Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Lembaga
Keuangan
Syariah
SEJARAH PERKEMBANGAN LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi F041700005 Safira, SE.Ak, M.Si

Abstract Kompetensi
Modul 3 membahas sejarah Memiliki kemampuan memahami
perkembangan entitas dan lembaga sejarah perkembangan entitas dan
keuangan syariah, meliputi pengenalan lembaga keuangan syariah.
entitas syariah, sejarah lahirnya entitas
syariah pertama di dunia dan lndonesia
dan perkembangan entitas syariah
terkini.
Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah suatu badan yang bergerak dibidang keuangan untuk
menyediakan jasa bagi nasabah atau masyarakat. Lembaga Keuangan memiliki fungsi
utama ialah sebagai lembaga yang dapat menghimpun dana nasabah atau masyarakat
ataupun sebagai lembaga yang menyalurkan dana pinjaman untuk nasabah atau
masyarakat.
Perusahaan merupakan kombinasi dan berbagai sumber daya ekonorni (resources)
seperti alam, tenaga kerja, modal, dan manajemen (managerial skill) dalam memproduksi
barang dan jasa untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai tujuan perusahaan antara lain:
untuk memperoleh keuntungan maksimal, menjamin kelangsungan hidup perusahaan,
memenuhi kehutuhan masyarakat, menciptakan kesempatan kerja, dan heberapa ahli
manajemen keuangan mengemukakan tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan
nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Secara umum
perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. pertama perusahaan keuangan (financial enterprise) dan
b. kedua, perusahaan bukan keuangan (non financial enterprise).
Perusahaan bukan keuangan merupakan perusahaan manufaktur yang
menghasilkan produk berupa barang rnisalnya: mobil, baja. komputer dan atau perusahaan
yang menyediakan jasa-jasa non keuangan misalnya: transportasi dan pembuatan program
komputer. Sedangkan perusahaan keuangan, umurnnya lebih dikenal dengan istilah
lembaga keuangan (financial institution), yaitu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa
yang berkaitan dengan keuangan.

Jenis Pasar Keuangan dan Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan dan pasar keuangan mempunyai posisi kunci dalam
perekonomian sebagai perantara dalam menyalurkan tabungan dan dana-dana lainnya
kepada pengguna dana. Salah satu tugas utamanya adalah rekonsiliasi perbedaan
persyaratan penabung dan pengguna tinggi. Pada umumnya bentuk uang muka, penabung
mencari sesuatu yang aman dan relatif tidak berisiko, yang dikombinasikan dengan tingkat
likuiditas tertentu dengan hasil investasi jangka panjang yang melindungi nilai riil kekayaan
mereka sekaligus memberikan penghasilan. Penggunaan dana membutuhkan akses
pembiayaan dalam jumlah yang bervariasi untuk membiayai keuangan yang sedang
berjalan, jangka menengah, dan jangka panjang, dimana tanggung jawab modal dalam hal
bisnis investasi sering berada dalam kondisi ketidakpastian dan tingkat risiko tinggi yang

2018 Lembaga Keuangan Syariah


2 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tidak dapat dihindari. Lembaga keuangan membantu merekonsiliasi perbedaan tersebut
dengan tiga cara berikut:
1) Dengan menyatukan tabungan secara bersama-sama dari sejumlah besar individu
sehingga selanjutnya memungkinkan pengadaan pinjaman dalam jumlah besar.
2) Dengan memegang portofolio surat-surat berharga yang berbeda-beda untuk
mendapatkan skala ekonomi dengan cara menyebarkan risiko, sementara tetap
menjaga keuntungan yang tinggi.
3) Dengan menggabungkan sumber-sumber keuangan dari sejumlah besar penabung
sehingga memberikan kemudahan bagi seseorang dan untuk deposito mereka
sendiri agar tetap stabil sebagi dasar pemberian pinjaman jangka panjang.

Jenis-jenis Pasar Keuangan


Untuk melakukan transaksi keuangan, kita lakukan di berbagai pasar keuangan yang
tersebar dalam berbagai jenis, terantung dari jenis produk keuangan yang diinginkan. Dlam
praktiknya jenis-jenis pasar keuangan yang ada antara lain:
1. Pasar Uang
Merupakan pasar diperjual belikannya modal jangka pendek dalam bentuk surat
berharga, seperti deposito berjangka, wesel atau promes dimana jangka waktunya kurang
dari satu tahun. Pasar uang terbentuk karena adanya penawaran dan permintaan dana
jangka pendek dalam bentuk surat berharga (sekuritas)
2. Pasar Modal
Merupakan pasar diperjual belikannya modal jangka panjang dalam bentuk surat
berharga seperti obligasi dan saham, jangka waktu surat berharga yang ditawarkan
biasanya berumur dari 1 tahun. Pasar modal terbentuk karena adanya beberapa institusi
dan peraturan yang memungkinkan terjadinya transaksi dana jangka panjang dalam bentuk
saham dan obligasi.
3. Pasar Valuta Asing
Yaitu pasar yang melakukan kegiatan transaksi valuta asing (mata uang asing).
4. Pasar Kredit Konsumen
Yaitu pasar yang melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan konsumen atas
produk tertentu baik barang maupun jasa seperti pembelian mobil, motor, pendidikan dll.
5. Pasar Hipotek
Pasar yang melayani pinjaman untuk lahan real estate, industri, pertanian.
6. Pasar Komoditas
Pasar yang melakukan kegiatan jual beli komoditas tertentu seperti produk pertanian.

2018 Lembaga Keuangan Syariah


3 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Semua jenis pasar keuangan ini melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
penghimpunan dana, penyaluran dana, transaksi tukar menukar mata uang. Artinya pasar
keuangan melibatkan pembiayaan keuangan baik melalui surat berharga maupun
pembiayaan atau pinjaman.
Peserta atau pelaku dalam jual beli di pasar uang ternyata dilakukan oleh banyak
pihak, yaitu bank-bank, yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi, Koperasi, perusahaan
dagang, perusahaan industri, perusahaan jasa, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.

Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan


Syariah
Pendahuluan
Pada masa Nabi Muhammad SAW, satu-satunya lembaga keuangan yang ada dan
ditangani langsung oleh Nabi adalah Baitulmal. Lembaga tersebut di masa kekhalifahan
berkembang tidak saja sebagai lembaga penyimpanan zakat, pajak, dan harta kekayaan
Negara, melainkan juga sebagai lembaga yang memiliki fungsi fiskal dan moneter. Barulah
kemudian pada awal tahun 1960-an, di Mesir didirikan bank dengan prinsip bagi hasil yang
menarik perhatian banyak Negara, termasuk Organisasi Konferensi Islam yang mendirikan
bank sejenis yang selanjutnya disebut dengan bank syariah atau Islamic bank.
Perkembangan bank syariah di Indonesia juga diikuti oleh perkembangan lembaga
syariah lainnya, seperti lembaga zakat, Baitulmal Wat Tawil (BMT), asuransi syariah, dan
sebagainya. Di tingkat internasional, keberadaan bank syariah didukung oleh berbagai
lembaga lain dalam hal diantaranya system akuntansi dan audit, tata kelola, dan
pengembangan pasar uang.

Lembaga Keuangan Syariah


Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah
lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin
operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI, 2003). Definisi ini menegaskan
bahwa suatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian dengan syariah islam
dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan.
Unsur kesesuaian suatu LKS dengan syariah Islam secara tersentralisasi diatur oleh
DSN, yang diwujudkan dalam berbagai fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut.
Adapun unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan diatur oleh berbagai instasi yang
memiliki kewenangan mengeluarkan izin operasi. Beberapa institusi tersebut antara lain
adalah sebagai berikut.

2018 Lembaga Keuangan Syariah


4 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Bank Indonesia sebagai institusi yang berwenang mengatur dan mengawasi Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
2. Departemen Keuangan sebagai institusi yang berwenang mengatur dan mengawasi
koperasi.
3. Kantor Menteri Koperasi sebagai institusi yang berwenang mengatur dan mengawasi
koperasi.
Fatwa-fatwa DSN biasanya bersifat umum untuk semua LKS, termasuk Bank Syariah.

Lembaga Keuangan Syariah adalah badan usaha yang kegiatannya di bidang


keuangan syariah dan asetnya berupa aset-aset keuangan maupun non keuangan
berdasarkan prinsip syariah, memberikan kredit dan menanamkan dananya dalam surat
berharga, serta menawarkan jasa keuangan lain seperti: simpanan, asuransi, investasi,
pembiayaan,dll. Berdasarkan prinsip syariah dan memenuhi ketentuan Dewan Syariah
Nasional.

Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah


Al-Quran sebagai sumber hukum dalam agama Islam cukup banyak menyinggung
hal yang berkaitan dengan keuangan. Akan tetapi, Al-Quran tidak secara spesifik bebrbicara
tentang bentuk lembaga keuangan. Pembahasan Al-Quran lebih berkaitan dengan
akhlak/etika yang berkaitan dengan masalah keuangan, antara lain menjaga kepercayaan
(amanah), keadilan, kedermawanan (ikhsan), perintah menjahui yang haram dan
menegakkan yang baik (amar ma’ruf nahi mungkar), dan teguran (tawsiah). Islam lebih
dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran turun tahun 610 M, 800 tahun lebih
dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.

Lembaga keuangan syariah yang berwujud dalam sebuah institusi adalah ketika
Rasulullah Muhammad SAW mendirikan Baitulmal saat pemerintah Islam dibentuk di
Madinah. Baitulmal di zaman Rasulullah merupakan lembaga penyimpanan kekayaan
Negara. Pada saat itu, Baitulmal memiliki fungsi menerima pendapatan dan mengeluarkan
pembelanjaan Negara. Pada abad ke 7 Rasulullah SAW mendirikan Baitul Maal, sebagai
penyimpanan ketika adanya pembayaran wajib zakat dan usur (pajak pertanian dari
muslim), perluasan wilayah atau jizia yaitu pajak perlindungan dari non muslim, dan kharaj
yaitu pajak pertanian dari non muslim. Kewajiban mengeluarkan zakat mendorong
pemerintah membuat laporan pertanggungjawaban periodik terhadap baitul maal yang
mereka kelola, dan mendorong pengusaha untuk mengklasifikasikan hartanya sesuai
ketentuan zakat dan membayarkan zakatnya jika telah memenuhi ketentuan nisab dan haul.
Rasulullah SAW adalah seorang saudagar, melakukan jual beli dan mengelola usaha,

2018 Lembaga Keuangan Syariah


5 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
begitu juga dengan pengusaha-pengusaha muslim pada waktu itu. Rasulullah SAW juga
mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan
sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan).

Pada masa Khulafaurrasyidin, Baitul maal berkembang dalam hal jumlah kekayaan
yang dikelola dan fungsi yang dijalankan. Lembaga ini kemudian dikembangkan secara
administrasi dan dibentuk dewan-dewan untuk ketertiban administrasi. Selanjutnya, mulai
Dinasti Abasiyah, fungsi Baitul maal bertambah dengan mengeluarkan kebijakan moneter.
Hingga pada saat runtuhnya Dinasti Usmaniyah di Turki, nama Baitul maal tidak muncul lagi
sebagai pusat pengaturan fiscal dan moneter Negara.

Lembaga Keuangan Syariah Modern


Pada tahun 1963, di desa Mit Ghamr, salah satu daerah di wilayah Mesir, dibentuk
sebuah lembaga keuangan pedesaan yang bernama Mit Ghamr Savings Bank atau biasa
disebut Mit Ghamr Bank yang dipelopori oleh seorang ekonomi bernama Dr. Ahmad El
Najjar. Lembaga keuang tersebut ternyata sangat sukses, baik dalam penghimpunan modal
dari masyarakat berupa tabungan, uang titipan dan zakat, sadaqah, dan infaq, maupun
dalam memberikan modal kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah, terutama
dibidang perdagangan dan industri. Dalam operasinya, Mit Ghamr Bank tidak
membebankan bunga pada peminjam maupun membayar bunga kepada penabung, Bank
ini melakukan investasi secara langsung maupun dalam bentuk kemitraan dengan pihak lain
dan selanjutnya membagi keuntungan dengan para penabung.
Keberhasilan Mit Ghamr Bank menginspirasi banyak pihak untuk melakukan hal
yang sama, antara lain sebagai berikut:
1. Pemerintah mesir di bawah pemerintahan Gamal Abdul Naser membentuk Naser
Social Investment dengan basis perkotaan pada tahun 1972.
2. Masyarakat cendekiawan dan professional di Filipina membentuk Bank Amanah
pada tahun 1973.
3. Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang beranggotakan pemerintah berbagai Negara
berpenduduk Muslim mendirikan Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1973
dan mulai beroperasi tahun 1975 dengan kantor pusat di Jeddah.

Setelah IDB beroperasi, berbagai bank syariah tumbuh dan berkembang di berbagai
Negara termasu di Indonesia dengan pendirian Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992.
Keberadaan IDB banyak memebantu perkembangan bank syariah di berbagai Negara.
Selain mendapat dukungan dari IDB, berbagai lembaga internasional telah didirikan dalam

2018 Lembaga Keuangan Syariah


6 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
rangka memperkuat keberadaan system perbankan syariah. Beberapa lembaga tingkat
internasional tersebut adalah AAOIFI, IFSB, dan IIFM.
Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam kemudian
muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank
of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Di
Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan
di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan
membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji. Di Indonesia, bank
syariah pertama lahir tahun 1991 dan beroperasi secara resmi tahun 1992. Padahal,
pemikiran mengenai hal ini sudah terjadi sejak dasawarsa 1970-an.

Lembaga – lembaga Pendukung Lembaga Keuangan Syariah di Tingkat Internasional


1. Islamic Developmen Bank (IDB)
Merupakan lembaga keuangan internasional yang didirikan berdasarkan deklarasi hasil
konferensi menteri-menteri keuangan negara-negara Muslim di Jeddah pada bulan
Desember 1973, diresmikan pada bulan Juli 1975 dan mulai beroperasi pada bulan
Oktober 1975. Tujuan dari didirikannya IDB adalah untuk mendorong kemajuan
pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara anggota dan komunitas Muslim
secara bersama-sama berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Dukungan paling besar dari IDB terhadap perkembangan perbankan syariah adalah
memfasilitasi berbagai riset dan pengembangan (R & D) dalam bidang ekonomi,
keuangan dan perbankan Islam. Dan khusus intuk itu, IDB mendirikan lembaga bernama
Islamic Research and Training Institute (IRTI).
2. Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI)
Merupakan lembaga internasional yang bersifat otonom dan non-profit yang menyiapkan
berbagai standar akuntansi, audit, tata kelola (goverance), etika dan syariah bagi
lembaga-lembaga keuangan Islam. Didirikan berdasarkan kesepakatan yang
ditandatangani oleh beberapa lembaga keuangan Islam pada tanggal 26 Februari 1990
di Aljazair. Pendirian lembaga ini didasari oleh tidak memadainya standar akuntansi
intenasional yang ada selam ini dalam memenuhi kebutuhan lembaga-lembaga
keuangan syariah dunia.
Berbagai standar yang dikeluarkan oleh AAOIFI telah dijadikan sebagai acuan oleh
lembaga regulator di berbagai negara. Bahkan beberapa negara menjadikan standar
AAOIFI bersifat mandatory (wajib) untuk diikiti.
3. International Islamic Financial Market (IIFM)
Lembaga internasional yang didirikan untuk mengembangkan pasar modal dan pasar
uang syariah secara global dan selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan pasar

2018 Lembaga Keuangan Syariah


7 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sekunder untuk instrumen keuangan syariah global. Didirikan atas usaha bersama
lembaga moneter dan Bank Sentral Bahrain, Brunai, Indonesia, Malaysia, Sudan dan
IDB pada tanggal 13 November 2001 dan mulai beroperasi pada 11 Agustus 2002
berpusat di Bahrain. Fokus bidang garap IIFM saat ini adalah;
a. Standarisasi pasar primer dan sekunder syariah terkait dengan kontrak dan produk
b. Pengembangan intrumen kepatuhan syariah dalam sistem menejemen likuiditas dan
perdagangan internasional yang meliputi infrastruktur perdagangan, clearing dan
settelement.
c. Melakukan riset dan pengembangan dalam pasar modal dan pasar uang jangka
pendek.
4. Islamic Financial Services Board (IFSB)
Lembaga internasional penyusun standar bagi lembaga pengatur dan pengawas yang
memiliki kepentingan dalam mendorong stabillitas dan kemajuan industri jasa keuangan
syariah yang meliputi perbankan, pasar modal, dan asuransi. Didirikan pada tanggal 3
November 2002, hingga tahun 2006 kenggotaan IFSB telah berjumlah 94 anggota.
Standar yang dikembangkan oleh IFSB diperuntukkan sebagai acuan pengelolaan bank
syariah oleh pembuat kebijakan bidang perbankan syariah. Dengan demikian, bank
syariah perlu memperhatikan standar-standar yang telah dikeluarkan oleh IFSB.

Institusi Pendukung Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia


1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU
Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.
OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan
dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank
Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen
industri jasa keuangan.
Tujuan OJK :
1) Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel
2) Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,
dan
3) Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

2018 Lembaga Keuangan Syariah


8 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.
Tugas OJK adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB (Industri Keuangan
Non Bank).
2. Bank Indonesia
Bank Indonesia merupaka regulator bagi perkembangan seluruh bank umum dan BPR di
Indonesia, termasuk BUS dan BPR syariah. Sebagai regulator, BI telah mengupayakan
adanya payung hukum bagi berkembangnya bank syariah di Indonesia, yaitu dengan
memasukkannya istilah prinsip syariah dalam undang-undang No. 10 tahun 1998
tentang perbankan. Secara khusus, BI membuat Cetak Biru Perbankan Syariah yang
dijadikan acuan pengembangan bank syariah dari tahun 2003 hingga 2011. Pada
pertengahan tahun 2008, pengaturan Bank Syariah dimuat dalam undang-undang
tersendiri, yaitu UU No. 21 Th 2008 tentang Perbankan Syariah
3. Dewan Syariah Nasional-MUI dan Dewan Pengawas Syariah
Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan bagian dari MUI yang memuat fatwa terkait
produk keuangan syariah. DSN memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut;
a. Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk sebagai
anggota DPS pada suatu lembaga keuangan syariah.
b. Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan.
c. Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah.
d. Mengawasi penerapan fatwanyang telah diterapkan.
Adapun DPS adalah badan terafiliasi yang ditempatkan oleh DSN dalam setiap lembaga
keuangan syariah. DPS dalam menjalankan tugasnya wajib mengikuti fatwa DSN. Tugas
dan wewenang DPS, adalah;
a. Melakukan pengawasan secara periodik terhadap lembaga keuangan syariah yang
berada dibawah pengawasannya.
b. Mengajukan usulan pengembangan lembaga keuangan syariah yang diawasinya
kepada DSN.
c. Merumuskan permasalahan yang memerlukan pembahasan DSN.
4. Komite Akuntansi Syariah-Ikatan Akuntan Indonesia (KAS-IAI)
KAS merupakan komite yang dibentuk IAI untuk merumuskan standar akuntansi syariah,
yang dibentuk sejak Oktober 2005. KAS sampai akhir tahun 2006 telah menghasilkan
konsep Bangun Prinsip Keuangan Syariah, serta 6 exposure draf PSAK Syariah. 

2018 Lembaga Keuangan Syariah


9 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Struktur Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia
Sistem keuangan di Indonesia dijalankan oleh dua jenis lembaga keuangan, yaitu :

1. Lembaga Keuangan Bank


2. Lembaga Keuangan Non Bank

Secara umum lembaga keuangan syariah di Indonesia adalah sebagai berikut :


1. Lembaga keuangan bank syariah
Terdiri dari :
a. Bank Umum Syariah,
b. Unit Usaha Syariah,
c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
2. Lembaga keuangan non bank syariah
Antara lain terdiri dari :
a. Pasar Modal Syariah (Capital Market)
b. Pasar Uang Syariah (Money Market)
c. Perusahaan Asuransi Syariah
d. Dana Pensiun Syariah
e. Perusahaan Modal Ventura Syariah
f. Lembaga Pembiayaan Syariah :
- Perusahaan sewa guna usaha (leasing)
- Perusahaan anjak piutang (factoring)
- Perusahaan kartu plastik
- Pembiayaan konsumen (consumer finance)
g. Perusahaan Pegadaian Syariah
h. Lembaga Keuangan Syariah Mikro
- BMT
- Koperasi Syariah
i. Lembaga pengelola zakat (BAZ dan LAZ)
j. Lembaga pengelola wakaf

2018 Lembaga Keuangan Syariah


10 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
 Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani,
Jakarta.

 Soemitro, Andri, 2016, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi Kedua, Kencana,
Jakarta.

 Sudarsono, Heri. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Ekonisia : Yogyakarta.

 Yaya, Rizal, Aji Erlangga M dan Ahim Abdurahim, 2014, Akuntansi Perbankan Syariah :
Teori dan Praktik Kontemporer, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

2018 Lembaga Keuangan Syariah


11 Safira, SE.Ak. M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai