Anda di halaman 1dari 41

Asuransi

Kelompok 9
Anggota
Kelompok


Dea Agnessia (22808141047)
Muhammad (22808141057)
• It'mamul Wafa (22808141073)
• Tiara Indah (22808144115)
• Yulianti Kezia (22808144138)
Pengertian
Istilah asuransi di Indonesia berasal dari kata Belanda yaitu assurantie yang kemudian menjadi
"asuransi dalam Bahasa Indonesia. Namun, istilah assurantie itu sendiri sebenarnya bukanlah istilah
asli Bahasa Belanda, tetapi berasal dari Bahasa Latin yaitu assecturare yang berarti "meyakinkan
orang".
Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 246:
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan
diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian
kepadanya kurenu suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin terjadi karena statu peristiwa tak tertentu.

Pengertian asuransi menurut Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha


Perasuransian:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian. kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul duri suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yung
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Manfaat
1 Asuransi 4
Rasa aman dan Tabungan.
perlindungan.

Pendistribusian biaya dan


53
Alat Penyebaran
2 manfaat yang lebih adil. risiko.

Polis asuransi yang Meningkatkan


3 dijadikan jaminan
memperoleh kredit.
untuk 6 kegiatan usaha.
RISIKO DAN
KETIDAKPASTIAN
Risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atas kemungkinan terjadi kerugian.

Ketidakpastian dan peluang kerugian dapat dibedakan:


1. Ketidakpastian ekonomis, yaitu ketidakpastian dari kebijakan ekonomi yang pada gilirannya
mempengaruhi konsumsi, harga, atau perkembangan teknologi.
2. Ketidakpastian yang berkaitan dengan alam, yaitu ketidakpastian akan terjadinya badai, banjir, kebakaran,
atau bencana alam lainnya:
3. Ketidakpastian yang manusiawi, yaitu ketidakpastian terhadap terjadinya perang, pembunuhan. pencurian,
dan sebagainya.
JENIS RISIKO
1. Risiko murni (pure risk)
Risiko murni atau pure risk berarti ada ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kara lain
hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko murni adalah sunt risiko yang
bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi tidak menimbulkan kerugian akan
tetapi juga tidak memberikan keuntungan.

2. Risiko spekulatif (specilative risk)


Risiko spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan,
yaitu peluang mengalami kerugian finansil atau peluang memperoleh keuntungan.

3. Risiko individu (individual risk)


Merupakan cara yang paling umum dalam menangani masalah risiko. Retensi risiko berarti kita tidak
melakukan apa-apa terhadap risiko tersebut. Kita menyadari bahwa kita memiliki risiko. tetapi diputuskan
untuk tidak melakukan apa-apa terhadapnya
CARA PENANGANAN RISIKO
1. Menghindari Risiko
Menghindari risiko atau risk avoidance berkaitan dengan cara menghindari risiko itu sendiri. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa untuk menghindari risiko jangan melakukan kegiatan apa pun yang memungkinkan
terjadinya risiko atau memberi peluang rugi.

2. Mengurangi Risiko
Mengurangi risiko atau risk reduction, yaitu tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko kerugian
yang mungkin timbul. Artinya, kemungkinan rugi tidak dihilangkan. akan tetapi sedapat mungkin
diperkecil kemungkinan terjadinya.

3. Retensi Risiko
Merupakan cara yang paling umum dalam menangani masalah risiko. Retensi risiko berarti kita tidak
melakukan apa-apa terhadap risiko tersebut. Kita menyadari bahwa kita memiliki risiko. tetapi diputuskan
untuk tidak melakukan apa-apa terhadapnya
CARA PENANGANAN RISIKO
4. Membagi Risiko
Bila suatu risiko tidak dapat dihindari, dan retensi akan memberikan peluang kerugian yang amat besar,
kita dapat memilih risk sharing atau membagi risiko sebagai salah satu cara menangani risiko. Dengan
membagi risiko dengan pihak-pihak lain, maka potensi kerugian dapu dibagi dengan pihak yang
bersangkutan.

5. Mentransfer Risiko
Transfer risiko berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain, biasanya kepada perusahaan
asuransi yang bersedia dan mampu memikul beban risiko. Pengalihan atau pemindahan tersebut dapat
berupa risiko spekulatif maupun risiko murni. Contoh, Pak Sastro baru saja membangun rumah baru.
Untuk mengamankan rumahnya tersebut, ia membeli polis PT Asuransi A sehingga jika rumah tersebut
terbakar, perusahaan asuransi, dalam hal ini PT Asuransi A, akan mengganti seluruh kerugian.
PRINSIP - PRINSIP ASURANSI
1. Insurable Interest
Pada prinsipnya merupakan hak' berdasarkan hukum untuk mempertanggung- kan suatu risiko yang
berkaitan dengan keuangan. yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang
dipertanggungkan. Masalah insurable interest merupakan faktor yang sangat penting dalam kontrak
asuransi dan juga merupakan prinsip yang paling fundamental karena menyangkut bentuk atau rupa
pertanggungan yang dijamin dalam suatu kontrak asuransi. Sesuatu yang dipertanggungkan tersebut dapat
berupa benda, harta, atau suatu kejadian yang dapat me- nimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara
hukum.

Unsur-unsur Insurable Interest


a. Harus berupa suatu harta. hak, kepentingan, jiwa, atau tanggung gugat.
b. Keadaan pada butir a harus merupakan sesuatu yang dapat dipertanggungkan (subject matter of insurance).
c.Tertanggung harus memiliki hubungan hukum dengan sesuatu yang dapat dipertanggungkan. Di mana pihak
tertanggung memperoleh manfaat dari tidak terjadinya peristiwa kerusakan dan menderita kerugian bila yang
dipertanggungkan mengalami kerusakan.
d. Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan harus memiliki hubungan sah menurut hukum.
PRINSIP - PRINSIP ASURANSI
2. Utmost Good Faith
Dalam menetapkan suatu kontrak atau persetujuan, harus dilakukan dengan iktikad baik. Tertanggung dan
penanggung tidak diperbolehkan menyembunyikan suatu fakta yang dapat menyebabkan timbulnya
kerugian bagi pihak lain. Prinsip iktikad baik ini sebenarnya dapat berlaku umum pada setiap perjanjian
atau persetujuan. Jadi. prinsip iktikad baik bukan saja hanya berlaku dalam perjanjian asuransi, tetapi juga
berlaku dalam persetujuan misalnya, persetujuan jual beli, sewa menyewa, dan hal ini diatur dalam Pasal
1338 ayat (3) KUH Perdata..

Unsur-unsur yang merupakan pelanggaran terhadap prinsip utmost


good faith: Unsur ini pada dasarnya mengemukakan baliwa tidak diungkapkannya suatu informasi atau fakta
a. Non-disclosure.
karena tidak mengetahui atau karena dianggapnya fakta tersebut tidak diperlukan atau penting. merupakan
pelanggaran atas prinsip utmost good faith.
b. Concealment. Kesengajaan tidak mengungkapkan atau menginformasikan suatu fakta yang materiil dengan maksud
untuk menyembunyikannya.
c. Fraudulent misrepresentation. Kesengajaan memberi gambaran yang tidak sebenarnya atas suatu fakta yang
materiil.
d. Innocent misrepresentation. Ketidaksengajaan memberi gambaran atau keterangan yang salah tentang fakta yang
materiil.
PRINSIP - PRINSIP ASURANSI
3. Indemnity
Indemnity berarti mengembalikan posisi finansial tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada posisi
sebelum terjadinya kerugian tersebut. Dengan demikian, indemnity inerupakan prinsip ganti rugi oleh
penanggung terhadap tertanggung.

Cara Pelaksanaan Prinsip Indemnity


a. Pembayaran tunai, yaitu penggantian kerugian atas suatu klaim dengan penyerahan kepada tertanggung atau pihak
ketiga dalam hal asuransi tanggung gugat (liability insurance).
b. Penggantian atau replacement, yaitu ganti rugi atas klaim yang dilakukan dengan mengganti barang tertanggung
dalam bentuk barang yang sama.
c. Perbaikan atau repair adalah pelaksanaan prinsip ganti rugi dengan cara melakukan perbaikan atás kerugian yang
dialami tertanggung.
d. Pembangunan kembali (reinstatement). Penyelesaian ganti rugi menurut cara ini lebih banyak ditemukan dalam
asuransi harta atau property insurance, misalnya gedung atau bangunan, dan dilakukan dengan cara membangun atau
memperbaiki kembali bangunan yang rusak
Proximate Cause
Proximate cause, dalam materi asuransi, mengacu pada sebab aktif dan efisien
yang secara berantai menyebabkan suatu peristiwa tanpa intervensi kekuatan
lain yang independen. Proximate cause merupakan konsep penting dalam
asuransi karena polis asuransi biasanya hanya menanggung risiko tertentu dan
memiliki pengecualian yang mengatur risiko yang tidak ditanggung.

Contoh prinsip proximate cause dapat dijelaskan dengan mengambil skenario peristiwa sebagai
berikut:
I) badai menerpa dan menghantam tembok
2) tembok roboh dan menyebabkan rusaknya instalasi listrik
3) rusaknya instalasi listrik menimbulkan korsleting dan terjadi percikan api
4) percikan api menimbulkan kebakaran
5) pemadam kebakaran melakukan penyemprotan air
6) air yang disemprotkan menimbulkan kerusakan barang yang tidak terbakar.
Subrogasi
Subrogasi adalah hak yang dimiliki oleh penanggung asuransi untuk menuntut pihak lain yang
bertanggung jawab atas kerugian yang dialami tertanggung. Prinsip indemnity dalam asuransi menyatakan
bahwa tertanggung tidak boleh menerima ganti rugi melebihi apa yang diatur dalam polis, sehingga
tujuannya adalah mengembalikan tertanggung ke keadaan keuangan yang sama sebelum terjadinya
kerugian atau peristiwa tertentu.

Sebagai contoh, dalam asuransi kendaraan bermotor, jika tertanggung mengalami


kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi lain, penanggung akan mengganti
kerusakan kendaraan tertanggung. Setelah itu, penanggung memiliki hak untuk
menuntut pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut untuk mengganti
rugi yang telah dibayarkan kepada tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung tidak
lagi berhak untuk meminta ganti rugi tambahan dari pihak yang bertanggung
jawab.
Kontribusi
Prinsip kontribusi adalah konsep yang muncul sebagai konsekuensi alami dari
prinsip indemnity dalam asuransi. Prinsip kontribusi memungkinkan penanggung
asuransi untuk mengajak penanggung lain yang juga memiliki kepentingan yang sama
untuk berkontribusi dalam membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung,
meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung mungkin tidak sama besar.

2 3
Dari pengertian tersebut, maka sebab timbulnya kontribusi adalah:
a. adanya dua atau lebih polis inclemnity:
b. polis menutup kepèntingan yang sama (common interest);
c. polis menutup risiko yang sama (commn peril):
d. polis menutup kepentingan astiransi yang sama;
e. masing-masing polis harus bertanggung jawab atas kerugian.
KONSEP THE LAW OF
LARGE
Hukum bilangan besar (The NUMBERS
Law of Large Numbers) adalah konsep dasar dalam
industri asuransi yang menggambarkan bagaimana risiko dapat dikelola secara efektif
melalui pengelompokan dan distribusi risiko. Prinsip dasar asuransi adalah
mengalihkan risiko kerugian dari individu ke suatu kelompok yang diwakili oleh
perusahaan asuransi.
2
Hukum Bilangan Besar menyatakan bahwa semakin besar jumlah risiko yang 3
diajukan oleh suatu kelompok, semakin mendekati hasil atau kerugian yang sebenarnya
sesuai dengan perkiraan. Dalam asuransi, ini berarti bahwa semakin besar jumlah
peserta atau polis yang dikelola oleh perusahaan asuransi, semakin akurat perkiraan
kerugian yang dapat dibuat.
INSURABLE RISKS
Di sini dijelaskan bahwa untuk mengasuransikan suatu risiko, beberapa
karakteristik atau ciri harus dipenuhi, sepanjang risiko tersebut memenuhi sifat
ini, maka risiko yang bersangkutan dikatakan insurable risks, yang disingkat
dengan LURCH.

Setiap huruf kata LURCH merupakan singkatan dari suatu ciri dari risiko yang dapat diasuransikan
yaitu:
L - Loss
U - Unexpected
R - Reasonable
C - Catastrophic
H - Homogeneous
Loss - Unexpected Catastropic
Risiko yang dapat diasuransikan atau insurable risks harus Supaya suatu risiko dapat digolongkan sebagai insurable,
berkaitan dengan kemungkinanterjadinya kerugian (loss). risiko tersebut haruslah tidak akan menimbulkan suatu
Kerugian tersebut harus dapat diukur dan harus dapat dipastikan kemungkinan rugi yang sangat besar. Jika sebagian besar
waktu dan tempatnya. Harus disebut kapan atau di mana risiko pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada
tersebut akan terjadi dan berapa banyak kira-kira jumlah, kerugian waktu bersamaan akibat suatu bencana, hal tersebut tidak
finansial. Oleh karena itu. secara umum dapat dikatakan bahwa digolongkan sebagai insurable risk, yaitu risiko tersebit tidak
terjadinya kerugian haruslah merupakan kecelakaan atau karena di dapat dipertanggungkan.
luar kontrolatau kemampuan seseorang dan bukan hal yang dapat
direncanakan.

