BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap keputusan yang diambil manusia dalam menjalani kehidupannya selalu
dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami,
yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin terjadi, tetapi tidak diketahui lebih
dahulu apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi. Risiko diartikan pula sebagai
kerugian yang tidak pasti (uncertainty of financial loss) didalamnya terdapat dua
unsur yaitu: ketidak pastian dan kerugian. Karena besarnya risiko ini dapat diukur
dengan nilai barang yang mengalami peristiwa diluar kesalahan pemiliknya, maka
risiko dapat dialihkan kepada perusahaan asuransi kerugian dalam bentuk
pembayaran klaim asuransi. Pengalihan risiko ini diimbangi dalam bentuk
pembayaran premi kepada perusahaan asuransi kerugian (penanggung) setiap bulan
atau tahun, tergantung pada perjanjian yang tertuang dalam polis. Manfaat peralihan
risiko inilah yang diperoleh tertanggung. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
oleh manusia untuk mengatasi risiko-risiko yang mungkin timbul antara lain:
Sengketa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Sengketa dapat terjadi
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok
dengan kelompok, antara perusahaan dengan perusahaan, antara perusahaan dengan
negara, antara negara satu dengan yang lainnya, dan sebagainya. Dengan kata lain,
sengketa dapat bersifat publik maupun bersifat keperdataan dan dapat terjadi baik
dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional. Sengketa adalah suatu situasi
dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain, yang kemudian pihak
tersebut menyampaikan ketidakpuasan ini kepada pihak kedua. Jika situasi
menunjukkan perbedaan pendapat, maka terjadi lah apa yang dinamakan dengan
sengketa. Dengan demikian, yang dimaksud dengan sengketa ialah suatu perselisihan
yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang saling mempertahankan persepsinya
masingmasing, di mana perselisihan tersebut dapat terjadi karena adanya suatu
tindakan diantara kedua belah pihak mengalami sebuah kerugian.
Pada Kamus Umum Bahasa Indonesia terdapat kata “sengketa” yang memiliki arti
pertentangan dan konflik. Pertentangan dan konflik berarti halhal yang terjadi antara
dua orang lebih yang memperebutkan sesuatu Pertentangan dan konflik bisa juga
diartikan sebagai suatu permasalahan yang timbul oleh suatu hal dan pelakunya lebih
dari satu orang atau dua orang lebih. Sebab suatu hal yang menjadi pemicu suatu
permasalahan yang menimbulkan konflik diantara pelaku, orang perorang atau
kelompok kemudian hal tersebut menimbulkan hukum antara keduanya. Di dalam
Kamus Bahasa Inggris konflik mempunyai arti dua istilah yaitu conflict dan dispute.
Kata dispute dalam Kamus Bahasa Inggris mempunyai arti sengketa. Jika ditinjau
dari makna arti katanya itu sama, yaitu sebuah permasalahan yang terjadi antara dua
orang atau lebih bisa juga antara dua kubu atau juga antara dua Negara.
Permasalahan yang dihadapi karena adanya perbedaan kepentingan untuk
mendapatkan suatu hal yang sama . Sebuah konflik bisa berubah menjadi sengketa
apabila ada salah satu pihak yang dirugikan tidak bisa menerima keadaan tersebut,
kepada pihak yang dianggap membuat pihak tersebut rugi. Sengekta dikelompokkan
menjadi dua, yaitu : Pertama, sengketa sosial (biasanya yang berhubungan dengan
etnis,tradisi,tata karma dan susila yang hidup dan berkembang dalam ruang lingkup
suatu masyarakat tertentu). Kedua, sengketa hukum (suatu sengketa yang
menimbulkan akibat hukum dikarenakan adanya pelanggaran terhadap aturan-aturan
hukum positif karena dianggap bertentangan dengan hak dan kewajiban seseorang.
Setelah mengerti pengertian sengketa di atas dapat ditarik kesimpulan, jadi pada
intinya sengketa adalah pertentangan atau konflik antara dua pihak atau kelompok
yang pemicunya antara lain perbedaan tentang suatu kepentingan hak dan kewajiban.
Biasanya pihak yang merasa dirugikan biasanya akan melakukan suatu tindakan-
tindakan untuk membalas atas kerugian yang ditimpanya karena sengketa ini
menimbulkan akibat hukum dan karena perbuatan tersebut bisa dikenai sanksi untuk
salah satu diantara mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Asuransi?
2. Masalah-masalah apa yang terjadi menyangkut perlindungan konsumen?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka
tujuannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu Asuransi?
2. Untuk mengetahui alasan / faktor-faktor yang membuat gagalnya klaim /
penolakan klaim nasabah oleh perusahan Asuransi.
3. Untuk mengkaji alasan / factor yang menimbulkann terjadinya kasus-kasus
pelanggaran terhadap perlindungan konsumen.
4. Untuk memberikan pemahaman kepada konsumen mengenai tata cara mengklaim
Asuransinya.
5. Untuk memberikan solusi agar pelanggaran terhadap perlindungan konsumen
tidak terjadi lagi.
BAB 2. PEMBAHASAN
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima
risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini
adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang
dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk
risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung"
untuk dana yang bisa diklaim pada masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.
Banyak orang akan langsung panik begitu mengalami risiko yang menimbulkan
kerugian. Saat itu yang terpikir adalah bagaimana terlepas dari masalah tersebut.
Hingga akhirnya mereka lupa, mereka harus segera menghubungi pihak asuransi
untuk melaporkan kerugian yang diderita sebab batas pengajuan klaim biasanya
berkisar 10 hari kerja.
Setelah menerima laporan dari Anda, pihak asuransi akan datang untuk mensurvei
benar tidaknya laporan yang Anda sampaikan. Bisa saja klaim Anda akan ditolak,
meskipun Anda benar-benar mengalami kerugian yang telah diasuransikan. Ini
dikarenakan tidak ada bukti kerugian yang mumpuni sebagai syarat untuk ganti rugi.
Jika memang didapati kerugian yang menimpa Anda, pihak asuransi akan
meminta Anda mengisi dan menandatangani laporan klaim untuk pengajuan ganti
rugi. Hal yang perlu Anda ingat, jangan sampai Anda menandatangani laporan
kosong.
Dalam pengisian laporan klaim ini, ada sejumlah dokumen yang mesti Anda ikut
sertakan. Pastikan tidak ada dokumen yang terselip agar pengajuan klaim Anda tidak
berbelit-belit.
4. Menyepakati Penggantian
Setelah semua persyaratan lengkap, hanya tinggal satu langkah lagi bagi Anda
untuk mendapatkan ganti rugi dalam risiko kerugian yang Anda alami. Proses dalam
langkah ini biasanya agak alot karena membicarakan kesepakatan penggantian dalam
musibah yang Anda alami.
BAB 3. PENUTUP
1. Kesimpulan
Asuransi itu memiliki tujuan yaitu untuk memberikan perlindungan atas kerugian
keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Selain
memiliki tujuan asuransi memiliki fungsi tersendiri yaitu membantu kerugian yang
diterima oleh tertanggung apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan fungsi
asuransi lainnya yaitu asuransi dapat membantu masyarakat untuk berinvestasi di masa
depan dengan baik. Oleh karena itu, asuransi tentu memerlukan sebuah pengaturan
yang mengatur bahwa pengaturan hukum asuransi di Indonesia berawal dari
KUHPerdata yang mendasari terbitnya sebuah hukum asuransi dari adanya sebuah
perjanjian. Namun dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat terhadap
asuransi banyak ketentuan-ketentuan secara universal belum diatur di dalam
KUHPerdata maka diatur di bawah undang-undang lainnya. UUPerasuransian lahir
karena tantangan untuk melakukan revisi terhadap KUHPerdata dan KUHD akan lebih
berat. maka dengan pengaturan khusus asuransi yang terdapat di dalam
UUPerasuransian tercapainya sebuah tujuan di dalam sebuah pengaturan tentang
asuransi dan masyarakat yaitu bahwa UUPerasuransian disusun sesuai dengan
kebutuhan dan tahap kesiapan masyarakat.
2. Saran
Mengenai konflik atau kasus hukum yang terjadi antara perusahaan dan nasabahnya
pada dasarnya banyak kesalahan yang didasari dari awal penandatanganan polis karena
dilihat dari penuturan-penuturan konsumen sendiri saat proses penandatanganan pihak
penyedia jasa tidak memberikan edukasi atau penjelasan lebih terperinci mengenai hal hal
yang seharusnya perlu diketahui nasabah, jadi sebaiknya tindakan terbaik untuk
menghentikan kerugian yang mungkin terjadi di masa mendatang yang mungkin bisa
dialami nasabah maupun perusahaan itu sendiri pendekatan kecil melalui pelayanan
infromasi yang baik terhadap para calon nasabah, dan para perusahaan penyedia jasa
semdiri perlu memberikan waktu kepada para calon nasabah untuk benar-benar
memahami segala macam isi dari kesepakatan dan tata cara kerja Asuransi itu sendiri
sebelum penandatanganan polis dilakukan.
REFERENSI
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11250/150200522.pdf?
sequence=1&isAllowed=y di akses 17 Maret 2020.