Disusun Oleh :
Kelompok 3
2019/2020
DARUSSALAM,ACEH BESAR
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.Untuk itu
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah yang lebih
baik. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................... 12
3.2 Saran............................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan antar sesamanya guna
pemenuhan kebutuhan hidup yang beragam, itulah manusia. Fiqih muamalah
merupakan segala peraturan yang diciptakan Allah swt. untuk mengatur tata
kehidupan hubungan manusia dengan manusia lain. Salah satu dari ruang lingkup
fiqih muamalah yang beragam sesuai dengan pembagiannya adalah pembahasan
tentang ‘uqud (perikatan dan perjanjian). Sesuatu yang mengacu terjadinya dua
perjanjian atau lebih, yaitu bila seseorang mengadakan janji kemudian ada orang
lain menyetujui janji tersebut serta menyatakan pula suatu janji yang berhubungan
dengan janji yang pertama, maka terjadilah perikatan dua buah janji ('ahdu) dari
dua orang yang mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain disebut
perikatan (‘aqad).
Selain itu akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua
orang atau lebih berdasarkan keridhaan masing-masing. Sebelum membahas lebih
lanjut tentang fungsi akad, rukun-rukun serta syarat-syaratnya, pembagian atau
macam-macam akad secara spesifik, akan dijelaskan teori akad secara umum yang
nantinya akan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan akad-akad lainnya secara
khusus dan kita pun dapat mengetahui akibat dari hukum akad tersebut. Maka dari
itu, dalam makalah ini saya akan mencoba untuk menguraikan mengenai berbagai
hal yang terkait dengan akad dalam pelaksanaan muamalah di dalam kehidupan
kita sehari-hari.
1
1.3 Tujuan Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
لُك ٌّ َما ي َ ُصدُ ُر ِم ْن خَش ْ ِس اِب ِ َرا َد ِت ِه َو ُي َر ِت ّ ُب عَلَ ْي ِه الرِّش ْ ُع ن َ َتا ب َِح ُح ُق ْو ِقيَّ ٍة.
“Segala yang keluar dari seseorang manusia dengan kehendaknya dan
syara’ menetapakan beberapa haknya”
1.Thasarruf Fi’li.
2. Thasarruf Qauli.
3
Contohnya ialah seperti jual beli,sewa-memyewa,dan perkongsian.
{ QS. Al-Maidah : 1}
4
Dari uraian diatas dapat dicermati, bahwa setiap ‘aqdi ( persetujuan)
mencakupi 3 tahap, yaitu:
a) Perjanjian (‘Ahdu)
b) Persetujuan dua buah perjanjian atau lebih
c) Perikatan (‘aqdu)
وتَنْشَ َا َع ْن ُه ِالْزِت َ ا َما ِت تَ ُق ْو ُم ْوا بَيْهَن ُ َما,َ ِ َالْ َع ْقدُ ه َُو التَّرْص ِ يْ ُف اذَّل ِ ْى بَنْي َ َط َر فَنْي
“ Aqad adalah tasharruf antara dua pihak dan timbul ikatan-ikatan atau
kewajiban-kewajiban yang dipelihara oleh keduanya “ (Yusuf Musa,1985:332)
Akad menurut terminologi disebut dengan kata lain , yaitu serah terima.
Terkadang masing- masing pihak terdiri atas satu orang, dan terkadang
terdiri atas beberapa orang . Misalnya penjual dan pembeli beras di pasar biasanya
masing-masing pihak satu orang, ahli waris sepakat untuk memberikan sesuatu
kepada pihak yang lain yang terdiri atas beberapa orang. Seseorang yang berakad ,
terkadang merupakan orang yang memiliki hak ( aqid ashli ) dan terkadang
merupakan wakil dari yang memiliki hak.
5
b) Ma’qud ‘Alaih (Benda-Benda yang Diakadkan ).
Berbeda akad maka berbedalah tujuan pokok sebuah akad. Dalam Akad jual
beli tujuan pokoknya ialah memindahkan barang dari penjual kepada pembeli
dengan diberi ganti. Dan lain sebagainya.
Ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar salah seorang yang berakad
sebagai gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad. Sedangkan kabul adalah
perkataan yang keluar dari pihak berakad pula, yang diucapkan setelah adanya
akad. Misalnya seseorang yang berlangganan majalah PANJIMAS , pembeli
mengirikan uang melalui pos wesel dan pembeli menerima majalah tersebut dari
petugas pos.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam shigat al-‘aqad ialah
sebagai berikut :
6
Tidak anara ijab dan kabul itu berbeda lafaz nya ataupu tidak
sesuai, misalnya sipemberi mengatakan “ saya beri barang ini untuk anda
sebagai titipan”, akan tetapi sipenerima mengatakan “saya teriama barang ini
sebagai pemberian “. Adanya kesilampungan dalam ijab dan kabul maka akan
menimbulkan persengketaan.
Para ulama fiqh menetapkan adanya beberapa syarat umum yang harus
dipatuhi dalam suatu akad, disamping setiap akad juga mempunyai syarat-syarat
khusus. Setiap pembentuk aqad atau ikatan mempunyai syarat yang ditentukan
syara’ dan wajib disempurnakan. Adapun syarat terjadinya akad ada dua macam,
sebagai berikut:
b. Objek akad itu diketaui oleh syara’.Objek akad ini harus memenuhi syarat:
1. Berbentuk harta.
7
d. Akad yang dilakukan itu memenuhi syarat-syarat khusus akad yang
bersangkutan, disamping harus memenuhi syarat umum.
2) Syarat-syarat yang bersifat khusus, yaitu syarat wujudnya wajib ada dalam
sebagian akad. Syarat khusus ini bisa juga disebut dengan idhafi
(tambahan) yang harus ada di samping syarat-syarat yang umum, seperti
syarat adanya saksi dalam pernikahan.
a. Kedua orang yang melakukan akad harus cakap bertindak ( ahli ).Tidah sah
akad orang yang tidak cakap bertindak, seperti orang gila, orang yang
berada dibawah pengampuan (mahjur) karena boros atau yang lainnya.
c. Akad itu diizinkan oleh syara’, dilakukan oleh orang yang mempunyai hak
melakukannya walaupun dia bukan aqaid yang memiliki barang.
e. Akad dapat memberikan aidah, sehinnga tidaklah sah bila rahn diaanggap
sebagai imbangan amanah.
f. Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadinya kabul,maka apabila
orang yang berijab menarik kembali ijabnya maka batallah ijabnya itu.
g. Ijab dan kabul mesti bersambung, sehingga bila seseorang yang berijab
sudah berpisah sebelum adanya kabul, maka ijab tersebut menjadi batal.
8
2.5 Macam-Macam Akad
Setelah dijelaskan syarat- syarat akad, pada bagian ini akan dijelaskan
macam-macam akad, yaitu :
1. ‘Aqad Munjiz
2. ‘Aqad Mu’alaq
3. ‘Aqad Mudhaf
Ilzam ialah pengaruhumum bagi setiap akad. Ada juga yang menyatakan
bahwa ilzam ialah ketidakmungkinan bagi yang melakukan akad yang melakukan
akad yang mencabut akadnya secara sepihak tanpa persetujuan pihak lain.
9
Sedangkan dampak umum adalah segala sesuatu yang mengiringi setiap atau
sebagian besar akad,baik dari segi umum baikpun hasil.
1. Khiyar Majlis
Khiyar majlis adalah pembeli dan penjual boleh melakukan khiyar, jadi
atau tidaknya jual beli itu asal sipenjual dan pembeli belum meninggalkan majlis.
2. Khiyar Syarat
10
3. Khiyar ‘Aibi
Khiyar ‘aibi adalah boleh khiyar apabila membeli barang lalu terdapat
cacat yang tidak diketaui oleh pembeli pada waktu melakukan akad jual beli.
Pembeli boleh mengembalikan barang tersebut, dan penjual harus menerima
barang pengembaliannya itu.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. ‘Aqad Munjiz
2. ‘Aqad mu’alaq
3. ‘Aqad mudhaf
d. Ilzam ialah pengaruhumum bagi setiap akad. Ada juga yang menyatakan
bahwa ilzam ialah ketidakmungkinan bagi yang melakukan akad yang
melakukan akad yang mencabut akadnya secara sepihak tanpa
persetujuan pihak lain.
12
f. Khiyar adalah boleh memilih satu diantara dua, melanjutkan atau
meneruskan jual beli atau menarik kembali atau membatalkan jual beli (
tidak jadi membeli ).
1. Khiyar Majlis.
2. Khiyar Syarat.
3. Khiyar ‘Aibi
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
E jurnal. UNG. ac.id > Syarat sah Perjanjian : diaksese tanggal 24 sep 2019
14