1. Sejarah perkembangan Hukum Acara Pidana di Indonesia ?
1. sebelum masa kolonial (sebelum abad 16)
4 sebelum masuknya agama Islam Pada masa awal, penduduk nusantara tidak membedakan antara hukum acara pidana dan hukum acara perdata. Penduduk nusantara menggunakan hukum adat untuk menyelesaikan masalah pidana maupun perdata di kalangan mereka. 4 saat masuknya agama Islam Setelah masuknya agama Islam, mulailah diberlakukannya hukum Islam untuk menyelesaikan masalah hukum di antara penduduk. Pada masa ini, mulai diadakan pembedaan antara masalah pidana dan masalah perdata. 2. pada masa kolonial (abad 16-17 Agustus 1945) 4 elanda Hukum yang berlaku di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh elanda yang datang ke Indonesia di mana mulai diberlakukannya hukum tertulis di Indonesia. 4 Prancis Pada saat elanda dijajah Perancis, diberlakukanlah hukum Perancis di elanda yang berdampak pada keberlakuan hukum tersebut di Indonesia sebagai negara jajahan elanda 4 epang Tidak ada perubahan dalam peraturan perundang-undangan kecuali dalam hal dihapusnya peradilan bagi golongan Eropa. 3. pada masa kemerdekaan (17 Agustus 1945-sekarang) 4 orde lama Pada masa ini, peraturan elanda masih dipakai dengan berlakunya pasal II aturan peralihan UUD 1945. 4 orde baru Dalam sejarahnya HIR buatan elanda tidak memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat Indonesia maka mulai diadakanlah perancangan Hukum Acara Pidana yang baru.
. Pengertian, fungsi dan tujuan hukum acara pidana ? A. Pengertian Hukum acara pidana disebut juga hukum formil yaitu bagaimana cara alat pemerintah melaksanakan hukum materil(penerapan isi) Cara bagaimana Negara melalui alat-alat kekuasaannya menentukan kebenaran tentang terjadinya suatu pelanggaran hukum pidana. Menurut Simon mengatur bagaimana Negara dengan alat-alat pemrintahannya mengukan hak-haknya untuk memidana. Menurut De Bos Kemper sejumlah asas dan peraturan undang-undang yang menngtur bagaimana undang dilanggar Negara menggunakan hak-haknya untuk memidana. . Tujuan Dan Fungsi Hukum Acara Pidana Didalam pedoman pelaksanaan KUHAP dijelaskan bahwa tujuan hokum acara pidana adalah 'untuk mencari dan mendapatkan kebenaran materil yaitu kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hokum acara pidana secara jujur dan tepat. Fungsi Hokum Acara Pidana: O Cara bagaimana Negara dengan alat alat kekuasaannya menentukan kebenaran tentang terjadinya suatu peanggaran hokum pidana. O Untuk mencari si pelanggar hokum. O Tindakan-tindakan yang dijalankan untu k menangkap si pelangar hokum dan jika perlu untuk menahannya. O Usaha-usaha menyerahkan alat-alat bukti yang dikumpulkan dalam hal mencari kebenaran kepada hakim dan selanjutnya mengajukan si pelanggar hokum ke pengadilan. O Cara bagaimana hakim menjalankan pemerikasaan terhadap terdakwa didepan muka sidang dan menjatuh kan putusan tentang salah tidaknya terdakwa tersebut. O Upaya-upaya hokum yang dapat dijalankan terhadap putusan hakim O Cara bagimana putusan hakim itu harus dilaksanakan.
. Asas-asas yang terdapat dalam hukum acara pidana ? Asas-asas yang berlaku dalam Hukum cara Pidana ada yang bersiIat umum dan bersiIat Khusus. yang bersiIat umum berlaku pada seluruh kegiatan peradilan sedangkan yang bersiIat khusus berlaku hanya didalam persidangan saja. A.Asas-asas umum a. Asas Kebenaran Materiil ahwa pada pemeriksaan perkara pidana lebih mementingkan kepada penemuan kebenaran materiil, yakni kebenaran yang sungguh sungguh sesuai dengan kenyataan. b. Asas Peradilan Cepat, sederhana dan biaya murah. peradilan cepat artinya. dalam melaksanakan peradilan diharapkan dapat diselenggarakann sesederhana mungkin dan dalam waktu yang sesingkat- singktnya. Sederhana mengandung arti bahwa agar dalam penyelenggaraan peradilan dilakukan dengan cara simple singkat dan tidak berbelit-belit. iaya murah berarti, penyelenggaraan peradilan ditekan sedemikian rupaagar terjangkau bagi pencari keadilan hal ini ada didalam Undang-undang Nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan Kehakiman pada pasal 4 ayat (2).
c. Asas Praduga Tak ersalah (Presumtion oI inocene) Asas praduga tak bersalah ini menghendaki agar setiap orang yang terlibat dalam perkara pidana harus dianggap belum bersalah sebelum adanya putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap. pada semua tingkatan berlaku hal yang sama, implementasinya dapat ditunjukan ketika tersangka dihdirkan disidang pengadilan dilakukan dengan tidak diborgol prinsip ini dipatuhi karena telah tertunag dalam UU No. 4 tahun 2004 pasal 8 yang mengatkan ' setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan dituntut dn dihadapkan didepan pengadilan wjib dianggap tidak bersalah sebelum ad putusan yang menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Asas lain yang sungguh berbeda dengan asas ini adalah sas praduga bersalah (Presmtion oI Qualty) asas ini menjelaskan sebaliknya. d. Asas Inquisitoir dan Accusatoir asas Inquisitoir adalah asas yang menjelaskan bahwa setiap pemeriksan yang dilakukan harus dengan cara rahasia dan tertutup. asas ini menempatkan tersangka sebagai obyek pemeriksaan tanpa memperoleh hak sama sekali. seperti antuan hukum dan ketemu dengan keluarganya. e. Asas Legalitas dan sas oportunitas Asas legalitas adalah asas yang menghendaki bahw penuntut umum wajib menuntut semua perkara pidana yang terjadi tanpa memandang siapa dn bgimana keadaan pelakunya. Asas oportunitas adalah memberi wewenang pada penuntut umum untuk menuntut atau tidak menuntut seorang pelaku dengan lasan kepentingan umum. inilah yang dianut Indonesia contohnya seseorang yang memiliki keahlian khusus, dan hanya dia satu-satunya di negara itu maka dengan alasan ini PU boleh memilih untuk tidak menuntut. a. Asas-asas Khusus asas khusus ini hanya berlaku didalam persidangan saja. asas-asas yang dimaksud adalah: a. Asas sidang terbuka untuk umum maksud dari asas ini adlh bahwa dalam setiap persidangan harus dilakukan dengan terbuka untuk umum artinya siapa saja bisa menyaksikan, namun dalam hal ini ada pengecualianyya yaitu dalam hal kasus-kasus kesusilaan dan kasus yang terdakwanya adalah ank dibawah umur. dalam hl ini dapat dilihat dalam pasal 153 (3 dan 4) KUHAP yang mengatakan ' untuk keperluan pemeriksaan hakim ketua sidang membuka sidang dn menytakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenai kesusilaan tau terdakwanya nk- anak. b. Peradilan dilakukan oleh hakim oleh karena jabatannya. asas ini menghendaki bahwa tidak ada sutu jabatan yang berhak untuk melakukan peradilanatau pemeriksaan hingga mengambil putusan kecuali hanya diberikan pada hakim. c. Asas Pemeriksaan langsung Prinsip ini menghendaki agar pemeriksaan yang dilakukan itu harus menghadapkan terdakw didepan sidang pengadilan, termasuk pula menghdapkan seluruh saksi-saksi yang ditunjuk. langsung artinya hakim dan terdakwa ataupun para saksi berada dalam sidang yang tidak dibatasi oleh suatu tabir apapun..
. iri-ciri khas dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Undang-undang ini berlaku untuk melaksanakan tatacara peradilan dalam lingkungan peradilan umum pada semua tingkat peradilan.
. Siapa saja yang terlibat dalam suatu proses peradilan pidana dan dasar hukum masing-masing-masing ? A. Hakim / Majelis Hakim Pada prinsipnya persidangan pidana dilaksanakan dengan tiga hakim terdiri dari satu orang hakim ketua dan dua orang hakim anggota. Namun dalam hal tertentu dapat terjadi persidangan dilaksanakan dengan satu hakim saja misalnya dalam hal peradilan dengan perkara singkat, cepat. Sedangkan pengertian dari hakim itu sendiri diatur dalam pasal 1 butir 8 yaitu ' Pejabat Peradilan Negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili '. Mengadili yang dimaksud dalam pasal 1 butir 8 itu adalah ' Serangkaian tindakan Hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak disidang Pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini '(Pasal 1 butir 9 KUHAP). . aksa Penuntut Umum Seringkali antara jaksa dan penuntut umum diartikan sama. Namun yang sebenarnya berbeda menurut tugas dan wewenangnya, walaupun antara jaksa dan penuntut umum dijabat oleh satu orang. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan pengertian serta tugas dan wewenang dari jaksa dan penuntut umum ini adalah sebagai berikut : aksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-Undang (KUHAP) untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 1 butir (6) poin a ). Penuntut Umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang (KUHAP) untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan Hakim (Pasal 1 butir (6) poin b). C. Penasehat Hukum Penasehat Hukum dalam hal ini dilakukan oleh Sarjana Hukum dengan proIesi advokat dan pengacara praktek yang telah memiliki ijin praktek, namun setelah disahkannya Undang-Undang Advokat tidak ada lagi istilah pengacara praktek, yang ada hanya Advokat. Istilah 'Penasehat Hukum merupakan istilah baku sebagai pengganti dari 'Pembela atau 'Pengacara dalam perkara pidana (Al Wisnubroto, 2002:7). Dalam pasal 1 butir 13 disebutkan bahwa ' Penasehat Hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau berdasar Undang-Undang untuk memberi bantuan hukum '. D. Panitera / Panitera Pengganti Panitera adalah pejabat pengadilan yang salah satu tugasnya adalah membantu hakim membuat berita acara pemeriksaan dalam proses persidangan (Al Wisnubroto, 2002:7). Oleh karena begitu banyaknya tugas dari panitera ini sangat memungkinkan panitera tidak dapat ikut serta dalam persidangan pidana, maka dengan demikian panitera menunjuk panitera pengganti (PP) sebagai Notulen dalam persidangan pidana, yang tugasnya mencatat setiap kejadian dalam proses persidangan termasuk dalam pokok-pokok dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam persidangan, misalkan tanya jawab antara hakim, penuntut umum, penasehat hukum dengan saksi dan terdakwa. E. Terdakwa Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di Sidang Pengadilan (pasal 1 butir 15). Sedangkan tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana(pasal 1 butir 14). F. Saksi / Saksi Ahli Keberadaan saksi dalam persidangan pidana sangat menentukan dalam mencari kebenaran hukum. Menurut pasal 1 butir 26 KUHAP saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Untuk selanjutnya saksi ini memberikan keterangan disidang pengadilan mengenai suatu tindak pidana yang ia dengar sendiri, ia alami sendiri dan ia lihat sendiri, dan keterangan itu dapat dijadikan alat bukti dalam perkara pidana yang diajukan sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 butir 27 KUHAP. G. Petugas Pendukung Kelancaran Sidang Petugas Pengawalan Tersangka yang akan dihadapkan ke muka sidang dilakukan pengawalan oleh petugas, karena penuntut umum berasal dari kejaksaan maka petugas pengawalan juga dilakukan oleh petugas dari kejaksaan, namun dalam kasus- kasus tertentu yang mengundang perhatian masyarakat maka pengawalan dibantu oleh petugas keamanan dari kepolisian. uru Panggil uru panggil ini biasanya berasal dari pegawai pengadilan dan atau pegawai kejaksaan, yang tugasnya adalah melakukan pemanggilan terhadap tersangka / terdakwa dan saksi untuk dihadirkan diruang sidang. uru Sumpah uru sumpah biasanya dilakukan oleh pegawai pengadilan, namun bukan berarti juru sumpah ini secara langsung membimbing sumpah terhadap saksi dan terdakwa tapi biasanya dibimbing oleh hakim yang diikuti oleh saksi dan terdakwa yang sedang disumpah. adi tugas juu sumpah ini tugasnya hanyalah mempersiapkan perlengkapan misalnya kitab suci Al Quran untuk yang muslim dan kitab lain sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Namun ketentuan dalam KUHAP ada tempat khusus bagi rohaniawan yang tugasnya menyumpah, namun dengan alasan teknis maka hal itu sampai sekarang belum dapat dilaksanakan. Petugas Pengawalan Petugas pengawalan sangat diperlukan dalam proses persidangan pidana khususnya dalam perkara-perkara tertentu yang mengundang perhatian masyarakat, biasanya dalam hal kasus-kasus besar seperti contoh : kasus dengan terdalwa Amrozi tersangka pengeboman di ali tahun 2002. Petugas pengamanan ini bertugas menertibkan pengunjung diluar dan didalam persidangan agar jalannya persidangan dapat tertib.
. Tindakan yang dilakukan penyidik dan akibat hukum dari tindakan tersebut ? a) menerima laporan dan pengaduan dari seseorang tentang danya tindak pidana b) melakukan tindakan pertama pada saat ditempatkejadian TKP c) menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tnda pengenal diri tersangka; d) melakukan penangkapan,penahanan, penggeledahan, dan penyitaan; e) melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat I) mengmbil sidik jari dan memotretseseorang; g) mendatangkan orang ahli diperlakukan dalam hubungannya dengan pemeriksan perkara; h) mengadakan penghentian penyidikan i) mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab. kewenangan penyidik ini terlihat lebih luas dari kewenangan penyelidik yang perlu dijelaskan disini adalah mengenai Penghentian penyidikan, dan dalam hal apakah seorang penyidik mengentikan penyidikannya ? pertanyaan ini dapat dijawab dengn pasal 109 ayat (2) KUHAP, berdasarkan psal ini dapat dikemukakan bahwa penyidik harus menghentikan penyidikan jika: a. apabila ternyata tidak cukup bukti untuk melnjutkan pekerjannya kepengdilan untuk diadili; b. apabila tindakan yang dialkukan oleh seorang tersangka itu ternyata bukan merupakan suatu tindk pidana dan; c. apabila penyidikan tersebut memang perludihentikan demi hukum. dengan adanya penghentian penyidikan ini mengandung konsekuensi yuridis, sebab orang yang yang disangka telah melakukan tindak pidana tersebut kemudian diberi hak oleh undng-undang untuk dapat: a. mengajukan permintaankepada ketua pengadilan negeri untuk memeriksa sah dan tidaknya penghentian penyidikan yang telah dilakukan penyidik terhadap dirinya. b. mengjukan permintaan kepada ketua pengadilan negeri untuk mendapatkan gnti rugi dan atau rehabilitasi sebagai akibat dri sahnya penghentian penyidikan yang telah diajukan kepada ketua pengadilan negeri tersebut (pasal 81 KUHAP)
. Syarat-syarat penahanan dan jenis penahanan ? adanya dugaan keras bahwa tersangka terdakwa melakukan tindak pidana berdsarkan bukti permulaan yang cukup adanya keadaan yang menimbulkan kekawatiran bahwa tersangka dan terdakwa kan melarikan diri adanya kekawatiran tersangka atau terdakwa merusak dan atau menghilangkan barang bukti dn atau mengulangi tindak pidana.
8. 1elaskan arti pentingnya surat pemberitahuan dimulainya penyidikan dalam suatu proses peradilan pidana ? kewenangan ini penting dimiliki oleh penyelidik , karena berkaitan dengan adanya orang yang dicurigai yang mengharuskan penyelidik mengambil tindakan memberhentikan guna melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan. namun dalam hal orang yang dicurigai tidak mengindahkan peringatan penyelidik maka penyelidik pun tidak dapat melakukan upaya paksa yang dibenarkan undang- undang. karena kalau akan melakukan penangkapan harus ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi misalnya adanya surat perintah penangkapan.
9. Salah satu wewenang dari penuntut umu adalah surat dakwaan. 1elaskan syarat- syarat yang harus dipenuhi dalam membuat surat dakwaan dan akibat hukum dari ketidak cermatan dalam membuat surat dakwaan ? Ketika penuntut umum telah menentukan bahwa dari hasil pemeriksaan penyidikan dapat dilakukan penuntutan, ia dalam waktu secepatnya membuat suatdakwan dan setiap penuntut umum melimpahan perkara kepengadilan selalu disertaidengan surat dakwaan sebagai dasar pemeriksaan yang dilakukan oleh hakim dipengadilan. KUHAP tidak menyebutkan pengertian surat dakwaan, KUHAP hanya menyebutkan ciri dan isi dari surat dakwaan itu seperti disebutkan dalam pasal 143 ayat (2) yakni.. surat dakwaan yang diberi tangal dan ditandatangani serta berisi: 1. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka; 2. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan. entuk Surat Dakwaan surat dakwaan dapat disusun dalam berbagai bentuk tergantung kepeda perkara yang terjadi. oleh karena itu bentuk dakwaan dapat dibagi menjadi empat macam: Dakwan yang disusun secara tunggal (dakwaan tunggal) dakwaan ini dibuat untuk menuntut satu orang atu lebih yang dituduh melakukan satu perbuatanpidana saja, misalnya terdakwa hanya melakukan perbuatan pencurian (biasa) pasal 362 KUHP; 2 Dakwaan Kumulatif dakwaan ini dibuat untuk menuntut seorang terdakwa atau lebih yang melakukan lebih dari satu perbuatan pidana, misalnya: disamping i melakukan perbuatan pencurian, ia pula membawa senjata api tanpa izin yang berwajib, artinya terdakwa (terdakwa- terdakwa) didakwa melakukan dua macam perbuatan pidana sekaligus. 3 Dakwaan Secara Alternatif dakwaan ini menurut ProI. ambang Purnomo dibuat untuk menentukan perkara pidana yang terdapat keraguraguan mengenai jenis perbuatan pidana mana yang paling tepat, sehingga dalam penuntutan diserahkan kepada pengadilan untuk memilih secara tepat berdsarkan hasil pembuktian sidang agar mendapat putusan satu jenis perbuatan pidana saja dari beberapa jenis yang dituduhkan.
Dakwaan secara Subsidair dakwaan ini disusun untuk menuntut perkara pidana lebihdari satu dakwaan yang disusun dengan mempertimbangkan bobot pidana, pidana yang berat ditempatkan pada deretan pertama yang disebut sebagai dakwaan primer, kemudian disusul dengan dakwan yang lebih ringan sebagai dakwan subsidair. mungkin masih ada lagi yang lebih ringan dengan dakwaan Lebih subsidair dan seterusnya.
10. Acara pemeriksaan pra peradilan dan kapankah penggabungan perkara gugatan kerugin dapat dilakukan ? a. Setelah pemeriksaan terhadap saksi-saksi dianggap selesai maka hakim memerintahkan kepada terdakwa untuk duduk di kursi pemeriksaan untuk diperiksa. b. Dalam pemeriksaan terdakwa ada perbedaan menyangkut sumpah, pada saat pemeriksaan saksi, perlu dilakukan sumpah sedangkan untuk terdakwa tidak perlu sumpah. c. Setelah terdakwa duduk di kursi pemeriksaan, hakim menanyakan apakah terdakwa dalam keadaan sehat tidak menderita sakit apapun terdakwa untuk memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak menyulitkan proses peradilan. d. Selanjutnya ketua majelis hakim mulai menyampaikan pertanyaan-pertanyaan disusul hakim anggota kalau perlu hakim menunjukkan barang bukti untuk memperjelas pemeriksaan, kalau majelis hakim dirasa cukup maka kesempatan selanjutnya diberikan kepada jaksa penuntut umum untuk bertanya dilanjutkan oleh penasehat hukum mengenai tatacara pemeriksaan terdakwa sama dengan ketika pemeriksaan terhadak saksi-saksi. e. Dalam hal terdakwanya lebih dari satu maka pemerisaan dilakukan satu persatu secara bergantian. Hakim dapat menilai kecocokan dari masing-masing keterangan terdakwa. I. Kalau majelis hakim, jaksa penuntut umum dan penasehat hukum telah selesai. Maka hakim dapat menyatakan bahwa seluruh rangkaian pemeriksaan telah selesai selanjutnya hakim meminta jaksa penuntut umum untuk mempersiapkan tuntutannya yang akan dibacakan dalam sidang tuntutan.