Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MANAJEMEN PEMASARAN PRODUK PERBANKAN SYARIAH

“Praktek Perbankan di Eropa”

Dosen Pengampu: Yaya RC Pujiharto, S.Pi, ME

Di Susun oleh :

Fitriyah Ma’sumah

M. Azhar Fadhillah Assegaf

Riyan Wirahadi Saputra

PROGRAM SARJANA (S1)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADINATUL ILMI

Jl. Raya Sawangan Gg. Pakis (Kampus), Rangkapan Jaya Baru Pancoran Mas

DEPOK-16434

2020
KATA PENGANTAR
Gerakan finansial Islam telah tinnggal landas dengan cukup berhasil dan tidak mungkin
ada orang yang mampu menarik ke belakang lagi. Bank-bank Islam individual tampak cukup
baik kinerjanya sejauh ini sekalipun banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan kejutan-
kejutan internal dan eksternal yang mereka alami. Sejumlah besar pengalaman telah
diperoleh, konsep-konsep makin lebih jelas, kemajuan yang baik juga mulai diperlihatlkan
pada penggunaan metode-metode primer, penerimaan publik juga terus meluas, dan deposito
yang dimobilisasi dari kaum muslimin yang bahkan menyukai bank-bank konvensional yang
berbasis bunga juga mulai meningkat. Namun demikian persoalan tetap ada tetapi tidak ada
alasan untuk percaya bahwa persoalan-persoalan ini tidak dapat diawasi. Gerakan ini
diharapkan akan terus memiliki momentum di masa yang akan datang selama Islam tetap
menjadi kekuatan di dunia muslim.

Apabila kita terus cermati perkembangannya, sektor keuangan syariah mengalami


pertumbuhan yang cukup siginifikan. Salah satu yang menjadi indikatornya adalah
pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan syariah yang menjadi alternatif bagi para investor
dan pelaku ekonomi yang menuntut institusi dan instrumen keuangan (Islamic Financial
Isntitution) yang memenuhi ketentuan dan prinsip syariah (Syariah Compliance).

Di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia dengan sistem ekonomi
kapitalisnya, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan
krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan,
kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga,
peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah. Bahkan industri keuangan syariah
malah mengalami pertumbuhan sebesar 1 triliun dollar.

Kesuksesan bank syariah ini disebabkan para investor lebih nyaman jika menanamkan
investasinya di lembaga-lembaga keuangan syariah mengedepankan keadilan, menjauhi riba
serta seluruh investasi dan produknya dilakukan secara etis dan bertanggunggung dari sisi
sosial.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian berbasis hukum Islam pada dasarnya telah diperkenalkan sejak jaman
Rasulullah dan para sahabat. Dilarangnya pengenaan riba, maisir, gharar, dzolim dan haram
menjadi syarat-syarat yang mendasar pelaksanaan ekonomi Islam. Hal ini dikarenakan
ekonomi berbasis hukum Islam sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim dimanapun
berada untuk dipelajari, memahami dan menerapkannya. Hukum dari pengamalan ekonomi
berbasis hukum Islam adalah wajib bagi umat muslim sebagai bentuk ketaatan manusia
secara kaffah kepada Allah SWT.
Berdasarkan dasar itulah kemudian perekonomian Islam hadir ditengah masyarakat.
Meski dalam perkembangannya tidak sepopuler ekonomi konvensional, perekonomian
berbasis Hukum Islam memiliki banyak peminat. Tidak hanya umat muslim namun juga
masyarakat non muslim. Hal ini karena ekonomi Islam sendiri dimaksudkan untuk
memberikan kesejahteraan bagi seluruh manusia tidak hanya memberikan keuntungan
semata. Salah satu contoh adalah ketika krisis ekonomi menghantam dunia beberapa tahun
lalu, perbankan Islam menjadi juru selamat. Sistem ini menjadi area pertumbuhan utama
untuk pembiayaan internasional. Memang asetnya hanyamewakili sekitar 2 persen sampai 3
persen dari aset keuangan global, atau hampir 1 triliun dolar AS, tetapi tumbuh rata-rata 25
persen setiap tahun. Namun kini banyak negara berlomba untuk menjadi pusat global bisnis
keuangan syariah. Seperti London yang jauh di depan dibanding New York, menjadi mercu
suar ekonomi syariah di Eropa.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan perkembangan Bank Syariah di Eropa?
2. Jelaskan secara statistik perkembangan Bank Syariah di Eropa?
3. Jelaskan regulasi terkait perkembangan Bank Syariah di Eropa?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui perkembangan Bank Syariah di Eropa.
2. Mengetahui secara statistik perkembangan Bank Syariah di Eropa.
3. Mengetahui regulasi terkait perkembangan Bank Syariah di Eropa.

BAB II
PEMBAHASAN
A. perkembangan Bank Syariah di Eropa
Negara Eropa menunjukan minta yang besar pada pendidikan keuangan syariah. Saat ini 109
institusi menyediakan pendidikan keuangan syariah dengan 63 diantaranya berada di
Inggris.Negeri Ratu Elizabeth ini sendiri pertama kali menerbitkan surat utang syariah
bernilai US$ 250 juta. " Keuangan syariah diminati investor yang menguatakan etika atau
mereka yang ingin membuat bisnis yang sesuai prinsip syariah," kata Farmida Bi, Head of
Islamic Finance kawasan Eropa dari Norton Rose Fulbright.

" Mereka tertarik dengan peluang pembiayaan yang ditawarkan keuangan syariah, baik
sebagai investor maupun sebagai upaya merespon pemintaan dari masyarakat muslim.
"Inggris yang menjadi tempat tinggal bagi 3 juta muslim, memimpin industri keuangan
syariah di Eropa. Di negara ini telah berdiri bank umum syariah, Al-Rayan Bank yang
sebelumnya bernama Islamic Bank of Britain.

Keuangan syariah menunjukan perkembangan pesatnya dalam 10 tahun terakhir. Salah satu
gedung tertinggi di Eropa, disebutkan dibiayai oleh instrumen yang menerapkan prinsip
syariah.Selain Inggris, keuangan syariah juga menarik perhatian Spanyol. Salah satu sekolah
ternama di negeri ini, IE Business School, telah memiliki pusat pendidian yang menjadi pusat
pendidikan dan penelitian keuangan syariah .

General Coordinator dari Saudi-Spanish Center for Islamic Economics and Finance (SCIEF),
Gonzalo Rodríguez mengatakan, masih ada kekurangan pengetahuan tentang keuangan
syariah. " Setelah krisis keuangan (2008), bank yang menerapkan etika dalam bisnisnya
semakin populer, terutama di kalangan generasi muda," katanya. Meski pendidikan tentang
keuangan dan perbankan syariah belum terlalu banyak di Spanyol, model ini justru semakin
populer di kalangan mahasiswa keuangan yang berharap bisa mendapatkan pengalaman
internasional.(Sah)

B. Mengetahui secara statistik perkembangan Bank Syariah di Eropa.


Perkembangan perekonomian Islam di dunia dapat kita lihat dari kemunculan bank
syariah diberbagai negara. Perekonomian Islam dimulai dengan kehadiran perbankan syariah
sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan etika, dengan dasar al Qur’an dan Hadist.

Eropa sebagai kiblat internasional semenjak zaman klasik abad 16 telah menjadi pusat
pengembangan ilmu ekonomi kapitalis. Adam Smith memprakarsai hegemogi pemikiran dan
praktek kapitalisme yang kian mengakar dalam kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Eropa.
Hal ini mendorong mereka untuk melakukan kolonialisme dunia demi ekxploitasi suber daya
dengan bentuk fisik atau berupa sistem. Ikatan bank-bank konvensional menghantui umat
manusia terutama muslim mengenai bahaya riba atau bunga yang sangat mematikan. Konsep
hukum alam ini membuat manusia kian menjerit dan berupaya mencari solusi untuk keluar
darinya salah satunya dengan ekonomi Islam yang memiliki prinsip dasar lebih komprehensif
yang meliputi tauhid, keadilan, nubuwah, khilafah, dan ma`ad.

Ekonomi Islam terlihat berkembang hebat di Eropa pada akhir abad ke 20 dengan adanya
bank Islam di Inggris dan Luxembourg. Sebagai dampak dari perubahan demografi muslim
global, negara-negara Eropa memanfaatkan beberapa potensi dengan mengembangkan bisnis
di dunia halal lifestyle yang meluputi 1) halal food, 2) halal travel, 3) halal mode and
fashion, 4) halal media and recreation, 5) halal cosmetics, 6) halal pharmaceuticals dan 7)
Islamic banking. Perkembangannya di Eropa juga didukung kebutuhan imigran muslim yang
dituntut untuk hanya mengkonsumsi barang yang halal. Disamping pengembangan yang
intens tersebut, masih terdapat banyak tantangan ekonomi islam dalam menghadapi
hegemoni ekonomi kapitalisme barat yang memang menjadi tugas bersama yaitu:
1. Pemberdayaan sumber daya manusia yang kompeten di bidang islamic finance
masih sangat minim. Hal ini terlihat dari belasan universitas yang menawarkan
studi islamic finance tidak sanggup melawan kuantitas dan kualitas 480
universitas yang menyediakan program marketing, 515 universitas program
akuntansi, 688 universitas program bisnis dan manajemen, dan 538 program
ekonomika dan ekonometrik.
2. Inovasi produk islamic finance banyak terbentuk regulasi negara. Inggris dan
Luxembourg adalah sample negara paling aktif dalam pengembangan islamic
finance dan ternyata masih menginduk pada bank sentral negara yang
konvensional sehingga pemisahan unsur ribawi masih dalam tanda tanya.
3. Kuantitas populasi muslim masih relatif kecil. Populasi muslim berkisar 4,9%
dari keseluruhan populasi 30 negara Eropa pada pertengahan 2016.
4. Penerapan ekonomi islam baru dalam segi bisnis belum kaffah. Ukuran
keberhasilan ekonomi islam di Barat hanya sebatas potensi konsumen muslim dan
estimasi pendapatan darinya belum masuk dalam ranah tauhid, keadilan,
nubuwah, khilafah, dan ma`ad.
C. Regulasi terkait perkembangan Bank Syariah di Eropa
Kalau sempat melawat ke Inggris, mampirlah ke Edgware Road. Lokasi ini
merupakan bagian dari pusat Kota London. Penduduk di Edgware kebanyakan
berasal dari Arab dan Pakistan. Di tempat inilah, grup perbankan HSBC membuka
kantor cabang bersistem syariah yakni HSBC Amanah.
Ketimbang negara-negara Eropa lainnya, Inggris paling dulu merealisasikan
sistem keuangan syariah. Awalnya adalah kelimpahan dana dari negara-negara Timur
Tengah saat harga minyak bumi meroket pada sekitar 2000-an. Jadilah, Inggris
bersiap diri untuk mengolah dana ini.
Dalam catatan, jumlah penduduk London pada 2005 berada di angka 7,4 juta
jiwa. Total penduduk Inggris sebanyak 60 juta orang. Dari jumlah itu, 1,8 juta jiwa
beragama Islam. Pemerintah berikut industri perbankan Inggris melihat kenyataan ini
sebagai pasar yang potensial.
Kekompakan pemerintah dan industri perbankan memang berbuah. Paling tidak,
bank ritel macam Lloyds TSB sudah menyediakan produk-produk berbasis syariah
seperti tabungan serta pinjaman untuk pembelian rumah. Lloyds TSB adalah bank
kelima terbesar di inggris.
Sementara, masih menurut Noor, hingga 2013, investasi berbasis syariah di
dunia bakal mencapai 1 triliun dollar AS. Di samping itu, terang Noor, kelimpahan
minyak membuat di Timur Tengah terdapat dana High Net Worth Individual
(HNWI) yang melampaui 1,4 triliun dollar AS. Juga, ada investasi Sovereign Wealth
Fund (SWF) di atas 2 triliun dolar AS.
Selanjutnya, dari total angka itu, 15 persennya dialokasikan untuk transaksi
menggunakan sistem keuangan Islam (Islamic transactions). Terus, 15 persen dari
jumlah dana itu bernilai 500 miliar dollar AS.
Jika dihitung, dana sebesar inilah yang dapat dijadikan peluang bagi sistem syariah
untuk terus-menerus dikelola. Tidak berhenti sampai di situ, boleh dibilang,
pemerintah Inggris, khususnya, doyan berpromosi untuk menempatkan London
sebagai pusat keuangan internasional pula. Dari situlah, produk-produk berbasis
syariah, terlebih bagi warga Muslim Eropa, didorong ke garis depan.
Tiada tanggung-tanggung, pemerintah Inggris berani menghilangkan pajak
ganda dalam akad murabahah atau akad jual beli yang mengutamakan kesepakatan
antara tempat harga dan keuntungan antara penjual dan pembeli. Kebijakan ini
membuat produk-produk syariah memiliki nilai kompetitif. 
Pemerintah Inggris pun mereformasi peraturan demi mendukung perkembangan
sukuk (obligasi syariah) yang kini tumbuh pesat. Jauh hari sebelum transaksi terjadi,
pemerintah Inggris membuat aturan yang bersahabat bagi transaksi keuangan syariah.
Langkah lainnya, melalui Financial Services Authority (FSA) atau lembaga pembuat
regulasi dan pengawas sistem perbankan dan keuangan di Inggris  sebagai regulator, 
memberi kemudahan sekaligus melakukan efisiensi bagi sistem keuangan Islam.
Sampai sekarang, di Inggris, terdapat tiga bank yang beroperasi penuh sebagai
bank syariah dan satu perusahaan takaful. Selain itu, semua perusahaan hukum bisa
menangani perkara dalam praktik keuangan Islam. Dengan segala potensi ditinjau
dari sisi finansial, sosial, ekonomi serta regulasi, ada sebuah peluang besar bagi
pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan yang pada ujungnya memberi manfaat bagi
konsumen, sekaligus mendorong Inggris pada umumnya dan London pada
khususnya, berposisi sebagai pusat keuangan Islam yang andal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pada dasarnya perekonomian berbasis hukum Islam ini telah berkembang


diseluruh dunia. Tidak hanya pada negara yang masyarakatnya mayoritas hukum
Islam, perekonomian Islam juga berkembang pada negara-negara dengan umat Islam
nya minoritas atau bahkan negara liberal. Perbankan syariah sebagai primadona dalam
perekonomian Islam sudah berdiri diberbagai negara dari beberapa puluh tahun seperti
di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, Thailand, Singapura dan Eropa.

Anda mungkin juga menyukai