Anda di halaman 1dari 8

Instrumen Islami untuk Manajemen Likuiditas

Perbankan dan keuangan islam saat ini mendapatkan momentum menguntungkan


secara global. Banyak bank internasional ribawi sekarang berfokus pada bank dan
keuangan anti riba untuk mendapatkan keuntungan signifikan dari bagian pasar (market
share)dana dan bertransaksi dengan transaksi anti riba. Banyak kalangan memperkirakan
dana antiriba tersebut mencari bank investasi halal dan dari $50 sampai $80 miliar.
Kebanyakan dana ini sekarang ditangani di Eropa khususnya di pasar keuangan London.
Pada tahun 1996, Citibank telah memulai dengan “Islamic Citibank” di Bahrain dan
menyediakan windows pembiayaan terbatas Islam melalui operasi internasionalnya di New
York dan San Francisco.

Perbankan Islam secara global belum menjadi produk dan instrumen keuangan yang
kompetitif yang membolehkan mereka menyediakan valid evanues bagi pemilik dana
antiriba dan bersaing dalam kualitas dan keamanan dengan instrumen yang ditawarkan oleh
bank ribawi dan perusahaan investasi di dunia.

1. Masalah Manajemen Likuiditas


Liquidity adalah sebuah aset yang dapat dipertukarkan ke aset lain tanpa
mengurangi nilainya. Aset liquid adalah kekayaan yang diwujudkan dalam bentuk kas
atau diinvestasikan dalam instrumen investasi yang dapat ditukarkan secara cepat
dengan kas seperti deposito dibank lain seperti investasi jangka pendek seperti
sekuritas pemerintah
Manajer bank berusaha untuk memaksimalkan return bank-nya dengan berinvestasi
sebanyak mungkin dengan kas yang tersedia. Akan tetapi, seorang manajer juga
tertantang dengan kebutuhan kecukupan likuiditas untuk memenuhi pembayaran jatuh
tempo, baik aset maupun kewajiban.
Bank dan institusi antiriba diseluruh dunia menjalankan operasional bank mereka
(demand deposit) yang dibatasi dengan cadangan minimum 100% (atau kurang dari
itu). Hal ini terutama disebabkan bank sentral tidak mau memperluas hak peminjam
kepada perbankan pada kasus “run” bank, kecuali di Malaysia. Masalah ini lebih rumit
lagi dengan ketidak mampuan institusi keuangan antiriba menahan likuiditasnya dan
jaminan-sekuritas pemerinyah (T Bills). Opportunity cost dari kas yang ditahan oleh
bank antiriba sebagai jaminan terhadap “rush” (penarikan besar-besaran) adalah tingkat
suku bunga yag mucul dari utang pemerintah (atau dikanal dengan “seignorage” yang
dimunculkan oleh pemerintah yang mengeluarkan uang yang ditahan dibank). Dalam
pencariannya untuk memperoleh return maksimal bagi klien mereka, bank islam
antiroba terkena dua permasalagan dibanding dengan bank ribawi :
1. Kesenjangan akses jaring penyelamatan yang disediakan oleh bank sentral (kecuali
di Malaysia dan beberapa negara Islam lain) sehingga harus menyediakan sendiri
jaminan yang sangat mahal karena ketidak mampuannya untuk mendeservikasikan
risiko;
2. Kesenjangan akses pada jaminan pemerintah terhadap semua risiko sekuritas,
mereka hanya bisa menahan kas, sehingga bank Islam membayar lebih seignorage
kepada pemerintah daripada bank ribawi yang memegang treasury bills.
Masalah yang dihadapi oleh manajer bank Islam antiriba adalah harus membuat
pilihan antara berinvestasi menggunakan dana yang menganggur di instrumen
keuangan jangka pendek ribawi dan memperoleh return ribawi pula atau meninggalkan
return ribawi tersebut. Untuk menyelesaikan masalah dilematis ini, manajer dapat
memutuskan dengan berbagai pilihan berikut bergantung pada kondisi dewan syariah:
1. Menolak untuk mengambil bunga;
2. Menerima bunga dan menggunakannya untuk tujuan amal yang didasarkan pada
fatwa (pendapat hukum Islam) yang diterbitkan oleh pakar syariah;
3. Investasi emas dan/atau logam mulia "cash & carry" kontrak forward. Ini didasarkan
pada tarif LIBOR/LIBID ;
4. Melacak kehilangan peluang dalam pasar uang ribawi dan mendapatkan imbalan
dari bank ribawi untuk mendapatkan servis dan layanan fasilitas bebas bunga untuk
menggantikan tingkat bunga yang hilang.

Di atas adalah daftar langkah "darurat" yang diambil oleh banyak bank antiriba
Islam untuk meminimalisasi kerugian dibandingkan dengan bank ribawi. Sementara
sebagian dari langkah ini mungkin tidak akan dizinkan secara hukum dari sudut
pandang syariah. Hal tersebut harus dipandang sebagai langkah-langkah sementara
untuk membuka jalan bagi produk-produk asli keuangan Islam antiriba yang akan
memungkinkan bankir antiriba masa depan dapat mengikuti semangat sebagaimana
hukum (syariah) terdahulu, tanpa mengorbankan daya saing di pasar keuangan. Ini
adalah tugas bankir (antiriba) Islam untuk mencari dan mengembangkan produk-
produk keuangan Islam antiriba yang lebih menguntungkan.

2. Panduan Syariah Terkait dengan Pengelolaan Likuiditas


Uang tidak mereproduksi dirinya sendiri. Ia tumbuh apabila diinvestasikan dalam
kegiatan ekonomi yang nyata. Uang adalah alat ukur. Keberhasilan atau kegagalan dari
kegiatan ekonomi diukur dengan tingkat pengembalian investasi. Tingkat
pengembalian ini dapat diperkirakan, tetapi tidak dapat ditentukan di muka (seperti
bunga).
Saham di perusahaan-perusahaan, kemitraan Mudharabah, Musyarakah dapat dibeli
atau dijual untuk kegiatan investasi, bukan untuk tujuan spekulasi dan perdagangan
kertas. Deposito di bank Islam antiriba untuk tujuan tertentu tidak dapat dicampur
dengan tujuan lain, tanpa persetujuan dari pemilik rekening. Sebagai contoh, sebuah
giro Amana/Wadeeaa tidak dapat digunakan dalam Mudharabah (manajemen uang)
pencampuran tanpa persetujuan pemilik rekening.
Tujuan utama bank antiriba Islam adalah mengumpulkan dana dari masyarakat dan
menginvestasikannya kembali kepada masyarakat dalam rangka mendorong
produktivitas ekonomi, kesempatan kerja, dan kemakmuran masyarakat. Di Amerika
Serikat, regulator perbankan mensyaratkan bank-bank untuk memenuhi tujuan ini
dengan menegakkan Community Redevelopment Act "CRA". Bank Islam anti- riba,
melalui kemampuannya untuk menciptakan kredit, dapat menjadi alat yang penting
dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kontrak: kondisi berikut ini harus dipenuhi untuk menjadikan kontrak sah secara
hukum dari sudut pandang Islam (syariah). (1) Kontrak harus menentukan perincian
harga, spesifikasi, persyaratan pengiriman, penalti jika terjadi default, konsekuensi
pelanggaran kontrak, .. dan lain-lain; (2) kontrak harus didaftarkan (notaris- terdaftar
pada pihak berwenang): (3) kedua pihak dalam kontrak harus memenuhi syarat dan
mampu; (4) transaksi yang melibatkan kontrak harus untuk bisnis halal: (5) jual beli
harus asli, bukan buatan atau simulasi; (6) akad harus berpindah tangan dan terdaftar,
kecuali pada masyarakat nonmuslim yang situasi pajak capital gain tidak ada biaya
tambahan yang perlu dihindari.
Instrumen keuangan Islam antiriba, seperti saham pada suatu usaha atau perusahaan,
dapat dinegosiasikan (dibeli/dijual) sejak hal tersebut merupakan bagian umum dalam
total aset bisnis. Ada berapa batasan mengenai pembelian dan penjualan saham
tersebut, yakni uang tidak dapat dijual untuk uang tetapi harus untuk pertukaran nilai
tunai yang pasti.
Nilai per saham dalam bisnis harus ditentukan berdasarkan penilaian bisnis (analisis
fundamental) dan bebas (efisien) bersandar pada kekuatan pasar kekuatan penawaran
dan permintaan. Transaksi tunai harus segera diselesaikan sesuai kontrak. Akad dan
cash harus segera ditransfer setelah kesepakatan bersama dibuat (biasanya 3 hari
sampai 7 hari). Dibolehkan untuk membeli saham perusahaan yang memiliki utang
dalam neraca mereka. Akan tetapi, utang tersebut tidak boleh dominan ( berkisar antara
0 % hingga maksimal 35 % bergantung pada dewan penasihat syariah yang bertugas).
Bagian dalam bisnis dapat ditransfer dari satu investor ke investor lain, tanpa benar-
benar dimiliki oleh keduanya, jika kedua mendelegasikan seseorang untuk bertindak
atas nama mereka. Hal ini persis seperti Merrill Lynch atau Rashid Hussain Securities
Likuidasi dan atau Konversi Saham: pembubaran saham adalah kemampuan untuk
menjual saham tersebut atau untuk memargin dalam uang tunai. Semua mazhab
pemikiran setuju bahwa pemilik modal memiliki hak untuk mengakhiri kontrak ketika
dia ingin, kecuali terperinci dalam kontrak. Akan tetapi, jika seorang mudharib
memulai pekerjaannya, para ulama memiliki berbagai pendapat. Syafif'i, Hanafi dan
Hanbali memberikan hak kepada pemilik modal untuk menghentikan setiap waktu
setelah memulai bisnis, kecuali jika dinyatakan dalam kontrak. Mazhab Maliki tidak
membolehkannya. Kontrak Mudharabah dapat dibatasi waktu. Berdasarkan keterangan
di atas, semua instrumen keuangan dapat likuid.

3. Merancang Instrumen Likuiditas Islam Jangka Pendek

Instrumen perbankan ribawi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang


berkembang selama lebih dari 150 tahun. Instrumen ini merujuk pada "utang" sekuritas
jangka pendek. Seperti instrumen likuiditas jangka pendek dengan jatuh tempo
beberapa jam, semalam, satu hari atau lebih lama. Secara umum, instrumen likuiditas
matang dalam periode mulai dari 3 bulan atau kurang satu tahun. Beberapa hal umum
dalam sekuritas "utang" ribawi adalah Commercial papers, yaitu obligasi korporasi
jangka pendek yang mewakili aman dan tidak amannya pinjaman korporasi.
Commercial paper terdiri atas catatan jangka pendek yang dikeluarkan oleh
perusahaan besar. Biasanya, catatan ini berjangka waktu pendek, berkisar hingga 270
hari (di luar batas tersebut perusahaan harus mengajukan pernyataan pendaftaran di
perusahaan Securitas dan Exchange Commission, SEC). Karena perusahaan
menerbitkannya secara langsung, tingkat bunga yang didapat perusahaan dapat secara
signifikan di tingkat bunga yang dikenakan bank untuk pinjaman langsung. Surat-surat
berharga ini tidak dapat dipandang Islami karena dibebankan bunga (interest)
Certificate of Deposit (CD): dikeluarkan oleh bank dengan jatuh tempo berkisar
antara satu bulan sampai beberapa tahun. Hal ini juga tidak dapat diterima sebagai
instrumen antiriba karena CD didasarkan pada bunga dan di perbankan ribawi mereka
menggunakan instrumen bunga untuk membeli kembali.
Bankers 'Acceptance (BA): adalah pinjaman jangka pendek yang diberikan kepada
importir dan eksportir oleh bank. Salah satu cara untuk mendapatkan komitmen kredit
dari seorang pelanggan sebelum barang diserahkan adalah mengatur Letter of Credit.
Commercial Draft. Biasanya perusahaan menarik sebuah Commercial Draft
meminta pelanggan untuk membayar jumlah tertentu pada waktu tertentu. Rancangan
tersebut kemudian dikirim ke bank pelanggan dengan faktur pengiriman. Jika
pembayaran tunai dipersyaratkan pada rancangan disebut Sight Draft. Jika pembayaran
tunda diperlukan disebut Time Draft. Ketika rancangan tersebut disajikan dan diterima
oleh pelanggan, disebut Penerimaan Perdagangan (Trade Acceptance) dan dikirim
kembali ke perusahaan penjual. Penjual dapat menyimpan surat penerimaannya
tersebut atau bisa menjualnya dengan harga diskon di sebuah bank atau lembaga lain.
Jika bank menerima rancangan tersebut, dapat berarti bank menjamin pembayaran
maka rancangan tadi menjadi Bankers Acceptance (BA). Diskon mungkin tidak dapat
diterima oleh hukum perbankan Islam antiriba. Pinjaman pemerintah "Ini adalah
pinjaman jangka pendek untuk membiayai badan-badan pemerintah" kebutuhan modal
jangka pendek diperlukan.
Treasury Bills: adalah sekuritas jangka pendek dikeluarkan oleh pemerintah dan di
Amerika Serikat maturitinya berkisar antara 30 dan 90 hari. Penting bagi bankir Islam
antiriba untuk memahami bahwa instrumen likuiditas ribawi yang saat ini digunakan
dikembangkan selama bertahun-tahun untuk memenuhi kebutuhan spesifik dalam
pengaturan keuangan ribawi. Ini adalah tantangan dan tanggung jawab bankir Islam
antiriba untuk :
1. memahami kebutuhan mengapa instrumen tersebut dikembangkan;
2. menawarkan solusi dan ide-ide kreatif untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam
pengaturan antiriba;
3. ”memproduksi" pasar yang kompetitif dan/atau produk baru (instrumen) yang
memenuhi kebutuhan pasar, uji produk tersebut, dan meminta yurisprudensi hukum
dan pendapat tentang kelayakan dari sisi Islamnya, baik dari para ulama maupun
praktisi anti-riba
4. mencoba untuk membandingkan produk tersebut dengan produk riba dalam rangka
mengidentifikasi kegunaan dalam pemasaran atau kekurangan yang harus
diperbaiki.
Akan tetapi, selama ini, hal tersebut tidak pernah dilakukan. Banyak bankir Islam
antiriba menggunakan instrumen riba yang tersedia, dan menjadikan "halal" "haram"
sebagai area abu-abu, serta, dalam beberapa kasus, mencoba untuk memaksakan
konsep Islam "ganti" ke dalam instrumen ribawi sehingga terlihat dapat diterima.
Seperti "Dressing" yang diberi label oleh ahli hukum Islam sebagai heyal (atau tipuan),
dan telah dikritik oleh kebanyakan ahli; seperti fatwa Imam Ibnu Taimiyah yang
ditujukan pada praktik heyal tersebut. Ini tidak berarti bahwa penggunaan setiap
instrumen keuangan ribawi secara otomatis termasuk heyal. Banyak instrumen
keuangan yang digunakan oleh para bankir ribawi yang dapat dengan mudah diubah
(sebagai lawan untuk membedakan) menjadi instrumen yang sesuai dengan syariah.
Untuk menggambarkan pendekatan kita, marilah kita memper- timbangkan CD. Di
sebuah bank ribawi, salah satu cara untuk membuat CD adalah dengan melihat
portofolio pinjaman yang diatur oleh bank dan mencocokkan dengan portofolio CD.
Tingkat bunga yang dibayarkan kepada investor CD dibuat lebih rendah daripada rata-
rata pengembalian portofolio (tingkat bunga). Bank mendapatkan likuiditas yang
diperlukan untuk memperluas portofolio dan membukukan keuntungan dalam
prosesnya, dan investor CD mendapatkan jaminan bunga dan tambahan modal.
4. Kebutuhan Spesialisasi dalam Layanan Perbankan Islam Antiriba
Perbankan dan Pembiayaan lembaga antiriba perlu mulai mengkhususkan diri
dalam layanan perbankan tertentu pada abad 21 ini. Pada masa lalu, bank-bank Islam
antiriba telah melayani nasabah mereka dalam hal-hal berikut.

1. Investasi dan perusahaan deal makers investment


Hal ini telah menciptakan banyak volatilitas dan ketidakstabilan dalam
sistem antiriba abad ke-20. Kita perlu memperbaiki itu. Pengalaman yang terjadi di
Mesir dan BCCI memang menyedihkan dan menyakitkan dan tidak boleh terulang
kembali. Kerusakan yang didukung oleh sistem perbankan Islam telah disebarkan
ke tiga generasi di banyak negara.
2. Bank retail antiriba
Lembaga-lembaga ini harus fokus pada penyediaan layanan perbankan biasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan mengarah pada pembangunan kembali
masyarakat dengan menggunakan model antiriba. Contoh: pembiayaan usaha kecil
pada masyarakat, tempat tinggal keluarga, pembiayaan konstruksi, leasing dan
pembiayaan perdagangan jangka pendek. Sebagai tambahan, bank ritel seperti itu
harus melayani investasi/ tabungan kebutuhan masyarakat dengan produk yang
disesuaikan dengan tingkat risiko yang rendah bagi penabung kecil/investor
Instrumen yang dihasilkan oleh bank-bank tersebut dapat dikemas dalam portofolio
yang dapat digunakan sebagai dasar instrumen jangka pendek sebagaimana telah
dibahas, begitu pula dengan pasar modal antiriba.
3. Bank umum antiriba
Bank ini akan dirancang untuk melayani lembaga-lembaga dan perusahaan
berukuran menengah dan besar serta tingkat kekayaan bersih penabung/investor.
Hal ini harus dirancang untuk membantu menyediakan likuiditas bagi unit
perbankan antiriba yang lebih kecil.
4. Mega bank antiriba regional
Ini akan melayani daerah dan menyediakan likuiditas bagi bank besar di
atas.
5. Lembaga perbankan investasi antiriba
Bank ini harus fokus pada kegiatan perbankan investasi menggunakan cara
antiriba. Contohnya adalah transaksi musyarakah, pengaturan obligasi syariah dan
mengorganisasikan transaksi investasi langsung antiriba Entitas ini adalah yang
paling penting dalam mengembangkan pasar uang reksa dana melalui pengetahuan
tentang instrumen pasar modal yang tersedia, serta ketersediaan berbagai instrumen
jangka pendek di pasar.
6. Broker lembaga antiriba
Hal ini akan melibatkan identifikasi, pemilahan, dan perakitan instrumen
jangka pendek (seperti transaksi BBA-Bai Bi Thamanin Aaajil-Murabahah atau
kesepakatan Mudharabah). Sebagai tambahan, pasar akan menerbitkan instrumen
tersebut dan produk yang dihasilkan oleh bankir investasi sebagaimana disebutkan
di atas.
Lembaga-lembaga tersebut dapat bertindak secara simultan untuk memproduksi,
paket, dan instrumen portofolio pasar keuangan antiriba untuk memenuhi kebutuhan
risiko/return mayoritas investor yang mencari alternatif instrumen perbankan ribawi.
Memerhatikan bahwa ceruk pasar yang melayani lembaga-lembaga tersebut akan
ditandai, profil risiko (return) menawarkan melalui portofolio yang tersekuritisasi. Dalam
hal ini, mereka dapat menghasilkan volume dan likuiditas dengan menarik klien
nonmuslim serta muslim. Tanpa sistem marketing pasar uang tersebut bagi penjaringan
investor besar, impian reksa dana antiriba tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.

SUMBER
Khaerul Umam, S.IP., M.Ag.
Manajemen Perbankan sayriah
Bandung
Pustaka setia
2013

Anda mungkin juga menyukai