Anda di halaman 1dari 4

UTS VICTIMOLOGI

OLEH:

NAMA : YOSAFAT PARULIAN H. SIPAYUNG

NIM : 1902010292

KELAS : N/ SEMESTER V

DOSEN : NIKOLAS MANU, SH.,M.H

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
MODUL I

1. Jelaskan Pengertian secara leksikal dari Restitusi

Jawab:

 Istilah restitusi berasal dari kata restutio dalam Bahasa latin, restituie dalam
Bahasa Belanda, restution dalam Bahasa Inggri, yang artinya
pengembalian/pemulihan. Dalam Kamus Bahasa Besar Bahasa Indonesia,
restitusi dapat berarti: Ganti Kerugian, pembayaran kembali dan penyerahan
bagian pembayaran yang masih tersisa
 Restitusi adalah suatu kewajiban untuk melakukan penggantian kerugian si
korban oleh pelaku kejahatan, serta berkenan dengan sifat penghukuman atau
pemidanaan oleh pengadilan (hakim pidana) yang bertujuan untuk
mengadakan pembinaan dan pengembangan tanggung jawab pelakunya.
2. Jelaskan hal-hal apa saja yang tercakup dalam restitusi yang diberikan oleh pelaku korban
kejahatan?
Jawab:
Pengembalian harta milik, atau pembayaran atas kerusakan atau kerugian yang
diderita, pergantian biaya-biaya yang timbul sebagai akibat jatuhnya korban,
penyediaan jasa dan pemulihan hak-hak
3. Jelaskan pendapat Robert Reiff tentang perlunya restitusi bagi korban kejahatan!
Jawab:
Ketidak seimbangan perhatian dan perlakuan terhadap pembuat tindak pidana dan
korbannya tidak sejalan dengan pandangan baru tentang keadilan yang
menghendaki keseimbangan perhatian dan perlakuan terhadap manusia, apapun
statusnya dalam masyarakat yang beradab. Status manusia dalam hokum pidana
baik sebagai pembuat maupun sebagai korbannya terutam mengenai hak dan
kewajibannya harus diperlakukan seimbang. Guna pemenuhan tuntutan
keseimbangan, maka restitusi harus dikembalikan kepada korban demi kepuasan.
4. Jelaskan model kebijakan penanggulangan masalah korban kejahatan di negara Swiss!
Jawab:
Di Swiss, para korban kejahatan diberi kesempatan untuk menuntut ganti kerugian
dari pelaku kejahatan. Tetapi apabila restitusi itu gagal diperoleh dari pelaku,
maka korban dapat meminta kompensasi dari negara atau pemerintah
5. Pemberian restitusi kepada korban menjadi tanggung jawab dari A. Pelaku Kejahatan
6. Pemberian kompensasi kepada korban adalah tanggung jawab: B. Negara atau
Pemerintah
7. Bantuan yang diberikan kepada korban kejahatan meliputi: Bantuan Material dan
Finansial, Bantuan Hukum, Rohaniah dan psikologis
8. Pemberian restitusi kepada korban melalui proses peradilan pidana merupakan wujud
perhatian dan perlakuan seimbang terhadap korban dan pelaku kejahatan (BENAR)
9. Kesalahan pelaku kejahatan telah dihapus dengan menjalani pidana penjara, sehingga
tidak perlu memberi restitusi kepada korbannya.(SALAH)
10. Pemberian kompensai kepada korban merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab
negara melindungi warganya yang menderita akibat suatu tindak kejahatan (BENAR)

MODUL II

1. Jelaskan lima alasan yang bisa dipertimbangkan dalam menerapkan suatu diskresi
Kepolisian!
Jawab:
 Penggunaan hokum adat setempat dirasa lebih efektif dibandingkan dengan
hokum positif yang berlaku
 Hukum setempat lebih dapat dirasakan adil oleh para pihak
 Kebijaksanaan yang ditempuh lebih banyak manfaat dari pada semata-mata
menggunakan hokum positif yang ada
 Atas kehendak mereka(para pihak) sendiri
 Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
2. Dalam perkara pidana yang bagaimanakah hakim dapat menerapkan suatu putusan
pemidanaan bersyarat?
Jawab:
Dalam perkara pidana yang menurut pertimbangan hakim bahwa kepada
terdakwa hanya akan dijatuhi pidana penjara yang tidak lebih satu tahun.
3. Jelaskan hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh hakim dalam mengabulkan
permohonan penggabungan perkara gugatan ganti kerugian dengan perkara pidana yang
diajukan pihak korban?
Jawab:
Hakim akan mempertimbangkan tiga hal, yaitu:
 Kewenangan hakim untuk mengadili perkara tersebut, yang meliputi
kewenangan relative menyangkut wilayah kekuasaan untuk mengadili, dan
kewenangan absolut yang menyangkut materi perkaranya
 Kebenaran dasar gugatan yang meliputi: dasar menurut fakta atau
kejadiannya, dan dasar menurut hokum yang merupakan alas hak dari
pemohon untuk mengajukan gugatan itu.
 Hukuman penggantian biaya perawatan, rumah sakit, dan obat-obatan.
Biaya Visum Et Repertum, transportasi, dan lain-lain.
4. Jelaskan unsur-unsur pasal 1365 KUHPerdata yang dijadikan dasar pengajuan gugatan
ganti kerugian korban atas dasar perbuatan melawan hukum!
Jawab:
 Adanya perbuatan melanggar hukum
 Adanya kesalahan
 Adanya kerugian yang timbul
 Adanya hubungan sebab akibat
5. Salah satu syarat yang ditetapkan hakim dalam pemidanaan besyarat adalah A.
Terpidana tidak boleh mengulangi perbuatannya dalam masa percobaan.
6. Dalam memeriksa permohonan penggabungan perkara ganti kerugian dengan perkara
pidana yang diajukan korban, hakim akan mempertimbangkan hal-hal: B. Kewenangan
hakim untuk mengadili, kebenaran dasar gugatan dan hukuman pengganti biaya
yang dikeluarkan pihak korban.
7. Unsur-unsur perbuatan melanggar hukum pasal 1365 KUHPerdata adalah Adanya
perbuatan melawan hukum dan ada kesalahan pada pelaku ; Adanya kerugian
yang timbul dan ada hubungan sebab-akibat.
8. Diskrepsi Kepolisian adalah kebijaksanaan polisi dalam menjalankan wewenangnya
yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan moral (BENAR)
9. Apabila pemohon /penggugat/korban tidak puas dengan jumlah ganti kerugian yang
ditetapkan hakim. Maka ia dapat mengajukan upaya hukum banding ke pengadilan
tinggi yang berwenang. (SALAH)
10. Putusan hakim atas gugatan korban dalam perkara gabungan dimaksud, hanya memuat
penetapan hukuman penggantian biaya-biaya yang telah dikeluarkan korban sebagai
pihak yang dirugikan, yang diintegrasikan dalam putusan perkara pidana yang
bersangkutan. (BENAR)

Anda mungkin juga menyukai