Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI – KELAS REGULER SORE

Kampus A Universitas Trisakti Jl.Kyai Tapa Grogol Jakarta 11440


UJIAN TENGAH SEMESTER – SEMESTER GENAP 2021/2022

Nama : Ichwan Abdillah Mata Kuliah : Hukum Acara PTUN


NIM : 01.000.200.4017 Tanda Tangan :

1. Negara-negara pada sistem hukum Common Law menganut sistem unity of jurisdiction sehingga tidak
mengenal eksistensi PTUN pada sistem hukumnya. Dalam sistem hukum Civil Law terdapat prinsip
duality of jurisdiction dan prinsip negara hukum. Implikasi dari perbedaan peradilan tersebut
melahirkan adanya PTUN. PTUN hadir untuk menggugat keputusan tata usaha negara yang
bertentangan dengan hukum positif.1

2. Sejarah PTUN bermula pada masa pemerintahan Hindia Belanda dengan IS Pasal 134 ayat 1 yang
mengatur mengenai pemeriksaan serta penyelesaian perkara administrasi diputus oleh lembaga
administrasi itu sendiri. Tahun 1948 diundangkan UU No. 19 tahun 1948 yang mengatur pemeriksaan
dan putusan sengketa administrasi diserahkan kepada PT sebagai tingkat pertama dan MA sebagai
peradilan tingkat akhir. UU No. 14 Tahun 1970 menguraikan bahwa kekuasaan kehakiman juga
mencakup Peradilan Tata Usaha Negara yang mana menjadi asal mula lahirnya PTUN. Pada tahun
1986 diundangkan UU No. 5 Tahun 1986 yang mengatur mengenai Peradilan Tata Usaha Negara
secara komprehensif. UU Nomor 9 Tahun 2004 mengatur mengenai beberapa hal baru seperti adanya
Juru Sita di PTUN dan pengaturan upaya paksa dan sanksi administratif terhadap administrasi negara
yang tidak melaksanakan putusan PTUN. UU Nomor 51 Tahun 2009 mengatur mengenai pos bantuan
hukum secara Cuma-Cuma di setiap PTUN.2

3. Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum TUN yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum perdata.3 Contoh dari KTUN adalah Keputusan Menkumham Nomor
AHU-0012410.AH.01.01 Tahun 2015 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perseroan
Terbatas PT INPACK SUBANG PERKASA4

1
Umar Dani, Memahami Kedudukan Pengadilan Tata Usaha Negara di Indonesia: Sistem Unity of Jurisdiction atau Duality of
Jurisdiction? Sebuah Studi tentang Struktur dan Karakteristiknya, Jurnal Hukum dan Peradilan, Volume 7 Nomor 3, November
2018: 406
2
Materi kuliah Dr. Tri Sulistyowati, S.H., M.Hum berjudul Haptun Sejarah
3
Pasal 1 UU Nomor 5 Tahun 1986
4

https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201505/2c69c51b1d
_486829c79a.pdf diakses pada 18 Maret 2022 pukul 1.59 WIB

1 | UJIAN TENGAH SEMESTER HUKUM ACARA PTUN


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI – KELAS REGULER SORE
Kampus A Universitas Trisakti Jl.Kyai Tapa Grogol Jakarta 11440
UJIAN TENGAH SEMESTER – SEMESTER GENAP 2021/2022
Menurut Indroharto, terdapat 6 unsur penetapan tertulis5:
a. Bentuk penetapan itu harus tertulis. Terlepas penetapan itu tidak mengikuti format, penetapan
tersebut dapat diganggu gugat apabial sudah jelas subyek hukum yang mengeluarkannya,
maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu, addresat penetapan itu ditujukan dan apa yang
ditetapkan bersifat individual, konkret dan final, serta menimbulkan suatu akibat hukum bagi
addresat. Dalam hal ini contoh KTUN merupakan KTUN tertulis
b. Ia dikeluarkan oleh Badan atau Jabatan TUN. Subyek hukum yang mengeluarkan KTUN
haruslah pihak yang memiliki kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan contoh diatas, Kemenkumham adalah Badan yang mengeluarkan keputusan
tersebut.
c. Berisi tindakan hukum TUN. Contoh diatas mengilustrasikan bahwa terbitnya keputusan
menimbulkan suatu hubungan hukum antara PT INPACK SUBANG PERKASA dan
Kemenkumham.
d. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Penetapan tersebut selaras dengan
UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
e. Bersifat konkret, individual dan final. Penetapan diatas sudah bersifat final karena telah
melewati daluwarsa gugatan PTUN, individual karena tertuju pada pihak yang mendirikan PT,
dan konkret karena mengatur hal spesifik.
f. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

4. Tidak semua KTUN dapat menjadi objek sengketa TUN. Berikut adalah uraian mengenai penyempitan
dan perluasan objek KTUN.
Penyempitan makna objek KTUN diatur dalam pasal 2 UU No.9 Tahun 2004 yakni:
a. KTUN yang merupakan perbuatan hukum perdata
b. KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
c. KTUN yang masih memerlukan persetujuan
d. KTUN yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP atau KUHAP atau peraturan
perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana
e. KTUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
f. KTUN mengenai tata usaha ABRI
g. Keputusan Panitia Pemilihan, baik di pusat maupun di daerah, mengenai hasil pemilihan
umum.

5
Indroharto, Usaha Memahami UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara, 1996, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), halaman
15

2 | UJIAN TENGAH SEMESTER HUKUM ACARA PTUN


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI – KELAS REGULER SORE
Kampus A Universitas Trisakti Jl.Kyai Tapa Grogol Jakarta 11440
UJIAN TENGAH SEMESTER – SEMESTER GENAP 2021/2022
Contoh dari penyempitan makna objek KTUN adalah Keputusan KPU RI Nomor 987/PL.01.8-
Kpt/06/KPU/V/2019 tentang Penetapan Hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR,
DPD, DPRD, dan DPRD Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.6
Keputusan tersebut merupakan Keputusan Panitia Pemilihan maka tidak dapat menjadi objek KTUN.

Berdasarkan Pasal 87 UU Nomor 30 Tahun 2014, terdapat perluasan objek KTUN yang mencakup:
a. Penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual
b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat TUN di lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif, dan
penyelenggara negara lainnya
c. Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan AUPB
d. Bersifat final dalam arti lebih luas
e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum dan/atau
f. Keputusan yang berlaku bagi warga masyarakat.

Contoh dari perluasan objek KTUN

a. Surat Keterangan Kepala Desa Cibelok, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Nomor:
140/68/II-2012. Terlepas keputusan belum definitif tetapi sudah berpotensi menimbulkan
akibat hukum.
b. Rekomendasi KASN kepada PPK dan/atau PyB terkait pengisian JPT, Jika rekomendasi
tersebut dilaksanakan, akan berakibat hukum bagi para subyek keputusan tersebut.

5. Penulis akan menguraikan perbedaan antara PTUN dengan PN


a. Subyek hukum
Berdasarkan pasal 118 HIR setiap orang atau badan hukum dapat mengajukan gugatan pada
subyek hukum yang memiliki kepentingan hukum dengannya. Sedangkan dalam UU Nomor 5
Tahun 1986, subyek hukum PTUN adalah seorang pribadi atau badan hukum dengan Badan
atau Pejabat TUN yang mengeluarkan KTUN.
b. Obyek Sengketa
Objek sengketa dalam PN ruang perdata adalah konflik perdata yang terdiri atas wanprestasi
atau perbuatan melawan hukum.7 Dalam PTUN objek sengketa adalah semua Objek KTUN
yang telah dibahas di nomor 4.
c. Kedudukan para pihak

6
https://jdih.kpu.go.id/detailkepkpu-4665546e7051253344253344 diakses pada 18 Maret 2022 pukul 1.59 WIB
7
Ny. Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Mandar
Maju, 2009) halaman 10

3 | UJIAN TENGAH SEMESTER HUKUM ACARA PTUN


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI – KELAS REGULER SORE
Kampus A Universitas Trisakti Jl.Kyai Tapa Grogol Jakarta 11440
UJIAN TENGAH SEMESTER – SEMESTER GENAP 2021/2022
Dalam PN, kedudukan para pihak dari segi penggugat dan tergugat adalah setara. Sedangkan
dalam PTUN pihak tergugat yakni Badan atau Pejabat TUN memiliki kedudukan yang berbeda.
Filosofinya Badan atau Pejabat TUN sebagai wakil Pemerintah dapat melakukan hal yang tidak
bisa dilakukan oleh masyarakat demi tercapainya tujuan negara dan kepentingan umum.
Kesalahan dari Badan atau Pejabat TUN dapat berakibat fatal apabila terjadi di masyarakat.
Oleh karena itu kedudukan para pihak disini berbeda mengingat Pemerintah tidak dapat
menggugat masyarakat di PTUN.
d. Asas-asas
Dalam PN perdata terdapat asas dimana siapa yang mendalilkan maka ia harus membuktikan
argumennya. PTUN memiliki suatu asas unik dimana seluruh KTUN harus berdasarkan pada
AUPB (Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik). Apabila suatu KTUN tidak berdasarkan
AUPB maka KTUN tersebut dapat digugat oleh pemerintah.
e. Upaya hukum
Terdapat persamaan dalam PN dan PTUN dimana terdapat upaya hukum biasa yang sama.
Namun dalam upaya hukum luar biasa PN perdata memiliki derdenverzet atas sita eksekutorial.
Sedangkan dalam PTUN terdapat eksekusi dan upaya paksa terhadap Badan dan/atau Pejabat
TUN yang tidak melaksanakan putusan PTUN.

4 | UJIAN TENGAH SEMESTER HUKUM ACARA PTUN

Anda mungkin juga menyukai