Diskusi 1 Kriminologi 68
Diskusi 1 Kriminologi 68
Soal :
Diskusikan:
Jawaban :
1. Disjungsi antara tujuan dan sarana (Disjunction between goals and means): Globalisasi
seringkali menciptakan ketimpangan ekonomi yang signifikan antara negara-negara dan
individu-individu di dalamnya. Hal ini mengakibatkan peningkatan ketidaksetaraan sosial dan
ekonomi. Dalam situasi seperti ini, individu yang terpinggirkan dan memiliki akses terbatas
terhadap sarana untuk mencapai tujuan mereka (seperti pendidikan atau lapangan kerja
yang layak) dapat merasa tergoda untuk menggunakan cara korup untuk memperoleh
keuntungan atau keberhasilan ekonomi.
3. Kesenjangan nilai (Value disparities): Globalisasi membawa interaksi budaya yang intens
antara berbagai negara dan masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan benturan nilai-nilai
yang berbeda, di mana beberapa individu atau negara mungkin mengadopsi nilai-nilai yang
menghargai kekayaan material dan kesuksesan finansial, sementara yang lain mungkin
tetap berpegang pada nilai-nilai tradisional atau komunitas yang lebih egaliter.
Kesimpangsiuran nilai-nilai ini dapat merangsang korupsi, terutama di antara mereka yang
mengutamakan kekayaan dan kekuasaan sebagai ukuran kesuksesan.
5. Peran media dan budaya konsumerisme (Role of media and consumerist culture):
Globalisasi telah menghasilkan penyebaran media dan budaya konsumerisme yang
merangsang keinginan individu untuk memiliki barang-barang mewah atau gaya hidup yang
terkait dengan kesuksesan material. Dalam upaya memenuhi tuntutan ini, individu mungkin
terlibat dalam praktik korupsi untuk memperoleh kekayaan yang dibutuhkan. Media dan
budaya konsumerisme juga dapat menghidupkan dan memperkuat kesenjangan nilai,
memperkuat pandangan bahwa sukses hanya dapat dicapai melalui kekayaan dan
kekuasaan, sehingga merangsang tindakan korupsi.
1. Konformitas, yaitu suatu keadaan dimana individu atau warga masyarakat menerima
tujuan kebudayaan dari masyarakat dan cara-cara yang telah melembaga untuk
mencapai tujuan tersebut.
Contoh: Seorang pegawai pemerintah atau pejabat yang korupsi mungkin
menawarkan suap kepada orang lain untuk mendapatkan layanan yang seharusnya
mereka lakukan tanpa suap.
2. Inovasi, yaitu keadaan dimana individu atau warga masyarakat menerima tujuan
kebudayaan masyarakatnya tetapi dalam hal mencapai tujuan tersebut mereka tidak
menggunakan cara yang telah melembaga tetapi menggunakan cara lain yang tidak
legal.
Contoh: Pungli yang dilakukan oleh beberapa oknum.
3. Ritualisme, yakni keadaan dimana individu atau warga masyarakat menolak tujuan
kebudayaan masyrakatnya, tetapi tetap mempertahankan cara-cara yang telah
melembaga dan diterima oleh seluruh masyarakat untuk mencapai tujuan lain yang
berbeda dengan apa yang telah ditetapkan oleh masyarakat.
Contoh: Individu atau perusahaan dapat mengikuti persyaratan hukum atau aturan
internal hanya untuk memenuhi keharusan formal. Mereka mungkin menyerahkan
dokumen-dokumen yang diperlukan tanpa mematuhi semangat atau tujuan
sebenarnya dari aturan tersebut, dan melanjutkan praktik korupsi di balik layar.
4. Penarikan diri, yaitu keadaan dimana individu atau warga masyarakat menolak,
baik tujuan kebudayaan maupun cara-cara yang telah tersedia dalam masyarakat.
Contoh: Masyarakat yang membiarkan tindak kejahatan korupsi terjadi.