Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Ekonomi Makro Syariah
DOSEN PENGAMPUH:
Oleh : Kelompok 1
TP. 2020/2021
1
OVERVIEW EKONOMI MAKRO SYARIAH
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Masalah ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Ia berkaitan dengan berbagai macam kebutuhan, seperti kebutuhan
pangan, sandang dan papan, serta kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup, sudah seharusnya manusia bekerja dengan mengolah
segala yang telah disediakan di alam semesta ini, dan dari hasil kebutuhan
tersebut kebutuhan manusia dapat terpenuhi.
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia juga mempunyai hak
dan kewajiban yang sama antara satu dengan yang lainnya, seseorang tidak
melecehkan hak dan kewajiban orang lain dengan hawa nafsu, ketamakan,
dan keserakahan. Bentuk-bentuk pelecehan tersebut antara lain seperti
adanya riba, penimbunan harta, memanipulasi harga, dan monopoli.
Dalam kebijakan Islam, bahwasannya kebijkan ekonomi berarti
suatu sistem pengaturan yang sanggup mengembangkan kehidupan
ekonomi masyarakat yang wajar dan adil.
Kebijakan ekonomi dalam Islam harus mensejahterakan kehidupan
masyarakat, melalui perangkat-perangkat mekanisme yang lengkap, dan
dapat dibedakan dari perekonomian sistem lainnya, yang sudah kita kenal
di dunia pada saat sekarang ini yakni kapitalisme dan sosialisme, yang
masing-masing bersaing untuk berusaha menguasai perekonomian dunia
dan merupakan rujukan dalam penyelesaian masalah ekonomi.
Sebenarnya Islam telah menawarkan dan merealisasikan konsep
sistem pemeliharaan dan pengaturan urusan rakyat, cara pemenuhan
kebutuhan pokok bagi warga masyarakat, cara penanganan kemiskinan,
perwujudan kesejahteraan hidup, dan lain sebagainya.
Dewasa ini telah berkembang berbagai macam mode transaksi jual
beli, seperti halnya jual beli dengan penetapan harga secara sepihak tanpa
adanya proses tawar menawar, jual beli via internet yang samar akan
wujud suatu barang maupun uangnya, jual beli yang mana pihak penjual
2
dapat membeli kembali barang yang telah dijualnya (kepada pembeli)
tersebut dengan harga yang lebih murah. Jual beli degan penerapan dua
harga (atau lebih) pada suatu barang, dan jual beli barang piutang. Dari
berbagai macam mode tersebut terdapat suatu kecacatan transaksi jual beli
menurut hukum Islam. Oleh karen itu sudah seharusnya umat Islam dapat
kembali kepada konsep ekonomi yang utuh, bergerak dari idealism yang
luhur dan mencakup seluruh kehidupan.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian tentang ekonomi makro syariah?
b. Bagaimana perkembangan teori makro ekonomi?
c. Apa ruang lingkung ekonomi makro?
d. Apa saja perbedaan ekonomi makro syariah dan konvensional?
3. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan pengertian tentang ekonomi makro syariah
b. Menjelaskan bagaimana perkembangan teori makro ekonomi
c. Menjelaskan apa ruang lingkup ekonomi makro
d. Menjelaskan perbedaan ekonomi makro syariah dan konvensional
B. Pembahasan
1. Pengertian Ekonomi Makro Syariah
Ekonomi berasal dari negara Yunani dalam bahasa Greek yaitu
Oikos Nomos, yang berarti tata laksana rumah tangga. Sesudah melalui
masa yang sangat panjang, barulah ilmu ekonomi mendapatkan bentuk
serta takrif (defenisi) yang mantap seperti sekarang ini. Di dalam takrif itu
ternyata bahwa masalah utama dari setiap persoalan ekonomi adalah
problem of choice (masalah pemilihan) diantara berbagai altenatif
penggunaan suatu barang.
3
Dalam kamus ekonomi, defenisi ilmu ekonomi adalah kajian
tentang produksi, distribusi dan konsumsi kekayaan di dalam masyarakat
dunia. Defenisi lain ilmu ekonomi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang
gejala-gejalan masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam
usaha untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai kemakmuran.
Jadi jika dikaitkan dengan defenisi ilmu ekonomi makro adalah
cabang dari ilmu ekonomi, yang membahas permasalahan kebijakan
makro, yakni berupa pengelolaan dan pengendalian umum perekonomian
secara nasional, sehingga bisa tumbuh secara seimbang dan terhindar dari
keadaan-keadaan yang mengganggu keseimbangan tersebut.
Ekonomi Makro Islam adalah ilmu yang membahas permasalahan
kebijakan ekonomi secara makro, berupa pengelolaan dan pengendalian,
sesuai dengan ajaran Islam.1
Beberapa pengertian tentang ekonomi Islam yang dikemukakan
oleh para ahli ekonomi Islam:
a) M. Akram Khan
Ilmu ekonomi makro Islam bertujuan untuk melakukan
kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama
dan partisipasi.
b) Muhammad Abdul Manan
Ilmu ekonomi makro Islam adalah ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang
diilhami oleh niali-nilai sosial.
c) M. Umar Chapra
Ekonomi makro Islam adalah sebuah pengetahuan yang
membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi
dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam
1
Muhammad Syahbudi, Ekonomi Makro Perspektif Islam, (Medan, 2018), h. 14
4
koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa
memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro-
ekonomi yang berkeseimbangan dan tanpa ketidakseimbangan
dari lingkungan.
2
Ibid. h. 15
5
MV = PT
Dimana :
M = penawaran uang.
P = tingakat harga.
T = jumlah transaksi.
3
Nirmala Baini’, Fitri Rahmawati, Teori Ekonomi Makro Dalam Literatur Islam Klasik,
Jurnal Ekonomi Syariah; Volume 07, Nomor 01, April 2020. h. 14
6
inflasi dan mengarankan hubungan antara inflasi dan faktor-faktor
nonekonomis.
4
Ibid. h.16
7
Teori permintaan uang sebelum Keynes sering disebut sebagai
teori permintaan uang klasik, yaitu perekonomian selalu dalam keadaan
seimbang teori permintaan uang sebelum Keynes diantaranya teori
permintaan uang Irving Fisher dan teori permintaan uang Cambridge.
Menurut Fisher uang merupakan alat pertukaran, Fisher merumuskan teori
kuantitas uang dengan sederhana, teori ini didasarkan kepada falsafah
hukum yaitu bahwa perekonomian selalu dalam keadaan full employment.
5
Ibid. h. 19
8
seseorang yang memegang uang atau kekayaanya dengan posisi yang
berbeda-beda dan Keynes tidak memperhitungkan unsur kepastiannya.
6
Muchtolifah, Ekonomi Mikro, (Unesa University Press, 2018), h 18
9
tidak sesuai hukum dan (2) suku bunga (interest rate) yang tinggi.
Sejak abad klasik sampai era modern, konsep tersebut dipakai oleh
lembaga keuangan modern, terutama oleh perbankan konvensional
selama berabad-abad. 7
Bila ditinjau dari sudut fiqh, menurut Qardhawi (2001),
bunga bank sama dengan riba yang hukumnya jelas-jelas haram.
Atas pendapat sebagian kalangan yang menghalalkan bunga
komersial (bunga dalam rangka usaha) dan mengharamkan bunga
konsumtif (bunga dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari).
Qardhawi menyatakan bahwa baik bunga komersil dan bunga
konsumtif, keduanya haram.
Allah menurunkan risalah larangan praktek riba melalui
Qs. Ali-Imran : 130
َٰٓ ََٰٰٓٓلسبَٰٓىَٰٓآَْٰأضَٰٓعَٰٓفَٰٓآَٰ ُّمضَٰٓعفةََٰٰٓٓوَٰٓٱتَّقُىآَْٰٱ ََّّللَٰٓلعلَّ ُكم
ّ ِ يَٰٓأيُّهآَٰٱلَّرِيهَٰٓءامنُىآََْٰلَٰٓتأَٰٓ ُكلُىآَْٰٱ
َٰٓ ََٰٰٓٓتُفَٰٓ ِل ُحىن
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu
kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
10
3) Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi
SAW bersabda: “riba itu mempunyai 73 tingkatan,
yang paling rendah (dosanya) sama dengan seseorang
melakukan zina dengan ibunya”.
b) Fiqih Zakat
Zakat secara etimologi (lughat) zakat memiliki beberapa
makna, diantaranya adalah suci, “sesungguhnya beruntunglah
orang yang menyucikan jiwa itu” (asySyams:9).Selain itu, zakat
dapat bermakna tumbuh dan berkah. Secara syar’i zakat adalah
sedekah tertentu yang diwajibkan dalam syariah terhadap harta
orang kaya dan diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.
Zakat merupakan pilar penting bagi tata kehidupan sosial-
religi umat islam. Dimana si kaya (yang telah memenuhi syarat)
8
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis, (Jakarta, KENCANA, 2008),
h. 13
11
diwajibkan memberikan sebagian harta mereka (sesuai aturan)
untuk diberikan kepada umat yang membutuhkan (8 Ashnaf).
Zakat merupakan pilar agama islam dalam tata perokonomian
umat. Zakat adalah jawaban yang tepat untuk menghadirkan
pendapatan dan kesejahteraan yang merata dalam masyarakat dan
menghapus kesenjangan yang tidak diharapkan oleh sebagian besar
orang. Zakat akan memberikan dampak positif bagi orang yang
membutuhkan, setidaknya akan mengurangi beban mereka, akan
tetapi zakat juga memberikan dampak yang positif pula bagi yang
mereka mengeluarkannya.
Firman Allah Qs. Al-Baqarah : 2-3
a. Produksi
Dengan adanya zakat akan menimbulkan new demander
potensial sehingga akan meningkatkan permintaan secara
9
Ibid, h. 16
12
agregat yang pada akhirnya akan mendorong produsen untuk
meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan.
b. Investasi
Dampaknya lain yang dimunculkan dari peningkatan produksi
diatass maka akan mendorong perusahaan (firms) untuk
meningkatkan investasi.
c. Lapangan kerja
Karena adanya peningkatan investasi mendorong perluasan
produksi yang lebih besar yang pada akhirnya akan membuka
kesempatan kerja.
d. Pertumbuhan ekonomi
Karena peningkatan konsumsi secara agregate dan
meningkatnya investasi hal itu akan mendorong laju
bertumbuhan ekonomi.
e. Kesenjangan social
Zakat juga berperan dalam mendistribusikan pendapatan
khususnya dalam mengurangi kesenjangan pendapatan yang
pada akhirnya akan mengurangi kesenjangan sosial.10
10
Ibid, h. 18
13
Kegiatan dari kelima kelompok pelaku ini serta kaitannya dengan
keempat pasar di atas akan dijelaskna perbedaan makro islam dengan
makro konvenmsional :
a) Kegiatan Kelompok Rumah Tangga (Household)
Kelompok rumah tangga melakukan kegiatan-kegiatan pokok
berupa:
1) Menerima penghasilan dari para produsen dari
“penjualan” tenaga kerja merka (upah), deviden, dan
dari menyewakan tanah hak milik mereka. Dalam
ekonomi Islam, belanja (konsumsi) terikat dengan
kehalalan jenis “pekerjaan yang dijual”.
2) Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa
bunga atas simpanan-simpanan mereka. (teori
konvensional/non syari’ah). Dalam sistem ekonomi
syariah mereka mendapat bagi hasil (profit
sharing).
3) Membelanjakan penghasilan tersebut di pasar
barang/jasa(sebagai konsumen). Dalam ekonomi
Islam, belanja (konsumsi) terikat dengan kehalalan
barang/jasa yang akan dibeli.11
4) Menyisihkan sisa dari penghasilan tersebut untuk
ditabung pada lembaga-lembaga keuangan. Dalam
masyarakat Muslim, penghasilan juga disisihkan
untuk zakat, infak dan sedekah (ZIS).
5) Membayar pajak kepada pemerintah.
6) Masuk dalam pasar uang sebagai “peminta”
(demanders) karena kebutuhan mereka akan uang tunai
untuk misalnya transaksi sehari-hari.
b) Kegiatan Kelompok Perusahaan (Firm)
11
Muhammad Syahbudi, Ekonomi Makro Perspektif Islam, (Medan, 2018), h. 11
14
Kelompok produsen melakukan kegiatan-kegiatan pokok
berupa:
1) Memproduksi dan menjual barang-barang/jasa-jasa
(yaitu sebagai supplier di pasar barang). Dalam
ekonomi islam, memproduksi dan menjual
barang/jasa harus berupa barang/jasa yang halal.
2) Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh kelompok rumah tangga untuk proses
produksi.
3) Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok
barang-barang lain (selaku investor masuk dalam pasar
barang sebagai peminta atau demander).
4) Meminta kredit dari lembaga keuangan untuk
membiayai investasi mereka (sebagai demander di pasar
uang). Dalam ekonomi Islam, berupa pembiayaan
yang sesuai syariah (mudhorobah/muyarakah) dan
sistem bagi hasil.
5) Membayar pajak. Dalam ekonomi Islam, selain pajak,
perusahaan juga dikenai pembayaran zakat
perusahaan.
15
4) Menyewa tenaga kerja (sebagai demander di pasar
tenaga kerja).
5) Menyediakan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat
(sebagai supplier di pasar uang).
12
Ibid, h. 12
16
Kelompok lembaga Keuangan mencakup semua bank-bank dan
lembaga-lembaga keuangan lainnya kecuali bank Central
(Bank Indonesia). Kegiatan mereka berupa:
1) Menerima simpanan/deposito dari rumah tangga.
2) Menyediakan kredit dan uang giral (sebagai supplier
dalam pasar uang). Dalam ekonomi islam, kredit
disini berarti pembiayaan secara syari’ah dan bebas
bunga/interest.13
C. Penutup
1. Kesimpulan.
Ekonomi Makro Islam adalah ilmu yang membahas permasalahan
kebijakan ekonomi secara makro, berupa pengelolaan dan
pengendalian, sesuai dengan ajaran Islam.
Ilmu ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi, yang
membahas permasalahan kebijakan makro, yakni berupa pengelolaan
dan pengendalian umum perekonomian secara nasional, sehingga bisa
tumbuh secara seimbang dan terhindar dari keadaan-keadaan yang
mengganggu keseimbangan tersebut.
Perkembangan Teori Ekonomi Makro : Teori Inflansi (Teori
Kuantitas, Teori Keynesia, Teori Strukturalis, Mark-up Model), Uang
(Teori Permintaan dan Penawaran Uang).
Perbedaan Ekonomi Makro Syariah dan Konvensional. Dalam teori
makro, kita menggolongkan orang-orang atau lembaga-lembaga yang
melakukan kegiatan ekonomi menjadi lima kelompok besar: Rumah
Tangga, Produsen, Pemerintah, Lembaga-lembaga Keuangan, Negara-
negara Lain.
2. Saran
13
Ibid, h. 13
17
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan dan sumber yang didapat, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya
makalah ini jauh lebih sempurna.
18
DAFTAR KEPUSTAKAAN
19