Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen risiko yang merupakan suatu usaha untuk mengetahui,


menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan
dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tingggi.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga organisasi bisa
bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan seringkali secara
sengaja mengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik
risiko tersebut.
Elemen yang lebih penting lagi adalah proses manajemen risiko dan juga
analisa resiko. Proses atau fungsi manajemen sering diterjemahkan kedalam tiga
langkah: perencanaan, pelaksaan, dan pengendalian. Mengikuti kebiasaan
tersebut, proses manajemen risiko juga bisa dibagi ke dalam tiga tahap yaitu
perencanaan, pelaksaan, dan pengendalian.manajemen risiko.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen risiko?
2. Bagaimana analisis risiko?
3. Bagaimana tekhnik dan metode analisis risiko?
4. Apa saja tipe-tipe analisis risiko?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen risiko.
2. Untuk mengetahui analisis risiko.
3. Untuk mengetahui tekhnik dan metode analisis risiko.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe analisis risiko.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Resiko

Ada banyak definisi tentang risiko (risk). Risiko dapat ditafsirkan sebagai
bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya
(future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada
saat ini. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert risiko adalah uncertainty
about future events. Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikan risiko
pada tiga hal yaitu sebagai berikut:
Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus,
dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh
pengambilan keputusan. Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan, atau
variabel keuangan lainnya. Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah
keuangan yang mempengaruhi kinerja opearasi perusahaan atau posisi keuangan,
seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan masalah industri.
Lebih jauh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian dari
analisis risiko disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi.
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang
bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai
permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen
secara komprehensif dan sistematis.1

B. Analisis Risiko
Sebelum melakukan analisis risiko bank syariah perlu mengidentifikasi
potensi-potensi risiko yang akan terjadi sehubungan dengan keputusan yang
dilakukan oleh pejabat bank. Dalam proses identifikasi potensi risiko, perlu

1 Fahmi Irham, Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2010). Hlm. 10.

2
dicermati setiap profil risiko dan spektrum risiko bank syariah. Pelaksanaan
proses identifikasi, pengendalian dan pemantauan risiko. Henny van Greuning,
seorang penasihat di World Bank’s Treasury dan senior ahli sektor keuangan
World Bank, mengelompokkan risiko-risiko perbankan kedalam tiga kategori
dalam spektrum risiko perbankan yaitu Risiko Keuangan, Risiko Operasional dan
Risiko Lingkungan.2
Sprektum Risiko Perbankan
Risiko Risiko Operasional Risiko Lingkungan
Keuangan
Struktur neraca Penipuan internal Risiko negara dan
politik
Struktur laporan Penipuan eksternal Kebijakan ekonomi
pendapatan makro
Kecukupan modal Praktik dan keselamatan Infrakstur keuangan
lingkungan kerja
Kredit Klien, produk dan layanan Infrakstur hukum
bisnis
Likuiditas Kerusakan aset fisik Krisis perbankan dan
penyebarannya
Pasar Gangguan bisnis dan
Henny van Greuning et al, Ramadhan adhi M (ed), Analisis Risiko
perbankan (Jakarta: Salemba Empat) 2011, hal 4.

Risiko Risiko Operasional Risiko Lingkungan


Keuangan
Kerusakan sistem (risiko
teknologi)
Tingkat suku Manajemen eksekusi,
bunga pengantaran dan proses
Mata uang

2 Henny Van Greening dan Adhi Ramadhan, Analisis Risiko Perbankan, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), hlm. 4.

3
Bila dilakukan identifikasi profil risiko perbankan syariah di indonesia dengan
merujuk pada spektrum risiko perbankan, maka akan terlihat posisi profil risiko
dalam kelompok spektrum bisnis sebagai berikut.

Profil Risiko Bank Syariah dalam Spektrum Risiko Perbankan

Risiko Keuangan Risiko Operasional Risiko Lingkunga


Risiko Risiko Strategi Risiko Hukum
Pembiayaan
Risiko Likuiditas Risiko Operasional Risiko Reputasi
Risiko Imbal Risiko Investasi Risiko Kepatuhan
Hasil
Risiko Pasar

Setelah diketahui profil risiko bank syariah dan posisinya dalam spektrum
risiko perbankan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis risiko. Dalam
proses menganalisis risiko diperlukan suatu sistem informasi manajemen risiko
yang akurat, laporan yang informatif dan didukung oleh data yang valid
mencakup kondisi finansial bank syariah, kinerja SDM dan objek-objek yang
rentan terhadap risiko (eksposur risiko) bank syariah. Menurut peraturan BI
tentang penerapan Manajemen Risiko Bank Syariah dan UUS, dalam
menganalisis risiko yang wajib dilakukan oleh bank syariah adalah
memperhatikan risiko dari produk dan kegiatan usaha bank, karakteristik risiko
yang melekat pada bank syariah. Karakteristik risiko yang melekat. maksudnya
adalah bank syariah melakukan identifikasi dengan melihat risiko-risiko yang
pernah terjadi.

Analisis risiko oleh bank syariah harus dilakukan secara komprehensif


meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.
Setiap proses yang dilakukan memiliki mekanisme yang menjadi standar minimal
dan wajib diikuti oleh bank syariah.

4
Proses Identifikasi, Pengukuran,

Pemantauan dan Pengendalian Risiko Bank Syariah

Mekanisme
Identifika Pengukura Pemantaua Pengendal
Manajemen
si n n ian
Risiko
1) Karakterisitik
risiko yang 
melekat pada
bank syariah.
2) Risiko dari
produk dan 
kegiatan usaha
bank syariah.
1) Evaluasi secara
berkala
terhadap
kesesuaian 
asumsi, sumber
data dan
prosedur dalam
pengukuran
risiko.
2) Penyempurnaan
sistem

pengukuran
risiko jika
terdapat
perubahan

5
kegiatan usaha
Bank, produk,
transaksi dan
faktor risiko.
1) Melakukan
evaluasi 
terhadap
eksposur risiko.
2) Menyempurnak
an proses
pelaporan bila 
terdapat
perubahan
kegiatan usaha
Bank, produk,
transaksi, faktor
risiko,
teknologi
informasi dan
sistem
informasi
manajemen
risiko yang
bersifat
material.
1) Melakukan
langkah-
langkah
pengendalian 

6
atas risiko yang
dapat
membahayakan
kelangsungan
usaha Bank.
2) Menetapkan
langkah-
langkah

pengendalian
risiko sesuai
prinsip syariah.

Sistem manajemen risiko perbankan syariah adalah upaya untuk


menanggulangi risiko-risiko yang akan dihadapi bank syariah. Melalui
manajemen risiko, bank syariah diharapkan dapat mengukur dan
mengendalikan risiko-risiko usaha agar terhindar dari kerugian materi dan
reputasi sehingga bank syariah dapat mengembangkan usahanya sebagai
lembaga intermediasi yang sehat dan dinamis sesuai prinsip syariah.

Beberapa tahapan dalam analisis resiko secara berturut-turut adalah:


1. Identifikasi Risiko
Tujuan identifikasi resiko adalah untuk mengenal pasti ancaman
ketidakpastian yang dihadapi organisasi. Untuk dapat melakukannya dengan
baik, diperlukan pengetahuan mendalam tentang organisasi, pasar dimana
organisasi beroperasi, lingkungan hukum dan perundang undanga, sosial,
politik, serta budaya, dimana organisasi berada, juga tingkat kemajuan
pemahaman tentang strategi dan tujuan operasional, meliputi faktor-faktor
keberhasilan, ancaman serta peluang untuk mencapai tujuan.
Identifikasi resiko harus dilakukan dengan metode tertentu sehingga dapat
dipastikan bahwa semua kegiatan penting organisasi telah diidentifikasi

7
( tidak ada yang luput dari perhatian) dan seluruh resiko berasal dari kaegiatan
didefinisikan secara jelas. Semua perubahan (volatility) berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan harus dikenal dan dikelompokkan secara pasti.3
Kegiatan bisnis dan keputusan dapat diklasifikasikan dengan berbagai
cara. Sebagai contoh adalah :
 Strategic : berkaitan dengan tujuan strategis jangka panjang
organisasi. Ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan modal, risiko
kedaulatan dan politik suatu negara,perubahan peraturan dan
perundang-undangan, reputasi dan perubahan lingkungan secara
fisik.
 Operational : menyangkut masalah sehari-hari yang harus dihadapi
organisasi untuk mengantar perusahaan mencapai tujuan jangka
panjang.
 Financial : berkenaan dengan efektifitas manajemen dan
pengendalian keuangan organisasi serta dampak faktor-faktor
eksternal seperti ketersediaan kredit, kurs valuta asing, pergerakan
suku bungan dan risiko pasar lainnya.
 Knowledge Managent : menyangkut efektivitas manajemen dan
pengendalian sumber pengetahuan, produksi, proteksi,dan
komunikasi. Faktor eksternalnya mungkin penggunaan tanpa izin
(secara tidak sah) atau penyalahgunaan intellectual property,
kegagalan penguasa, kegagalan berkompetensi pada bidang
tekhnologi. Sementara faktor internalnya, mungkin adalah sistem
yang tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, hilangnya tenaga
professional kunci, milik organisasi, dan
 Compliance : menyangkut masalah seperti kesehatan dan
keselamatan kerja, lingkungan hidup, masalah perdagangan,

3 Hinsa Siahan, Manajemen Resiko Konsep, Kasus, dan Implementasi, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2007), hlm. 32-33.

8
perlindungan konsumen, proteksi data, masalah peraturan
perburuhan.
Kendatipun identifikasi resiko dapat dilaksanakan oleh konsultan luar,
pendekatan dari dalam yang dikomunikasikan dengan baik, yang diproses
dan dikoordinasikan secara konsisten mungkin jauh lebih efektif. Artinya
proses manajemen resiko yang dilakukan sendiri oleh pemilik organisassi
adalah sangat penting.
2. Deskripsi Risiko

Tujuan deskripsi resiko adalah untuk mengungkapkan atau


membentangkan resiko yang telah diidentifikasi dalam bentuk yang
terstruktur, misalnya dengan menggunakan tabel. Tabel diskripsi resiko
selanjutnya dapat digunakan mempermudahdeskripsi dan asesmen resiko.
Penggunaan struktur yang dirancang dengan baik sangat diperlukan untuk
memastikan bahwa proses identifikasi,diskripsi dan asesmen resiko telah
dilakukan secara komphrensif.

Dengan mempertimbangkan akibat (konsekuensi) dan kemungkinan


(probabilita) setiap resiko yang disusun pada tabel, sangat mungkin ditentukan
skala prioritas risiko yang perlu dikaji lebih lanjut. Identifikasi resiko
berkaitan dengan kegiatan bisnis dan pengambilan keputusan yang dapat
dikategorikan atas strategic, project atau tactical, dan operational. Sangat
penting untuk menyertakan atau mempertimbangkan manajemen resiko sejak
tahap konsepsi proyek maupun sepanjang hidup proyek secara spesifik.4

1. Nama risiko
2. Lingkup risiko Deskripsi kualitatif kejadian, ukurannya, jenis,
jumlah, dan ketergantungan.
3. Sifat risiko Strategis (penting), operasional, keuangan,
pengetahuan, dan ketaatan pada peraturan.
4. Stakeholders Stakeholders beserta harapan-harapannya.
5. Kuantifikasi Sinificancy dan probability.
4 Ibid., hlm. 33-34.

9
risiko
6. Toleransi risiko Potensi kerugian dan dampak risiko terhadap
keuangan.
Value at risk.
Probabilita dan besarnya potensi.
Kerugian/keuntungan.
Tujuan pengendalian risiko dan kinerja yang
diinginkan.
7. Tindakan atas Alat utama yang mengelola risiko yang
risiko dan berlangsung/berjalan sekarang.
mekanisme Tingkat confidence pengendalian yang ada
pengendalian sekarang.
Identifikasi protocol pemantauan dan pengkajian
ulang.
8. Potensi tindakan Rekomendasi mengurangi/menurunkan risiko.
untuk
perbaikan
9. Pengembangan Identifikasi fungsi apa dakam organisasi yang
strategi dan bertanggung jawab atas Pengembangan strategi
policy dan policy.

3. Estimasi Resiko

Estimasi Resiko dapat berpa kuantitatif, semi kuantitatif atau kualitatid


dalam hal probabilitas (kemungkinan) terjadinya serta konsekuensinya.
Contoh konsekuensi dalam arti ancaman (downside risk) dan peluang (upside
risk) mungkin tinggi, sedang, atau rendah. Probability mungkin tinggi,
sedang, atau rendah tetapi memerlukan definisi yang berbeda berkaitan
dengan anacaman dan peluang. Organisasi yang berbeda akan menggunakan
pengukuran konsekuensi dan probability yang berbeda, tentunya yang paling
sesuai dengan kebutuhannya.5
5 Ibid., hlm. 35-36.

10
Sebagai contoh banyak organisasi dengan menilai konsekuensi dan
probability dengan ukuran tinggi, sedang (menengah), dan rendah dapat
dibentangkan dengan matrik 3 x 3. Organisasi lain menyadari bahwa
menggunakan penilaian konsekuensi dan probability dengan matrik 5 x 5 akan
memberikan hasil asesmen yang lebih baik.

Konsekuensi Ancaman dan Peluang

Tinggi (high) Dampak keuangan terhadap organisasi


kemungkinan melebihi Rpxxx.
Pengaruh sangat signifikan terhadap
strategi organisasi atau kegiatan operasi.
Signifikan terhadap kepentingan
stakeholders.
Sedang (medium) Dampak kuangan terhadap organisasi
kemungkinan berkisar Rpxx dan Rpxx.
Pengaruh sedang-sedang saja terhadap
strategi organisasi atu kegiatan operasi.
Kepentingan stakeholders sedang-sedag
saja.
Rendah (low) Dampak kerugian tergadap oragnisasi
kemungkinan kurang dari Rpxx.
Pengaruh rendah saja terhadap strategi
organisasi atau kegiatan operasi.
Kepentingan stakeholders rendah

Probability Terjadinya Ancaman

Estimasi Deskripsi Indikator


High Mungkin terjadi setiap Punya potensi terjadi
(Probable) tahun atau lebih dari 25% bebrapa kali dalam
akan terjadi periode tertentu (misalnya

11
dalam 10 tahun). Telah
terjadi pada tahun
terakhir.
Medium Mungkin terjadi dalam Dapat terjadi lebih dari 1x
(Possible) periode 10 tahun atau dalam periode (misalnya
kemungkinan terjadi dalam 10 tahun).
kurang dari 25% Sult dikendalikan karena
faktor (pengaruh)
eksternal.
Apakah dalam sejarahnya
pernah terjadi?
Low Tidak mugkin terjadi Belum pernah terjadi.
(Remote) dalam 10 tahun atau Tidak mungkin terjadi.
kurang dari 2%
kemungkinannya terjadi

Probability Terjadinya Peluang Usaha

Estimasi Deskripsi Indikator


High Hasil menguntungkan Clear oppurtunity which
(Probable) mungkin dicapai dalam 1 can be relied on with
tahun atau lebih dari 75% reasonable certainty, to
keuntungan diharapkan be achieved in the short
akan terjadi. term based on current
management processes.
Medium Reasonable prospects of Oppurtinities which may
(Possible) favourable results in one be achievable but which
year of 25% to 75% require careful
chance of occurance management.
Oppurtinities which may
arise over and above the

12
plan.
Low Some chance of Possible oppurtinity
(Remote) favourable outcome in the which has yet to be fully
medium term or less than investigated by
25% chance of occurance management.
Oppurtinity for which the
likelihood of succes is low
on the basis of
management resources
currently being applied.

C. Tekhnik dan Metode Analisis Risiko

Banyak teknik yang dapat dipergunakan untuk menganalisis risiko. Ada yang
secara khusus untuk risiko yang menguntungkan (apside risks) dan yang
merugikan (downside risk) atau dapat digunakan sekaligus untuk kedua macam
risiko.

1. Profil Risiko

Hasil dari proses analisis risiko lebih lanjut dapat dipergunakan untuk
membuat profil risiko yang memberikan bobot atau peringkat pada setiap
risiko dan menyediakan alat menentukan prioritas risiko dan sekala prioritas
usaha-usaha yang diperlukan untuk mengatasi risiko. Peringkat
mengidentifikasi risiko sedemikian rupa sehingga dapat diketahui penting
tidaknya risiko harus diatasi.

Melalui proses ini semua risiko organisasi dapat dipetakan berdasarkan


bidang kegiatan yang dipengaruhi oleh risiko, mengungkapkan prosedur
pengendalian utama dan menunjukkan pada bidang mana investasi
pengendalian risiko mungkin ditingkatkan, dikurangi,atau proporsinya dikaji
ulang kembali.

13
Akuntabilitas membantu memastikan bahwa pemilik risiko (sumber
risiko) diketahui adanya, dan sumber daya dapat dialokasikan manajemen
dengan baik.

2. Evaluasi Risiko

Setelah analisis risiko selesai diproses, maka perlu membandingkan risiko


hasil estimasi dengan kriteria risiko yang telah ditetapkan oleh organisasi. Di
dalam kriteria risiko, organisasi biasanya telah memasukkan atau
mempertimbangkan unsur-unsur biayadanmanfaat, persyaratan hukum dan
perundang-undangan, faktor ekonomi sosial danlingkungan hidup, serta
kepentingan para stakeholders, dan lain-lain. Jadi, evaluasi risiko adalah
dipergunakan untuk mengambil keputusan risiko yang berpengaruh signifikan
terhadap organisasi dan apakah risiko dapat diterima atau harus dihilangkan.6

Kerangka manajemen risiko mencakup evaluasi terhadap : 1) kecukupan


perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen risiko
secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab. 2)
kecukupan kebijakan manajemen risiko, prosedur, dan penetapan limit risiko
terkait dengan strategi manajemen risiko yang searah dengan risk appetite dan
risk tolerance.7

D. Tipe Analisis
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia.
Metode analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau
kuantitatif bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung dari situasi dan
kondisinya.
Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil hingga besar)
adalah: kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat

6 Ibid., hlm. 37.


7 Ikatan Bankir Indonesia, Supervisi Manajemen Risiko Bank, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2016), hlm. 16.

14
dilakukan analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci level
risiko yang ada.
Penjelasan tentang karakteristik jenis-jenis analisis tersebut dapat dilihat
dibawah ini:8
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk
menjelaskan seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya
misalnya risiko dapat termasuk dalam:
 Risiko rendah.
 Risiko sedang.
 Risiko tinggi.
Analisis kualitatif digunakan untuk kegiatan skrining awal pada risiko
yang membutuhkan analisis lebih rinci dan lebih mendalam.
2. Analisis Semi-Kuantitatif
Pada analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang telah disebutkan diatas
diberi nilai. Setiap nilai yang diberikan haruslah menggambarkan derajat
konsekuensi maupun probabilitas dari risiko yang ada. Misalnya suatu risiko
mempunyai tingkat probabilitas sangat mungkin terjadi, kemudian diberi nilai
100. setelah itu dilihat tingkat konsekuensi yang dapat terjadi sangat parah,
lalu diberi nilai 50. Maka tingkat risiko adalah 100 x 50 = 5000. Nilai tingkat
risiko ini kemudian dikonfirmasikan dengan tabel standar yang ada (misalnya
dari ANZS/ Australian New Zealand Standard, No. 96, 1999).
Kehati-hatian harus dilakukan dalam menggunakan analisis semi-
kuantitatif, karena nilai yang kita buat belum tentu mencerminkan kondisi
obyektif yang ada dari sebuah risiko. Ketepatan perhitungan akan sangat
bergantung kepada tingkat pengetahuan tim ahli dalam analisis tersebut
terhadap proses terjadinya sebuah risiko. Oleh karena itu kegiatan analisis ini
sebaiknya dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu

8 http://mangihot.blogspot.com/2016/10/analisis-risiko.html diakses pada tanggal Senin, 10 February


2020 pada pukul 20:00.

15
dan background, tentu saja juga melibatkan manajer ataupun supervisor di
bidang operasi.
3. Analisis Kuantitatif
Analisis dengan metode ini menggunakan nilai numerik. Kualitas dari
analisis tergantung pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi
dapat dihitung dengan menggunakan metode modeling hasil dari kejadian atau
kumpulan kejadian atau dengan mempekirakan kemungkinan dari studi
eksperimen atau data sekunder/ data terdahulu.
Probabilitas biasanya dihitung sebagai salah satu atau keduanya (exposure
dan probability). Kedua variabel ini (probabilitas dan konsekuensi) kemudian
digabung untuk menetapkan tingkat risiko yang ada. Tingkat risiko ini akan
berbeda-beda menurut jenis risiko yang ada.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum melakukan analisis risiko bank syariah perlu mengidentifikasi
potensi-potensi risiko yang akan terjadi sehubungan dengan keputusan yang
dilakukan oleh pejabat bank. Dalam proses identifikasi potensi risiko, perlu
dicermati setiap profil risiko dan spektrum risiko bank syariah. Pelaksanaan
proses identifikasi, pengendalian dan pemantauan risiko. Henny van Greuning,
seorang penasihat di World Bank’s Treasury dan senior ahli sektor keuangan
World Bank, mengelompokkan risiko-risiko perbankan kedalam tiga kategori
dalam spektrum risiko perbankan yaitu Risiko Keuangan, Risiko Operasional dan
Risiko Lingkungan.

B. Saran
Apabila penyusunan makalah ini kurang berkenan di hati pembaca, kami
selaku pemakalah meminta maaf dan semoga ada kritik dan saran yang
bermanfaat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Greening, Henny Van dan Adhi Ramadhan, Analisis Risiko Perbankan, Jakarta:
Salemba Empat, 2011.

Irham, Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung: Alfabeta, 2010.

Siahan, Hinsa, Manajemen Resiko Konsep, Kasus, dan Implementasi, Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2007.

Ikatan Bankir Indonesia, Supervisi Manajemen Risiko Bank, Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama, 2016.

Sumber lainnya:
http://mangihot.blogspot.com/2016/10/analisis-risiko.html

18

Anda mungkin juga menyukai