Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

QIRADH

ABDUL HASANI

MUHAMMAD APRIANSYAH

MUHAMMAD NABIL AKBAR

MTS AT TAQWA TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dalam makalah fiqih muamalah ini kami akan
membahas mengenai “QIRADH”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Saya, 23 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................................................

Daftar
isi...............................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang............................................................................................................

1.2 rumusan masalah.....................................................................................................

1.3 tujuan.................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian......................................................................................................................

2.2 syarat-syarat qiradh...........................................................................................

2.3 rukun-rukun qiradh...............................................................................................

2.4 larangan bagi orang yang menjalankan qiradh.........................

2.5 bentuk dan macam-macam qiradh........................................................

2.2.1 bentuk qiradh sederhana....................................................................

2.2.2 bentuk qiradh modern...........................................................................

2.6 melaksanakan qiradh dengan benar......................................................

2.7 akad qiradh..................................................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................................

Saran...........................................................................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegiatan ekonomi (Qiradh) sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari bahkan tanpa disadari,
seperti jual-beli, utang piutang, dan pinjam-meminjam, dan hal itu sering kita lakukan. Meminjamkan
sesuatu berarti memberikan pertolongan kepada orang yang meminjam. Allah swt. Berfirman dalam
surah al-ma’un yang menegaskan bahwa di antara ciri orang yang mendustakan agama Allah, mereka
enggan (menolong dengan) barang berguna.

Pelaksanaan atau pemberian pinjam meminjam dari satu pihak kepada pihak lain merupakan suatu
usaha Taqarrub kepada Allah. Dan merupakan hablun Minannas atau bentuk kasih sayang kepada
manusia. Karena bagaimanapun kita tidak bisa hidup sendiri diatas bumi Allah. Dalam pinjaman itu
memberikan banyak kemudahan dan keringanan kepada yang membutuhkannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Qiradh?

2. Apa saja dalil Qiradh?

3. Apa saja rukun dan syarat Qiradh?

4. Apa saja macam-macam Qiradh?

5. Bagaimana cara melaksanakannya?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian Qiradh.

2. Untuk mengetahui dalil Qiradh

3. Untuk mengetahui rukun dan syarat Qiradh

4. Untuk mengetahui macam-macam Qiradh

5. Untuk mengetahui cara melaksanakan Qiradh


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN QIRADH

Qirad berasal dari kata al-qardhu yang artinya "potongan". Hal tersebut dikarenakan pemilik
memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan mendapatkan sebagian keuntungannya

Menurut hukum islam, qirad merupakan kontrak atau perjanjian antara pemilik modal dan kelompok
lainnya untuk melakukan kerja sama. Kerja sama tersebut bermaksud untuk berbagi keuntungan untuk
kedua belah pihak.

Dapat disimpulkan bahwa Qiradh adalah memberikan model kepada orang lain dengan tujuan untuk
melakukan usaha, sedangkan keuntungan dibagi antara yang meminjamkan dan yang dipinjamkan
sesuai dengan kecepatan.

Contoh Qiradh yaitu jika kalian ingin berdagang baju membutuhkan modal RP 10 juta, tetapi tidak
memiliki uang. Sementara itu teman kalian memiliki uang lalu meminjamkannya. Syaratnya, jika kalian
mendapat keuntungan dari menjual baju itu, keuntungan dibagi dua. Hal tersebut hukumnya mubah
(boleh).

Sesuai dengan hadits Rasulullah Saw.

‫ البيع الى اجل والمقار ضة وخلط البر بالشعير للبيت‬: ‫ ثالث فيهن البر كة‬: ‫عن سحيب رضي هللا عنه ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
) ‫وال للبي( رواه ابن ماجه‬

Artinya : " dari suaiba R.A., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda : ada tiga perkara yang diberkati jual
beli yang ditangguhkan, memberi modal, dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga bukan
untuk dijual." ( H.R. Ibnu Majah).
2.2 SYARAT QIRADH
a. Barang yang akan diserahkan sebagai modal harus berupa.

b. Orang yang melakukan harus cukup umur dan berakal sehat. Anak kecil dan orang

Gila tidak sah hukumnya melakukan qiradh.

c. Model harus diketahui dengan jelas agar mudah membaginya.

d. Kesepakatan yang akan dibagikan keuntungannya harus jelas.

e. Menghafalkan ijab dari pemilik modal, misalnya "aku serahkan uang ini kepadamu

untuk dagang, jika ada keuntungan akan dibagi dua." Selanjutnya, qabul dari

pengelola. Menghafal hijab tidak hanya melalui perkataan, tetapi bisa berbentuk

surat perjanjian di atas materai atau lainnya.

f. Bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat pengelolah harta untuk berdagang di

negara tertentu atau pada waktu-waktu tertentu.

2.3 RUKUN QIRADH


a. Pemilik modal, yaitu orang yang menyerahkan uang untuk dijadikan modal.

b. Orang yang dititipkan modal, yaitu orang yang bekerja dalam melakukan

Usaha.

c. Akad qirot, dilakukan oleh pemilik dengan pengolah barang. Akad ini tidak

harus dalam bentuk perkataan, tetapi juga bisa dalam bentuk surat perjanjian

Atau lainnya.

d. Uang yang akan dijadikan modal.

e. Amal, yaitu pekerjaan pengolah harta sehingga menghasilkan keuntungan,

seperti berdagang atau lainnya.

f. Keuntungan
2.4 LARANGAN BAGI ORANG YANG MENJALANKAN QIRADH
a. Melanggar perjanjian atau akad Qiradh.

b. Menggunakan modal untuk kepentingan diri sendiri.

c. Menghambur-hamburkan modal usaha.

d. Menggunakan modal untuk perdagangan yang diharamkan syara'.

2.5 BENTUK DAN MACAM-MACAM QIRADH


A. Bentuk qiradh sederhana

Qiradh seperti ini dilakukan oleh perorangan dengan cara bagi hasil dan sudah ada sejak
zaman nabi Muhammad Saw. bahkan sebelum Islam datang, qiradh dalam bentuk ini dilakukan
oleh umat manusia. Contoh: nabi Muhammad Saw. sebelum diangkat menjadi rasul pernah
menjalankan perdagangan dengan sistem qiradh dengan Siti Khadijah. Rasulullah Saw. selaku
pelaku usaha, sedangkan Khadijah sebagai pemilik modal. Qiradh bentuk sederhana ini sampai
sekarang masih dipraktikkan di perkotaan maupun pedesaan.

B. Bentuk qiradh modern

1) kredit candak kulak

Kredit candak kulak ialah pinjaman modal yang diberikan kepada para pedagang kecil dengan
sistem pengambilan sekali dalam seminggu dan tanpa tanggungan atau jaminan, biasanya
kredit candak kulak dilakukan oleh KUD. Kredit jenis ini bertujuan untuk membantu masyarakat
kecil agar dapat memiliki jenis usaha tertentu, misalnya berjualan makanan ringan, membuat
tempe kedelai, atau usaha lain yang memerlukan biaya relatif ringan. Dengan cara ini,
diharapkan mereka suatu saat nanti dapat terangkat dari masyarakat prasejarah menjadi
sejahtera dan tidak menggantungkan nasibnya kepada orang lain.

2) Kredit Pemilikan Rumah


KPR bertujuan untuk membantu masyarakat yang belum memiliki rumah. Bank menyediakan
fasilitas berupa perumahan, dari yang bertipe sederhana hingga mewah. Masyarakat yang
berminat untuk memiliki rumah tersebut diwajibkan membayar uang muka yang besarnya
bervariasi, sesuai dengan tipe rumah yang diinginkan. Selanjutnya, pada jangka waktu tertentu
orang itu membayar angsuran sesuai dengan perjanjian yang dibuat kedua belah pihak. Dengan
demikian, diharapkan masyarakat tidak terlalu berat untuk memiliki rumah.

