Anda di halaman 1dari 10

PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA ASURANSI

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap keputusan yang diambil manusia dalam menjalani kehidupannya selalu
dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami,
yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin terjadi, tetapi tidak diketahui lebih
dahulu apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi. Risiko diartikan pula sebagai
kerugian yang tidak pasti (uncertainty of financial loss) didalamnya terdapat dua
unsur yaitu: ketidak pastian dan kerugian. Karena besarnya risiko ini dapat diukur
dengan nilai barang yang mengalami peristiwa diluar kesalahan pemiliknya, maka
risiko dapat dialihkan kepada perusahaan asuransi kerugian dalam bentuk
pembayaran klaim asuransi. Pengalihan risiko ini diimbangi dalam bentuk
pembayaran premi kepada perusahaan asuransi kerugian (penanggung) setiap bulan
atau tahun, tergantung pada perjanjian yang tertuang dalam polis. Manfaat peralihan
risiko inilah yang diperoleh tertanggung. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
oleh manusia untuk mengatasi risiko-risiko yang mungkin timbul antara lain:

1. Menghindari (Avoidance) maksudnya, berbuat sesuatu atau tidak berbuat


sesuatu dan tidak berbuat sesuatu agar tidak mendapat kerugian.
2. Mencegah (Prevention) maksudnya, mengadakan tindakan tertentu dengan
tujuan paling tidak mengurangi kerugian.
3. Mengalihkan (Transfer) maksudnya, kemungkinan buruk yang dapat
menimpa dirinya dialihkan pihak lain.
4. Menerima (Assumption or Retention). Manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan dengan akal dan budinya mencari cara agar ketidakpastian dalam
hidupnya berubah menjadi suatu kepastian. Salah satu cara untuk mengatasi
risiko tersebut adalah dengan cara mengalihkan risiko (transfer of risk)
kepada pihak lain di luar diri manusia. Pada saat ini pihak lain penerima
risiko dan mampu mengelola risiko tersebut adalah perusahaan asuransi.
Pengalihan risiko kepada perusahan asuransi tidak terjadi begitu saja tanpa
kewajiban apa-apa kepada pihak yang mengalihkan risiko. Hal tersebut harus
diperjanjikan terlebih dahulu dengan apa yang disebut perjanjian asuransi. Dalam
perjanjian asuransi pihak yang mengalihkan risiko disebut sebagai Tertanggung dan
pihak yang menerima pengalihan risiko disebut sebagai Penanggung.

Sengketa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Sengketa dapat terjadi
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok
dengan kelompok, antara perusahaan dengan perusahaan, antara perusahaan dengan
negara, antara negara satu dengan yang lainnya, dan sebagainya. Dengan kata lain,
sengketa dapat bersifat publik maupun bersifat keperdataan dan dapat terjadi baik
dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional. Sengketa adalah suatu situasi
dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain, yang kemudian pihak
tersebut menyampaikan ketidakpuasan ini kepada pihak kedua. Jika situasi
menunjukkan perbedaan pendapat, maka terjadi lah apa yang dinamakan dengan
sengketa. Dengan demikian, yang dimaksud dengan sengketa ialah suatu perselisihan
yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang saling mempertahankan persepsinya
masingmasing, di mana perselisihan tersebut dapat terjadi karena adanya suatu
tindakan diantara kedua belah pihak mengalami sebuah kerugian.

Pada Kamus Umum Bahasa Indonesia terdapat kata “sengketa” yang memiliki arti
pertentangan dan konflik. Pertentangan dan konflik berarti halhal yang terjadi antara
dua orang lebih yang memperebutkan sesuatu Pertentangan dan konflik bisa juga
diartikan sebagai suatu permasalahan yang timbul oleh suatu hal dan pelakunya lebih
dari satu orang atau dua orang lebih. Sebab suatu hal yang menjadi pemicu suatu
permasalahan yang menimbulkan konflik diantara pelaku, orang perorang atau
kelompok kemudian hal tersebut menimbulkan hukum antara keduanya. Di dalam
Kamus Bahasa Inggris konflik mempunyai arti dua istilah yaitu conflict dan dispute.
Kata dispute dalam Kamus Bahasa Inggris mempunyai arti sengketa. Jika ditinjau
dari makna arti katanya itu sama, yaitu sebuah permasalahan yang terjadi antara dua
orang atau lebih bisa juga antara dua kubu atau juga antara dua Negara.
Permasalahan yang dihadapi karena adanya perbedaan kepentingan untuk
mendapatkan suatu hal yang sama . Sebuah konflik bisa berubah menjadi sengketa
apabila ada salah satu pihak yang dirugikan tidak bisa menerima keadaan tersebut,
kepada pihak yang dianggap membuat pihak tersebut rugi. Sengekta dikelompokkan
menjadi dua, yaitu : Pertama, sengketa sosial (biasanya yang berhubungan dengan
etnis,tradisi,tata karma dan susila yang hidup dan berkembang dalam ruang lingkup
suatu masyarakat tertentu). Kedua, sengketa hukum (suatu sengketa yang
menimbulkan akibat hukum dikarenakan adanya pelanggaran terhadap aturan-aturan
hukum positif karena dianggap bertentangan dengan hak dan kewajiban seseorang.
Setelah mengerti pengertian sengketa di atas dapat ditarik kesimpulan, jadi pada
intinya sengketa adalah pertentangan atau konflik antara dua pihak atau kelompok
yang pemicunya antara lain perbedaan tentang suatu kepentingan hak dan kewajiban.
Biasanya pihak yang merasa dirugikan biasanya akan melakukan suatu tindakan-
tindakan untuk membalas atas kerugian yang ditimpanya karena sengketa ini
menimbulkan akibat hukum dan karena perbuatan tersebut bisa dikenai sanksi untuk
salah satu diantara mereka.

Dalam transaksi perdagangan konsumen penting diberikan sebuah perlindungan.


Pentingnya perlindungan hukum bagi konsumen disebabkan posisi tawar konsumen
yang lemah. Perlindungan hukum terhadap konsumen mensyaratkan adanya
pemihakan kepada posisi tawar yang lemah (konsumen). Perlindungan hukum sangat
dibutuhkan dalam persaingan dan banyaknya produk serta layanan yang
menempatkan konsumen dalam posisi tawar yang lemah. Hak konsumen untuk
mendapatk an perlindungan diantaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan dalam mengonsumsi barang dan atau jasa, hak untuk memilih barang
dan atau jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan hak untuk diperlakukan atau dilayani
secara benar dan jujur serta tidak diskriminasi, hak untuk mendapatkan kompensasi,
ganti rugi dan atau penggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya, dan sebagainya.
Pengertian perlidungan konsumen menurut UUPK yaitu perlindungan konsumen
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan
perlindungan kepada konsumen. Dalam undang-undang ini bukan berarti
kepentingan pelaku usaha tidak ikut menjadi perhatian, karena keberadaan
perekonomian nasional banyak ditentukan oleh para pelaku usaha. Kesewenang-
wenangan akan mengakibatkan ketidakpastian hukum. Oleh karena itu,agar segala
upaya memberikan jaminan akan kepastian hukum, maka ditentukanlah undang-
undang mengenai perlindungan konsumen ini. Undang-undang lainnya yang juga
dimaksudkan dan masih berlaku untuk memberikan perlindungan Konsumen yaitu
dalam POJK yang mengenai perlindungan konsumen pada sektor jasa keuangan,
disini menjelaskan bahwa perlindungan konsumen itu adalah perlindungan terhadap
konsumen dengan cakupan perilaku pelaku usaha jasa keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Asuransi?
2. Masalah-masalah apa yang terjadi menyangkut perlindungan konsumen?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka
tujuannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu Asuransi?
2. Untuk mengetahui alasan / faktor-faktor yang membuat gagalnya klaim /
penolakan klaim nasabah oleh perusahan Asuransi.
3. Untuk mengkaji alasan / factor yang menimbulkann terjadinya kasus-kasus
pelanggaran terhadap perlindungan konsumen.
4. Untuk memberikan pemahaman kepada konsumen mengenai tata cara mengklaim
Asuransinya.
5. Untuk memberikan solusi agar pelanggaran terhadap perlindungan konsumen
tidak terjadi lagi.
BAB 2. PEMBAHASAN

A. Apa itu Asuransi?

Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian


adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima
risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini
adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang
dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk
risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung"
untuk dana yang bisa diklaim pada masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.

Contohnya: seorang pasangan membeli rumah seharga Rp100 juta. Mengetahui


bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran
finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan
kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan
rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi
sebesar Rp1 juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik
rumah ke perusahaan asuransi.

B. Prosedur Pengajuan Klaim


1. Segera Hubungi Pihak Asuransi

Banyak orang akan langsung panik begitu mengalami risiko yang menimbulkan
kerugian. Saat itu yang terpikir adalah bagaimana terlepas dari masalah tersebut.
Hingga akhirnya mereka lupa, mereka harus segera menghubungi pihak asuransi
untuk melaporkan kerugian yang diderita sebab batas pengajuan klaim biasanya
berkisar 10 hari kerja.

2. Kumpulkan Bukti Kerugian

Setelah menerima laporan dari Anda, pihak asuransi akan datang untuk mensurvei
benar tidaknya laporan yang Anda sampaikan. Bisa saja klaim Anda akan ditolak,
meskipun Anda benar-benar mengalami kerugian yang telah diasuransikan. Ini
dikarenakan tidak ada bukti kerugian yang mumpuni sebagai syarat untuk ganti rugi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, lebih baik Anda mendokumentasikan segera


bukti kerugian dari risiko yang Anda alami. Contohnya ketika Anda mengalami
kecelakaan hingga dirawat di rumah sakit. Anda dapat mengambil foto kerusakan
kendaraan Anda sebagai syarat pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor.
Sementara itu untuk asuransi kesehatan, mintalah kuitansi pembayaran perawatan
kepada rumah sakit.

3. Isi Laporan Klaim

Jika memang didapati kerugian yang menimpa Anda, pihak asuransi akan
meminta Anda mengisi dan menandatangani laporan klaim untuk pengajuan ganti
rugi. Hal yang perlu Anda ingat, jangan sampai Anda menandatangani laporan
kosong.

Dalam pengisian laporan klaim ini, ada sejumlah dokumen yang mesti Anda ikut
sertakan. Pastikan tidak ada dokumen yang terselip agar pengajuan klaim Anda tidak
berbelit-belit.
4. Menyepakati Penggantian

Setelah semua persyaratan lengkap, hanya tinggal satu langkah lagi bagi Anda
untuk mendapatkan ganti rugi dalam risiko kerugian yang Anda alami. Proses dalam
langkah ini biasanya agak alot karena membicarakan kesepakatan penggantian dalam
musibah yang Anda alami.

Namun tidak perlu khawatir, kesepakatan penggantian yang akan dibicarakan


tentu bersumber dari polis asuransi Anda. Setelah langkah ini beres, Anda hanya
tinggal menunggu uang penggantian cair dan diberikan kepada Anda selaku pemilik
polis.

Berikut ini alasan-alasan gagalnya klaim / ditolaknya klaim nasabah oleh


perusahaan Asuransi:

1. Polis Sedang Tidak Aktif (Lapse),


2. Klaim Tidak Tercakup Dalam Klausul,
3. Pengajuan Klaim Melebihi Waktu Yang Ditentukan,
4. Dokumen Klaim Tidak Lengkap,
5. Berada Pada Masa Tunggu (Waiting Period),
6. Penyakit Telah Ada Sebelum Polis Dibeli,
7. Klaim Ajuan Termasuk Pengecualian,
8. Pemegang Polis Melanggar Hukum,
9. Melakukan kejahatan Asuransi,
10. Wilayah Kejadian Tidak Termasuk Layanan Asuransi.

Dan berikut sederet contoh kasus-kasus pelanggaran terhadap perlindungan


konsumen di sektor penyedia layanan Asuransi:

1. Kasus PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia diduga Melanggar UU


Perlindungan Konsumen.
2. Kasus Pidana yang Menyeret Allianz Life Indonesia diduga Melanggar UU
Perlindungan Konsumen.
3. Kasus Gagal Bayar AJB Bumiputera Melanggar UU Perlindungan
Konsumen.

BAB 3. PENUTUP

1. Kesimpulan

Asuransi itu memiliki tujuan yaitu untuk memberikan perlindungan atas kerugian
keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Selain
memiliki tujuan asuransi memiliki fungsi tersendiri yaitu membantu kerugian yang
diterima oleh tertanggung apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan fungsi
asuransi lainnya yaitu asuransi dapat membantu masyarakat untuk berinvestasi di masa
depan dengan baik. Oleh karena itu, asuransi tentu memerlukan sebuah pengaturan
yang mengatur bahwa pengaturan hukum asuransi di Indonesia berawal dari
KUHPerdata yang mendasari terbitnya sebuah hukum asuransi dari adanya sebuah
perjanjian. Namun dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat terhadap
asuransi banyak ketentuan-ketentuan secara universal belum diatur di dalam
KUHPerdata maka diatur di bawah undang-undang lainnya. UUPerasuransian lahir
karena tantangan untuk melakukan revisi terhadap KUHPerdata dan KUHD akan lebih
berat. maka dengan pengaturan khusus asuransi yang terdapat di dalam
UUPerasuransian tercapainya sebuah tujuan di dalam sebuah pengaturan tentang
asuransi dan masyarakat yaitu bahwa UUPerasuransian disusun sesuai dengan
kebutuhan dan tahap kesiapan masyarakat.

2. Saran

Mengenai konflik atau kasus hukum yang terjadi antara perusahaan dan nasabahnya
pada dasarnya banyak kesalahan yang didasari dari awal penandatanganan polis karena
dilihat dari penuturan-penuturan konsumen sendiri saat proses penandatanganan pihak
penyedia jasa tidak memberikan edukasi atau penjelasan lebih terperinci mengenai hal hal
yang seharusnya perlu diketahui nasabah, jadi sebaiknya tindakan terbaik untuk
menghentikan kerugian yang mungkin terjadi di masa mendatang yang mungkin bisa
dialami nasabah maupun perusahaan itu sendiri pendekatan kecil melalui pelayanan
infromasi yang baik terhadap para calon nasabah, dan para perusahaan penyedia jasa
semdiri perlu memberikan waktu kepada para calon nasabah untuk benar-benar
memahami segala macam isi dari kesepakatan dan tata cara kerja Asuransi itu sendiri
sebelum penandatanganan polis dilakukan.
REFERENSI

https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi di akses 17 Maret 2020

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11250/150200522.pdf?
sequence=1&isAllowed=y di akses 17 Maret 2020.

Adi Kurniawan, 2017. https://wartakota.tribunnews.com/2017/11/07/kasus-pt-asuransi-jiwa-


manulife-indonesia-diduga-melanggar-uu-perlindungan-konsumen di akses 17 Maret 2020.

Cermati.com, 2015. https://www.cermati.com/artikel/klaim-asuransi-ditolak-ini-10-


alasannya. di akses 17 Maret 2020.

Cermati.com, 2015. https://www.cermati.com/artikel/prosedur-pembelian-pengajuan-klaim-


dan-penutupan-polis-asuransi di akses 17 Maret 2020.

Ilyas, B Irawan, 2020. https://investor.id/opinion/menilai-kasus-hukum-jiwasraya di akses 17


Maret 2020.

Idgom M Aldi, 2017. https://tirto.id/ojk-kaji-kasus-pidana-yang-menyeret-allianz-life-indonesia-


cxo1 di akses 17 Maret 2020.

Ratna Iskana, 2019. https://katadata.co.id/berita/2019/09/08/bank-dunia-soroti-kasus-gagal-


bayar-ajb-bumiputera-dan-jiwasraya di akses 17 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai