AMIR SH MH
Titik tolak sudut pandang hukum pidana memiliki dua dimensi yaitu,
“unsur kesalahan dan unsur melawan hukum”.
1.Pengertian Kejahatan
Adalah suatu nama atau cap yang diberikan orang untuk menilai
perbuatan-perbuatan tertentu, sebagai perbuatan jahat. Dengan demikian
maka si pelaku disebut sebagai penjahat.
suatu kejahatan.
Beberapa Pasal dalam buku ke-II KUHP yang mengatur tentang kejahatan
dengan kekerasan, yaitu:
a. Kekerasan Legal
b. Kekerasan ini dapat berupa kekerasan yang didukung oleh hukum,
misalnya tentara yang melakukan tugas dalam peperangan, maupun
kekerasan yang dibenarkan secara legal, misalnya olahraga tinju
serta tindakan-tindakan tertentu untuk membela diri.
c. Kekerasan Secara Sosial Mempunyai Sanksi
d. Suatu faktor penting dalam menganalisis Kekerasan adalah tindakan
dukungan atau sanksi sosial terhadapnya, misalnya tindakan seorang
suami atas penzina akan memperoleh dukungan sosial.
e. Kekerasan Rasional
f. Beberapa tindakan kekerasan yang tidak legal akan tetapi tidak ada
sanksi sosialnya, adalah kejahatan yang dipandang rasional dalam
konteks kejahatan. Misalnya pembunuhan dalam kerangka suatu
kejahatan terorganisasi.
g. Kekerasan Yang Tidak Berperasaan (Irrational Violence)
h. Kejahatan yang menjadi dampak adanya provokasi terlebih dahulu,
tanpa memperlihatkan motivasi tertentu pada umumnya korban tidak
dikenal oleh pelakunya.
i. Dapat digolongkan kedalamnya adalah apa yang dinamakan raw
violence merupakan ekspresi langsung dari gangguan psikis
seseorang dalam saat tertentu di dalam kehidupannya.
Pelanggaran
Menurut Andi Hamzah menyatakan bahwa pembagian delik atas
Kejahatan dan Pelanggaran di dalam WvS Belanda 1886 dan WvS (KUHP)
A. Pengertian Asas ,
“ Asas hukum pidana adalah pikiran dasar yang umum sifatnya atau
merupakan latar belakang dari peraturan-peraturan yang konkrit pada
hukum pidana”.
1. Asas Legalitas
“Tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana yang
mendahuluinya”.
Ucapan nullum delictum nulla poena sine praevia lege berasal dari
Von Feuerbach, sarjana hukum pidana Jerman (1775-1833). Dialah yang
merumuskannya dalam pepatah latin tadi dalam bukunya: “Lehrbnuch des
pein leichen recht” 1801.
“Nulla poena sine lege, Nulla poena sine Crimine, Nullum Crimen
sine poena legali”.
Artinya:
Tidak ada hukuman, kalau tak ada kejahatan, Tidak ada kejahatan,
kalau tidak ada hukuman, yang berdasarkan Undang-undang . Perumusan
asas legalitas dari von Feuerbach dalam bahasa Latin itu dikemukakan
berhubung dengan teorinya yang dikenal dengan nama teori “vom
psychologian zwang”, yaitu yang menganjurkan supaya dalam menentukan
perbuatan-perbuatan yang dilarang di dalam peraturan bukan saja tentang
macamnya perbuatan yang harus dituliskan dengan jelas, tetapi juga
tentang macamnya pidana yang diancamkan.
Kekuasaan berlakunya KUHP dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi
negatif dan segi positif. Segi negatif dikaitkan berlakunya KUHP dengan
waktu terjadinya perbuatan pidana. Artinya bahwa KUHP tidak berlaku
surut. Hal tersebut dapat dilihat dari ketentuan pasal 1 ayat 1 KUHP. Bunyi
pasal 1 ayat 1 KUHP yaitu :
Ayat 1:
Ayat 2:
Kesimpulan :
6. Asas Universalitas
Contoh:
Kesimpulan:
PENERAPANNYA
AMIR. SH. MH
a. Pidana Pokok:
1. Pidana Mati;
2. Pidana Penjara;
3. Kurungan;
4. Denda;
5. Pidana Tutupan (berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 1946 Berita RI II Nomor 247)
b. Pidana Tambahan :
Wassalam