3) Kredit Modal Permanen (KMKP)

KMKP dilaksanakan baik oleh bank negara maupun bank swasta. Pada saat ini, kredit jenis ini
sudah tidak ada, yang ada sekarang adalah KUK ( Kredit Usaha Kecil ). Kredit ini hanya melayani
masyarakat yang sudah mampu sehingga lebih bersifat pengembangan usaha yang sudah ada.
Oleh sebab itu, sasaran yang dibina juga terbatas

2.6 MELAKSANAKAN QIRADH DENGAN BENAR

Qiradh dapat dilaksanakan dengan benar jika telah memenuhi syarat dan
rukunnya. Antara yang memberi modal dan yang diberi modal harus mengadakan
akad dengan kesepakatan yang sejelas-jelasnya. Untuk itu, harus ada bukti
pencatatan kesepakatan yang dibuat, baik berupa surat perjanjian maupun
bentuk lain, agar di kemudian hari salah satu pihak tidak ada yang dirugikan.

Qiradh menjadi batal jika tidak terpenuhi salah satu rukun atau beberapa
syaratnya. Apabila pengolah menggunakan model tidak sesuai dengan
kesepakatan, kemudian di lain waktu ia mengalami kerugian, maka pengolah
wajib bertanggung jawab karena dialah penyebabnya. Apabila salah satu pihak
dari pemilik modal atau pengolah modal meninggal dunia maka Qiradh menjadi
batal.

2.7 AKAD QIRADH

Akad Qiradh adalah akad tamlik (pemilikan) karena Qiradh dibolehkan pada
orang yang layak menggunakan harta dan tidak sah kecuali dengan ijab Kabul,
seperti akad jual beli dan hibah. Akad Qiradh dinyatakan sah jika digunakan
dengan lafal Qiradh, salaf, dan kata yang memiliki kesamaan makna.
Adapun bagi pihak yang menerima Qiradh dibolehkan mengembalikan harta
tersebut dengan nilai yang sama atau harta barang itu sendiri, serupa atau tidak,
selagi tidak terdapat perubahan, penambahan, atau pengurangan. Namun, jika
terjadi perubahan, wajib mengembalikan yang sama.

2.8 HIKMAH QIRADH

a. Terwujudnya tolong-menolong, sebab tidak jarang orang yang


punya modal tetapi tidak punya keahlian berdagang atau sebaliknya
punya keahlian berdagang tetapi tidak punya modal.

b. Salah satu perilaku ibadah yang lebih mendekatkan diri kepada


rahmat Allah karena dapat melepaskan kesulitan orang lain yang sangat
membutuhkan pertolongan.

c. Bagi yang mengqiradhkan akan diberikan pahala dan kemudahan


oleh Allah baik urusan dunia maupun akhirat.

d. Terciptanya kerjasama antara pemberi modal dan pelaksana


yang pada akhirnya dapat menumbuhkan dan mengembangkan
perekonomian umat.

e. Terminalnya pribadi-pribadi yang taaluf (rasa dekat) antara


keduanya.

f. Orang yang memberikan pinjaman modal akan mendapat unggulan


pahala hingga 18 kali lipat jika dibandingkan dengan sedekah hanya 10
kali.
g. Membantu kaum lemah yang tidak punya modal, namun mampu
menggunakan modal untuk suatu usaha yang hasilnya bisa dipetik oleh
kedua belah pihak.

h. Mengurangi pengangguran, dengan dibukanya usaha secara


otomatis membantu tenaga kerja yang cukup banyak.

i. Menyenangkan kedua belah pihak, pemilik modal bisa mendapat


keuntungan dari modal dan pihak yang menjalankan modal mampu
mengembangkan usaha lebih maju.

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi, Dalam pengertian asal katanya Qiradh berarti Al-Qith’u (cabang)
atau potongan. Sedanngkan yang dimaksud Qiradh disini adalah harta
yang biberikan seseorang pemberi Qiradh kepada orang yang
diqiradhkan untuk kemudian dia memberikannya setelah mampu.

Menurut pengertian syar’i, yaitu akad yang mengharuskan


seseorang yang memiliki harta memberikan hartanya kepada seorang
pekerja untuk dia berusaha sedangkan keuntungan dibagi di antara
keduanya.

Dasar hukum dibolekannya Qiradh adalah ijma’ dan qiyas terhadap


musaqah (bagi hasil ladang) dengan kesamaan bahwa setiap pekerjaan
yang menghasilkan sesuatu ada bayarannya walaupun tidak diketahui
berapa beasarnya.

Musaqah dan qiradh, keduanya diperbolehkan karena keperluan


dimana orang yang mempunayi pohon kurma terkadang tidak bisa
mengurus tanaman dan tidak ada waktu, dan orang yang bisa bekerja
denga baik terkadang tidak mempunyai modal.

syarat-syarat terlaksananya Qiradh, yaitu:

a. Kadar pinjaman itu harus diketahui dengan timbangan atau


bilangan

b. Jika barang pinjaman itu berupa binatang, maka harus diketahui


sifat dan umurnya
c. Pinjaman itu hendaknya dari orang yang memang sah memberikan
pinjaman.

Rukun Qiradh:

1. meminjami dan peminjam

2. obyek pinjaman (barang/uang)

3. Pemanfaatan/penggunaannya

4. Keuntungan

Macam-macam Qiradh:

Qiradh dapat dilakukan oleh perorangan, dapat pula dilakukan oleh


organisasi atau lembaga lain dengan nasabahnya. Dalam kehidupan
modern, qiradh dapat berupa kredit candak kulak, KPR, dan KMKP.

SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca mengenai qiradh. Kami mohon
maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati
dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Azzam, Abdul Aziz Muhammad. 2010. Fiqh Muamalah. Jakarta: Amzah

Ath-Thayyar, Abdullah Bin Muhammad dkk. 2009. Ensiklopedi Fiqh


Muamalah.

Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif.


Galis. 2010. Qirad (online),
(http://galisbangkalan.blogspot.com/2010/08/qirad.html. diunduh 07
April 2015 pukul 15.30 WIB)

Muslich, Wardi Ahmad. 2010. Fiqh Muamalah. Jakarta : Amzah.

Ridwan. 2011. Makalah Pinjam Meminjam Qiradh (online),


(http://ridwansimpasai.blogspot.com/2011/11/makalah-pinjam-
meminjam-qiradh.html. diunduh 07 April 2015 pukul 14.55 WIB)

Sabiq, Sayyid. 1993. Fiqh Sunnah. Bandung: Pustaka Percetakan Offset.

Suhendi, Hendi. 2010. Fiqh Muamalah. Jakarta: Rajawali.

Suhendi, Hendi. 2010. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Syafe’I, Rahmat. 2000. Fiqh Muamalah. Bandung: Pustaka Setia.

[1] Hendi Suhendi,Fiqh Muamalah, Rajawali, Jakarta, hlm. 275

[2] Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Pustaka Percetakan Offset, bandung,


hlm. 129

[3] Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalah, Amzah, Jakarta,


hlm. 245

[4] Hendi Suhendi, Fiqh Muamala,. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,


hlm. 135-138

[5] Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, AMZAH, Jakarta, hlm. 273-
274
[6] Abdul Aziz Muhammad Azzam, Op.Cot. hlm. 246

[7] http://ridwansimpasai.blogspot.com/2011/11/makalah-pinjam-
meminjam-qiradh.html

[8] Rahmat Syafe’i. MA, Fiqh Muamalah, Pustaka Setia, Bandung, hlm.
155

[9] Abdullah Bin Muhammad Ath-Thayyar, dkk. Ensiklopedi Fiqh


Muamalah, Maktabah Al-Hanif, Yogyakarta, hlm. 157-158

[10] Abdul Aziz Muhammad Azzam, Op. Cit. hal. 248

[11] http://ridwansimpasai.blogspot.com/2011/11/makalah-pinjam-
meminjam-qiradh.html

[12] http://galisbangkalan.blogspot.com/2010/08/qirad.htmls

Anda mungkin juga menyukai