Anda di halaman 1dari 19

TUGAS HUKUM SURAT BERHARGA

MAKALAH SURAT CEK BESERTA CONTOH

NAMA : MIFTAH RIZQINA

NPM : 191010303

KELAS :F

MATA KULIAH : HUKUM SURAT BERHARGA

DOSEN PENGAMPU : Meilan Lestari, S.H., M.H

T.A 2021/2022

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan penulis kemudahan dalam

menyelesaikan jurnal untuk melengkapi tugas Mandiri Membuat Makalah dalam

Mata Kuliah Hukum Surat Berharga dengan Dosen Pengampu Kelas F yaitu Buk

Meilan Lestari, S.H., M.H Jurusan Hukum Universitas Islam Riau.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan nikmat

kesehatan-Nya, sehingga Makalah “Surat Cek Beserta Contoh" dapat diselesaikan.

Penulis berharap bahwa Makalah Mengenai Surat Cek ini yang fokus kepada

Surat Cek dan contohnya dapat menjadi referensi bagi para pembaca agar dapat

lebih mengetahui tentang apa saja mengenai Surat Cek.

Penulis menyadari makalah bertemakan “Surat Cek Beserta Contoh” ini masih

perlu banyak penyempurnaan karena terdapat kesalahan dan kekurangan. Penulis

terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar jurnal ini dapat lebih baik

dikemudian hari. Atas kesalahan dan kekurangan yang ada pada Jurnal ini, baik

terkait penulisan maupun isi pembahasan, penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Atas saran dan kritik yang disampaikan,

kiranya ucapan terima kasih pun menjadi sangat layak penulis sampaikan dalam

mengakhiri kata pengantar ini.

Pekanbaru, 15 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover Makalah

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 2

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 3

BAB II Pembahasan ................................................................................................................. 4

1. Pengertian Surat Berharga............................................................................................ 4

2. Dasar Hukum Surat Cek............................................................................................... 5

3. Para Pihak dalam Penerbitan Surat Cek ....................................................................... 6

4. Jenis-Jenis Cek ............................................................................................................. 7

5. Bentuk-Bentuk Surat Cek Khusus ............................................................................... 9

6. Syarat-Syarat Formal Surat Cek................................................................................... 9

7. Penerbitan Surat Cek .................................................................................................... 11

8. Penawaran dan Pembayaran Surat Cek ....................................................................... 13

9. Daluwarsa cek, Penarikan Kembali Cek dan Hak Regres ........................................... 13

BAB III Kesimpulan ................................................................................................................ 15

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Semakin bertambahnya tahun, zaman juga semakin berkembang, tak

hanya dibidang teknologi, zaman juga semakin berkembang di bidang ekonomi,

sosial, seni dan budaya, ataupun ataupun hukum yang mengatur dan membantu

masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan yang terjadi di bidang Teknologi adalah sesuatu yang

sangat membantu kegiatan Manusia dalam menjalani hidupnya seperti dalam

melakukan Perdagangan. Kemajuan teknologi yang demikian pesatnya telah

memberikan harapan bagi masa depan manusia yang lebih baik, artinya usaha

untuk meningkatkan kualitas dalam sektor perdagangan. Hal ini terlihat dan

terbukti dimana orang-orang menghendaki segala sesuatu yang menyangkut

urusan perdagangan dapat bersifat praktis, aman serta dapat

dipertanggungjawabkan, khususnya dalam lalu lintas pembayaran.1

Dengan perkembangan di Bidang Teknologi yang mempermudah proses

perdagangan, pelaku bisnispun sekarang juga bisa tidang menggunakan uang

secara langsung sebagai alat pembayaran, melainkan cukup dengan menerbitkan

surat berharga yang sudah dikenal dalam dunia perdagangan, seperti surat cekm

wesel, surat sanggup, dan bilyet giro.

1
Imam Prayogo Suryohadibroto, Joko Prakoso, Surat Berharga Alat Pembayaran Dalam
Masyarakat Modern, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1995, hal. 3

1
Penggunaan cek sebagai salah satu media pembayaran transkasi telah

dikenal sejak zaman sebelum perang dunia ke II. Saat itu Indonesia sebagai negara

tujuan perdagangan utama memandang cek sebagai sebuah alat pembayaran yang

paling mudah digunakan. Menurut Keputusan Presiden nomor 470 tahun 1961

alat pembayaran bisa berupa uang Kartal, seperti uang logam dan uang kertas,

serta uang giral.2

Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarikatau

mengambil uang direkening giro. Fungsi lain dari cek adalah sebagai alat untuk

melakukan pembayaran. Adapun pada makalah ini akan membahas lebih lanjut

mengenai Surat Cek beserta Contoh Surat Cek.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di latar belakang maka, permasalahan yang akan

ditarik untuk dikaji adalah:

1. Apa pengertian dari Surat Cek?

2. Bagaimana pula dasar hukum Surat cek?

3. Siapa sajakah pihak yang ada dalam penerbitan cek?

4. Apa saja jenis-jenis dari Surat Cek?

5. Apa saja bentuk-bentuk Surat Cek Khusus?

6. Bagaimana Syarat-syarat Surat cek?

7. Bagaimana Penerbitan Surat Cek?

8. Bagaimana Penawaran dan Pembayaran Surat Cek?

2
Aprita, Serlika. Hukum Surat-Surat. Palembang: Noer Fikri, 2021, hal 205

2
9. Bagaimana pula Daluwarsa cek, Penarikan kembali cek dan hak regresnya?

Tujuan Penulisan

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah yang ada, maka tujuan

penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi Tugas Mandiri Mata Kuliah

Hukum Surat Berharga dan mengetahui tentang Surat Cek beserta contohnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Cek

Cek adalah alat bayar tunai yang dikenal di Indonesia sejak masa Hindia

Belanda, karena cek telah dimanfaatkan dalam dunia bisnis internasional sejak

abad pertengahan. Cek diatur dalam KUHD dan peraturan-peraturan Bank

Indonesia yang berkaitan dengan giro, kliring dan bilyet giro.3

Surat Cek adalah Surat Berharga yang memuat kata Cek menurut Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 178. Cek adalah surat berharga yang

memuat kata cek/cheque dalam mana penerbitannya memerintahkan kepada

bank tertentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya

disebut dalam cek, penggantinya, pembawanya pada saat ditunjukkan. Cek

juga merupakan surat perintah dari nasabah, dalam hal ini pemilik dana pada

rekening giro (current account ), kepada tertarik, dalam hal ini bank, untuk

membayar tanpa syarat sejumlah dana kepada pemegang pada saat diunjukkan,

yang berfungsi sebagai alat pembayaran tunai dalam pasal 178 KUHD

ditentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi suatu cek dan kalau salah

satu syarat dalam pasal, tersebut tidak dipenuhi, maka kertas itu tidak dapat

diperlakukan sebagai cek.

3
Prananingtyas, Paramita. Buku Ajar Hukum Surat Berharga. Semarang: Yoga Pratama, 2018, hal
29

4
Penggunaan cek sebagai salah satu media pembayaran transkasi telah

dikenal sejak zaman sebelum perang dunia ke II. Saat itu Indonesia sebagai

negara tujuan perdagangan utama memandang cek sebagai sebuah alat

pembayaran yang paling mudah digunakan. Menurut Keputusan Presiden

nomor 470 tahun 1961 alat pembayaran bisa berupa uang Kartal, seperti uang

logam dan uang kertas, serta uang giral.

Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarik atau

mengambil uang direkening giro. Fungsi lain dari cek adalah sebagai alat

untuk melakukan pembayaran. Pengertian cek adalah surat perintah tanpa

syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah

tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di

dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.4

2. Dasar Hukum Cek

Dasar hukum cek secara nasional adalah KUHD, pasal 178 – 229. Pasal

178 – 190 KUHD mengatur mengenai syarat penerbitan cek dan jenis-jenis

cek, kemudian pasal 191 – 201 KUHD mengatur mengenai endosemen cek,

selanjutnya pasal 202 – 204 KUHD mengatur mengenai aval atau jaminan cek,

kemudian pasal 205 – 213 KUHD tentang pengunjukan dan pembayaran cek.

Pasal 214 – 216 KUHD mengatur mengenai cek yang disilang dan cek untuk

perhitungan, selanjutnya pasal 217 – 225 KUHD tentang hak regres dan non

4
Aprita, Serlika. Hukum Surat-Surat. Palembang: Noer Fikri, 2021, hal 205

5
pembayaran. Pasal 226 -227 KUHD mengatur mengenai lembaran cek dan cek

yang hilang, terakhir pasal 228 -229 KUHD mengenai daluwarsa cek.

Konvensi Jenewa tahun 1931 tentang cek (Convention Providing A

Uniform Law For Cheques, Geneva 19 March 1931) memberikan definisi cek

atau Bill of Exchange / Draft sebagai “An unconditional order in writing ,

addressed by person to another signed by the person giving it, requiring the

person to whom it is addressed to pay on demand, or at a fixed or

determinable future time, a sum certain in money to or to the order of, a

specified person, or to bearer” terjemahannya surat yang memuat kata cek,

yang diterbitkan pada hari/tanggal dan tempat tertentu, dengan mana penerbit

memerintahkan tanpa syarat kepada bankir untuk membayar sejumlah uang

tertentu kepada pemegang / pembawa di tempat tertentu.”5

Jadi dapat disimpulkan, cek adalah perintah tidak bersyarat dari pemegang

rekening (nasabah giro) kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu.

Cek juga merupakan salah satu sarana penarikan dana dari giro, dapat juga

untuk melakukan penyetoran giro.

3. Para Pihak dalam Penerbitan Cek

Adapun para pihak yang termasuk dalam Penerbitan Cek, antara lains

sebagai berikut:

5
Prananingtyas, Paramita. Buku Ajar Hukum Surat Berharga. Semarang: Yoga Pratama, 2018, hal
30

6
a) Penerbit atau penarik atau drawer adalah orang yang mengeluarkan

cek.

b) Tersangkut atau tertarik atau drawee Bankir yang diberi perintah tanpa

syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.

c) Pemegang atau holder adalah orang yang diberi hak untuk memperoleh

pembayaran yang namanya tercantum dalam cek.

d) Pembawa atau bearer adalah orang yang ditunjuk menerima

pembayaran, tanpa menyebut namanya dalam cek tersebut. Siapa yang

membawa dan menunjukkan cek tersebut pada bankir akan

memperoleh pembayaran.

e) Pengganti atau order orang yang mengganti kedudukkan holder dengan

endosemen.

f) Endosant (Indorser) adalah pemegang cek dengan klausula kepada

pengganti yang mengalihkan hak tagih kepada pihak lain yang

namanya tercantum sebagai pengganti.

4. Jenis-Jenis Cek

1) Cek Atas Nama

Cek Atas Nama adalah Cek yang nama pemiliknya dituliskan pada cek

tersebut dan bank hanyaakan membayar kepada orang atau badan tersebut.

Contoh: jika di dalamcek tertulis perintah bayarlah kepada Tn. Sigit

Pramono sejumlah Rp1.000.000 atau bayarlah kepada PT APB Indonesia

uang sejumlah Rp1.000.000, cek inilah yang disebut cek atas nama, namun

7
dengan catatan kata "atau pembawa" di belakang nama yang diperintahkan

dicoret.

2) Cek Atas Unjuk

Cek Atas Unjuk adalah Kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek atas

unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu, jadi siapa

saja dapat mencairkan cekatau, dengan kata lain, cek dapat diuangkan oleh

si pembawa cek. Contoh: Di dalam cek tersebut tertulis bayarlah tunai,

atau cash, atau tidak ditulis kata-kata apa pun.

3) Cek Tunai atau Cash Cheque

Cek Tunai adalah Cek yang dapat dicairkan secara tunai kepada bank, baik

cek atas nama maupun atas unjuk.

4) Cek Silang atau Cross Cheque

Cek Silang adalah Cek yang disilang dengan dua garis pada pojok kiri atas

penariknya(drawer) dengan tujuan sehingga fungsi cek yang semula tunai

berubah menjadi non tunai atau sebagai pemindah bukuan.

5) Cek Mundur atau Postdated Cheque

Cek Mundur adalah Cek yang tanggal jatuh temponya mundur atau diberi

tanggal kemudian.

6) Cek Kosong

Cek Kosong adalah Cek yang dananya kurang atau tidak ada dana yang

tersedia pada saat dicairkan atau dipindahbukukan. Contoh: Tn. Sigit

Pramono menarik ceksenilai Rp 10.000.000 yang tertulis di dalam cek

tersebut, tetapi dana yangtersedia di rekening giro tersebut hanya Rp

8
5.000.000. Ini berarti adakekurangan dana sebesar Rp 5.000.000 apabila

nasabah menariknya. Jadi, jelas cek tersebut kurang jumlahnya

dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.

7) Cek atas bawa

Cek atas bawa adalah cek kepada pembawa atau kepada orang yang

disebut namanya dengan tambahan klausula “atau kepada pembawa” atau

cek tanpa penyebutan nama penerimanya, maka pengalihannya cukup

dengan penyerahan fisik cek saja

5. Bentuk-Bentuk Surat Cek Khusus

Surat cek juga mempunyai bentuk-bentuk khususnya, yaitu:

1) Surat cek atas pengganti penerbit, Pasal 183 ayat (1) KUHD

2) Surat cek atas penerbit sendiri, Pasal 183 ayat (3) KUHD

3) Surat cek untuk perhitungan orang ketiga, Pasal 183 ayat (2) KUHD

4) Surat cek incasso, Pasal 183a ayat (1) KUHD

5) Surat cek berdomisili

6. Syarat-Syarat Formal Surat Cek

Cek harus memenuhi syarat formal sebagai berikut (berdasarkan Pasal 178

KUHD) :

a) Nama dan nomor "Cek" harus termuat dalam teks;

b) Nama bank terkait;

c) Perintah bayaran tanpa syarat sejumlah uang tertentu;

d) Nama pihak yang harus membayar (tertarik);

e) Jumlah dana dalam angka dan huruf;

9
f) Penunjukan tempat dimana pembayaran harus dilakukan;

g) Pernyataan tanggal dan tempat penarikan Cek;

h) Tanda tangan orang yang mengeluarkan Cek (penarik).

Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank :

a) Tersedianya dana;

b) Adanya materai yang cukup;

c) Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi

cek;

d) Jumlah uang yang terbilang dan tersebut harus sama;

e) Memperlihatkan masa kadaluarsa cek yaitu 70 hari setelah

dikeluarkannya cek tersebut;

f) Tanda tangan atau cap perusahaan harus sama dengan

speciment/contoh;

g) Tidak diblokir pihak berwenang;

h) Endorsment cek benar (jika ada);

i) Kondisi cek sempurna;

j) Rekening belum ditutup;

k) Dan syarat-syarat lainnya.

Adapun Keterangan yang ada didalam surat cek, sebagai berikut:

a) Ada tertulis kata-kata Cek atau Cheque

b) Ada tertulis Bank Penerbit (Bank Matras)

c) Ada nomor cek

10
d) Ada tanggal penulisan cek (di bawah nomor cek)

e) Ada perintah membayar " bayarlah kepada....... atau pembawa"

f) Ada jumlah uang (nominal angka dan huruf)

g) Ada-tanda tangan dan atau cap perusahaan pemilik cek

Berikut merupakan contoh-contoh cek yang umum dipakai oleh kebanyakan pihak:

7. Penerbitan Surat Cek

Mekanisme penerbitan cek dan bilyet giro pada Bank Tabungan Negara

sama dengan bnak-bank lain, karena sudah diatur oleh bank pusat atau Bank

11
indonesia. Sedangkan mekanisme penerbitan cek dan bilyet giro pada bank

BTN yaitu, Seorang nasabah pergi ke Bank BTN untuk menerbitkan Cek dan

Bilyet Giro dan mengambil nomor antrian sesuai dengan tujuan nasabah

tersebut, ketika nomor nasabah tersebut dipanggil nasabah langsung

menghampiri customer service (CS), menceritakan maksud dan tujuannya,

setelah nasabah selesai menceritakan maksud dan tujuannya untuk

menerbitkan cek dan bilyet giro, lalu CS yang bertanya kepada nasabah

tersebut apakah memiliki rekening giro, apabila nasabah tersebut tidak

memiliki rekening giro maka nasabah tersebut harus membuka rekening

girodengan setoran awal minimal Rp 500,000; atas nama perorangan dan giro

atas nama badan Rp 1000,000;, dan apabila nasabah sudah memiliki rekening

giro maka CS akan meminta bukti penerbitan buku Cek/ BG dari nasabah

tersebut.

Setelah CS menerima bukti penerbitan buku Cek/ BG, CS menyerahkan

bukti penerbitan buku cek/ BG kepada unit Transaksi Prosesing (TP) dengan

menyediakan register sudah terima. Lalu unit Transaksi Prosesing TP

memproses dokumen yang diberikan customer service atas permintaan

nasabah dan unit TP juga memeriksa apakah data-data tersebur memang benar

adanya baru bisa diproses melalui Bank Indonesia (BI). Setelah cek/ BG

tersebut sudah selesai diterbitkan atau dibuat, kemudian unit Transaksi

Prosesing (TP) diberikan lagi kepada CS, dan yang terakhir baru CS

menyerahkan Cek/ BG tersebut kepada nasabah. Terjadinya penerbitan cek

dan bilyet giro karena adanya permintaan dari nasabah untuk menerbitkan cek

12
dan bilyet giro pada bank tersebut. Cek dan bilyet giro bisa diterbitkan

nasabah dengan membuka rekening giro untuk bisa melakukan transaksi

dalam lalu lintas pembayaran giral, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak. Permasalahan yang akan terjadi apabila nasabah

menerbitkan cek dan bilyet giro kosong, dan jika nasabah melakukan

kesalahan tersebut hingga tiga kali maka rekening gironya akan di black list

oleh Bank Indonesia.6

8. Penawaran dan Pembayaran Surat Cek

Setiap surat cek harus dibayar pada waktu diperlihatkan, surat cek yang

diperlihatkan untuk pembayarannya sebelum hari yang ditentukan, surat cek

itu harus dibayarkan pada saat itu diperlihatkan.

Suatu surat cek yang diterbitkan atau harus dibayar di Indonesia, harus

diperlihatkan dalam tenggang waktu 70 hari mulai tanggal penerbitannya.7

9. Daluwarsa cek, Penarikan kembali Cek dan Hak Regres

Penarikan kembali cek tidak berlaku, kecuali setelah berakhirnya tenggang

waktu pengunjukan, setelah berakhirnya tenggang waktu pengunjukan (70 hari)

tidak ada penarikan kembali cek, tertarik masih dapat melakukan pembayaran,

selama giro masih mencukupi.

Segala tuntutan regres dari pemegang kepada para pihak yaitu pihak

endosan, penarik dan semua debitur cek lain hapus karena daluwarsa setelah

6
Aprita, Serlika. Hukum Surat-Surat. Palembang: Noer Fikri, 2021, hal 206
7
Aprita, Serlika. Hukum Surat-Surat. Palembang: Noer Fikri, 2021, hal 210

13
melampaui waktu 6 bulan terhitung sejak akhir tenggang waktu pengunjukan.

Daluwarsa hutang yang timbul dari cek tunduk pada daluwarsa perikatan

dalam KUHPerdata pasal 1967. Hak tagih atas cek akan hilang adalah 30

tahun dengan jaminan dalam jangka waktu tersebut tidak ada claim lain. Hak

regress cek tidak berlaku setelah masa 6 bulan sesudah berakhirnya masa

pengunjukan dan untuk Cek khusus akan ada agenda pembahasan tersendiri

untuk menelaah satu persatu karakteristiknya.8

8
, Prananingtyas, Paramita. Buku Ajar Hukum Surat Berharga. Semarang: Yoga Pratama, 2018, hal
33

14
BAB III

KESIMPULAN

Surat Cek adalah Surat Berharga yang memuat kata Cek menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 178. Pengertian cek adalah surat perintah
tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah
tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di
dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Dasar hukum cek secara nasional
adalah KUHD, pasal 178 – 229

Adapun para pihak yang termasuk dalam Penerbitan Cek adalah Penerbit,
Tersangkut atau Tertarik, Pemegang, Pembawa, Pengganti dan Endosant

Beberapa Jenis-Jenis Cek seperti: Cek Atas Nama, Cek Atas Tunjuk, Cek
Tunai, Cek Silang, Cek Mundur, Cek Kosong, dan Cek atas Bawa. Surat cek juga
mempunyai bentuk-bentuk Surat Cek Khusus yaitu Surat cek atas pengganti
penerbit, Surat cek atas penerbit sendiri, Surat cek untuk perhitungan orang ketiga,
surat cek incasso, dan surat cek berdomisili

Setiap surat cek harus dibayar pada waktu diperlihatkan, surat cek yang
diperlihatkan untuk pembayarannya sebelum hari yang ditentukan, surat cek itu
harus dibayarkan pada saat itu diperlihatkan. Suatu surat cek yang diterbitkan atau
harus dibayar di Indonesia, harus diperlihatkan dalam tenggang waktu 70 hari
mulai tanggal penerbitannya

Penarikan kembali cek tidak berlaku, kecuali setelah berakhirnya tenggang


waktu pengunjukan, setelah berakhirnya tenggang waktu pengunjukan (70 hari)
tidak ada penarikan kembali cek, tertarik masih dapat melakukan pembayaran,
selama giro masih mencukupi.

Segala tuntutan regres dari pemegang kepada para pihak yaitu pihak
endosan, penarik dan semua debitur cek lain hapus karena daluwarsa setelah
melampaui waktu 6 bulan terhitung sejak akhir tenggang waktu pengunjukan.
Daluwarsa hutang yang timbul dari cek tunduk pada daluwarsa perikatan dalam
KUHPerdata pasal 1967. Hak tagih atas cek akan hilang adalah 30 tahun dengan
jaminan dalam jangka waktu tersebut tidak ada claim lain. Hak regress cek tidak
berlaku setelah masa 6 bulan sesudah berakhirnya masa pengunjukan dan untuk
Cek khusus akan ada agenda pembahasan tersendiri untuk menelaah satu persatu
karakteristiknya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aprita, Serlika. (2021). Hukum Surat-Surat. Palembang: Noer Fikri

Cindawati. (2014). Cara Praktis Mengenal Hukum Surat Berharga. Palembang:

CV. Putra Penuntun

Wahyuningdiah, Kingkin. (2010). Dimensi Hukum Surat Berharga. Bandar

Lampung: Universitas Lampung

Prananingtyas, Paramita. (2018). Buku Ajar Hukum Surat Berharga. Semarang:

Yoga Pratama

https://money.kompas.com/read/2021/03/21/124439326/apa-itu-cek-pengertian-

jenis-jenis-dan-cara-menggunakannya?page=all Diakses pada tanggal 12 April

2022 Jam 17.03

16

Anda mungkin juga menyukai