mempunyai hubungan kerja tetap dan koordinatif dengan pengusaha, seperti agen
perusahaan dan perusahaan perbankan.
b. Mempunyai hubungan kerja tidak tetap dan koordinatif dengan pengusaha, seperti
makelar, komisioner, dan ekspeditur.
1. Agen Perusahaan adalah pihak yang mewakili perusahaan dengan tugas mengadakan
dan melaksanakan perjanjian dengan pihak ketiga atas nama pengusaha dan
bertanggung jawab dengan tugasnya sesuai arahan yang diberikan oleh pengusaha.
Contohnya, agen perusahaan otomotif, agen perusahaan barang elektronik, dan
sebagainya. Hubungan pengusaha dengan agen perusahaan adalah sama tinggi dan
sama rendah, seperti pengusaha dengan pengusaha. Hubungan agen perusahaan
bersifat tetap. Agen perusahaan juga mewakili pengusaha, maka ada hubungan
pemberi kuasa. Perjanjian pemberian kuasa diatur dalam Bab XVI, Buku II,
KUHPerdata, mulai dengan pasal 1792, sampai dengan 1819. Perjanjian bentuk ini
selalu mengandung unsur perwakilan (volmacht) bagi pemegang kuasa sesuai Pasal
1799 KUHPerdata.
2. Makelar diatur dalam Buku I Pasal 62-72 KUHD. Menurut pengertian dari UU,
makelar adalah seorang perantara yang menghubungkan pengusaha dengan pihak
ketiga untuk mengadakan perjanjian. Dalam Pasal 64 KUHD disebutkan beberapa
macam contoh perjanjian, misalnya perjanjian jual beli barang dagang, surat-surat
berharga, asuransi, pengangkutan dengan kapal dan lain-lain. Ciri-ciri khusus makelar
adalah harus mendapat pengangkatan resmi dari menteri kehakiman sesuai Pasal 62
ayat 1 dan sebelum menjalankan tugasnya harus bersumpah di hadapan ketua
pengadilan, bahwa dia akan menjalankan kewajibannya dengan baik sesuai Pasal 62
ayat 2. Menurut pasal 62 ayat 1, makelar mendapat upah yang disebut provisi atau
courtage. Makelar merupakan bentuk pedagang yang tertua. Dia adalah wakil dalam
arti undang-undang. Makelar berbuat atas nama dan tanggungan yang memberi
kuasa, yaitu pengusaha atau prensipalnya. Dengan prensipalnya itu dia tidak
mempunyai hubungan yang tetap. Pengangkatan untuk menjadi makelar umumnya
hanya untuk satu tempat dan berlaku untuk satu atau beberapa macam barang dan
makelar untuk semua macam barang perniagaan jarang dijumpai.
komitennya, melainkan atas namanya sendiri atau firmanya dan dengan ini
menerima upah yang disebut provisi atau komisi. Apabila seorang komisioner
mengadakan pernbelian atau penjualan maka ia sendiri yang terikat pada perjanjian
tersebut dan ia yang berhak menagih uang penjualan. Komiten dalam hal ini tidak
mempunyai hak menagih sama sekali, walaupun hal itu dilakukan atas perintah dan
untuk kepentingan komitennya. Hak dan kewajiban komisioner dan komiten
terhadap satu sama lain, selain terdapat dalam K.U.H.Perdata dan K.U.H.D), juga
ditentukan oleh persetujuan antara mereka yang disebut "Comissie Contract" serta
kebiasaan makelar dan komisioner. keduanya merupakan perantara dalam
perniagaan, dan menjalankan pekerjaan untuk orang lain. Tidak ada syarat
pengangkatan resmi dan penyumpahan sebagaimana halnya makelar. Komisioner
menghubungkan komiten dengan pihak ketiga atas namanya sendiri sesuai Pasal 76
KUHD dan komisioner tidak berkewajiban untuk menyebut nama komitennya sesuai
Pasal 77 KUHD, serta komisioner dapat bertindak atas nama pemberi kuasanya
sesuai Pasal 79 KUHD.