Anda di halaman 1dari 4

ARTANTI PUTRI CANDRANINGTYAS

183112330050157

Resume Bab 1 & 2

Kriminologi (criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau
non-normative discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi
disebut sebagai ilmu yang mempelajari manusia dalam pertentangannya dengan norma-
norma sosial tertentu, sehingga kriminologi juga disebut sebagai sosiologi penjahat.

Kriminologi mempelajari kejahatan sebagai fenomena sosial sehingga sebagai


perilaku kejahatan tidak terlepas dalam interaksi sosial, artinya kejahatan menarik
perhatian karena pengaruh perbuatan tersebut yang dirasakan dalam hubungan antar
menusia. Andaikan seseorang yang oleh masyarakatnya dinyatakan telah berbuat jahat,
maka perbuatan seperti itu bila dilakukan terhadap dirinya sendiri –misalnya mengambil
barang miliknya untuk dinikmati- atau perbuatan tersebut dilakukan terhadap hewan-
hewan di hutan bebas- misalnya menganiaya babi hutan yang ditangkapnya- maka
perbuatan itu tidak dianggap jahat dan perilaku itu tidak menarik perhatian.

Kriminologi lebih mengutamakan tindakan preventif oleh karena itu selalu


mencari sebab-sebab timbulnya suatu kejahatan baik di bidang ekonomi, sosial, budaya,
hukum serta faktor alamiah seseorang, dengan demikian dapat memberikan break
through yang tepat serta hasil yang memuaskan. Kriminologi lebih banyak menyangkut
masalah teori yang dapat mempengaruhi badan pembentuk undang-undang untuk
menciptakan suatu undang-undang yang sesuai dengan rasa keadilan masyarakat serta
mempengaruhi pula hakim di dalam menjatuhkan vonis kepada tertuduh.

Hukum pidana (criminal law) sebagai disiplin ilmu normatif atau normative
discipline yang mempelajari kejahatan dari segi hukum, atau mempelajari aturan
tentang kejahatan. Dengan perkataan lain mempelajari tentang tindakan yang dengan
tegas disebut oleh peraturan perundang-undangan sebagai kejahatan atau pelanggaran,
yang dapat dikenai hukuman (pidana). Hukum pidana bersendikan probabilities atau
hukum kemungkinan-kemungkinan untuk menemukan hubungan sebab-akibat
terjadinya kejahatan dalam masyarakat. Apabila belum ada peraturan perundang-
undangan yang memuat tentang hukuman yang dapat dijatuhkan pada penjahat atau
pelanggar atas tindakannya, maka tindakan yang bersangkutan bukan tindakan yang
dapat dikenai hukuman (bukan tindakan jahat atau bukan pelanggaran). Pandangan ini
bersumber pada asas Nullum delictum, nulla poena sine praevia lege poenali.

Obyek kriminologi (orang dalam pertentangan dengan norma-norma sosial),


sedangkan obyek hukum pidana (pelanggaran ketertiban hukum) sehingga dengan
sendirinya menimbulkan juga perbedaan pengertian “kejahatan” menurut kriminologi
dan menurut hukum pidana. Karena kriminologi sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri
di samping hukum pidana, maka mempunyai definisi sendiri tentang apa yang disebut
kejahatan. Kejahatan menurut kriminologi adalah tindakan manusia dalam
pertentangannya dengan beberapa norma yang ditentukan oleh masyarakat di tengah
manusia itu hidup. Kejahatan sebagai tindakan manusia dan sebagai gejala social.

Hukum pidana dan kriminologi secara tegas berhubungan langsung dengan


pelaku kejahatan, hukuman dan perlakuannya. Perbuatan jahat itu perlu diambil
tindakan preventif mapun represif dengan tujuan agar penjahat jera atau tidak
mengulangi lagi perbuatannya. Hukum pidana dan kriminologi atas beberapa
pertimbangan merupakan instrument dan sekali gus alat kekuasaan negara dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya memiliki korelasi positif.

Secara teoritik kedua disiplin ilmu tersebut dapat dikaitkan karena hasil analisis
kriminologi banyak manfaatnya dalam kerangka proses penyidikan atas terjadinya suatu
kejahatan yang bersifat individual, akan tetapi secara praktek sangat terbatas sekali
keterkaitan dan pengaruhnya.

Kriminologi bertujuan untuk memberi petunjuk bagaimana masyarakat dapat


memberantas kejahatan dengan hasil yang baik dan lebih-lebih menghindarinya.

riminologi bertujuan mengantisipasi dan bereaksi terhadap semua kebijaksanaan


di lapangan hukum pidana, sehingga dengan demikian dapat dicegah kemungkinan
timbulnya akibat-akibat yang merugikan, baik bagi si pelaku, korban, maupun
masyarakat secara keseluruhan.

Kriminologi bertujuan mempelajari kejahatan, sehingga yang menjadi misi


kriminologi adalah;

a. Apa yang dirumuskan sebagai kejahatan dan fenomenanya yang terjadi di


dalam kehidupan masyarakat, kejahatan apa dan siapa penjahatnya merupakan
bahan penelitian para kriminolog;
b. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya atau dilakukannya
kejahatan.

Kriminologi bertujuan menjabarkan identitas kriminalitas dan kausa


kriminologisnya untuk dimanfaatkan bagi perencanaan pembangunan sosial pada era
pembangunan dewasa ini dan di masa mendatang.

Anthropologi kriminal, ialah ilmu pengetahuan tentang manusia yang jahat


(somatis) suatu bagian dari ilmu alam. Antropologi juga disebut bagian terakhir dari
ilmu binatang (zoology). Ilmu ini juga memberi jawaban atas pertanyaan misalnya:
Apakah seorang penjahat memiliki tanda-tanda khusus pada phisiknya. Apakah ada
kaitannya antara kejahatan dengan suku bangsa.
Sosiologi kriminal, ialah ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu
gejala masyarakat, dimana letak sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat (etiologi
sosial) dan dalam arti luas juga termasuk penyelidikan mengenai lingkungan phisiknya
(geografis, klimatologis dan meteorologis).

Psikhologi kriminal, ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan dari sudut


ilmu jiwa. Penyelidikan mengenai jiwa penjahat dapat semata-mata ditujukan kepada
pribadi perseorangan –ilmu ini cocok dimiliki oleh hakim-, dapat juga digunakan untuk
menyusun golongan (tipologi) penjahat.

Psikho & neuro - Patologi Kriminal, ilmu pengetahuan yang mempelajari


tentang penjahat yang sakit jiwa atau sakit syaraf

Penologi, ilmu pengetahuan tentang timbul dan tumbuhnya hukuman, arti


hukuman dan manfaat hukuman.

Paradigma Kriminologi, Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam


dunia ilmu pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan.
Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu
pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya The Structure of Scientific
Revolution.

Paradigma adalah basis kepercayaan utama atau metafisika dari sistem berpikir,
paradigma pada dasarnya memberi representasi dasar yang sederhana dari suatu
pandangan yang kompleks sehingga orang dapat memilih untuk bersikap atau
mengambil keputusan

Menurut Walter C. Reckless dalam bukunya The Crime Problem


mengemukakan 10 ruang lingkup atau wilayah yang merupakan bidang kerja
kiminologi;

1. Kriminologi mempelajari bagaimanakah kejahatan dilaporkan pada badanbadan


resmi dan bagaimana pulakah tindakan yang dilakukan menanggapi laporan itu;
2. Kriminologi mempelajari perkembangan dan perubahan hukum pidana dalam
hubungannya dengan ekonomi, politik serta tanggapan masyarakatnya;
3. Kriminologi mempelajari secara khusus keadaan penjahat, membandingkan
dengan yang bukan penjahat mengenai: sex, ras, kebangsaan, kedudukan
ekonomi, kondisi kekeluargaan, pekerjaan atau jabatan dan kedudukan, kondisi
kejiwaan, phisik, kesehatan jasmani rokhani dan sebagainya;
4. Kriminologi mempelajari daerah-daerah atau wilayah-wilayah dihubungkan
dengan jumlah kejahatan dalam daerah atau wilayah yang dimaksud dan bahkan
diteliti pula bentuk spesifik dari kejahatan yang terjadi, misalnya penyelundupan
di daerah pelabuhan atau korupsi di lingkungan pejabat;
5. Kriminologi berusaha memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab
kejahatan untuk menuangkannya dalam bentuk ajaran dan teori;
6. Kriminologi mempelajari jenis kejahatan yang dimanifestasikan secara istimewa
dan menunjukkan kelainan daripada yang sering berlaku, organized crime,
white-collar crime yang berupa bentuk-bentuk kejahatan moderen, termasuk
pembajakan pesawat, pencucian uang dan pembobolan atm;
7. Kriminologi mempelajari hal-hal yang sangat erat hubungannya dengan
kejahatan, misalnya alkoholisme, narkoba, pelacuran, perjudian, vagrancy atau
gelandangan dan pengemis;
8. Kriminologi mempelajari apakah peraturan perundang-undangannya beserta
penegak hukumnya sudah efektif;
9. Kriminologi mempelajari kemanfaatan lembaga-lembaga yang digunakan untuk
menangkap, menahan dan menghukum;
10. Kriminologi mempelajari setiap usaha untuk mencegah kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai