Anda di halaman 1dari 25

A.

Asuransi
1. Pengertian Asuransi
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau
perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko
kepada pihak lain.

Gambar 1 - Ilustrasi Asuransi (Insurance)

Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber:


1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena
suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
2. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya


seseorang yang dipertanggungkan.
3. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat
dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan,
disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis
asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas
kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang
tidak diduga sebelumnya (fortuitious event).
2. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara
lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari
risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut
benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar
nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan
penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip

keadilan

diperhitungkan

dengan

matang

untuk

menentukannilai

pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara
periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh
besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak
penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak.
Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang
harus dibayar oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan
tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada
penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai
pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang
bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan,
dan lain-lain).
3. Risiko dan Ketidakpastian
Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian
diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan
terjadinya kerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian
dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga
memberikan keuntungan.
2. Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk
mendapat kerugian.
3. Risiko individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Risiko individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis :

a. Risiko pribadi (personal risk)


Adalah

risiko

yang

mempengaruhi

kemampuan

seseorang

untuk

memperoleh manfaat ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini berfungsi
untuk menanggung dirinya sendiri atau orang yang ia asuransikan.
b. Risiko harta (property risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya rusak, hilang
atau dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut, pemilik akan
kehilangan kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta yang
dimilikinya.
c. Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat
kerugian atau lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian asuransi oleh
mandor bangunan kepada para pekerjanya.
Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan
kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut
minimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menghindari risiko (risk avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin
timbul sebelum kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko
yang mungkin timbul kit bisa menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita
lanjutkan atau kita hentikan.
2. Mengurangi risiko (risk reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
3. Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko
tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah
yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan
risiko ini.
4. Membagi risiko (risk sharing)

Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.


5. Mentransfer risiko (risk transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta
mampu memikul beban risiko.
4. Prinsip Asuransi
1. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan
suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara
tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi
agar memenuhi kriteria insurable interest:
a. Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan
dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat
diperkirakan terjadinya.
b. Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta
yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi penanggung.
c. Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan
suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar
pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang
bersamaan.
d. Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang
akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa
atau sejenis.
2. Utmost Good Faith (Itikad Baik)
Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh itikad baik.
Antar pihak tertanggung dan penanggung harus saling mengungkapkan
keterbukaan. Kewajiban dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta
disebut duty of disclosure.

3. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko
yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini tidak dapat
mengganti nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang rusak atau cacat karena
indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial.
4. Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu persitiwa
secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan
bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independent.
5. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi
kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
6. Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain yang
memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada
seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu
sama besar.
5. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak
yang mengadakan perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian
antara edua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi
memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung

3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan
nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.
6. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak
penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik.
Jumlah premi tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya
tingkaat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi
sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan dalam polis asuransi.
7. Penggolongan Asuransi
1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan sematamata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko
kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait
yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis:

a. Usaha Asuransi
1) Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini dapat
dipilah sebagai berikut:
a) Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.
b) Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau
perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat
terjadinya kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.
c) Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan
kedala kedua asuransi diatas, missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi
kecelakaan diri, dan lain sebagainya.
2) Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa memberikan:
a) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
b) Santunan bagi tertanggung yang meninggal
c) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya
orang kunci
d) Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
a) Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan
premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran, dan
tahunan).
b) Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)

Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu
kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-masing anggota
kelompok menerima sertifikat partisipasi.
c) Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi
umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada
agen yang disebut debit agent.
3) Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau
asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran risiko
dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan
yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Penyebaran risiko tersebut
dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi.
Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu
objek

asuransi.

Sedangkan

reasuransi

adalah

proses

untuk

untuk

mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada pihak tertanggung.


Fungsi reasuransi adalah :
a) Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b) Alat penyebaran risiko.
c) Meningkatkan stabilitas usaha.
d) Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
a) Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang
diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah
yang ditawarkan.
b) Reasuransi proporsional

Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan secara


proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi adalah
jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh ceding company.
c) Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar
klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam
mekanisme reasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan berdasarkan
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian
antara ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan diri
untuk menerima setiap penutupan yang diberikan oleh ceding company.
b. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian
terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka
pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance Institute London
a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda yang
memiliki risiko. Jenisnya ada :
1) Asuransi kebakaran (fire insurance)
2) Asuransi pengangkutan (marine insurance)
3) Asuransi penerbangan (flight insurance)

4) Asuransi kecelakaan (accident insurance)


b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul
dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa terdiri atas :
1) Asuransi kecelakaan
2) Asuransi jiwa
3) Anuitas
4) Asuransi industri
d. Asuransi kerugian (general insurance)
e. Reasuransi (reinsurance)
8. Pengaturan Perasuransian di Indonesia
Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar
acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini :
1. UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
2. PP No.73 tahun 1002 tentang Usaha Perasuransian
3. Keputusan Menteri Keuangan, antara lain:
a. Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
b. No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
c. No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Asurasni dan Reasuransi
d. No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan
Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi
9. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi
Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian
menurut PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
1. Persetujuan Prinsip

Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu


perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, dimana batas waktu
persetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.
2. Izin usaha
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan pendirian
selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi.

10. Asuransi Kredit


Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di
bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang
bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.
Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada
nasabahnya. Untuk melindungi diri dari kemungkinan nasabah yang tidak dapat
mengembalikan kredit, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit tersebut.
Dalam asuransi kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit
(bank dan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah
risiko kredit di mana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya
(yang umumnya terdiri atas para pengusaha). Asuransi kredit bertujuan:
1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali
kredit yang diberikan kepada para nasabahnya.
2. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit
perbankan maupun kredit lainnya diluar perbankan.
Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat
membantu para nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan
usahanya. Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah
kepada PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor pusat di
Jakarta, di mana yang menjadi tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bankbank swasta, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas
jaminan yang diberikan oleh PT Askrindo, bank membayar premi atas kredit
yang ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank, tetapi dalam praktik, ada

juga bank yang membebankan premi tersebut kepada nasabahnya yang


memperoleh kredit. Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan
nasabahnya, tetapi bank pemberi kredit.

B. Dana Pensiun
1. Pengertian
Dana pensiun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 adalah
Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun bagi pesertanya. Definisi ini memberi pengertian bahwa dana
pensiun merupakan suatu lembaga yang mengelola program pensiun yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan
terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan pensiun tersebut dapat dikelola oleh
pemberi kerja atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang
menawarkan jasa pengelolaan program pensiun.

Gambar 2 - Ilustrasi Dana Pensiun (Pension Fund)

2. Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun


Bagi Pemberi Kerja
a. Kewajiban Moral. Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk
memberikan rasa aman kepada karyawan pada saat mencapai usia
pensiun. Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberikan
jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya dengan

mengikutkan atau membentuk sendiri dana pensiun untuk para


karyawannya.
b. Loyalitas. Jaminan yang diberikan untuk karyawan akan memberikan
dampak positif pada perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk
bekerja lebih baik dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi.
c. Kompetisi Pasar Tenaga Kerja. Dengan memasukan program pensiun
sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada
karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih
dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional di
pasaran tenaga kerja. Karena, salah satu pengikat bagi karyawan yang
berkualitas adalah tawaran manfaat pensiun pada karyawan tersebut.
Bagi Karyawan
a. Rasa

aman

terhadap

masa

yang

akan

datang.

Karyawan

mengharapkan akan mendapatkan jaminan ekonomis dari penghasilan


yang diterima setelah memasuki masa pensiun. Harapan ini akan
mempengaruhi kinerja saat ini, pada saat ia masih produksif.
b. Kompensasi yang lebih baik. Karyawan mempunyai tambahan
kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia
pensiun atau berhenti bekerja.
Bagi Lembaga Pengelolaan Dana Pensiun
a. Memperoleh keuntungan dengan berinvestasi
b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah
3. Asas Dana Pensiun
Dalam pengelolaan dana pensiun, pemerintah menganut beberapa asas pokok,
yaitu:
a. Penyelenggaraan

dilakukan

dengan

system

pendanaan.

Setiap

penyelanggaraan program pensiun harus dilakukan dengan pemupukan dana


sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Pemupukan dana
tersebut bersumber dari iuran dan hasil pengembangannya.

b. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri. Sehingga, tidak


diperkenankan adanya pembentukan cadangan pensiun dalam pembukuan
pendiri/perusahaan.
c. Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun. Setiap pemberi kerja
memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun bagi karyawannya.
Keputusan untu membentuk dana pensiun merupakan tindak lanjut dari
prakarsa pemberi kerja yang menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya
yang merupakan suatu komitmen dengan konsukuensi pembiayaan.
d. Penundaan manfaat. Pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah
peserta pensiun. Karena, penghimpunan dana dalam rangka penyelenggaraan
program pensiun dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban pembayaran hak
peserta yang telah pensiun.
e. Pembinaan dan Pengawasan. Pengelolaan dan penggunaan kekayaan dana
pensiun harus dihindarkan dari pengaruh kepentingan-kepentingan sehingga
tidak tercapainya maksud utama dari pemupukan dana, yaitu memenuhi
kewajiban pembayaran hak peserta
4. Fungsi Dana Pensiun
Fungsi program dana pensiun harus dapat diidentifikasikan dengan jelas
supaya program tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Fungsi program
pensiun antara lain:
a. Asuransi. Peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia
pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana
pensiun. Apabila masa karyawan belum mencapai masa kerja yang
diisyaratkan tetapi karyawan tersebut cacat tetap sehingga tidak mungkin lagi
bekerja atau meninggal karyawan tersebut dijamin dapat memperoleh pensiun.
Dengan, jumlah uang yang diterima tidak penuh atau lebih sedikit.
b. Tabungan. Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan
tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh
karyawan setiap bulan dapat dilihat sebagai tabungan dari para pesertanya,

yang merupakan konsekuensi dari manfaat yang akan diterima oleh karyawan
di masa yang akan datang.
c. Pensiun. Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil
pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan
pertama setelah mencapai usia pensiun selama hidup peserta, dan janda/duda
peserta.
5. Norma Dana Pensiun
Norma merupakan aturan-aturan yang di tentukan dalam melaksanakan
program pensiun agar pihak pensiun mendapatakan jaminan atas masa depannya
setelah tidak dapat bekerja lagi. Norma perhitungan manfaat pensiun, uang
pertanggungan, nilai tunai, serta tata cara pembayaran ditetapkan sebagai berikut:
a. Manfaat pensiun bagi peserta didasarkan atas himpunan iuran ditambah bonus
b. Uang pertanggungan bagi peserta yang meninggal/cacat sebelum masa
pensiun diberikan penuh
c. Nilai tunai bagi peserta yang berhenti sebelum mencapai masa kepesertaan 3
tahun hanya didasarkan atas himpunan iuran sendiri ditambah bonus
d. Nilai tunai bagi peserta yang berhenti setelah 3 tahun, perhitungan nilai tunai
didasarkan atas himpunan iuran sendiri dan iuran pemberi kerja serta bonus
e. Pembayaran manfaat pensiun, uang pertanggungan dan nilai tunai ditujukan
kepada peserta/ahli waris peserta yang ditunjuk dalam Sertifikat Dana Pensiun
6. Peserta dan Usai Pensiun
Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan peraturan dana
pensiun. Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap
karyawan yang termasuk golongan karyawan yang memenuhi syarat kepersertaan
dalam dana pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja, berhak menjadi peserta,
apabila telah berusia setidaknya 18 tahun atau telah kawin dan telah memiliki masa
kerja minimal 1 tahun pada pendiri atau mitra pendiri.

Usia pensiun adalah usia ketika peserta berhak mengajukan pensiun dan
mendapatkan manfaat pensiun. Usia pensiun dapat dibedakan menjadi:
a. Pensiun normal. Dimana usia paling rendah saat karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh
manfaat pensiun penuh. Dalam usia pensiun normal, peserta pensiun berhak
atas jumlah pensiun penuh.
b. Pensiun dipercepat. Dimana ketentuan pensiun yang mengijinkan peserta
pensiun untuk mempercepat pensiun karena suatu hal. Ketentuan ini
memungkinkan karyawan untuk pensiun lebih awal dari usia pensiun normal
dengan persyaratan khusus. Besarnya manfaat pensiun yang dapat diperoleh
ditentukan berdasarkan perhitungan ekuivalen actuarial.
c. Pensiun ditunda. Dimana karyawan yang secara mental dan fisik masih
sehat, diperkenankan untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal,
dengan ketentuan pembayaran pensiun dimulai pada tanggal pensiun normal
meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan memperoleh gaji
dari perusahaan bersangkutan.
d. Pensiun cacat. Dimana karyawan mengalami cacat dan dianggap tidak lagi
mampu melaksanakan pekerjaannya, berhak memperoleh manfaat pensiun.
7. Jenis Lembaga Dana Pensiun
Jenis kelembagaan dana pensiun menurut pasal 2 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1992 Bab II, dapat dibatasi dalam:
a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPK). Dana pensiun yang dibentuk oleh
orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri untuk
menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan program pensiun iuran
pasti bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta, dan
yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam prosedur Dana Pensiun Pemberi Kerja yaitu:
1. PP Nomor 76 Tahun 1992 tentang Peraturan Dana Pensiun Pemberi
Kerja

o Nama dana pensiun yang bersangkutan


o Nama Pendiri
o Karyawan yang berhak menjadi peserta dan persyaratan untuk
menjadi peserta
o Nama Mitra pendiri
o Tanggal pembentukkan dana pensiun
o Pembentukkan kekayaan dana pensiun yang terpisah dari
kekayaan pemberi kerja
o Maksud dan tujuan pembentukan dana pensiun
o Masa jabatan pengurus dan dewan pengawas, hak, kewajiban
dan tanggung jawab pengutus, dewan pengawas, peserta,
pemberi kerja
o Besarnya iuran untuk program pensiun dan rumus manfaat
pensiun serta faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan
o Tatacara pembayaran dan penggantian pihak yang berhak atas
manfaat pensiun apabila peserta meninggal dunia
o Tatacara perubahan peraturan dana pensiun dan tatacara
pembubaran dan penyelesaian dana pensiun.
2. Pasal 5 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Ayat 1 dari sudut
pembentukannya
3. Kepengurusan dan pelaporan
4. Penggabungan atau pemisahan dana pensiun
5. Pengalihan kepersertaan
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Dana pensiun yang dibentuk oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa, untuk menyelenggarakan program pensiun
iuran pasti bagi perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri yang
terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan
asuransi yang bersangkutan. Persyaratan yang harus dimiliki agar dapat
menyelenggarakan dana pensiun :

a. Memenuhi tingkat solvabilitas.


b. Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan DPLK yang dibuktikan
dengan kesiapan di bidang organisasi dan personil serta kesiapan
sistem administrasi.
c. Memiliki kinerja investasi yang sehat dalam arti memiliki hasil yang
memadai dari portofolio investasi dan penempatan investasi tidak
menyimpang dari ketentuan tentang investasi yang berlaku di bidang
asuransi.
d. Memiliki tingkat kesinambungan pertanggungan yang sehat sekurangkurangnya dalam 2 tahun terakhir.
e. Sanggup untuk menyampaikan laporan hasil penilaian solvabilitas dan
laporan investasi perusahaan.
f. Telah menjalankan usaha sekurang-kurangnya 5 tahun.
8. Program Pensiun
Program pensiun adalah program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi
peserta. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992, program pensiun terdiri
dari:
a. Program Pensiun Iuran Pasti. Program pensiun yang iurannya ditetapkan
dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya
dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.
Formula yang umum digunakan untuk menentukan jumlah iuran yang
dibayarkan adalah:

Money Purchase Plan. Menetapkan jumlah iuran yang dibayarkan


oleh karyawan dan pemberi kerja.

Saving Plan. Hampir sama dengan money purchase plan, hanya


berbeda dalam hal iuran, seluruhnya biasanya karyawan yang
menentukan. Untuk menetapkan jumlah iuran, beberapa factor perlu
dipertimbangkan antara lain:
1. Besarnya nilai manfaat atau imbalan

2. Usia rata-rata karyawan


3. Skala gaji perusahaan yang bersangkutan
4. Jumlah masa kerja
b.

Program Pensiun Manfaat Pasti. Program pensiun yang manfaatnya


ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang
bukan merupakan program pensiun iuran pasti.

Formula yang umum di

gunakan untuk menentukan besar manfaat pensiun untuk jenis program ini
adalah: Final Earning Pensiun Plan dihitung berdasarkan persentase tertentu
dari gaji terakhir peserta pada saat mencapai usia pensiun.
c.

Program Pensiun Berdasarkan Keuntungan. Program pensiun iuran pasti,


dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang
dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.

9. Metode Pembiayaan Program Pensiun


Penghimpunan dana dilakukan dilakukan agar dapat dipakai untuk
pembayaran manfaat pada masa yang akan datang. System pendanaan dibedakan
dalam:
a. Metode Pay As You Go. Dimana pemberi kerja hanya membiayai manfaat
pensiun seorang karyawan atau peserta begitu diperlukan diluar gaji terakhir.
Ciri-cirinya adalah:

Tidak ada ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun Metode


Sistem Pendanaan

Manfaat tidak ditetapkan dan belum dijanjikan

Pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan


usaha

b. Metode funding system. Sistem Pendanaan. Penghimpunan dana dilakukan


agar dapat dipakai untuk pembayaran manfaat pada masa yang akan datang.
System pendanaan dibedakan dalam:

Single Premium Funding. Dimana biaya setiap peserta program


untuk suatu tahun tertentu ditentukan dengan factor anuitas untuk
menetapkan nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta setelah
memperhitungkan masa kerja. Pembayaran pensiun untuk satu tahun
tertentu merupakan satu unit manfaat yang besarnya sebagai berikut:
1. 2% dari gaji tahun tersebut
2. 2% dari gaji rata-rata terakhir
3. sebesar 30 ribu per bulan

Level Premium Funding. Adalah metode yang dirancang untuk


menghindari kenaikan biaya pensiun yang terjadi pada saat usia
peserta semakin bertambah dan pada saat kenaikan gaji

10. Peran Dana Pensiun


Untuk dapat memahami peran dana pensiun, perlu dilihat pada Undangundang Nomor 11 Tahun 1992 sebagai berikut:
a. Memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua dalam rangka
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Sarana penghimpunan dana guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan nasional
c. Menambah

motivasi

dan

ketenagan

kerja

sehingga

meningkatkan

produktifitas
Berdasarkan hal-hal di atas diharapkan dana pensiun dapat berperan serta
secara aktif dalam pembangunan, sebagai salah satu lembaga keuangan
penghimpun dana, sekaligus membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
penyediaan lapangan kerja.
Layanan kesejahtaraan pensiun dilakukan oleh Yayasan Dana Pensiun
(YDP). Namun manfaat pensiun yang diberikan melalui beberapa yayasan dana
pensiun tertentu masih jauh dari manfaat yang seharusnya dapat diterima peserta.
Berdasarkan penelitian, terdapat beberapa kelemahan dari program YDP antara
lain:

a. Belum ada ketentuan yang mengatur hal-hal yang mendasar


b. Pengelolaan YDP masih banyak yang kurang profesional
c. Arahan investasi kurang jelas
d. Banyak investasi dalam bentuk aktiva tetap yang kurang produktif
e. Administrasi keuangan kurang dipersiapkan dengan baik
f. Investasi gedung kantor yang berlebihan/mewah
g. Manajemen kurang perduli terhadap perbaikan manfaat pensiun
h. Keuntungan lembaga/yayasan dana pensiun yang besar tidak diimbangi
dengan perbaikan manfaat yang sepadan
i. Ada perbedaan jumlah manfaat pensiun untuk kalangan pensiunan, janda/duda
dan anak yatim/piatu dari para pensiunan
Pada umumnya dana pensiun mempunyai keunggulan potensial sebagai
berikut:
1. Pengelola yang ditunjuk, seyogyanya professional, setia dan jujur serta
mampu untuk rencana dan berpikir jangka panjang.
2. Sesuai UU No 11/1992, dana pensiun dibebaskan dari pajak penghasilan
dengan demikian para peserta dapat menikmati manfaat pensiun sekurangkurangnya 15% lebih tinggi dari manfaat program lain.
3. Seluruh himpunan iuran dan hasil pengelolaan kekayaan, investasi dibagikan
kepada peserta atau ahli warisnya secara prorate menurut jumlah iuran dan
masa kepesertaannya.
4. Biaya-biaya tetap (overhead) relative rendah, karena umumnya peserta secara
bersama-sama melalui mitra pendiri, pemberi kerja memikulnya sehingga
akan memberikan dampak efisiensi yang tinggi karena dampak skala
ekonomis.
5. Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan dengan
likuditas dan solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi penentu
dalam melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan lain.

6. Untuk mengurangi resiko kematian/kecelakan dari peserta, maka sebagian


atau seluruh peserta dapat dipertanggungkan dengan asuransi jiwa/kecelakaan
kepada perusahaan asuransi dengan premi asuransi relative rendah karena sifat
kolektif dan mendapat pembagian keuntungan atas pertanggungan jiwa para
peserta.
7. Manfaat pensiun dapat dinikmati secara berkala bulanan selama seumur hidup
dengan jumlah yang sama bagi peserta dan bagi janda/duda dari peserta, serta
anak yatim piatu dan peserta samapai berusia 25 tahun.
8. Dana pensiun dapat mempunyai 3 fungsi yang terpadu yaitu: Tabungan,
Asuransi dan Pensiun. Fungsi ini dapat dilakukan dengan cara kerjasama antar
ketiga lembaga (Perbankan, Perusahaan Asuransi Jiwa dan Dana Pensiun).
11. Pengurus Dana Pensiun
Syarat Pengurus
1. WNI, memiliki akhlak dan moral yang baik, tidak pernah melakukan
perbuatan tercela di bidang perekonomian dan atau

dihukum karena

melakukan tindak pidana perekonomian, memiliki pengetahuan dan atau


pengalaman di bidang Dana Pensiun (dibuktikan dengan kepemilikan
sertifikat pengetahuan dasar dan pengetahuan lanjutan di bidang Dana
Pensiun)
2. Ditunjuk dan diberhentikan oleh Pendiri
3. Tidak dapat merangkap jabatan Pengurus dana pensiun lain atau Direksi dan
atau jabatan eksekutif pada perusahaan lain
Wewenang Pengurus
1. Membuat perjanjian dengan Penerima Titipan
2. Membuat perjanjian dengan pihak ketiga
3. Melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Dana Pensiun dan mewakili
Dana Pensiun di dalam atau di luar pengadilan

Kewajiban Pengurus
1. Mengelola Dana Pensiun
2. Mengumumkan perkembangan portofolio investasi dan hasilnya pada peserta
sekurang-kurangnya 6 bln sekali dan melaporkannya kepada Pendiri dan
Dewan Pengawas
3. Melaporkan perkembangan portofolio investasi dan hasilnya kepada Pendiri
dan Dewan Pengawas minimal 6 bulan sekali
4. Melaporkan kepada menteri Keuangan, Laporan keuangan dan perkembangan
investasi dan hasilnya yang telah diaudit Akuntan Publik paling lambat 5
bulan setelah tahun buku beserta laporan semesteran paling lambat 2 bulan
tiap akhir semester, Laporan teknis, Laporan Aktuaris minimal 3 tahun sekali
dan Laporan apabila Pendiri tidak membayar iuran 3 bulan berturut-turut
5. Mengumumkan pembentukan Dana Pensiun dan pengesahan Peraturan Dana
Pensiun dengan menempatkan Keputusan Menteri Keuangan tentang
pengesahan Dana Pensiun pada Berita Negara RI
6. Memberitahukan kepada Pendiri apabila Mitra Pendiri tidak membayar iuran
3 bulan berturut-turut atau Mitra Pendiri bubar
7. Memperlihatkan buku, catatan, dokumen dan memberikan keterangan yang
diperlukan dalam rangka pemeriksaan langsung oleh Menkeu
8. Menyampaikan kepada Peserta, Neraca dan perhitungan hasil usaha, Hal-hal
yang timbul dalam kepesertaan dan Setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun
9. Menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan saran dan pendapat
mengenai perkembangan portofolio investasi dan hasilnya dan membicarakan
saran dan pendapat dimaksud bersama Pendiri dan Dewan Pengawas
Tanggung Jawab Pengurus
1. Pengurus masing-masing atau bersama-sama bertanggung jawab secara
pribadi atas segala kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat
tindakan Pengurus yang melanggar atau melalaikan tugas dan atau
kewajibannya. Pengurus bertanggung jawab kepada Pendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Triandaru, Sigit, dan Budisantoso T. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
Bapepam. [Internet]. Dana Pensiun. (diakses pada tanggal 15 Mei 2016 pukul 11.26
WIB). http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun/

Anda mungkin juga menyukai