Reasonable Homogeneous
Risiko yang dapat dipertanggungkan adalah benda yang Homogeneous berarti sama atau serupa dalam bentuk atau
memiliki nilai, baik dari pihak penanggung maupun dari sifat. Supaya dapat memenuhi sifat insurable, maka barang
pihak tertanggung. Misalnya, mengasuransikan pulpen atau benda yang akan dipertanggungkan haruslah homogen
yang nilainya hanya Rp 1000. Benda tersebut sudah jelas yang artinya banyak barang yang serupa atau sejenis. Hal
tidak bernilai untuk diasuransikan karena pengurusan tersebut berkaitan dengan prinsip bahwa asuransi menutup
biaya polis. Kemungkinan lebih seringnya pulpen tersebut sejumlah besar risiko supaya dapat membayar beberapa
hilang dan akan mengakibatkan pembayaran klaim dan kerugian dari yang dipertanggungkan tersebut.
biaya polis akan lebih mahal daripada nilai barang yang
dipertanggungkan tersebut.
PERIL DAN HAZARDS
Peril dan hazards berkaitan dengan risiko dan ketidakpastian yang telah dijelaskan terlebih
dahulu. Peril secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebab atau yang mungkin dapat
menyebabkan suatu kerugian. Sedangkan Hazard adalah setiap keadaan yang dapat menciptakan
atau mendorong kesempatan timbulnya kerugian dari suatu peril.

Contoh bentuk peril dan hazard:


a. Merokok di dalam pabrik dinamit (hazard).
b.Terjadi letusan di dalam ruang mesin (peril).
c. Rem mobil yang tidak berfungsi (hazard).
d. Tabrakan yang melibatkan bus dan kendaraan lain (peril).
e. Kebanjiran yang mengakibatkan kerugian besar para petani (peril).

Selanjutnya hazard dapat dibedakan dalam 3 macam bentuk sebagai berikut:


a. physical hazard : Physical hazard adalah hazard yang timbul dari kondisi fisik penggunaan barang yang
dipertanggungkan.
b. morale hazard dan moral hazard : Bukan merupakan keadaan yang bersifat fisik yang dapat memperbesar
peluang terjadinya suatu kerugian, akan tetapi lebih berkaitan dengan sifat dan tindakan tertanggung. Morale
hazards adalah hazard akibat kelalaian dan tindakan yang tidak bertanggungjawab yang akan menyebabkan
terjadinya suatu kerugian.
JENIS USAHA
PERASURANSIAN
ASURANSI KERUGIAN
Usaha asuransi kerugian menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 adalah usaha yang memberikan jasa-jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian. kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul
dari peristiwa yang tidak pasti. Sedangkan perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan yang hanya dapat
menyelenggarakan usaha dalam bidang usaha asuransi kerugian termasuk reasurąnsi.

ASURANSI KEBAKARAN
Asuransi kebakaran pada dasarnya memberi penutupan atas hazards yang berupa kebakaran dan kena petir.
Namun demikian sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, perusahaan asuransi umumnya
telah memasukkan juga peledakan dan kebakaran secara mendadak, heating atau fermentation, kilat, kebanjiran,
gempa bumi, dan berbagai peril dalam asuransi kebakaran.

ASURANSI PENGANGKUTAN
Dalam polis asuransi pengangkutan atau marine insurance, penanggung atau perusahaan asuransi akan
menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran.
REASURANSI
PENGERTIAN
Pengertian sederhana reasuransi (reinsurance) pada prinsipnya adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau sering disebut asuransi dari asuransi. Di beberapa boku teks dapat diambil suatu kesimpulan mengenai
pengertian reasuransi, yaitu suatu sistem penyebaran risiko di mana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain. Pihak yang menyerahkan pertanggungan (tertanggung) disebut dengan
ceding company dan yang menerima pertanggungan (penanggung) disebut rein- Jurer atau disebut jugs reasurader. Sedangkan
menurut UU No. 2 Tahun 1992, perusahaan reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang
terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan asuransi senantiasa dihadapkan pada perhitungan tingkat risiko, yaitu jumlah
klaim yang harus dibayarkan pada tertanggung dibanding dengan kemampuan finansialnya. Oleh karena itu, dalam menanggulangi
kemungkinan terjadinya risiko yang melebihi kemampuan keuangan perusahaan asuransi yang bersangkutan, perlu dilakukan
pembagian atau penyebaran risiko yang ditutupnya dengan cara mempertanggungkan kembali sebagian dari risiko yang ditutupnya
tersebut. Proses pertanggungan ini disebut reasuransi
REASURANSI
KOASURANSI DAN
REASURANSI
Dalam kegiatan usaha perasuransian, terutama dalam hal penutupan asuransi, merupakan suatu prinsip bahwa risiko yang ditutup harus
disebarkan kepada pihak lain untuk menghindari beban risiko melebihi batas kemampuannya. Dengan adanya penyebaran risiko tersebut,
maka sebagian risiko yang ditutupnya itu akan ditanggung sendiri, sementara sebagian lainnya dibebankan pada perusahaan asuransi lain
yang ikut menanggung. Prinsip ini disebut dengan spreading of risk principle.Selanjutnya, penyebaran risiko dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 (dua) cara, yaitu:

a. koasuransi (co-insurance), dan

b. reasuransi (reinsurance).

Koasuransi pada dasarnya adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas su objek asuransi. Biasanya nilai pertanggungan
berjumlah besar sehingga perusahaan asuransi tersebut, dalam rangka menyebarkan risikonya, perlu menawarkan atau mengajak beberapa
perusahaan asuransi lain untuk ikut mengambil bagian pertanggungan atas penutupan risiko tersebut. Dalam mekanisme reasuransi ini
dikenal istilah leader yang bertugas untuk mengorganisasi dan mengelola pelaksanaan pertanggungan tersebut. sering kedua cara tersebut
dipakai secara bersamaan sebagai suatu kombinasi gabungan yang digunakan sekaligus. Suatu perusahaan asuransi yang akan melakukan
penutupan risiko dalan jumlah besar yang melebihi kemampuan keuangannya, akan melakukan cara koasuransi sebelum melakukan
reasuransi.
REASURANSI
FUNGSI REASURANSI

Meningkatkan Menigkatkan
kapasitas akseptasi stabilitas usaha

Alat penyebaran meningkatkan


risiko kepercayaan
REASURANSI
JENIS REASURANSI
Treaty, Facultative Reinsurance, Hybrid

Dengan cara treaty reinsurance, yang disebut juga automatic reinsurance, reasurader harus menyediakan sejumlah pertanggungan yang
diinginkan dengan perjanjian kontrak, dan rearursuder harus menerima jumlah pertanggungan yang ditawarkan tersebut. Perjanjian
kontrak meliputi sejumlah peril. Dengan kontrak, treary ini dapat menghindari penggunaan waktu negosiasi yang biasanya memakan
waktu cukup lama untuk menyepakati setiap kontrak. Selanjutnya, dengan facultative reinsurance, asurader menentukan setiap kontrak
yang diinginkan, dan berhak menolak atau menerima setiap tawaran berdasarkan pertimbangan. Selanjutnya, hybrid reasurance memiliki
2 (dua) alternatif, yaitu:

a. Asurader memiliki opsi untuk memberikan suatu kontrak pertanggungan tetapi reasurader harus menerima semua reasuransi yang
ditawarkan dan tunduk pada perjanjian, dan

b. Asurader memiliki opsi untuk menyerahkan suatu kontrak pertanggungan atau menahan, dan resurader memiliki opsi untuk menerima
atau mengurangi setiap penyerahan pertanggungan.
Reasuransi
proporsional
Reasuransi proporsional adalah bentuk reasuransi di mana risiko dibagi secara proporsional antara perusahaan asuransi (ceding
company) dan perusahaan reasuransi (reasurader) berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Ada dua bentuk treaty reasuransi
proporsional, yaitu:

a.Quota Share Treaty Reinsurance Dalam perjanjian ini, ceding company setuju untuk memberikan dan reasurader harus menerima
bagian tetap dari setiap risiko yang diterima oleh ceding company. Retensi ini ditentukan sebagai persentase. Jadi, jika ada kerugian,
reasurader akan mendukung kerugian secara proporsional sesuai dengan persentase retensi.

b.Surplus Treaty Reinsurance Dalam perjanjian surplus treaty, ceding company menyerahkan semua nilai pertanggungan yang melebihi
retensi sendiri (owned retention) kepada reasurader. Retensi sendiri adalah jumlah maksimum risiko yang akan ditanggung oleh ceding
company, dan jika nilai pertanggungan melebihi retensi ini, maka kelebihan (surplus) akan diberikan kepada reasurader. Limit surplus
adalah batas maksimum yang dapat direasuransikan dalam treaty ini.

Untuk risiko yang melebihi batas limit dalam treaty, ceding company dapat melakukan reasuransi fakultatif (melalui penawaran
terlebih dahulu) atau memasukkan risiko tersebut ke dalam treaty lain. Selain itu, setiap perusahaan asuransi dan reasuransi wajib
melaporkan treaty mereka kepada Menteri Keuangan pada tanggal 15 Januari setiap tahun.Jadi, reasuransi proporsional adalah cara di
mana perusahaan asuransi membagi risiko dengan perusahaan reasuransi berdasarkan persentase retensi atau kelebihan nilai
pertanggungan. Treaty ini dapat berupa quota share atau surplus treaty, dan jika risiko melebihi batas tertentu, dapat direasuransikan
secara fakultatif atau dalam treaty lain.
Reasuransi non-
proporsional
Reasuransi non-proporsional adalah bentuk reasuransi di mana reasurader memiliki kemungkinan untuk tidak membayar
klaim atau hanya membayar klaim hingga jumlah tertentu yang ditentukan dalam treaty. Ada dua bentuk treaty reasuransi
non-proporsional:

a. Excess of Loss Treaty (X/L Treaty)


Dalam treaty ini, objek yang direasuransikan adalah klaim atau kerugian yang melebihi retensi sendiri (underlying
retention) yang ditahan oleh ceding company. Ceding company akan menanggung klaim hingga jumlah tertentu, kemudian
kelebihannya akan ditanggung oleh reasurader. Batas maksimum kerugian yang akan ditanggung oleh reasurader disebut
sebagai "excess of loss cover limit." Excess of loss treaty dapat dibagi menjadi dua bentuk:
• Excess of Loss Working Cover : Memberikan perlindungan terhadap kerugian rutin dan digunakan untuk satu polis
tertentu atau setiap satu risiko.
• Excess of Loss Catastrophe Cover : Memberikan perlindungan terhadap kerugian yang diakumulasikan akibat bencana
alam yang memengaruhi seluruh wilayah.
Reasuransi non-
proporsional
b. Excess of Loss Ratio (Stop Loss Cover)
Treaty X/L ratio digunakan untuk melindungi ceding company terhadap klaim yang dalam suatu periode, misalnya satu
tahun, melebihi kerugian yang diperkirakan berdasarkan premi tahunan untuk jenis bisnis tertentu. Loss ratio adalah
perbandingan antara jumlah klaim/kerugian dengan premi tahunan dan dinyatakan dalam persentase. Jika loss ratio masih
berada di bawah persentase yang telah ditetapkan sebagai underlying retention oleh ceding company, reasurader tidak
wajib membayar klaim. Namun, jika loss ratio melebihi persentase tersebut, reasurader akan membayar kerugian sesuai
dengan limit yang ditetapkan.

Jadi, reasuransi non-proporsional memberikan perlindungan terhadap kerugian yang melebihi retensi sendiri, dan ada dua
bentuk treaty, yaitu excess of loss treaty dan excess of loss ratio (stop loss cover). Excess of loss treaty melibatkan
penanggungan kerugian melebihi jumlah retensi tertentu, sementara excess of loss ratio melibatkan perbandingan klaim
dengan premi untuk menentukan apakah reasurader harus membayar kerugian atau tidak.
KONTRAK
KONTRAK ASURANSI
ASURANSI
Kontrak asuransi memiliki beberapa sifat dan prinsip dasar yang penting:

• Kontrak Hukum: Kontrak asuransi adalah suatu perjanjian hukum antara dua pihak atau lebih. Ini adalah perjanjian
yang sah di bawah hukum yang mengikat pihak-pihak yang terlibat.
• Prinsip Indemnifikasi: Prinsip dasar kontrak asuransi adalah indemnifikasi, yang berarti mengganti kerugian. Ini
mengharuskan perusahaan asuransi untuk mengembalikan tertanggung ke posisi keuangan yang sama seperti sebelum
terjadinya kerugian. Misalnya, jika rumah senilai Rp100 juta terbakar, pemilik rumah akan menerima Rp100 juta
sebagai ganti kerugian.
• Contingent Contract: Kontrak asuransi sering disebut sebagai "contingent contract," yang berarti bahwa perusahaan
asuransi akan melakukan sesuatu tergantung pada terjadinya suatu peristiwa tertentu. Misalnya, perusahaan asuransi
akan membayar klaim jika rumah terbakar.
• Pencegahan Kerugian: Asuransi juga berperan dalam pencegahan kerugian. Dengan adanya asuransi, individu atau
perusahaan cenderung lebih berhati-hati dalam menghindari risiko kerugian karena mereka tahu bahwa penggantian
kerugian tidak boleh melebihi kerugian yang sebenarnya. Hal ini juga mendorong praktik-praktik keamanan dan
tindakan pencegahan.
KONTRAK
ASURANSI
5. Polis Asuransi (Policy) : Kontrak asuransi diterjemahkan dalam dokumen yang disebut polis asuransi. Polis ini
mencakup informasi penting, termasuk rincian tentang perusahaan asuransi, tertanggung, jenis pertanggungan, premi, dan
ketentuan lainnya. Polis asuransi adalah dasar hukum yang mengatur hubungan antara perusahaan asuransi dan
tertanggung. Polis asuransi biasanya terdiri dari beberapa bagian, sering kali disingkat dengan akronim DICE, yang
meliputi:

• Declarations (D): Bagian ini berisi informasi tentang perusahaan asuransi, tertanggung, dan rincian pertanggungan.
• Insuring Agreements (I): Bagian ini mengatur perjanjian mengenai pertanggungan.
• Conditions (C): Bagian ini mengatur ketentuan-ketentuan yang mengatur tindakan tertanggung dan perusahaan
asuransi.
• Exclusions (E) : Bagian ini menyebutkan jenis peristiwa atau kerugian yang tidak ditutup oleh kontrak asuransi.
KONTRAK
ASURANSI
6.Aspek Hukum Kontrak: Karena kontrak asuransi adalah suatu kontrak hukum, terdapat beberapa prinsip hukum yang
mempengaruhi kontrak ini, termasuk:

• Warranties: Janji-janji tertentu yang harus dipatuhi oleh tertanggung, dan melanggarnya dapat memengaruhi validitas
kontrak.
• Representations : Pernyataan tertanggung yang digunakan untuk mendapatkan polis asuransi. Representations dapat
berupa pernyataan yang benar atau salah.
• Concealment: Tidak mengungkapkan informasi penting kepada perusahaan asuransi yang dapat memengaruhi kontrak.
• Fraud: Tindakan sengaja membuat pernyataan palsu atau menyembunyikan informasi yang dapat memengaruhi
kontrak asuransi.

Prinsip-prinsip ini penting dalam kontrak asuransi karena mereka memengaruhi validitas, pelaksanaan, dan penyelesaian
kontrak asuransi. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, tertanggung dan perusahaan asuransi dapat menjalankan kontrak
asuransi dengan lebih baik.
ASURANSI
Pengertian
JIWA
Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan
jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Menurut UU No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, hanya
penisahaan asuransi jiwa yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan yang dapat melakukan kegiatan pertanggungan
jiwa. Oleh karena itu, perusahaan asuransi kerugian tidak diperkenankan melakukan kegiatan penutupan dalam bidang asuransi
jiwa.

Manfaat Asuransi Jiwa


Pada prinsipnya manusia menghadapi 4 (empat) macam ketidakpastian yang berkaitan dengan produktivitas ekonomisnya, yaitu:
kematian, cacat, pemutusan hubungan kerja, dan pengangguran. Dalam menghadapi kemungkinan ketidakpastian tersebut, usuransi
jiwa merupakan instrumen finansial untuk:
• memberikan dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan,
• membayar santunan bagi tertanggung yang meninggal;
• membantu usaha dari kerugian yang disebabkan meninggalnya pejabat kunci perusahaan,
• penghimpunan dana untuk persiapan pensiun, keperluan penting, dan penggunaan untuk bisnis,
• menunda atau menghindari pajak pendapatan
Fungsi-fungsi asuransi jiwa tersebut di atas merupakan alasan atau sebab yang mendorong orang untuk membeli polis asuransi jiwa
yang dapat memenuhi kebutuhan mereka masing masing.
Jenis Jenis Polis
Asuransi
Polis asuransi dibagi menjadi 4 :
• Term
• Endowment
• Whole life dan Universal life
• Annuity contract
Keempat hal tersebut dibedakan berdasarkan jangka waktunya,
keuntungannya, dan fleksibilitasnya.
Term
Asuransi berjangka atau term insurance mewajibkan penaggung untuk membayar jumlah nominal
Insurance
polis apabila tertanggung meninggal dalam suatuperiode tertentu. Apabila tertanggung tetap hidup
sampai jangka waktu yang ditetapkan dalam polis, maka kontrak berakhir dengan tanpa nilai.

Endowment
Endowment insurance mewajibkan penanggung untuk membayar pihak tergantung atau
Insurance
keluarga tergantung sekumlah
selama periode pertanggungan.
uang keepada pemegang polis apabila tertanggung tetap hidup

Premi pertaanggungan ini biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan term insurance karena
dapat dianggap sebagai program tabungan dilindungi dengan asuransi jiwa
Whole life
Dikenal juga dengan asuransi nilai tunai atau nilai permanen, menawarkan perbandingan
Insurance
sealam masih hidup tertanggung. Penentuan tingkat kematian tersebut dilakukan dengan
menggunakan suatu daftar yang disebut Daftar Moralita, tujuan adanya tabel tersebut yaitu
dapat memperkirakan yang tertanggung akan meninggal pada saat umur mereka mencapai
jumlah tertantu dan untuk menentukan tarif asuransi jiwa.

Annuity
Anuitas menyediakan suatu pemasukan secara periodik dan teratur bagi tertanggung untuk suatu
Insurance
periode tertentu. Anuitas menyediakan pendapatan selama hidup disebut life annuity. Anuitas
merupakan instrumen yang penting dalam perencanaanuntuk jaminan finansial selama
menjalankan masa pensiun
Polis Polis Khusus
a. Family income policy, Polis ini menyediakan pendapatan bulanan khusus dari tanggal kematian

Asuransi Jiwa
tertanggung sampai tanggal tertentu yang disebut dalam polis
b. Family maintanance policy, polis ini menyediakan pembayaran bulanan untuk semua periode
tertentu begitu tertanggung meninggal.
c. Family policy, dengan satu polis dan satu premi, polis ini menutup seluruh jiwa dari semua anggota
keluarga, yaitu bapak, ibu, dan anak anak
d. Joint life policy, adalah pertanggungan yang dilakukan lebih dari satu jiwa.
f. Adjustable life policy, yaitu polis yang menyediakan fleksibilitas atau memenuhi kebutuhan
kebutuhna yang beragam dari pemilik polis semasa hidupnya
g. Index linkeed policy, beberapa perusahaan menawarkan polis polis yang dikaitkan dengan jumlah
manfaat atas kematian indeks harga
h. Deposit term, polis berjangka yang mewajibkan membayar sejumlah premi untuk tahun pertama
yang melebihi biaya term insurance
Ruang Lingkup Usaha
Asuransi
a. Ordinary life insurance. Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu
dengan premi dibayar secara tahunan, semester, atau bulanan
b. group life, asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis
c. Industrial life insurance, jenis asuransi ini biasanya dibuat dengan jumlah nominal tertentu.
Premi umumnya dibayar mingguan dan dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen
Pengaturan Perasuransian di
Indonesia
Sebelum diberlakukannya Undang Undang No 2 Tahun 1992 dan peraturan Pemerintahan No 73
Tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian, kegiatan usaha perasuransian di
Indonesia hanya diatur dengan Keputusan Mentri Keuangan dan Ordonantic op het
levensverzekering hedriff (Staashblad 1941 No 101)
Solvabili
Perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan reasuransi yang melakukan kegiatan usahanya di
tas
Indonesia, menurut ketentuan, wajib memelihara tingkat solvabilitas, yaitu selisih antara kekayaan
yang diperkenankan dengan jumlah kewajiban dan modal disetor perusahaan yang bersangkutan.

Retensi
Diri
Adalah bagian dari jumlah uang pertanggungan setiap risiko yang menjadi langgunan sendiri tanpa
dukungan reasuransi. Perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi menurut ketentuan harus
memiliki retensi untuk setiap risiko.
remi Bruto dan Premi Nato
Premi Bruto adalah premi penutupan langsung ditambah premi penutupan tidak langsung setelah
masing masing dikurangi komisi. Sedangkan premi nato adalah premi bruto dikurangi premi
reasuransi dibayar, setelah premi reasuransi dibayar tersebut dikurangi komisinya.
Mohon kalo bertanya
sewajarnya saja
nggihh🙏

Any Question?
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai