Anda di halaman 1dari 20

Domisili/Tempat tinggal dan Catatan Sipil

A. Domisili
1. Dasar Hukum dan Pengertian domisili
Domisili adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats yang artinya tempat
tinggal. Domisili diatur dalam Pasal 17 – 25 BW. Domisili adalah tempat
seseorang melakukan perbuatan hukum.

Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan domisili atau tempat kediaman itu
adalah “tempat dimana seseorang memenuhi kewajiban dan melakukan hak-
haknya meskipun pada kenyataannya saat sekarang ini dia sedang tidak berada
ditempat tersebut”

Tempat kediaman hukum adalah:


“Tempat dimana seseorang dianggap selalu hadir berhubungan dengan hal
melakukan hak-haknya serta kewajiban-kewajibannya, meskipun sesungguhnya
mungkin ia bertempat tinggal di lain tempat.
Menurut Pasal 77 BW, Pasal 1393 BW tempat tinggal adalah
“tempat tinggal dimana sesuatu perbuatan hukum hrs dilakukan”.

Tujuan dari penentuan domisili adalah untuk mempermudah


para pihak dalam mengadakan hubungan hukum dg pihak lainnya

Pengertian Domisili Perusahaan: lokasi perusahaan


sesuai dg akta pendirian serta akta-akta perusahaan
lainnya.
Pengertian Domisili dalam Hk. Perdata: tempat
kedudukan resmi yg dpt berupa tempat tinggal, rumah,
kantor, atau kota yang mempunyai kedudukan hak serta
kewajiban di mata hukum
Pengertian Domisili Fiskal: status domisili kepen-
dudukan yang digunakan untuk tujuan pemajakan.
Hal ini sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) dlm UU PPh
dimana pajak akan dikenakan di negara domisili.
Baik itu penghasilan yang diperoleh dari dalam
negeri ataupun yang diperoleh dari luar negeri.
2. Unsur² yang terkandung dalam rumusan Domisili
a. Adanya tempat tertentu (tetap atau sementara)
b. Adanya orang yang selalu hadir pada tempat tersebut
c. Adanya hak dan kewajiban
d. Adanya prestasi
3. Macam Domisili
Domisili ada 2 bentuk, yaitu:
1. Domisili terikat/wajib, sebuah tempat kediaman yang tdk bergantung kpd
keadaan org lain yg ada hubungannya dg org itu.
Contoh:
- istri yang mempunyai domisili di tempat tinggal suaminya
- seorang anak yang blm dewasa mempunyai domisili di tempat
tinggal orang tuanya
- Anak2 yang masih meenderjaring dibawah pengampuan (onder curatele
gastelden), tempat tinggal mereka adalah pada curator

2. Domisili Bebas atau Berdiri Sendiri, dijelaskan sbg saat seseorg dg bebas
yg sesuai dg kehendaknya dapat menentukan sebuah tempat kediaman di
tempat tertentu.

Domisili bebas terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:


1. Domisili yang sesungguhnya
2. Domisili pilihan
Menurut Eropa Kontinental domisili dibagi 2 macam, yaitu:
a. Domisili/ Tempat tinggal sesungguhnya yaitu tempat yang
bertalian dg hal yang melakukan wewenang perdata pada
umumnya. Tempat tinggal sesungguhnya dibedakan antara:
1) Tempat tinggal sukarela/bebas yang tidak terikat/tergantung
hubungannya dengan orang lain.
2) Tempat tinggal yg wajib/tidak bebas yaitu yang ditentukan
oleh hubungan yg ada antara seseorang dengan orang lain.
Misalnya: tempat tinggal suami istri, tempat tinggal anak
yg blm dewasa di rmh org tuanya, org di bawah
pengampuan di tempat curatornya.
Ketentuan yang mengatur tempat tinggal sesungguhnya:
a) Pasal 20 BW : Domisili Pegawai
b) Pasal 21 BW : Domisili istri, anak di bawah umur, & curatela
c) Pasal 22 BW : Domisili Buruh
d) Pasal 23 BW : Tempat kediaman org meninggal dunia
b. Tempat tinggal yang dipilih yaitu tempat yang ditunjuk sebagai
tempat kediaman oleh satu pihak atau lebih dalam hubungannya
dengan melakukan perbuatan tertentu.
Menurut Common Law domisili dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Domicili of origin
b. Domicili of dependence
c. Domicili of choice

Ada 4 syarat untuk menentukan domisili, yaitu:


a. Pilihan harus terjadi dg perjanjian
b. Perjanjian harus diadakan secara tertulis
c. Pilihan hanya dapat terjadi untuk satu atau lebih
perbuatan hukum
d. Untuk pilihan itu diperlukan kepentingan yang wajar
Ada 3 alasan mengapa domisili dalam aspek hukum mjd
sangat penting, yaitu:
1. Berguna dlm menentukan dmn subyek hk (seseorang)
harus dipanggil dan ditarik di muka pengadilan.
2. Domisili juga berguna utk menentukan pengadilan mana
yg berhak berkuasa thd subyek hk (sesorang) tsb. Hal ini
berhubgn dengan suatu peraturan bahwa pengadilan yg
berwenang mengadili seseorg dlm perkara perdata adalah
pengadilan dalam wilyh hk dmn penggugat & tergugat
berdomisili (Ps 118 ayat (1 & 2) HIR.
3. Dlm pkwn ternyata domisili juga diperlukan krn domisili
digunakan utk menentukan dmn seseorg hrs melakukan
sebuah perkawinan. Hal ini terhubung dg suatu peraturan
bhw pkwn hrs dilaksanakan di tempat salah satu pihak
(Pasal 76 BW)
Domisili
Domisili penting karena:
1. Wilayah hukum perkawinan atau
perceraian
2. Tempat dimana seseorang harus dipanggil
oleh pengadilan
3. Menentukan pengadilan mana yang
berwenang untuk menyelesaikan perkara
4. Tempat untuk menentukan pelaksanaan
pembagian warisan dan penagihan hutang
setelah meninggal.
B. AKTA CATATAN SIPIL
1. Dasar Hukum Catatan Sipil
Catatan Sipil diatur dlm Buku I Bab Kedua dan Bab Ketiga BW.
Bab II BW yaitu Pasal 4 s.d Pasal 16 BW. Di dalam NBW (BW
Baru) negeri Belanda diatur dalam Titel 4 Buku I NBW, yg
dimulai dari Art. 16 s.d. Art. 29.

 Bab Kedua bagian Kedua dan Bab Ketiga tsb dicabut dan
diganti dgn UU 23/2006 tentang administrasi kependudukan;
 Mengatur Pendaftaran Penduduk (NIK, KK, KTP); Peristiwa
Kependudukan (seperti: pindah, datang, perubahan alamat,
serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap); dan
Peristiwa Penting (seperti: kelahiran, kematian, lahir mati,
perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak,
pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status
kewarganegaraan).
2. PENGERTIAN CATATAN SIPIL

Catatan Sipil adalah suatu lembaga yang


bertujuan mengadakan pendaftaran,
pencatatan serta pembukuan yang
selengkap-lengkapnya dan sejelas-
jelasnya serta memberi kepastian hukum
yang sebesar-besarnya atas peristiwa
kelahiran, pengakuan, perkawinan, dan
kematian.
Jenis-jenis Akta Catatan Sipil
Ada 5 jenis Akta Catatan Sipil yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil
Kabupaten/Kotamadya, yaitu :
a. Akta Kelahiran adalah suatu akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang, yang berkaitan dengan adanya kelahiran.
b. Akta Perkawinan adalah suatu akta yang dikeluarkan/diterbitkan oleh
pejabat yg berwenang utk itu.

c. Akta Perceraian adalah akta yg diterbitkan oleh pejabat yg berwenang


setelah adanya putusan pengadilan.

d. Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak adalah suatu akta yang dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang, yg berkaitan dgn pengakuan & pengesahan
terhadap anak luar kawin.

e. Akta Kematian adalah suatu akta yg diterbitkan oleh pejabat yg berwenang


yaitu Kantor Catatan Sipil yang berkaitan dengan meninggalnya seseorang.
Jenis-jenis Akta Catatan Sipil dan Syarat-syarat
Memperolehnya

a. Akta Kelahiran Suatu akta yang dikeluarkan


oleh pejabat yang berwenang, yang
berkaitan dengan adanya kelahiran. Akta
Kelahiran dibedakan menjadi empat jenis
yaitu :
1) Akta Kelahiran Umum
2) Akta Kelahiran Istimewa
3) Akta Kelahiran Luar Biasa
4) Akta Kelahiran Tambahan
Persyaratan administratif yang harus dipenuhi dalam
pengurusan akta kelahiran yaitu :
1) Surat keterangan dari yang berwenang
2) Surat pengantar lurah/kepala desa
3) Surat nikah/akta perkawinan orangtuanya
4) Surat Bukti Kewarganegaraannya bagi WNA yang telah
menjadi WNI dan ganti nama
5) Kartu Keluarga (KK)
6) Bagi WNA melampirkan dokumen-dokumen asing
7) Dua orang saksi yang memenuhi persyaratan : dewasa
(berumur 21 tahun keatas), sehat jasmani dan rohani, tidak
buta huruf dan berdomisili di Kantor Catatan Sipil yang
bersangkutan.
b. Akta Perkawinan Suatu akta yang dikeluarkan/
diterbitkan oleh pejabat yg berwenang utk itu.

Pejabat yang berwenang untuk mengeluarkan


akta perkawinan dapat diklasifikasikan menjadi
dua macam, yaitu:
1. Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dan
2. Kepala Kantor Catatan Sipil bagi yang
beragama non-Islam.
Syarat untuk mendapatkan akta perkawinan, yaitu:
1. Persyaratan umum, seperti surat pengantar dari lurah;
Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK); Akta
Kelahiran/Surat kenal lahir; dan pasfoto 3x4 lembar.
2. Persyaratan khusus, WNI keturunan asing harus
dilengkapi dengan SBKRI, KI dan ganti nama - WNA harus
dilengkapi dengan STMD (Polisi), STA (Imigrasi), Aurat
Keterangan Model KR, Pajak Bangsa Asing dan KIM/KIMS.
3. Bagi WNI keturunan asing yang bukan penduduk dari
wilayah hukum Kantor Catatan Sipil tempat diajukan akta,
harus dilengkapi surat keterangan dari Kantor Catatan
Sipil daerah asalnya.
4) Paspor surat keterangan kedutaan (izin) perwakilan
diplomatik bagi orang asing.
5) Khusus bagi anggota ABRI, harus ada izin dari komandan.
6) Bagi PNS harus memperhatikan PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP
No. 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Izin Perkawinan dan
Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil.
7) Aka cerai/surat talak, akta kematian dari suami/istri terdahulu.
8) Surat izin orangtua bagi mempelai yg blm mencapai umur 21 th.
9) Apbl orgtua mengizinkan, harus ada izin dari Pengadilan Negeri.
10) Surat dispensasi dari Pengadilan Negeri bagi calon mempelai
yang usianya belum mencapai 19 tahun untuk pria dan 16
tahun untuk wanita.
11) Surat keputusan pengadilan kalau terjadi sanggahan.
12) Surat izin dr Pengadilan Negeri bagi calon suami yang hendak
poligami.
13) Izin dari Balai Harta Peninggalan (BHP) bagi calon mempelai
yang berada di bawah pengampuan.
14) Bagi perkawinan yang dilaksanakan kurang dari 10 hari kerja
sejak dilaporkan, harus ada dispensasi camat.
15) Akta kelahiran anak luar kawin yang akan diakui dan
disahkan dalam perkawinan.
16) Surat perjanjian perkawinan (pemisahan harta) dari notaris.
17) Ada dua orang saksi. Syaratnya dalah dewasa (berumur 21
tahun keatas), sehat jasmani dan rohani, tidak buta huruf
dan berdomisili di Kantor Catatan Sipil.
c. Akta Perceraian akta yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang setelah adanya putusan pengadilan.

Pejabat yang berwenang untuk menerbitkan akta perceraian


bagi orang yang beragama Islam adalah Panitera Pengadilan
Agama atas nama Ketua Pengadilan Agama, dan bagi yang
beragama non-Islam adalah Kantor Catatan Sipil.

Ada dua persyaratan untuk dapat terbitnya akta perceraian bagi


orang yang beragama non-Islam yaitu :
1) Ada penetapan perceraian dari Pengadilan Negeri yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang pasti/tetap
2) Harus ada akta perkawinan
d. Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak Suatu akta yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, yang berkaitan
dengan pengakuan dan pengesahan thdp anak luar kawin.

e. Akta Kematian Suatu akta yang diterbitkan oleh pejabat yang


berwenang yaitu Kantor Catatan Sipil yang berkaitan dengan
meninggalnya seseorang.

Akta kematian dapat dibagi menjadi dua macam yaitu akta


kematian umum dan akta kematian khusus.
Ada dua syarat untuk mendapatkan akta kematian
umum, yaitu:
1) Surat Keterangan Kematian dari lurah/kepala desa
dan atau dari Rumah Sakit
2) Akta perkawinan dan akta kelahiran anak/anak-
anaknya, bila sudah menikah dan mempunyai anak.
Ada 3 syarat untuk mendapatkan akta kematian khusus, yaitu:
1) Surat Kematian dari lurah/kepala desa &/dari Rumah Sakit
2) Akta perkawinan dan akta kelahiran anak/anak-anaknya, bila sudah menikah
dan mempunyai anak.
3) Dua orang saksi yang betul-betul mengetahui peristiwa kematian tersebut.

Manfaat Akta Catatan Sipil


Ada tiga manfaat akta catatan sipil bagi pribadi, yaitu :
1) Menentukan status hukum seseorang
2) Merupakan alat bukti yang paling kuat di muka dan di hadapan hakim
3) Memberikan kepastian tentang peristiwa itu sendiri

Manfaat bagi pemerintah, adalah:


1) Meningkatkan tertib administrasi kependudukan
2) Merupakan penunjang data bagi perencanaan pembangunan
3) Pengawasan & pengendalian thdp orang asing yang datang ke
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai