Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 1 Kriminologi

Soal :

Dalam perkembangannya ilmu tentang kriminologi tidak dapat berdiri


sendiri dan memerlukan ilmu lain salah satunya adalah sosiologi

Diskusikan:

Menurut saudara jelaskan hubungan/keterkaitan antara kriminologi


dengan sosiologi.

Jawaban :

Selamat Sore Mohon izin menjawab : Dimana Kompensasi adalah ganti kerugian yang
diberikan oleh negara karena pelaku tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya
yang menjadi tanggungjawabnya sedangkan Restitusi adalah ganti kerugian yang diberikan
kepada korban atau keluarganya oleh pelaku atau pihak ketiga, dapat berupa
pengembalihan harta milik.
Perlindungan hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan kepada
masyarakat, dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti melalui restitusi dan
kompesasi, pelayanan medis dan bantuan hukum. Perlindungan terhadap korban
merupakan sebuah upaya pemulihan kerugian yang diderita oleh korban.
Perlindungan Saksi dan Korban bertujuan memberikan rasa aman kepada Saksi dan/atau
Korban dalam memberikan keterangan pada setiap proses peradilan pidana.

1. Restitusi adalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh
pelaku tindak pidana atau pihak ketiga.
Ada dua cara korban tindak pidana dapat memperoleh restitusi yakni pengajuan dan
pemeriksaan permohonan restitusi sebelum putusan pengadilan berkekuatan hukum
tetap serta pengajuan dan pemeriksaan permohonan restitusi setelah putusan
pengadilan berkekuatan hukum tetap.
Untuk restitusi bagi korban, dalam Pasal 4 Perma ini, korban berhak memperoleh
Restitusi berupa ganti kerugian atas kehilangan kekayaan dan/atau penghasilan,
ganti kerugian baik materil maupun immateril yang ditimbulkan akibat penderitaan
yang berkaitan langsung sebagai akibat tindak pidana, penggantian biaya perawatan
medis dan/atau psikologis dan/atau, kerugian lain yang diderita korban sebagai
akibat tindak pidana, termasuk biaya transportasi dasar, biaya pengacara atau biaya
lain yang berhubungan dengan proses hukum.
Pengajuan dan Pemeriksaan permohonan restitusi sebelum putusan pengadilan
yang berkekuatan tetap. Hal ini diatur Pasal 8 sampai Pasal 10 Perma ini.
Permohonan restitusi kepada pengadilan selain diajukan melalui LPSK, penyidik,
atau penuntut umum, dapat juga diajukan oleh Korban.
Contoh: Seorang pelaku kejahatan mencuri sepeda motor milik korban.Setelah
ditangkap dan diadili, pelaku diperintahkan oleh pengadilan untuk mengembalikan
sepeda motor tersebut kepada korban.
2.Kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku
tindak pidana tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi
tanggung jawabnya.
Permohonan Kompensasi yakni pengajuan dan pemeriksaan permohonan
kompensasi dalam perkara tindak pidana terorisme yang korbannya tidak
mengajukan kompensasi yang pelakunya tidak diketahui atau meninggal dunia. Dan,
pengajuan dan pemeriksaan permohonan kompensasi untuk warga negara
Indonesia korban terorisme yang terjadi di Luar Wilayah Negara Republik Indonesia.
Sesuai Pasal 16 Perma No.1 Tahun 2022 ini mengatur pengadilan berwenang
mengadili permohonan pengajuan kompensasi terhadap tindak pidana pelanggaran
hak asasi manusia (HAM) berat adalah Pengadilan Hak Asasi Manusia. Dan
pengadilan yang berwenang mengadili permohonan kompensasi terhadap tindak
pidana terorisme yaitu pengadilan yang mengadili pelaku tindak pidana.
Contoh: Kompensasi untuk korban tindak pidana terorisme. Memenuhi hak-hak
korban tindak pidana terorisme adalah penting sebagai salah satu tanggung jawab
negara dalam melindungi keselamatan dan keamanan warganya.

3. Advokasi adalah suatu bentuk tindakan yang mengarah pada pembelaan, member
dukungan, atau rekomendasi berupa dukungan aktif. Pendapat lain mengatakan, arti
advokasi adalah suatu bentuk upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik dengan
melakukan berbagai macam pola komunikasi yang persuasif.
Contoh: Advokasi hukum bisa dilakukan berdasarkan penugasan yang diberikan
secara tertulis oleh menteri, ataupun pimpinan kepada pemberi advokasi hukum.
Contohnya, kementerian bisa memberikan bantuan biaya untuk penyelesaian
masalah hukum dalam perkara pidana. Hal itu diberikan kepada penerima advokasi
hukum yang menggunakan jasa advokat maupun lembaga bantuan hukum.

1. Restitusi adalah ganti rugi yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh pelaku
tindak pidana atau pihak ketiga sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1 angka 11 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
sebagai contoh restitusi ini bisa dilakukan dalam 3 bentuk:
a. Pelaku memberikan ganti rugi kepada korban sebagai hukuman tambahan yang di
putuskan pengadilan
b. Beberapa negara bagian mengharuskan pelaku memberikan ganti rugi kepada korban
yang besarnya dua atau tiga kali nilai kerugian yang di derita korban
c. Restitusi dijadikan sebagai bagian dari bentuk hukuman yang diterima pelaku.

2. Kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh Negara karena pelaku tindak
pidana tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung
jawabnya. Korban tindak pidana pelanggaran hak asasi manusia yang
berat dan tindak pidana terorisme berhak memperoleh Kompensasi berupa sebagai contoh
a. Korban dapat menunutut orang yang telah membuatnya terluka;
b. Korban, dalam keadaan tertentu, dapat memperoleh perbaikan atau ganti rugi dari pihak
ketiga (Misal, negara mempekerjakan seseorang, yang mana orang ini menimbulkan sebuah
celaka pada orang lain. Dalam hal ini, korban atau pun wali korban dapat meminta ganti rugi
kepada negara);
c.. Perolehan ganti rugi dari perusahaan asuransi (Misal, kasus perusahaan asuransi
Jiwasraya)
d. Korban yang meminta bantuan dari badan sosial (jaminan sosial, bantuan medis, atau
program kesejahteraan sosial)

3. Advokasi korban kejahatan dalam hal ini memberikan perlindungan dari segi hukum agar
hak dari korban kejahatan aman di persidangan. Memberikan pemahaman hukum dan
pandangan hukum bagi korban kejahatan selama proses peradilan. Dan pemerintah juga
memberikan program ini bagi masyarakat atau korban kejahatan yang tidak mempunyai
biaya untuk penasehat hukum maka pada setiap pengadilan ada posgakum yang dibuat
oleh pemerintah yang melibatkan tenaga tenaga profesional dibidang advokasi. Mejalin
hubungan dengan pengadilan, mendengarkan pokok permasalahan dan saran dari korban,
dan lain sebagainya.
sebagai contoh seorang korban pemerkosaan atau pelecehan seksual dapat meminta
bantuan advokasi dari organisasi hak asasi manusia atau lembaga bantuan hukum untuk
membantunya dalam menjalani proses hukum.

Anda mungkin juga menyukai