Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Uji . : Gender dalam Hukum.


Fakultas/Prodi : Fak. Hukum/Hukum Adat.
Semester : II
Hari/Tanggal : Rabu. 16 Juni 2021.
. Waktu :
Dosen : Dr. Ni Putu Suwardani, M.Pd

SOAL-SOAL:

1. Terdapat banyak istilah untuk membahas isu Gender dalam Hukum.


Diantaranya terdapat 12 istilah seperti di bawah ini. Jelaskan secara singkat 7
diantaranya yang saudara pahami.
a. Gender g. Pengarus Utamaan Gender
b. Sex h. Idiologi Patriarkhi
c. Kodrat i. Hegemoni
d. Bias Gender j. Marginalisasi
e. Diskriminasi Gender k. Subordinasi
f. Kesetaraan dan Keadilan Gender. l. Stereotipe.

2. Dari berbagai isu gender, isu tentang kekerasan, diskriminasi, dan


ketidakadilan gender, merupakan isu-isu yang paling menonjol dalam hukum
adat, terutama dalam aspek hukum kekeluargaan, hukum perkawinan
termasuk perceraian, dan hukum waris.
Berilah penjelasan tentang isu gender pada aspek hukum perkawinan termasuk
perceraian.

3. Sampai kini, ketidakadilan gender masih dirasakan oleh masyarakat


khususnya oleh kaum perempuan, sehingga menghambat gerak perempuan
untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan.
a. Jelaskan bagaimana pendapat saudara tentang pernyataan tersebut di atas.
b. Menurut saudara apa faktor-faktor penyebab munculnya ketidakadilan
gender di Indonesia.

4. Meskipun UUD 1945 telah mengatur bahwa setiap warga negara (dalam arti
laki-laki maupun perempuan) mempunyai kedudukan yang sama
(Ardhanareswari) dalam bidang hukum, dan konvensi tentang penghapusan
segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan juga sudah diratifikasi Tahun
1984 dengan UU No.7/1984), namun dalam kenyataannnya masih banyak
dijumpai peraturan perundang-undangan yang bias gender, sehingga seringkali
merugikan perempuan dalam berbagai bidang.
Berilah penjelasan salah satu perundang-undangan yang bias gender.

5. Menurut saudara apakah persoalan patriarkhi khususnya di Bali masih kuat


ataukah sudah ada pergeseran paradigma? Jelaskan.

~~~~~~~~~~~ Selamat Bekerja ~~~~~~~~~~~

Jawaban

NAMA : DEWA GEDE AGUNG


NIM : 2008020066
KELAS : GIANYAR

1. Istilah –istilah dalam hukum gender :


a. Gender memiliki pengerrtian perbedaan jenis kelamin dalam social budaya
berkaitan dengan kedudukan, norma dan nilai-nilai yang berkaitan dengan laki
dan perempuan.
b. Sex memiliki pengertian jenis kelamin bermakna biologis yang membedakan
antara laki-laki dan perempuan.
c. Kodrat berkaitan dengan pemberian Tuhan yang diberikan sejak lahir yang akan
berfungsi pada saatnya. Pemberian Tuhan ini tidak dapat pertukarkan dan
selamanya akan seperti itu.
d. Deskriminasi Gender adalah membeda-bedakan perlakuan terhadap seseorang
atas dasar alas an yang tidak relevan.
e. Bias Gender adalah keberpihakan pada salah satu pihak yang pada umumnya
berpihak pada pihak laki-laki
f. Hegemoni adalah hubungan kekuasaan antara dua pihak (laki-laki dan
perempuan ) di mana laki-laki sebagai pihak berkuasa dan perempuan sebagai
pihak yang dikuasai, hubungan mana diterima sedemikian rupa sebagai sesuatu
yang mestinya.
g. Ideologi Patrarkhi adalah menempatkan laki-laki sebagai superior trehadap
perempuan, sebagai makhluk yang berkuasa, dan sebagai pengambil keputusan.
h. Pengarus-utamaan Gender Suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender melalui kebijakan dan program dengan memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap kebijakan
dan program di berbagai bidang
2. Isu Gender dalam aspek perkawinan termasuk perceraian
Hubungan perkawinan laki-laki sebagai kepala keluarga, sebagai pencari nafkah
dan bertanggung jawab terhadap keluaraga dan perempuan sebagai ibu
rumahtangga. Dalam kenyataan tidak sedikit perempuan yang ikut mencari nafkah
dan ikut bertanggung jawab terhadap keluarga dan dalam banyak kasus justru
suami yang melalaikan tanggung jawabnya, namun status sebagai penanggung
jawab itu sudah melekat dalam diri laki-laki dan perempuan yang secara riil
bertanggung jawab terhadap keluarga tidak akan pernah mendapatkan predikat
tersebut. Dalam hal terjadi perceraian, pada masyarakat yang menganut sistem
patrilinial, istri akan ke luar dari lingkungan keluarga suami di Bali istri akan
kembali ke keluarga dengan istilah mulih dae
3. Isu ketidak adilan Gender /ketidak-setaraan gender, terjadi erat kaitan dengan isu
diskriminasi gender. Dengan adanya kebijakan, program/kegiatan yang
diskriminatif, khususnya terhadap perempuan dapat mengakibatkan terjadinya isu-
isu gender yang lain, seperti isu ketimpangan maupun ketidak-adilan gender.
Ketimpangan gender dapat dilihat jelas secara kuantitatif (dalam bentuk angka),
misalnya jumlah perempuan yang mengikuti pendidikan, khususnya pendidikan
tinggi lebih sedikit dibandingkan lakilaki. Jumlah perempuan yang berhasil duduk
di Dewan Perwakilan Rakyat ataupun yang menduduki jabatan di bidang
pemerintahan lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Penyebabnya untuk di Bali
hukum patriarkhi masih sangat kental dan dihormati, sehingga anak perempuan
menempati kedudukan kedua dibandingkan laki-laki, walaupun dalam kenyataanya
anak perempuan jauh mempunyai kontribusi dalam keluarga tetapi kedudukannya
tetap nomor 2.
4. Salah satu perundangan yang bias Gender adalah UU no 1 Tahun 1974 yang sudah
di ratifikasi dengan UU no 7 Tahun 1984 yaitu tentang Poligami. Syarat poligami
di Indonesia diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU Perkawinan, yang menyebutkan
bahwa Pengadilan hanya akan memberikan izin kepada suami untuk beristri lebih
dari satu jika sang istri nggak bisa menjalankan kewajibannya, istri memiliki cacat
badan atau penyakit yang nggak bisa disembuhkan, dan jika istrinya nggak dapat
melahirkan keturunan.
5. Persoalan Patriarkhi di Bali menurut saya masih sangat kuat walaupun secara
perlahan mulai menunjukan tanda-tanda pergeseran, ini Nampak dari kehidupan
keluarga masyarakat bali di mana fungsi anggota keluarga dalam setiap kegiatan
rumah tangga banyak di dominasi oleh perempuan pada keluarga yang di desa
sekarang sudah banyak diambil oleh laki-laki dalam kehidupan keluarga di kota
sperti mencuci, memasak, menyapu, menjaga anak yang biasanya dilakukan oleh
perempuan sudah dilakukan oleh laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai