Anda di halaman 1dari 19

Tugas makalah lembaga keuangan bukan bank

DANA PENSIUN
Oleh Kelompok VII :

1. Andika Ramadhana
2. Sinta Raodah Sulastri
3. Pontas Oloan Hasibuan
4. Widi Moerni Sekar Asrri

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA

1
2019

KATA PENGANTAR

‫سمم ا‬
‫ام الرريحمممن الررمحييمم‬ ‫بم ي‬

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita selaku umatnya.
Rahmat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada jungjunan
kita, sang revolusioner, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah kami yang berjudul
“Dana Pensiun” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita
khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai
pembahasan ini.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya kepada semua yang telah membaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, 26 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................. 5
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Makalah ................................................................................. 5
BAB II
(PEMBAHASAN).................................................................................. 6
A. Latar belakang pensiun ...................................................................... 6
B. Pengertian dan jenis program pensiun ............................................... 7
C. Asas, tujuan dan fungsi dana pensiun................................................. 11
D. Jenis-jenis dana pensiun .................................................................... 14
E. Mekanisme keuangan pensiun lembaga keuangan syariah................. 16
F. Manajemen pengelolaan dana pensiun ............................................... 17
BAB III
(PENUTUP)
SIMPULAN .......................................................................................... 20
REFERENSI ......................................................................................... 21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Semakin berkembangnya aktivitas-aktivitas mu’amalah masyarakat muslim di
Indonesia, semakin berkembang pula sektor ekonomi syar’iah di Indonesia yang
menyebabkan lembaga-lembaga keuangan di Indonesia berlomba-lomba
mengkaji produk syari’ah yang belum ada atau masih jarang di Indonesia, salah
satunya adalah dana pensiun syar’iah.
Pengelolaan dana pensiun yang sesuai dengan ajaran islam akan memiliki
banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang loyal terhadap
syariah dan takut melanggar ajaran Islam. Al-Qur’an sendiri mengajarkan
umatnya untuk tidak meninggalkan masyarakat lemah, tidak menghambur–
hamburkan hartanya supaya menyiapkan hari esok agar lebih baik. Ajaran
tersebut dapat dimaknai sebagai pentingnya pencadangan sebagian kekayaan
untuk hari esok.
Hal ini sangat penting, mengingat setelah pensiun manusia masih memiliki
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Dengan pencadangan tersebut ketika
seseorang memasuki masa kurang produktif, mereka masih memiliki sumber
pendapatan. Maka, dana pensiun memiliki peranan yang penting untuk
kelanjutan hidup seseorang di masa-masa pensiunnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang dana pensiun ?
2. Apa pengertian dan jenis program dana pensiun?
3. Apa asas, tujuan dan fungsi dana pensiun?
4. Apa saja jenis-jenis dana pensiun?
5. Bagaimana mekanisme dana pensiun lembaga keuangan syariah?
6. Bagaimana manajemen pengelolaan dana pensiun?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang dana pensiun
2. Untuk mengetahui pengertian dan jenis program dana pensiun
3. Untuk mengetahui asas, tujuan dan fungsi dana pensiun
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dana pensiun
5. Untuk mengetahui mekanisme dana pensiun lembaga keuangan syariah
6. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan dana pensiun

4
BAB II
(PEMBAHASAN)

A. Latar Belakang Dana Pensiun


Di era tahun 70-an sampai tahun 80-an, masyarakat Indonesia
berlomba-lomba masuk menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk
memperoleh pensiun di masa tuanya. Pensiun merupakan dambaan
memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang dan masa itu
masyarakat masih berpikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa
yang sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
pilihan utama mereka terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, karena
pegawai negerilah pada saat itu memberikan kepastian adanya pensiun.
Jika pada era 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan yang
menyediakan dana pensiunnbagi karyawannya, maka diera tahun 90 menjadi
sebaliknya. Apalagi setelah keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1992 yang
mengatur tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh perusahaan dewasa ini telah
menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, baik yang dikelola sendiri
atau lewat lembaga lain. Bahkan bagi perusahaan yang tidak

5
menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternatif pilihan
untuk memperoleh pensiun dari lembaga lainnya.
Pemberian pensiun kepada para karyawannya bukan saja hanya
memberikan kepastian penghasilan dimasa depan, tetapi juga ikut
memberikan motivasi bagi para karyawannya untuk lebih giat bekerja.
Dengan memberikan program jasa pensiun para karyawan merasa aman,
terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun sudah tidak
produktif lagi. Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang merasa masih
produktif juga akan memberikan motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih
dihrgai oleh perusahaannya.
Berkembangnya jasa pensiun dewasa ini telah menarik beberapa
lembaga untuk mendirikan dana pensiun. Hal ini disebabkan pengelolaan dana
pensiun ini jika dilihat dari kacamata bisnis sangat menguntungkan. Dapat
dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh dari iuran yang diperoleh tanpa
bunga yang kemudian diinvestasikan kembali dalam bentuk berbagai bidang
investasi.1

B. Pengertian dan Jenis Program Dana Pensiun


Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana
Pensiun bahawa Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Adapun menurut
Abdul Kadir Muhammad dan Rita Murniarti (2000) bahwa dana pensiun
adalah yang secara khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan
manfaat kepada peserta ketika mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau
meninggal dunia. Program dana pensiun adalah dana yang dibentuk untuk
pembayaran karyawan setelah tidak bekerja lagi karena memasuki masa
pensiun.

1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:Prenadamedia Group, 2010)
hlm..324

6
Dengan adanya dana pensiun karyawan serta peserta kelak akan tetap
memperoleh jumlah penghasilan tertentu, sekalipun sudah tidak bekerja lagi.
Sedangkan dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan
dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Pertumbuhan lembaga keuangan
syariah di Indonesia secara perlahan mendorong perkembangan dana pensiun
yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah. Sampai saat ini, dana pensiun
syariah berkembangan pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang
dilaksanakan oleh beberapa bank dan asuransi syariah. Terdapat dua jenis
program pensiun, yaitu:

1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)/ Defined Benefit. Pada PPMP,


besar manfaat pensiun ditentukan berdasarkan rumus tertentu yang telah
ditetapkan di awal. Rumus tersebut biasanya dikaitkan dengan masa kerja
dan besar penghasilan kita. Rumus manfaat pensiun tersebut sudah
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun, sedangkan besar iuran pensiun
ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria, kecuali iuran peserta yang
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Dengan kata lain, pada PPMP
besar iuran adalah perkiraan kebutuhan dana yang harus disisihkan
sekarang untuk merealisasikan pembayaran manfaat pensiun. Kelebihan
dan kekurangan program ini antara lain:
a. Kelebihan:
1) Besar manfaat pensiun mudah dihitung;
2) Lebih memberikan kepastian kepada peserta; dan
3) Lebih mudah memberikan penghargaan untuk masa kerja lalu.
b. Kekurangan:
1) Beban biaya mudah berfluktuasi; dan
2) Nilai hak peserta sebelum pensiun tidak mudah ditentukan.

2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)/Defined Contribution. Pada PPIP,


besar manfaat pensiun sangat tergantuang pada besar iuran yang disetor
dan hasil pengembangan dana. Jadi, sifatnya mirip tabungan, namun
memiliki kelebihan fasilitas penundaan pajak dari pemerintah. Besar iuran

7
baik dari pemberi kerja maupun peserta ditetapkan dalam Peraturan Dana
Pensiun. Kelebihan dan kekurangan program ini antara lain:
a. Kelebihan:
1) Beban biaya stabil dan mudah diperkirakan;
2) Nilai hak peserta setiap saat mudah ditetapkan; dan
3) Risiki investasi dan moralitas ditanggung oleh peserta.
b. Kekurangan:
1) Besar manfaat pensiun tidak mudah ditentukan; dan
2) Lebih sulit memperkirakan besar penghargaan untuk masa
kerja lampau

Hal yang perlu dipertimbangkan untuk penetapan bentuk dana pensiun


antara lain:
1. Kemampuan finansial. Mengikuti program pensiun pada dasarnya
tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dalam memilih desain
program yang tepat, kita perlu memerhatikan kemampuan finansial
kita. Bagi yang mengharapkan program manfaat pasti, kemampuan
finansial pemberi kerja perlu menjadi pertimbangan utama.
2. Biaya. Penyelenggaraan dana pensiun, baik DPPK maupun DPLK
membutuhkan biaya. Setiap calon peserta perlu dipertimbangkan besar
biaya yang dibebankan kepadanya, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dana pensiun yang membebankan biaya lebih tinggi tidak
serta-merta berarti lebih buruk daripada yang menawarkan biaya lebih
rendah. Calon peserta perlu membandingkan biaya yang dibebankan
kepadanya dengan manfaat dan jasa yang akan diperoleh dari dana
pensiun.
3. Waktu. Ketika kita bermaksud untuk mempersiapkan kesinambungan
penghasilan dihari tua, kita sebenarnya berkejaran dengan waktu.
Semakin dini kita mempersiapkannya, akan semkain ringan biaya yang
harus kita keluarkan setiap tahun atau bulan. Semakin panjang masa
menggiur kita, kemungkinan semakin besar pula akumulasi dana yang
dapat kita kumpulkan untuk hari tua (khususnya untuk peserta PPIP).
Pada dasarnya program pensiun memiliki tiga fungsi, meliputi:
8
1. Fungsi asuransi, program pensiun memiliki fungsi asuransi karena
memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi risiko kehilangan
pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun.
2. Fungsi tabungan, program pensiun memiliki fungsi tabungan, karena
selama masa program peserta diharuskan untuk membayar iuran.
3. Fungsi pensiun, program pensiun memiliki fungsi pensiun, karena manfaat
yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama
hidup.
Peserta akan diberikan kelangsungan pendapatan dalam bentuk
pembayaran secara berkala seumur hidup setelah memasuki masa pensiun.
Terdapat empat cara pembayaran manfaat pensiun:
1. Pensiun normal, artinya pembayaran hak pensiun setelah mencapai usia
pensiun normal sesuai perjanjian.
2. Pensiun dipercepat, artinya pembayaran hak pensiun minimal sepuluh
tahun sebelum mencapai usia pensiun normal.
3. Pensiun ditunda, artinya pembayaran hak pensiun yang ditunda apabila
berhenti bekerja minimal tiga tahun masa kepesertaan dan belum
mencapai pensiun dipercepat.
4. Pensiun cacat, artinya pembayaran hak pensiun bagi yang menderita cacat
total (tetap) akibat kecelakaan kerja.
Manfaat program pensiun bila dilihat dari ciri-ciri serta program
pensiun itu sendiri terdapat beberapa manfaat atau keuntungan dari program
pensiun. Bagi peserta DPLK terdapat beberapa manfaat, yaitu:
1. Adanya kepastian dana pensiun
2. Iuran dan hasil pengembangan dana diperuntukkan bagi peserta.
3. Dalam program ini peserta dapat:
i. Menentukan sendiri sasaran untuk investasi dananya.
ii. Memperoleh keuntungan yang maksimal dengan meminimalisasi
risiko yang mungkin ada dalam pilihan investasi (diversifikasi),;
iii. Selalu memonitor besarnya manfaat pensiun; dan
iv. Memnentukan sendiri besar kecilnya iuran yang akan dilakukan
selama masa program.
4. Pembayan iuran dapat dilakukan secara tidak teratur.
5. Merupakan satu-satunya produk hari tua yang sangat transaparan.
9
Berdasarkan uraian diatas, makan terdapat tiga unsur yang terlibat
dalam program pensiun melalui DPLK.
a. Peserta yang menyetorkan iuran dan menikmati pensiun.
b. DPLK yang menyelenggarakan program pensiun.
c. Perusahaan Asuransi Jiwa yang menyediakan fasilitas anuitas sebagai
manfaat pensiun yang diberikan secara berkala kepada peserta. 2

C. Asas, Tujuan dan Fungsi Dana Pensiun Syariah


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang
penyelenggaraan dana pensiun didasarkan pada asas-asas sebagai berikut :
1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan
hokum pendirinya
Dana pensiun didukung oleh badan hokum tersendiri dan diurus
serta dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang. Berdasarkan asas
ini, kekayaan dana pensiun yang terutama bersumber dari iuran
terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada
pendirinya.
2. Asas penyelenggaraan dalam system pendanaan
Penyelengaraan dana pensiun berdasarkan asas ini, baik bagi
karyawan maupun bagi pekerja mandiri, harus dengan pemupukan dana
yang dikelolah secara terpisah dari kekayaan pendiri sehinggah cukup
memenuhi pembayaran hak peserta.
3. Asas pembinaan dan pengawasan
Asas penggunaan kekayaan dana pensiun terhindar dari
kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya
maksud utama pemupukan dana, yaitu memenuhi hak peserta, perlu
dilakukan pembinaan dan pengawasan. Pembinaan dan pengawasan

2
Nurul Huda dan Mohamad Heykal,Lembaga Keuangan Islam, (Jl.Pelepah Hijau-jakarta:PT
Rajagrafindo Persada,1998), hlm.337-341

10
melipui system pendanaan dan pengawasan atas investasi kekayaan dana
pensiun.
4. Asas penundaan manfaat
Penyelenggaraan program dana pensiun dimaksudkan agar
kesinambungan penghasilan yang menjadi hak peserta maka berlaku asa
penundaan manfaat yang mengharuskan pembayara hak peserta hanya
dapat dilakukan setelah peserta pensiun yang pembayarannya dilakukan
secara berkala.
5. Asas kebebasan untuk membenuk atau tidak membentuk dana
pensiun
Pebentukan dana pensiun dilakukan atas prakarsa pemberi kerja
untuk menjanjikan manfaat pensiun. Konsekuensi pendanaan dan
pembiayaan merupak komitmen yang harus dilakukannya sampai dengan
pada saat dana pensiun terpaksa dibubarkan.3
Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan
pemberi kerja, karyawan dan lembaga pengelola pensiun dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pemberi Kerja (Perusahaan)
a. Kewajiban moral. Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk
memberikan rasa aman kepada karyawan terhadap masa yang akan
datang karena tetap memiliki penghasilan pada saat mereka mencapai
usia pensiun (tidak produktif).
b. Loyalitas. Karyawan diharapkan mempunyai loyalitas terhadap
perusahaan serta meningkatkan motivasi karyawan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari.

3
Al Arif M. Nur Rianto, Lembaga Keuangan Syari’ah, Suatu Kajian Teoretis
Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012. Hal. 30-31

11
c. Kompetisi pasar tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki daya saing
dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional
di pasarn tenaga kerja.
d. Memberikan penghargaan kepada karyawannya yan telah mengabdi
terhadap perusahaan.
e. Agar di usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil
yang diperoleh setelah bekerja di perusahannya.
f. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.

2. Karyawan/Peserta Dana Pensiun


a. Rasa aman bagi karyawan terhadap masa yang akan datang karena
tetap memiliki penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun.
b. Kompensasi yang lebih baik yaitu karyawan mempunyai tambahan
kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia
pensiun atau berhenti kerja.
3. Penyelenggara Dana Pensiun
a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keungtungan.
b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
c. Sebagai bakti sosial terhadap karyawan atau peserta dana pensiun.
Adapun fungsi dana pensiun menurut Kadarisman dan Sari Wahyuni
antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Asuransi, yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum
mencapai usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban
bersama dari dana pensiun.
2. Tabungan, yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri.
3. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peseerta dan iuran pemberi
kerja serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk
manfaat pensiun sejak bulan pertama, sejak mencapai usia pensiun,
selama seumur hidup peserta, dan janda/duda peserta.

D. Jenis-Jenis Dana Pensiun

12
Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Undang-Undang No.11
tahun 1992 tentang dana pensiun Pasal 2 Bab II dapat digolongkan
menjadi dua sebagai berikut:
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah unit organisasi dalam
suatu perusahaan yang khusus menangani dana pensiun bagi
karyawannya. DPPK dibentuk oleh orang atau badan yang
memperkerjakan karyawan, untuk menyelenggarakan program pensiun.
Pendirian dan penyelenggaraan program pensiun melalui dana pensiun
oleh pemberi kerja sifatnya tidak wajib. Akan tetapi, mengingat dampak
dan peranan yang positif dari program dana pensiun kepada para
karyawan, pemerintah sangat menganjurkan kepada setiap pemberi kerja
untuk mendirikan dana pensiun.
Peraturan dana pensiun kerja menurut PP No. 76 Tahun 1997 terdapat
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Nama dana pensiun yang bersangkutan
b. Nama pendiri
c. Karyawan yang berhak menjadi peseta dan persyaratan untuk menjadi
peserta
d. Nama mitra pendiri
e. Tanggal pembentukan dana pensiun
f. Pembentukan kekayaan dana pensiun yang terpisah dari kekayaan
pemberi kerja
g. Maksud dan tujuan pembentukan dana pensiun
h. Masa jabatan pengurus dan dewan pengawas, hak, kewajiban dan
tanggung jawab pengurus, dewan pengawas, peserta, pemberi kerja
i. Besarnya iuran untuk program pensiun dan rumus manfaat pensiun
serta faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan.
j. Tata cara pembayaran manfaat pensiun dan lainnya
k. Tata cara penunjukan dan penggantian pihak yang berhak atas manfaat
pensiun apabila peserta meninggal dunia.
l. Tata cara perubahan peraturan dana pensiun dan tata cara pembubaran
dan penyelesaian dana pensiun
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

13
Menurut UU No. 11 tahun 1992 pasal 1 butir 4 mengatakan bahwa
Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk
oleh Bank atau perusahaan asuransi jiwa, untuk menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti bagi perorangan. Baik karyawan, maupun
pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi
karyawan bank atau perusahaan asuransi yang bersangkutan. Pihak yang
diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan
perusahaan asuransi jiwa.
Dana pensiun lembaga keungan hany dapat menjalankan Program
Pendiun Iuran Pasti. Program ini terutama diperuntukan bagi para pekerja
mandiri atau perorangan, misalnya dokter, pengacara, pengusaha yang
bukan merupakan karyawan dari lembaga atau orang lain, biasanya
mereka memiliki penghasilan yang bukan berasal dari pemberi kerja tetapi
dari usahanya.

E. Mekanisme Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah


Dana Pensiun Syariah atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan
merupakan salah satu jenis dana pensiun sesuai dengan Undang-Undang
No.11 tahun 1992 tentang dana Pensiun. Sejauh ini, program pensiun
syariah di Indonesia masih dilaksanakan secara terbatas oleh DPLK (Dana
Pensiun Lembaga Keuangan) di beberapa bank dan asuransi syariah, salah
satu diantaranya adalah Dana Pensiun Bank Muamalat. Umumnya, produk
DPLK syariah merupakan salah satu produk penghimpun dana yang
ditawarkan oleh bank atau asuransi syariah untuk memberikan jaminan
kesejahteraan di hari tua atau di akhir masa jabatan karyawan ataupun
nasabahnya.
Prosedur yang harus dilalui oleh peserta program DPLK syariah,
umumnya adalah:
1. Peserta merupakan perorangan atau badan usaha.
2. Usia minimal 18 tahun atau telah menikah
3. Mengisi formulir pendaftaran kepesertaan DPLK syariah.

14
4. Iuran bulanan dengan minimum jumlah tertentu, misalnya Rp.
100.000.
5. Menyerahkan foto copy kartu identitas diri dan kartu keluarga.
6. Membayar biaya pendaftaran.
7. Membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta program dana
pensiun plus asuransi jiwa.
8. Memenuhi semua akad yang ditetapkan oleh DPLK syariah.
Produk dana pensiun yang ditawarkan oleh DPLK syariah
menawarkan produk pensiun dengan konsep tabungan dan produk
pernsiun plus asuransi jiwa.
Karakteristik produk dana pensiun dengan konsep tabungan antara
lain:
1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam
ketentuan.
2. Selama masa kepesertaan tidak dilindungi oleh asuransi jiwa.
3. Manfaat pensiun sebesar total iuran dan hasil asuransi jiwa

F. Manajemen Pengelolaan Dana Pensiun


Menurut peraturan menteri keuangan nomor 199/PMK.010/2008
tentang investasi dana pensiun dapat melakukan investasi dananya pada:
1. Surat berharga Negara
2. Tabungan pada bank
3. Deposito berjangka pada bank
4. Deposito on call pada bank
5. Sertifikat deposito pada bank
6. Sertifikat bank Indonesia
7. Saham yang tecatat di bursa efek di Indonesia
8. Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia
9. Sukuk yang tercatat di bursa efek di Indonesia
10. Unit penyertaan reksa dana dari:
a. Reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana
campuran. Dan reksa dana saham.

15
b. Reksa dana terporteksi, reksa dana dengan penjaminan dan reksa dana
indeks
c. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas
d. Reksa dana yang unit penyertaanya diperdagangkan di bursa efek.
11. Efek beragun aset dari kontrak investasi kolektif efek beragun aset.
12. Unit penyertaan dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi
kolektif
13. Kontrak opsi saham yang tercatat di bursa efek di indonesisa.
14. Penempatan langsung pada saham
15. Tanah di Indonesia, dan / atau
16. Bangunan di Indonesia
Bagi dana pensiun yang beroperasi secarah syariah, maka kebijakan
investasi harus memenuhi prinsip-prinsip syariah. Investasi hanya boleh
dilakukan pada instrumen-instrumen yang dibenarkan menurut fatwa DSN-
MUI. Dana pensiun syariah harus mengelola dan menginvestasikan dananya
pada portofolio instrument syariah. Hampir seluruh investasi yang ditentukan
oleh peraturan menteri keuangan diatas sudah tersediah dalam bentuk
instrument syariah. Kebijakan investasi dana pensiun syariah disamping
terpenuhinya prinsip syariah juga minimal mencakup komponen:
1. Tingkat keuntungan (rate of return), yang dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan memaksimalkan keuntungan dengan
memerhatikan keamanan dana dan kebutuhan likuiditas. Beberapa strategi
dapat dilakukan baik dengan tidak menyebutkan suatu jumlah tetentu,
menyebutkan besaran jumlah pengembangan yang diinginkan, atau
menyatakan tingkat bunga nominal keuntungan.
2. Risiko yang dapat diterima, yaitu penentuan jumlah risiko yang mungkin
dihadapi dalam kegiatan invetasi

16
3. Kebutuhan likuiditas, dana pensiun membutuhkan likuiditas lebih kecil,
apabila ada kebutuhan likuiditas khusus, maka perlu ditetapkan dalam
pedoman kebijakan investasi.
4. Diversifikasi yang merupakan metode untuk mencapai tingkat keuntungan
yang diinginkan, menjaga berkurangnya dana dari risiko investasi, dan
memenuhi kebutuhan likuiditas. Diversifikasi portofolio dapat dilakukan
dengan menggunakan jenis kekayaan, sector dan kualitas perangkat asset
yang akan dijadikan sebagai instrumen investasi.4

4
Soemitra Andri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah”. Jakarta: Kencana, 2010. Hal
297-299

17
BAB III
(PENUTUP)
SIMPULAN

1. Dana pensiun adalah yang secara khusus dihimpun dengan tujuan


untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika mencapai usia
pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia. Program dana
pensiun adalah dana yang dibentuk untuk pembayaran karyawan
setelah tidak bekerja lagi karena memasuki masa pensiun.
2. Pemberian pensiun kepada para karyawannya bukan saja hanya
memberikan kepastian penghasilan dimasa depan, tetapi juga ikut
memberikan motivasi bagi para karyawannya untuk lebih giat bekerja.
Dengan memberikan program jasa pensiun para karyawan merasa
aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun
sudah tidak produktif lagi
3. Dana Pensiun Syariah atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan
merupakan salah satu jenis dana pensiun sesuai dengan Undang-
Undang No.11 tahun 1992 tentang dana Pensiun. Sejauh ini, program
pensiun syariah di Indonesia masih dilaksanakan secara terbatas oleh
DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) di beberapa bank dan
asuransi syariah, salah satu diantaranya adalah Dana Pensiun Bank
Muamalat.

REFERENSI

18
Herlan Firmanyah dan Dadang Husein. 2014. Bank dan Industri
Keuangan Non Bank Syariah. Jakarta : PT. Nagakusuma Media
Kreatif.
Huda, Nurul. 1998. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta : Raja Grafondo
Persada.
Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta :
Prenadamedia.
Mardani. 2015. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Prenadamedia
Group.
Pandia, Frianto dkk. 2005. Lembaga Keuangan.2005. Jakarta : Salemba.
Rianto, Nur. 2012. Lembaga Keuangan Syariah, Suatu Kajian Teoretis
Praktis. Bandung : CV Pustaka Setia
Saladin, Djaslim. 2000. Konsep Dasar Ekonomi dan Lembaga Keuangan
Islam. Bandung : Linda Karya.
Soemitra, Andri. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta :
Kencana.

19

Anda mungkin juga menyukai