Anda di halaman 1dari 2

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER ANTROPOLOGI HUKUM

Mata Kuliah Hari/Tanggal Kelas: Antropologi Hukum : Kamis, 25 Juni 2020 : A/Gab
Waktu :90 menit
Tipe soal close book
Dosen: Ulil Afwa, S.H., M.H
1. Salah satu ilmu bantu hukum yang menyoroti hukum dari aspek perilaku adalah antropologi
hukum
a. Apakah manfaat mempelajari antropologi hukum? (10)
b. Bagaimana pendekatan yang digunakan oleh antropologi hukum untuk
mengkaji suatu isu hukum?(20)
2. Dalam Antropologi Hukum, hukum ditinjau sebagai aspek dari kebudayaan
Bagaimankah fungsi hukum dalam kebudayaan masyarakat?(10)
3. Awal pemikiran antropologis tentang hukum dimulai dengan studi-studi yang dilakukan oleh
kalangan ahli antropologi.
a. Ada berapa fase perkembangan antropologi hukum sebagai ilmu?(10)
b. Jelaskan pokok bahasan dari tiap fase tersebut!(10)
4. Seorang individu patuh atau tidak patuh terhadap hukum sangat tergantung pada kulturnya.
Jelaskan bagaimana menurut saudara, apakah dengan membangun budaya hukum, maka penegakan
hukum dapat dilakukan dengan efektif dari sudut pandang antropologi hukum? (20)
5. Terdapat banyak teori-teori dalam Antropologi Hukum.
Sebutkan salah satu teori beserta contoh kasus yang dianalisa dengan menggunakan teori tersebut!
(20)

Nama : cahyadi ramadhani


Nim : E1A016122
No. ujian : 11
Mata kuliah : Antropologi
Kelas : A gabungan

1. A. Manfaat mempelajari antropologi hukum adalah fungsinya lebih besar pencegahan


atau preventif daripada represif, dengan mengetahui latar belakang budaya dari suatu
masyarakat dalam pengendalian sosial akan dengan mudah mengendalikan
masyarakat yang kurang atau tidak tahu hukum negara.
B. Pendekatan yang digunakan Antropologi Hukum dalam mengkaji hukum adalah
menggunakan pendekatan Holistik (menyeluruh) terhadap seluruh aspek kehidupan
manusia antara lain hukum, ekonomi, politik, termasuk budaya. Antropologi
hukum itu tidak membatasi pandangannya pada kebudayaan tertentu.

2. Fungsi hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial


lahir dan batin. Hukum berfungsi untuk menentukan orangyang bersalah dan yang
tidak bersalah, dapat memaksa agar peraturan dapat ditaati dengan ancaman sanksi
bagi pelanggarnya. Hukum berfungsi sebagai alat
ketertiban dan keteraturan masyarakat
3. A. Ada 3 fase perkembangan antropologi hukum sebagai ilmu:
- Fase evolusionisme (1861-1926)
- Fase fungsionalisme (awal abad ke 20)
- Fase pluralisme (1940 – sekarang)
B. Pokok bahasan tiap fase :
- Fase Evolusionisme, (1861-1926) Tema-tema kajian yang dominan adalah berkisar pada
eksistensi hukum. Perspektif pada fase ini adalah adanya anggapan hukum
berevolusi/berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Tokohnya Sir Henry
Maine , J.J. Bachofen dengan bukunya Das Mutterecht
-Fase Fungsionalisme (awal abad ke-20) terjadi perdebatan apa itu hukum, apakah hukum
ada pada semua masyarakat. Tokohnya A.R. Radcliffe Brown , Bronislaw Malinowski, Paul
Bohannan, Leopold Pospisil
-Fase Pluralisme Hukum (1940-sekarang) Fase ini terbagi menjadi sub-sub fase antara lain:
1) Fase antropologi hukum penyelesaian sengketa (1940-1950-an); 2). Fase pluralisme
hukum penyelesaian sengketa dan non sengketa (1960- 1970-an); 3). Fase pluralisme hukum
pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan lain-lain (1990- sekarang).

4. Membangun budaya hukum merupakan cara dalam antropologi hukum mengenalkan


hukum kepada masyarakat dengan cara preventif, dengan ini masyarakat akan
menerima pelan pelan tentang adanya hukum , dengan menerima adanya hukum maka
perlahan masyarakat akan patuh dan mengikuti aturan hukum yang ada dalam
masyarakat. Karna pada dasarnya antropologi hukum mempelajari hubungan timbal
balik antara hukum dan masyarakat, bagaimana antropologi mempelajari
pengendalian sosial dan menjaga keteraturan sosial.
5. Teori Forum Shopping-Shopping Forum dari Keebet von Benda Beckmann
Merupakan hasil penelitiannya di Sumatera Barat yang berlangsung bulan Juni 1974 –
September 1975. Teori ini dibangun dari fakta persengketaan harta warisan kolam
Batu Panjang yang diklaim oleh dua kaum yang berbeda. Dari fakta-fakta penelitian
itu, Keebet membangun sebuah teori yang di-analogkan dari istilah hukum perdata
internasional, yaitu Forum Shopping-Shopping Forum. Forum Shopping berarti
orang-orang yang bersengketa dapat memilih lembaga dan mendasarkan pilihannya
pada hasil akhir apakah yang diharapkan dari sengketa tersebut. Sedangkan Shopping
Forum berarti pihak pengadilan, baik pengadilan adat ditingkat masyarakat maupun di
pengadilan pemerintah terlibat memanipulasi sengketa yang diharapkan dapat
memberikan keuntungan politik atau malah menolak sengketa yang mereka (hakim)
kawatirkan akan mengancam kepentingan mereka.
Dikaitkan dengan kondisi sekarang ini, Forum Shopping berarti para pihak yang
bersengketa bebas memilih model penyelesaian sengketa apakah melalui jalur di luar
pengadilan (ADR) ataukah di pengadilan. Sedangkan Shopping Forum, berarti pihak
lembaga penegak hukum (polisi, jaksa,hakim, juga advokat) mempunyai kekuasaan
apakah akan meneruskan perkara yang diajukan kepadanya ataukah dipeti-
eskan/deponeer/SKPP/ SP3 sesuai dengan hasil akhir yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai