Anda di halaman 1dari 71

MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN DAN PERBANKAN

“Pasar Modal. Asuransi, dan Pasar Valuta asing, Pasar Uang”

DOSEN PENGAMPU: INTAN ZORAYA, SE, MM.

DI SUSUN OLEH:

Yemima Dwi Saputri (C1B018069)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Seiring dengan berkembangnya zaman yang mengakibatkan
kebutuhan yang semakin berkembang, kita dituntut untuk kreatif dan
cerdas dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Di setiap negara di dunia
pasti membutuhkan bantuan dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan
akan suatu jenis barang. Pada umumnya, setiap negara mengimport
suatu jenis barang dari negara lain untuk mencukupi kebutuhan di
negaranya. Alasan utama dari dilakukannya transaksi inport tersebut
adalah negara pengimport tak mampu memproduksi barang yang diimport
di negaranya sendiri. Karena alasan inilah kita mengenal export dan
import.
Mengingat mata uang di satu negara tak berlaku di negara lain,
tentu saja dibutuhkan alat transaksi yang dapat diterima di negara lain.
Kini, alat transaksi yang mampu diterima di lain tersebut biasa dikenal
dengan nama valas, sedangkan tempat terjadinya  transaksi jual beli valas
biasa kita kenal dengan Pasar Valas.
Secara geografis pasar valuta asing atau foreign exchange
market menjangkau keseluruhan bagian dunia, dimana harga-harga mata
uang senantiasa bergerak setiap saat pada setiap hari kerja. Transaksi
valuta asing (valas) yang biasanya dalam jumlah besar diawali setiap pagi
di Wellington dan Sydney, bergerak ke arah barat, ke Tokyo, Hongkong,
dan Singapore, melalui Bahrain, kemudian beralih ke pusat keuangan
keuangan Eropa, Frankfurth, Zurich, dan London menyebrangi Atlantik
dan berakhir di Sanfransisco dan Los Angeles. Pada saat sore hari di
Eropa pasar dalam keadaan ramai dan sangat likuid, ketika bursa Eropa
maupun wilayah pantai timur Amerika Serikat dibuka.

B.     RUMUSAN MASALAH

2
1.       Apa pengertian pasar valuta asing?
2.       Bagaimana latar belakang pasar valuta asing?
3.       Bagaimana mekanisme kerja pasar valuta asing?
4.       Apa fungsi-fungsi pasar valuta asing?
5.       Apa kelebihan dan kelemahan transaksi valuta asing?
6.       Apa yang dimaksud dengan pasar uang?
7.       Siapa saja yang berperan dalam kegiatan pasar uang?
8.       Apa fungsi dari adanya pasar uang?
 
C.    TUJUAN
1.       Mampu menjelaskan mengenai pengertian pasar valuta asing.
2.       Mengetahui latar belakang pasar valuta asing.
3.       Mengetahui mekanisme kerja pasar valuta asing.
4.       Mampu menyebutkan fungsi-fungsi pasar valuta asing.
5.       Mampu menjelaskan kelebihan dan kelemahan transaksi valuta
asing.
6.       Mengerti yang dimaksud dengan pasar uang.
7.       Mengetahui pelaku-pelaku yang berperan dalam kegiatan pasar
uang.
8.       Mengetahu fungsi dari adanya pasar uang.

3
1.    PASAR UANG
A.       Pengertian Pasar Uang
Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para
pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai
yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara.
Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-
dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan
batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat
diperjualbelikan di dalam pasar uang (Pandji Anoraga dan Piji Pakarti
(2001:20)).
Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu
atau organisasi mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu
dengan individu yang memerlukan dana. Pasr uang menurut Pandji
Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) mempunyai ciri: jangka waktu dana
yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada
umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak
perlu guarantor underwriter. Pasar uang dan pasar modal sebetulnya
merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana.
Pengertian lain yang dapat dikemukakan di sini yaitu pasar uang
adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek,
yang umumnya berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi pasar uang
sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan, perusaaan-
perusahaan nonkeuangan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka
pendek maupun untuk menempatkan dana atas kelebihan likuiditasnya.
Sesuai dengan namanya, pasar uang (money market) adalah
keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat
berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu

4
tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar
uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.
B.     Kebutuhan Adanya Pasar Uang
Ada beberapa alasan mengapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem
perekonomian karena banyaknya perusahaan serta individu yang
mengalami arus kas yang tidak sesuai
antara inflows dan outflows. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan
dari klien pada periode tertentu dan pada waktu yang lain ia harus
mengeluarkan uang dan menutupi  biaya operasionalnya. Untuk
mengatasi masalah tersebut (pada saat kas perusahaan mengalami
defisit), maka perusahaan sementara dapat memasuki pasar uang
sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain
yang memiliki surplus (kelebihan) dana. Selanjutnya, pada saat
mengalami surplus dana perusahaan menjadi kreditur dalam pasar uang
untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan dananya tak
terpakai atau idle.
Oleh karena itu, pasar uang berfungsi untuk menjembatani adanya
kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran dana, menutup
kekurangan dengan pinjaman jangka pendek apabila pengeluaran dana
melebihi penerimaan dan penyediaan outlet investasi untuk memperoleh
pendapatan bunga bagi unit yang penerimaannya melebihi pengeluaran.
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi oleh adanya
kebutuhan untuk medapatkan sejumlah danan dalam jangka pendek atau
sifatnya harus segera dipenuhi. Dengan demikian pasar uang memiliki
fungsi sebagai berikut:
a.    Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek
untuk membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya
b.    Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam
pembangunan dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU)
c.    Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.
C.    Tujuan dan Fungsi Pasar Uang

5
Investor di pasar uang terutama mencari keamanan dan likuiditas di
samping peluang untuk memperoleh pendapatan bunga. Hal tersebut
karena dana yang diinvestasikan di pasar uang kelebihan untuk
sementara dan biasanya dibutuhkan dalam waktu singkat untuk
membayar pajak, gaji, deviden, dan sebagainya. Dengan alasan ini, maka
investor sangat sensitif terhadap risiko.
Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi
lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan nonkeuangan, dan
peserta-peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan jangka
pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas
kelebisi likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana
pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dlam melakukan operasi
pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Pelaksanaan pasar
terbuka oleh Bank Indonesia dilakukan dengan menggunakan Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). SBI
sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan
untuk tujuan kontraksi moneter. Sementara SBPU berfungsi sebagai
instrumen ekspansi moneter.

D.    Peserta Pasar Uang


Pihak yang terlibat dalam transaksi pasar uang baik sebagai investor
maupun sebagai penerbit instrument dalam rangka mobilisasi dana antara
lain adalah :
1)                       Lembaga-lembaga keuangan
2)                       Perusahaan-perusahaan besar
3)                       Lembaga-lembaga pemerintah
4)                       Individu-individu
Pasar uang menyediakan fasilitas atau jaringan transaksi jual beli
asset financial, pasar ini menekankan pada kredit untuk memenuhi
kebutuhan kas jangka pendek. Pasar uang adalah mekanisme yang
mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang

6
mengalami defisit. Transaksi dalam pasar uang sebagian besar bersifat
jangka pendek. Oleh karena itu mekanisme dalam pasar uang pada
dasarnya dirancang untuk mempertemukan kebutuhan dana jangka
pendek perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah. Dengan
demikian, keberadaan pasar uang memungkinkan terjadinya transaksi
pinjam-meminjam.
E.     Instrument Pasar Uang
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam
pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang
diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-
lembaga pemerintah. Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia.
Dahlan Siamat (2001:208):
1)        Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan
sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang
berjangka waktu pendek kurang dari satu tahun.
2)                       Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat berharga jangka pendek yang dapat diperjual-belikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang telah
ditunjuk oleh BI.
3)                       Sertifikat Deposito
Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan
dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu.
Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya
dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito
berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau
diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui lembaga -
lembaga keuangan lainnya.

4)                       Commerecial Paper

7
Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada
investor dalam pasar uang.
5)  Call Money
Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank
lainnya untuk jangka waktu pendek.
6) Repurchase Agreement
Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian
bahwa penjual akan membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual
tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih
dahulu
7) Banker's Acceptence
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan
kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau
untuk membeli valuta asing.

A. Indikator Pasar Uang


Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling
tidak mengamati perkembangan pasar uang. Indikator pasar uang
meliputi:
1)  Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam
hal pinjam meminjam danadalam bentuk rupiah.
2)                       Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam
bentuk rupiah.
3)                       Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$)
Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam
hal pinjam meminjam danadalam bentuk US $.
4)                       Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam
bentuk US $.

8
5)                       JIBOR (Jakarta Interbank Offered)
Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar
bank.
6)                       Suku bunga deposito Rupiah (%/Th)
Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan
uangnya dalam bentuk Rupiah.
7)                       Suku bunga deposito US$ (%/Th)
Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan
uangnya dalam bentuk US $.
8)                       Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari
suatu mata uang terhadap mata uang lainnya
9)                       Suku bunga kredit
Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan
lainnya kepada para kreditor
F.      KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
1)      Kelebihan
a.       Sarana untuk mencari pinjaman dana jangka pendek bagi perusahaan
yang mengalami kesulitan likuiditas
b.      Sarana untuk menempatkan kelebihan dana yang dimiliki oleh badan
usaha
2)      Kelemahan
a.       Risiko pasar
Risiko ini terjadi karena turunnya harga suatu instrumen pasar uang
dikarenakan tingkat suku bunga naik sehingga investor mengalami
kerugian.
b.      Risiko gagal bayat
Risiko ini terjadi karena debitur tidak dapat memenuhi kewajiban bayar
pada kreditor.
c.       Risiko inflasi

9
Risiko ini terjadi karena naiknya harga barang atau jasa sehingga daya
beli menurun atas pendapatan yang diterima dari pinjaman yang
diberikan.
d.      Risiko nilai tukar
Risiko ini terjadi karena adanya perubahan tidak menguntungkan terhadap
kurs mata uang asing.
2.      Pasar Valuta Asing
A.    Pengertian Pasar Valuta Asing
Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang
dalam bahasa asing dikenal dengan foreign exchange (Forex) merupakan
mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di
negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta
tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan.
Sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional AS yang mendirikan
pabrik di Inggris, pada akhir tahun buku selalu ingin mentransfer laba yang
diperoleh dari usahanya di Inggris (dalam bentuk Poundsterling) ke kantor
pusatnya di AS (dalam bentuk USD) maka untuk mengonversikan mata
uang Poundsterling Inggris ke dalam US Dolar diperlukan adanya pasar
valas.
Pasar valuta asing (valas) merupakan suatu jenis perdagangan
atau transakasi yang memperdagangkan suatu mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang
utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Sependapat
dengan Madura yang mengungkapkan bahwa pasar valuta asing adalah
pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah
transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan internasional. Atau jika
diartikan secara sederhana, pasar valas adalah perdagangan mata uang
(valuta) suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Sedangkan tarif
dari pertukaran mata uang ini disebut juga dengan Foreign Exchange
Rate, di Indonesia dikenal dengan Kurs Valas.

B.     Latar Belakang Pasar Valuta Asing

10
Setelah perang dunia I dan setelah depresi ekonomi dunia pada
tahun 1930-an, dunia menginginkan tercapainya suatu stabilitas ekonomi
yang lebih baik. Pada tahun 1944 lahirlah suatu sistem moneter
Internasional yang dikenal dengan nilai tukar tetap (fixed ekchange rate)
hasil persetujuan Bretton woods. Setiap negara memberlakukan kurs yang
tetap dari mata uangnya terhadap US. Sejak saat itu ekonomi  negara-
negara Eropa serta Amerika mulai tumbuh pesat. Lebih dari itu lahirnya
pasar Euro Dollar dan Asia Currency Unit adalah untuk mengimbangi
peredaran US Dollar yang semakin banyak jumlahnya.
Pentingnya aktivitas dalam foreign exchange timbul sehubungan
dengan berkembangnya perdagangan internasional serta semakin
meningkatnya  perpindahan uang dan capital international. Dari sini bisa
dilihat bahwa foreign exchange bukan sebatas money change tetapi lebih
luas dari itu. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa pasar  valuta asing
adalah suatu pasar di mana surat-surat berharga jangka pendek
diperdagangkan.
Dalam perkembangannya, uang berkembang menjadi komoditas
yang bisa di perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri mengalami
pertumbuhan yang pesat pada awal 70’an. Adapun yang menyebabkan
pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain adalah:
1.      Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup
signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk
berkecimpung di dalam pasar valuta asing.
2.      Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya
persaingan bisnis membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru
yang lebih murah, dan tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan
permintaan akan mata uang suatu negara tertentu.
3.      Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya
sarana telepon, telex, faximile, internet memudahkan para pelaku pasar
untuk berkomunikasi sehingga transaksi lebih mudah di lakukan.

11
4.      Keuntungan yang diperoleh di pasar valuta yang cenderung besar
meningkatakan keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari
pergerakan valuta asing.

C.    Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing


Kuncoro (1996:107) mengatakan seandainya ada mata uang
tunggal internasional, barangkali pasar valas tidak diperlukan. Kenyataan
menunjukkan, dalam setiap transaksi internasional selalu digunakan
valas. Dengan kata lain ada kebutuhan untuk mengkonversi mata uang
yang satu menjadi mata uang lain. Inilah yang menimbulkan adanya
permintaan akan transaksi valas. Pasar valas dunia menawarkan
mekanisme yang dapat menyelesaikan transaksi kompleks dan beragam
secara efisien. Perantara utama dalam pasar valas adalah bank-bank
utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama yang berdagang valas.
Bank-bank ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang sangat
maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut
dengan klien utamanya dan bank-bank lain diseluruh dunia. Tidak seperti
di bursa saham yang memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-
pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah bertemu dan
berhadapan secara langsung. Hanya telepon, modem, mesin
faks, terminal computer, atau telex yang menghubungkan permintaan dan
penawaran valas. Ada dua tingkatan dalam pasar valas. Pertama, pasar
konsumen/eceran (consumer/retail market), dimana individu atau institusi
membeli dan menjual valas kepada bank. Sebagai contoh, bila IBM
bermaksud merepatriasi keuntungan dari cabangnya di Jerman ke AS,
maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di Frankfurt dengan tawaran
menjual DM yang dimilikinya untuk ditukarkan US$. Kedua, apabila bank
tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank tadi akan
mendatangi bank lain untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau
valas lain. Penjualan dan pembelian semacam ini disebut pasar antar
bank.

12
Dalam pasar valas, tidak ada keseragaman. Dengan adanya
transaksi diluar bursa perdagangan (over the counter) sebagai pasar
tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar valuta
asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang
yang berbeda diperdagangkan, sehingga secara tidak langsung artinya
bahwa “tidak ada kurs tunggal mata uang dollar melainkan kurs yang
berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar mana yang
bertransaksi”. Namun dalam praktiknya, perbedaan tersebut seringkali
sangat tipis.

D.    Fungsi Pasar Valuta Asing


Fungsi pasar valuta asning antara lain:
1.      Transfer daya beli (transfer of purchasing power)
Sangat diperlukan terutama dalam perdagangan internasioanal dan
transaksi modal yang biasanya melibatkan pihak-pihak yang tinggal di
negara yang memiliki mata uang yang berbeda.
2.      Penyediaan kredit
Pengiriman barang antarnegara dalam perdagangan internasional
membutuhkan waktu. Oleh karena itu, harus ada suatu cara untuk
membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman barang termasuk
setelah barang sampai ke tempat tujuan yang biasanya memerlukan
beberapa waktu untuk kemudian dijual kepada pembeli.
3.      Mengurangi risiko valuta asing
Importir mengharapkan memperoleh keuntungan dalam usaha
perdagangan. Dalam kondisi normal dari kemungkinan risiko yang tidak
diperkirakan misalnya terjadi perubahan kurs yang tiba-tiba sehingga
mempengaruhi besarnya keuntungan yang telah diperkirakan.

E.     Tujuan Transaksi Valuta Asing

13
Ada beberapa tujuan dalam melakukan transaksi valas baik yang
dilakukan oleh perusahaan/badan maupun individu adalah sebagai
berikut:
1)      Komersial: ekspor-impor lalu lintas modal, lalu lintas jasa, dan lain-lain.
2)      Funding: pinjaman valuta asing dan kebutuhan cash flow.
3)      Hedging: untuk keperluan hedging atas risiko perubahan kurs valuta
asing.
4)      Investasi: commercial investment, property investment, dan portfolio
investment.
5)      Individu: turis dan kebutuhan individu lainnya.
6)      Marketmaking: berupa perdagangan valuta asing yang dilakukan bank-
bank dengan menawarkan harga dua arah sebagai marketmaker.
7)      Position taking: aktivitas ini lazim ditemui untuk tujuan memperoleh
keuntungan. Pada aktivitas ini, pelaku pasar akan memposisikan dirinya
sesuai dengan kecendrungan menguat atau melemahnya mata uang.

F.     Pelaku Pasar Valuta Asing


Pelaku ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan
menjadi:
a.       Perusahaan
Untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi,
perusahaan selalu melakukan eksplorasi terhadap berbagai sumber-
sumber daya yang baru dan yang lebih murah. Ada kegiatan impor dan
ekspor yang dilakukan perusahaan kadang memerlukan mata uang
negara lain dengan jumlah yang cukup besar.
b.      Individu
Masyarakat atau perorangan melakukan transaksi valuta asing di
sebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah kegiatan
spekulasi, yaitu dengan memanfaatkan fluktuasi pergerakan nilai valuta
asing untuk memperoleh keuntungan. Faktor kedua adalah kebutuhan
konsumsi pada saat berada di luar negeri.
c.       Bank Umum dan Perbankan

14
Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai
keperluan antara lain melayani nasabah yang ingin menukarkan uangnya
dalam bentuk mata uang lain. Perbankan adalah pelaku pasar valas yang
terbesar dan paling aktif. Perbankan beroperasi dalam pasar valas lewat
para pedagangnya.
d.      Pialang  Pasar Valas atau Broker
Mereka membantu untuk mencarikan pembeli ataupun penjual.
e.       Pemerintah
Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan
antara lain membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar
negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata uang lokal.
f.       Bank Sentral.
Biasanya bank sentral melakukan jual beli valuta asing dalam
rangka menstabilkan nilai tukar mata uang.
g.      Spekulan dan Arbitraser
Arbitraser adalah orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs
antar valas. Peran serta spekulan dan arbitraser dalam pasar valas
semata-mata didorong oleh motif mengejar keuntungan.
h.       Institusi
Institusi yang dimaksud disini adalah institusi-institusi keuangan
yang mempunyai investasi internasional, meliputi dana pensiun,
perusahaan asuransi, mutual fund, dan bank investasi.

G.    Jenis-jenis Pasar Valuta Asing


1)      Pasat SPOT (Pasar Tunai)
Dalam transaksi spot biasanya penyerahan valas ditetapkan dua
hari kerja berikutnya. Misalkan kontrak jual beli valas di tutup tanggal 10
maka penyerahannya dilakukan tanggal 12, namun apabila tanggal 12
adalah hari minggu atau hari libur Negara asal (Home Countries),
penyerahan dilakukan pada hari berikutnya (Eligible Date) tanggal
penyerahan ini disebut Value Date.
2)      Pasar Forward

15
Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta lain
pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan oleh bank-bank.
Kemudian yang dimaksud pasar forward adalah pasar yang memfasilitasi
perdagangan kontrak forward mata uang.  Waktu antara ditetapkannya
kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat
bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun.
3)      Pasar Currencies Future
Pasar currency futures merupakan pasar yang memfasilitasi
perdagangan kontrak currency futures. Suatu kontrak currency futures
menetapkan suatu volume standar dari suatu valuta tertentu yang akan
ditukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) tertentu di masa
depan. Sebuah MNC (multi national corporation) yang ingin meng-hedge
hutangnya akan membeli kontrak currency futures untuk mengunci harga
suatu valuta di masa depan.
4)      Pasar Currency Options
Pasar currency options merupakan pasar yang memfasilitasi
perdagangan kontrak currency options. Kontrak currency options dapat
diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency call options
menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan harga
tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency call options
digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan
di masa depan. Currency put options memberikan hak untuk menjual
suatu valuta asing dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu
tertentu. Currency put options digunakan untuk meng-hedge piutang-
piutang valas yang akan diterima di masa depan.
5)      Pasar Barter (SWAP)
Kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang secara
tunai yang diikuti membeli dan menjual kembali mata uang yang sama
secara tunai dan tunggak secara stimultan dengan batas waktu yang
berbeda.

H.    Kelebihan dan Kelemahan Pasar Valuta Asing

16
1)      Kelebihan Pasar Valuta Asing
a)      Transaksi 24 jam
Tidak seperti transaksi di pasar modal, pasar valas berjalan 24 jam
sehari selama 5 hari dalam seminggu.
b)      Likuiditas
Banyaknya broker/dealer dalam pasar valas menjadikan pasar
valas menjadi sangat likuid sekaligus bisa menjadikan harga menjadi lebih
stabil. Dengan begitu, trader bisa membuka atau menutup posisi pada fair
market price.

c)      Rendahnya biaya transaksi


Biaya transaksi di pasar valas secara online tidak ada, namun
hanya dikenakan biaya yang jumlahnya cukup beragam salah satu
contohnya adalah biaya pada saat penarikan dana dari akun forex.
d)     Keuntungan dari kenaikan dan penurunan harga
Para trader dapat menarik keuntungan dari kenaikan harga yaitu
selisih antara harga beli (ask/offer) dengan harga jual/harga penutupan
(bid) pada pesanan beli (buying order). Sedangkan pada pesanan jual
(selling order), keuntungan didapat dari selisih antara harga jual (bid)
dengan harga beli/penutupan (ask/offer).
e)      Marjin perdagangan
Perdagangan dengan marjin dapat membuat daya beli investor
melebihi jumlah modal yang dimiliki.
f)       Two way opportunities
Anda dapat menghasilkan keuntungan 2 arah, ketika market naik
atau pun ketika market turun. Hal ini tidak berlaku bagi investasi jenis lain
(1 way opportunity), sebagai contoh: saham.
g)      Fungsi laverage (fungsi pengali/daya ungkit)
Dengan modal relatif kecil anda dapat menghasilkan keuntungan
yang jauh lebih besar. Contoh : tanpa leverage anda hanya akan

17
mendapatkan $0.01/point dengan modal $100. Tapi dengan leverage
1:100 maka anda dapat menghasilkan $1/point dengan modal yang sama
($100).

2)      Kelemahan Pasar Valuta Asing


a)      Risiko kurs pertukaran (exchange rate risk)
Risiko ini timbul sebagai akibat dari naik-turunnya nilai tukar (kurs)
valas.
b)      Risiko negara asal
Risiko ini timbul dari akibat campur tangan pemerintah yang mata
uangnya di perdagangkan di pasar valas contohnya seperti intervensi
bank sentral di negara tersebut dengan menaikkan tingkat suku bunga,
melepas obligasi pemerintah, pembelian valuta asing secara besar-
besaran oleh pemerintah dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP

SIMPULAN

Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang
dalam bahasa asing dikenal dengan foreign exchange (Forex) merupakan

18
mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di
negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta
tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan.

Pasar uang adalah pasar yang menyediakan sarana pengalokasian


dan pinjaman dana jangka pendek, karena itu pasar uang merupakan
pasar likuiditas primer. Transaksi dalam pasar uang dilakukan dengan
menggunakan sarana telekomunikasi sehingga pasar uang ini disebut
juga dengan pasar abstrak karena pelaksanaannya tidak dilakukan di
tempat tertentu sebagaimana halnya dengan bursa efek pada pasar
modal.

Pemilihan dana dalam pasar uang selalu berkaitan dengan pasar


uang. Artinya jika kita hendak menginvestasikan uang kita dalam pasar
uang maka, kita akan selalu mempertimbangkan kegiatan yang terjadi di
pasar valas, demikian pula sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk
menentukan investasi mana yang paling menguntungkan di pasar uang
atau valas. Interaksi antara pasar uang dan valas ini menjadi lebih penting
apabila jumlah dana yang ada dalam jumlah besar atau kondisi ekonomi
pada saat yang kurang baik

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. Pengembangan Pasar Uang serta SBI dan SBPU di


Pasar Sekunder. Paper, Jakarta. 1989.
Rusdin.2000. Pasar Modal. Jakarta: Alfabeta
www.id.wikipedia.org/wiki/Pasar-Valut- Asing. 1 Desember 2011
www.wikipedia.com. Pasar Valuta Asing. 1 Desember 2011

19
www.scribd.com/doc/23434572/Pasar-Uang-Dan-Pasar-Valuta-Asing

20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Semakin berkembangnya perekonomian di dunia mengakibatkan


perubahan yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang mulai
melakukan transaksi ekonomi melalui berbagai cara, salah satunya adalah
dengan menginvestasikan harta atau uangnya melalui pasar modal. Pasar
modal dibentuk untuk mempermudah para investor mendapatkan asset
dan mempermudah perusahaan menjual asset.

Kehidupan yang semakin kompleks akan mendorong berbagai pihak


untuk mencapai segala sesuatu secara instan, mudah dan terorganisasi.
Dalam hal ini, untuk memepermudah transaksi produk pasar modal maka
dibentuk Bursa Efek. Fungsinya sangat membantu berbagai pihak yang
terkait.

Perkembangan pasar modal dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.


Dimulai dengan adanya perubahan yang terdapat didalamnya hingga
menghasilkan Bursa Efek Jakarta yang merupakan satu-satunya bursa
efek di Indonesia. Aktivitas yang dilakukan sangat banyak guna
membantu para investor dan perusahaan melakukan transaksi ekonomi.

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen


keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang
(obligasi), equitas (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan


instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,
obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti
option, futures, dan lain-lain.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal


mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang

21
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara


karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal
menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument
keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana mekanisme prosedur go public ?

2. Bagaimanakah perkembangan bursa efek di Indonesia ?

3. Apakah fungsi bursa efek di Indonesia ?

4. Produk apa saja yang ada di pasar modal yang menjadi tujuan para
investor dan perusahaan untuk bertransaksi ?

1.3 TUJUAN

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana


perkembangan pasar modal di Indonesia

2. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi adanya pasar


modal di Indonesia

3. Mahasiswa mengetahui dan memahami produk apa saja yang


ada di pasar modal

22
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PASAR MODAL

Pasar modal (capital modal) adalah pasar keuangan untuk dana-dana


jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang
adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal
dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang
terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek.
Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek
adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan,
misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial
paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan
waran (warrant).

Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar
konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas.
Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi,
dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat
adalah pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.

Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang
berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo
kurang dari satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak. Instrument
pasar uang biasanya terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka
pendek seperti sertifikat deposito, commercial papper, Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).

2.2 PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA

Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan
obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang
dikeluarkan oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939,

23
jual beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912,
Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di
tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat
setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo.

Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar modal sudah


sejak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh
orang-orang Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun
perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu
sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-
baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan
Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari
penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan
kolonial waktu itu mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan
akhirnya berdiri secara resmi pasar midal di Indonesia yang terletak di
Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama
Verreninging voor den Effectenhandel (bursa efek) dan langsung
memulai perdagangan. Efek yang dperdagangkan pada saat itu adalah
saham dan obligasi perusahaan milik perusahaan Belanda serta obligasi
pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia dihentikan pada perang dunia
yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah
jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan
Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.

Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya


pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh
pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal
Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.
13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkan senagai Undang-
undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti 12 tahun. Adapun
penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang
dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bangk negara dan beberapa
makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas
ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan
pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para
pembeli obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun
badan hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi
abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.

Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran


perdagangan di bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang
dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu

24
hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga
begara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebyut makin
parah sejalan dengan memburuknya hubungan Republik Indonesia denan
Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi
pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai
dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian
disusul dengan instruksi dari Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda
(BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk
memperdagangkan semua efek dari perusahaan Belanda yangberoperasi
di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi mata uang Belanda,
makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.

Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen
Keuangan. Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah
memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama
5 tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk
investor WNI yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan
pajar pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan
pajak kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.

Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan


dan perbankan termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi
perkembangan pasar midal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses
20 tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987
yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi
pokok-pokok:

a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus


mencapai 10%.

b. Diperkenalkan Bursa Paralel.

c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan


di bursa yang sebelumya dipungut oleh Bapepam.

d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go


public.

e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.

f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs


sebelum ditiadakan.

25
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu
selambat-lambatnya 30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.

Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa


Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini
mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal.

2.3 MANFAAT PASAR MODAL

1. Bagi Emiten

Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar

2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana


selesai

3. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas


dalam pengelolaan dana/perusahaan

4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra


perusahaan

5. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

2. Bagi investor

Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara


lain:

1. Nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.


Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham
yang mencapai kapital gain

2. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham


dan bunga yang mengambang bagi pemenang obligasi

3. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen


yang mengurangi risiko

2.4 LEMBAGA - LEMBAGA YANG TERLIBAT DI PASAR MODAL

1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)

26
Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun
1990 tentang Pasar Modal adalah :

a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek


dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien
serta melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum.

b. Melaksanakan pembinaan dan pengawas terhadap lembaga-


lembaga berikut:

1) Bursa efek

2) Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan

3) Reksa dana

4) Perusahaan efek dan perorangan

c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar


modal

Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal wajib menetapkan


ketentuan bagi terjaminnya pelaksanaan efek secara tertib dan wajar
dalam rangka melindungi pemodal dan masyarakat berupa:

1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di bursa efek oleh


semua perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib
memuat persyaratan kererbukaan kepada Ketua Bapepam dan
masyarakat tentang semua transaksi efek oleh semua pemegang
saham utama dan orang dalam serta pihak terasosiasikan
dengannya.

2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak telah


memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau
pendaftaran profesi.

3) Penjatahan efek, dalam hal terdapat kelebihan jumlah permintaan


pada suatu penawaran umum. Ketentuan ini tidak mengharuskn
diadakannya penerbitan sertifikat dalam jumlah yang kurang dari
jumlah standar yang berlaku dalam perdagangan efek pada suatu
bursa efek.

Bapepam dipimpin oleh seorag ketua yang tugas pokoknya adalah


memimpin Bapepam sesuaidengan kebijaksanaan yang telah digariskan
oleh pemerintah dan membina aparatur Bapepam agar berdaya guna dan
berhasil guna. Disamping itu Ketua Bapepam bertugas membuat

27
ketentuan pelaksanaan teknis di bidang pasar modal secara fungsional
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan serta berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.

2. Lembaga Penunjang Pasar Perdana

a. Penjamin Emisi Efek

Tugas penjamin efek antara lain adalah sebagai berikut:

1) Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya


dikeluarkan, harga yang wajar dan jangka waktu efek
(obligasi dan sekuritas kredit).

2) Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek,


membantu menyelesaikan tugas adinistrasi yang
berhubungan dengan pengisian dokumen pernyataan
pendaftaran emisi efek, penyusunan prospektus
merancang spesimen efek dan mendampingi emiten
selama proses evaluasi.

3) Mengatur penyelenggaraan emisi (pendistribusian efek


dan menyiapkan sarana-sarana penunjang).

b. Akuntan Publik

Tugas akuntan publik antara lain adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan


perusahaan dan memberikan pendapatya.

2) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan


prinsip akuntansi yang berlaku umum dan ketentuan-
ketentuan Bapepam.

3) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara - cara


pembukuan yang baik apabila diperlukan.

c. Konsultan Hukum

Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek - aspek hukum


emiten dan memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan
keabsahan usaha emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti
kepemilikan atas kekayaaan emiten, perikatan yang dilakukan oleh emiten
dengan pihak ketiga, serta gugatan dalam perkara perdata dan pidana.

28
d. Notaris

Notaris bertugas membuat berita acara RUPS, membuat konsep


akta perubahan anggaran dasar dan menyiapkan naskah perjanjian dalam
rangka emisi efek.

e. Agen Penjual

Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan pialang


(broker/dealer) yang bertugas melayani investor yang akan memesan
efek, melaksanakan pengembalian uang pesanan dan menyerahkan
sertifikat efek kepada pemesan.

f. Perusahaan Penilai

Perusahaan penilai diperlukan apabila perusahaan emiten akan


melakukan penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui beberapa beesarnya nilai wajar aktiva perusahaan
sebagai dasar dalam melakukan emisi melalui pasar modal.

3. Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi

Dalam emisi obligasi, disamping lembaga penunjang untuk emisi saham


juga dikenal lembaga sebagai berikut:

a. Wali Amanat (Trustee)

Tugas wali amanat antara lain:

1) Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten

2) Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh


harta kekayaan emiten yang diterima olehnya sebagai
jaminan.

3) Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten.

4) Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman


pokok beserta bunganya yang harus dilakukan oleh
emiten tepat pada waktunya.

5) Melaksanankan tugas selaku agen utama pembayaran.

6) Mengikuti secara terus-menerus perkembangan


pengelolaan perusahaan emiten.

7) Membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak


emiten.

29
8) Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO),
apabila diperlukan.

b. Penanggung (Guarantor)

Penanggung bertanggungjawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman


pokok obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemengang
obligasi tepat pada waktunya, apabila emiten tidak memenuhi
kewajibannya.

c. Agen Pembayar (Paying Agent)

Agen pembayar bertugas membayar bunga obligasi yang biasanya


dilakukukan setiap dua kali setahun dan pelunasan pada saat obligasi
telah jatuh tempo.

4. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder

Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang


menyediakan jasa-jasa dalam pelaksanaan transaksi jual beli di bursa.
Lembaga penunjang terdiri dari:

a. Pedagang Efek

Di samping melakukan jual beli efek untuk diri sendiri, pedangang efek
juga berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek tertentu dan menjaga
keseimbangan harga serta memelihara likuiditas efek dengan cara
membeli dan menjual efek tertentu di pasar sekunder.

b. Perantara Perdagangan Efek (Broker)

Broker bertugas menerima order jual dan order beli investor untuk
kemudian ditawarkan di bursa efek. Atas jasa keperantaraan ini broker
mengenakan fee kepada investor.

c. Perusahaan Efek

Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas (sekurities company) dapat


menjalankan saru atau beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi
efek (underwriter) , peranraa pedagang efek, manajer investasi atau
penasihat investasi.

d. Biro Administrasi Efek

Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur


menyediakan jasa-jasa melaksanakan pembukuan, transfer dan

30
pencatatan, pembayaran dividen, pembagaian hak opsi, emisi sertifikat,
atau laporan tahunan untuk emiten.

e. Reksa Dana (Mutual Fund)

Reksadana meripakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-


dana investor yang pada umumnya diinvestasikan dalam bentuk
instrumen pasar modal atau pasar uang oleh manajer investasi. Atas dana
yang dikelola tersebut diterbitkan unit saham atau sertifikat sebagai bukti
keikutsertaan investor pada perusahaan reksadana.

2.5 PROSES PENAWARAN UMUM (GO PUBLIC)

Penawaran umum adalah kegiaan yang dilakukan oleh emiten untuk


menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diaur oleh
undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer
disebut sebagai go public. Go public dapat menjadi strategi untuk
mendapatkan dana dalam jumlah besar. Dana tersebut dapat digunakan
untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur permodalan, dan
investasi. Dengan adanya proses penawaraan umum, perusahaan emiten
akan mendapatkan banyak keuntungan. Keuntungan yang dapat
diperoleh dengan adanya penawaran umum adalah :

a. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima


sekaligus tanpa melalui termin-termin.

b. Proses untuk melakukan go public relatif mudah sehingga


biaya untuk go public juga menjadi relatif murah.

c. Perusahaan dituntut untuk lebih terbuka, sehingga hal ini


dapat memacu perusahaan untuk melakukan pengelolaan
dengan lebih profesional.

d. Memberikan kesempatan pada kalangan masyarakat untuk


turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat
mengurangi kesenjangan sosial. Dlam hal ini tentu saja juga
menuntut keaktifan masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan aktivitas di pasar modal.

e. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat. Go public dapat


menjadi media promosi yang sangat efisien dan efektif.
Selain itu, keuntungan ganda dapat diperoleh oleh
perusahaan karena penyertaan karena penyertaan

31
masyarakat biasanya tidak akan memengaruhi kebijakan
manajemen.

Penawaran Umum

Sebelum Emisi Emisi Sesudah Emisi

Inter BAPEPAM Pasar Pasar Pelaporan


Perusahaan Primer Sekunder

32
1. Rencana go public 1. Laporan
1. Penawaran oleh sindikasi Berkala
2. RUPS
penjamin emisi dan agen 2. Laporan
3. Penunjukan
penjual kejadian
Underwriter
2. Penjatahan kepada pemodal penting
Profesi Penunjang
3. Penyerahan efek kepada dan
Lembaga Penunjang
4. Mempersiapkan pemodal relevan
dokumen
5. Konfirmasi sebagai
agen penjual oleh
penjamin emisi 1. Emiten mencatatkan
6. Kontrak pendahuluan efeknya di bursa
dengan bursa efek 2. Perdagangan Efek di
7. Tanda tangan bursa
perjanjian
8. Public Expose
1. Emiten menyampaikan pendaftaran
2. Expose terbatas di Bapepam
3. Tanggapan
Kelengkapan dokumen
Kejalasan informasi
Keterbukaan (hukum, akuntansi, keuangan dan
manajemen)
4. Komentar tertulis dalam waktu 45 hari
5. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif

Gambar Proses Penawaran Umum di Pasar Modal

Meski proses untuk go public ini relatif mudah, ada beberapa hal yang
harus disiapkan oleh pihak emiten agar proses untuk go public ini dapat
berjalan lancar sesuai dengan perencanaan. Perencanaan tersebut
meliputi perencanaan internal dan eksternal. Perencanaan internal
dilakukan dengan membuat kesepakatan dengan pemegang saham dan
manajemen. Perencanaan eksternal dilakukan dengan menjalin kerja
dengan lembaga-lembaga penunjang dan Bapepam.

33
1. Persiapan dalam Rangka Penawaran Umum

a. Menajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana


melalui go public.

b. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada


para pemegang saham dan peruanahan Anggaran Dasar
dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

c. Emiten mencari profesi penunjang dan lembaga penunjang


untuk membantu menyiapkan kelengkapan dokumen :

1) Penjamin emisi (under writer) untuk menjamin dan


membantu emiten dalam proses emisi.

2) Profesi penunjang :

 Akuntan Publik (auditor independen) untuk


melakukan audit atas laporan keuangan emiten
untuk dua tahun terakhir.

 Konsultan hukum untuk memberikan pendapat


dari segi hukum (legal opinion).

 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva


tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar
(sound value) dari aktiva tetap.

 Notaris untuk melakukan perubahan atas


Anggaran Dasar, membat akta perjanjian-
perjanjian dalam rangka penewaran umum dan
juga noulen-notulen rapat.

3) Lembaga penunjang :

 Wali amanat akan bertindak selaku wali bagi


kepentingan pemegang oblogasi (unuk emisi
obligasi).

 Penanggung (guarantor).

 Biro Administrasi Efek (BAE).

4) Tempat penitipan Harta atau kusodian (custodian).

d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.

34
e. Kontrak pendahuluan dengan bursa efek di mana efeknya
akan dicatatkan.

f. Penandatangan perjanjian-perjanjian emisi.

g. Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya yang bersifat


utang, terlebih dahulu harus memperoleh peringkat dari
Lembaga Peringkat Efek.

h. Menyampaikan pernyataan pedaftaran beserta dokumen-


dokumennya kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan
ekspose terbatas di BAPEPAM.

2. Tahapan dalam Rangka Penawaran Umum

Proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat


tahap berikut:

a. Tahap persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka


mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses
penawaran umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang akan
menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan paa pemegang saham dalam
rangka penawaran umum saham. Setelah mendapatkan persetujuan,
selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga
dan profesi penunjang pasar yaitu:

 Penjamin emisi (underwiter). Merupakan pihak


yang paling banyak terlibat membantu emiten
dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang
dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan
berbagai dokumen, membantu menyiapkan
prospektus dan memberikan penjaminan atas
penerbitan.

 Akuntan publik (Auditor Independen). Bertugas


melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan
keuang calon emiten.

 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva


tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar dari
akviwa tetap tersebut.

35
 Konsultan hukum untuk memberikan pendapat
dari segi hukum (legal opinion).

 Notaris untuk membuat akta-akta perubahan


Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam
rangka penawaran umum dan juga notulen-
notulen rapat.

b. Tahap pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon


emiten menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar
Modal hingga BAPEPAM menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi
Efektif.

c. Tahap Penawaran Saham

Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli
saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa
penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa
tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal,
saham dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara
yang ingin dibeli seluuh investor berjumlah 150 juta saham. Jika invstor
tidak mendapatkan sham pada pasar perdana, maka investor tersebut
dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di bursa
efek.

d. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham dipasar perdana, selanjutnya saham


tersebut dicatatkan di bursa efek, di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta
(BEJ).

3. Persyaratan Pencatatan Saham di BEJ

a. Papan Utama

No. Kriteria

1. Telah memenuhi persyarat umum pencatatan saham.

2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah


melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core

36
business) yang sama minimal 36 buln berturut-turut.

3. Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir,


dengan ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku
terakhir dan Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika
ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengcualian
(WTP).

4. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki


Aktiva Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp
100.000.000.000 (seratus miliar rupiah).

5. Jumlah saham yang dimilikai oleh pemegang saham yang


bukan merupakan Pemegang Saham Pengendali atau
Pemegang Saham Minoritas (minority shareholders) setelah
Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
Bursa Efek lain atau bagi Perusahaan Publik yang belum
tercatat di Bursa Efek lain dalam periode 5 (lima) hari bursa
sebelum permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya
100.000.000 (seratus juta) saham atau 35% dari modal
disetor (mana yang lebih kecil).

6. Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu)


pemenang saham yang memiliki rekening Efek di Anggota
Bursa Efek, dengan ketentuan;

 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan


penawaran umum, maka jumlah pemegang saham
tersebut adalah pemegang saham setelah penawaran
umum perdana.

 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari


perusahaan publik, maka jumlah peegang saham
tersebut adalah jumlah pemegang saham terakhir
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
mengajukan permohonan pencatatan.

 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di


Bursa Efek lain, maka jumlah pemegang saham
tersebut dihitung berdasarkan rata-rata per bulan
selama 6 (enam) bulan terakhir.

37
b. Papan Pengembagan

No. Kriteria

1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.

2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah


melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.

3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang


mencakup minial 12 bulan bulan dan Laporan Keuagan
Auditan interim terakir (jika ada) memperoleh pendapat
Wajar anpa Pengecualian (WTP).

4. Memiliki Akiva Berwujud Bersih (net itangible asset) minimal


Rp 5.000.000 (lima miliar rupiah).

5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum


membukukan keuntugan atau beroperasi kurang dari 2
tahun, wajib:

 Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2


sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha dan
laba bersih berdasarkan proyeksi keuangan yang
akan diumumkan di bursa.

 Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam


bidang yang sesuai dengan sifanya usahanya
memerlukan waku yang cukup lama untuk mencapai
titik impas (seperti: infrastruktur, perkebuban
tanaman keras, konsensi Hak Pengelolaan Hutan
(HPH) atau Hutan Tanaman Industri (HTI) atau
bidang usaha lain yang berkaitan dengan pelayanan
umum, maka berdasrkan proyeksi keuangan calon
perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya
pada akhir tahun buku ke-6 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba bersih.

6. Jumalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang


bukan merupakan pemegang saham pengendali (minority
shareholders) setelah Penawaran Umum atau perusahaan
yang sudah tercatat di bursa efek lain atau bagi perusahaan
publik yang belum tercatat di bursa efek lain dalam periode
5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 50.000.000 (lima puluh juta) saham tau

38
35% dari modal disetor (mana yang lebih kecil).

7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus)


pemenang saham yang memiliki rekening Efek di Anggota
Bursa Efek, dengan ketentuan;

 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan


penawaran umum, maka jumlah pemegang saham
tersebut adalah pemegang saham setelah
penawaran umum perdana.

 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari


perusahaan publik, maka jumlah peegang saham
tersebut adalah jumlah pemegang saham terakhir
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
mengajukan permohonan pencatatan.

 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di


Bursa Efek lain, maka jumlah pemegang saham
tersebut dihitung berdasarkan rata-rata per bulan
selama 6 (enam) bulan terakhir.

8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian


emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh
(full commiment).

2.6 PROSES PENCATATAN EFEK DI BURSA EFEK JAKARTA

Proses pencatatan efek di BEJ, dilakukan setelah pernyataan efektif oleh


Bapepam dan emiten bersama dengan penjamin emisi telah melakukan
penawaran umum, maka:

a. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai


dengan ketentuan pencatatan efek di BEJ;

b. BEJ melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan;

c. Jika memenuhi persyaratan pencatatan, BEJ memberikan surat


persetujuan pencatatan;

d. Emiten membayar biaya pencatatan;

e. BEJ mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa;

39
f. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di bursa.

1. Persyaratan Pencatatan Saham

a. Pernyataan pendaftaran emisi telah dinyatakan efektif oleh


Bapepam;

b. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan


pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK-unqualified opinion) untuk
tahun buku terakhir;

c. Minimal jumlah saham yang dicatatkan 1 juta perlembar;

d. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal


memiliki sekurang-kurangnya 500 saham);

e. Wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan


disetor penuh (company listing), sepanjang tidak bertentangan
dengan kepemilikan asing (maksimal 49% dari jumlah saham yang
tercatat di bursa);

f. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun;


pengertian berdiri : telah berdiri pada suatu tahun buku apabila
Anggaran Dasarnya telah memperoleh pengesahan dari
Departemen Kehakiman.

2. Pengertian Beroperasi

a. Perusahaan dianggap telah beroperasi apabila memenuhi salah


satu pengertian berikut ini:

 Telah memperoleh izin/persetujuan tetap dari BKPM,

 Telah memperoleh izin operasional dari Departemen Teknis,

 Secara akuntansi telah mencatat laba/rugi operasional,

 Secara ekonomis telah memperoleh pendapatan/biaya yang

berhubungan dengan operasi pokok.

40
b. Dalam dua tahun buku terakhir memperoleh laba bersih dari
kegiatan operasional;

c. Memiliki minimal kekayaan (aktiva) Rp 20 miliar, modal sendiri Rp


7,5 miliar, dan modal disetor Rp 2 miliar;

d. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran


umum sekurang-kurangnya Rp 4 miliar;

e. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.

3. Persyaratan Pencatatan Obligasi

a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;

b. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan


pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir;

c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp 25 miliar;

d. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih


dari 6 (enam) bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi
sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun;

e. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;

f. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada


saldo rugi tahun terakhir;

g. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.

4. Persyaratan Pencatatan Reksa Dana

a. Reksadana tersebut telah memperoleh izin usaha dari Menteri


Keuangan;

b. Pernyataan pendaftarannya telah dinyatakan efektif oleh


Bapepam;

c. Nilai nominal saham reksa dana yang ditawarkan minimal Rp 10


miliar;

41
d. Jumlah pemegang saham orang/badan minimal 200 pemodal (1
pemodal minimal memiliki 500 saham);

e. Direksi dan manajer investasi memiliki reputasi baik.

5. Persyaratan Pencatatan Waran

a. Waran harus diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat


di bursa;

b. Pernyataan pendaftaran atas waran telah dinyatakan efektif;

c. Setiap waran harus memberikan hak kepada pemegang waran


untuk membeli minimal satu saham atau kelipatannya;

d. Waran yang dinyatakan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun


dan pelaksanaan hak (konversi) minimal 6 bulan setelah waran
diterbitkan;

e. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas waran maksimal 125% dari


harga saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan
waran oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) emiten;

f. Perjanjian penerbitan waran memuat ketentuan tentang:

 Perlakuan untuk waran yang tidak dikonversi sampai jatuh


tempo;

 Perlindungan pemegang waran dari dilusi karena turunnya


harga saham akibat keputusan perusahaan.

g. Harga pelaksanaan waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan


dalam perjanjian penerbit waran;

h. Sertifikat waran diterbitkan atas nama.

6. Kewajiban Pelaporan Emiten

Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya di bursa, maka


emiten sebagai perusahaan publik, wajib menyampaikan laporan secara
rutin maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada Bapepam dan

42
BEJ. Seluruh laporan yang disampaikan oleh emiten kepada bursa, yaitu
laporan adanya kejadian penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh
bursa kepada masyarakat pemodal melalui pengumuman di lantai bursa
maupun melalui papan informasi. Masyarakat dapat memperoleh
langsung informasi tersebut ataupun melalui perusahaan piutang. Hal ini
penting karena sebagai pemodal, terutama pemodal pubik tidak memiliki
akses informasi langsung kepada emiten. Untuk mengetahui kinerja
perusahaan, pemodal sangat bergantung pada informasi tersebut. Oleh
karena itu kewajiban pelaporan dimaksudkan untuk membantu
penyebaran informasi agar dapat sampai secara tepat waktu dan tepat
guna kepada pemodal.

2.7 PRODUK-PRODUK DI PASAR MODAL

1. Reksa Dana

Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa


pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer
investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi. Melalui dana
reksa ini nasihat investasi yang baik “jangan menaruh semua telur dalam
satu keranjang” bisa dilaksanakan. Pada prinsipnya investasi pada reksa
dana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat
investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.

Adapun sasaran reksa dana diantaranya adalah pendapatan,


pertumbuhan, dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham yang
memberikan dividen/bunga ada ditangan manajer investasi. Manajer
investasi mempunyai hak untuk mendistribusikan atau tidak dividen/bunga
yang diperolehnya kepada pemodal. Jika prospektusnya menerangkan
bahwa dividen/bunga akan didistribusikan maka dalam waktu tertentu
pemodal akan mendapatkan dividen/bunga.

Capital gain akan diberikan oleh reksa dana yang memiliki sasaran
pertumbuhan. Pendapatan ini berasal dari kenaikan harga saham atau
diskon obligasi yang menjadi portofolio reksa dana. Manajer investasi
harus berhasil membeli saham pada saat harga rendah dan menjualnya
pada saat harga tinggi.

Selanjutnya manajer investasi akan mendistribusikan pada pemodal.


Meski demikian, pendapatan dari capital gain tergantung kebijakan
manajer investasi. Bila manajer investasi dalam prospektusnya

43
menerangkan akan mendistribusikan capital gain, maka dalam waktu
tertentu pemegang reksa dana akan mendapatkan distribusi capital gain.
Ada juga reksa dana yang tidak mendistribusikan capital gain ini, tapi
menambahkannya pada nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih adalah
perbandingan antara total nilai investasi yang dilakukan manajer investasi
dengan total volume reksa dana yang diterbitkan.

Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva bersih ini sangat


tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa dana terbuka akan
dibeli kembali dengan harga nilai aktiva bersih baru. Reksa dana tertutup
tidak akan dibeli kembali oleh penerbitnya. Setelah terjadi transaksi di
pasar perdana, selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan di pasar
sekunder. Harga yang terbentuk merupakan pertemuan dari permintaan
dan penawaran. Harga inilah yang merupakan nilai aktiva bersih yang
baru.

2. Saham

Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan


atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Membeli saham tidak ubahnya dengan menabung. Imbalan yang akan
diperoleh dengan kepemilikan sahma adalah kemampuannya memberikan
keuntungan yang tidak terhingga. Tidak terhingga ini bukan berarti
keuntungan investasi saham biasa sangat besar, tetapi tergantung pada
perkembangan perusahaan penerbitnya. Bila perusahaan penerbit mampu
menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan para pemegang
sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar pula. Karena laba
yang besar tersebut menyediakan dana yang besar untuk didistribusikan
kepada pemegang saham sebagi dividen.

Capital gain akan diperoleh bila ada kelebihan harga jual diatas harga beli.
Ada kaidah-kaidah yang harus dijalankan untuk mendapat capital gain.
Salah satunya adalah membeli saat harga turun dan menjual saat harga
naik.

Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak terhingga.


Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga relatif
paling tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena pemodal
memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham

44
bangkrut. Secara normal, artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial
yang akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima
pembayaran dividen dan menderita capital loss.

3. Saham Preferen

Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham


biasa. Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga
memiliki karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham
preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya
saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen.
Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang
besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki didahulukan
dalam pembagian dividen, dan lain sebagainya.

Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen didorong oleh


keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan penghasilan yang lebih
pasti. Bahkan ada kemungkinan keuntungan tersebut lebih besar dari
suku bunga deposito apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan
laba yang besar, dan pemegang saham preferen memiliki keistimewaan
mendapatkan dividen yang dapat disesuaikan dengan suku bunga.

4. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah
selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi.
Pada dasarnya memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito
berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi
memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang dibayarkan
dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan. Obligasi juga
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih
antara harga penjualan dengan harga pembelian. Kesulitan untuk
menentukan penghasilan obligasi disebabkan oleh sulitnya
memperkirakan perkembangan suku bunga. Padahal harga obligasi
sangat tergantung dari perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank

45
menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan
menderita kerugian.

Disamping menghadapi risiko perkembangan suku bunga yang sulit


dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko kapabilitas
(capability risk), yaitu pelunasan sebelum jatuh tempo. Sebelum obligasi
ditawarkan di pasar, terlebih dahulu dibuat peringkat (rating) oleh badan
yang berwenang. Rating tersebut disebut sebagai credit rating yang
merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala
ini menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi pemodal. Keamanan
ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk membayar bunga dan melunasi
pokok pinjaman.

Salah satu varian produk obligasi adalah obligasi konversi. Obligasi


konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya
memberikan kupon yang tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai
nominal atau nilai pari (par value). Hanya saja obligasi konversi memiliki
keunikan yaitu dapat ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi
selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya setiap
obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 saham biasa setelah 1 Januari
2005 dengan harga konversi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi konversi tidak ubahnya
dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung tidak dapat
diperjualbelikan; sebaliknya obligasi konversi dapat diperjualbelikan.
Pilihan terhadap alat investasi ini karena mampunya memberikan
penghasilan optimal sebab obligasi konversi bisa digunakan sebagai
obligasi atau saham. Bila suku bunga yang ditawarkan obligasi konversi
lebih tinggi dari suku bunga bank atau perusahaan tidak membagikan
dividen yang besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu
mengonversikan obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten berhasil
mendapatkan laba yang tinggi sehingga mampu membagi dividen yang
lebih besar daripada bunga obligasi konversi, pemegang obligasi konversi
lebih baik mengonversi obligasinya menjadi saham guna mendapatkan
dividen.

Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi konversi dapat terdiri


bunga (bila mempertahankan sebagai obligasi), dividen (bila melakukan
konversi), capital gain (bila berhasil menjual obligasinya dengan harga
lebih tinggi dari harga perolehannya, atau mendapat diskon saat membeli.
Capital gain juga bisa didapat jika pemegang obligasi konversi melakukan
konversi, kemudian berhasil menjual saham tersebut diatas harga
perolehannya).

46
Risiko yang dihadapi pemegang obligasi konversi adalah kesalahan
didalam mengambil keputusan konversi, antara lain:

 Seandainya pada saat yang ditentukan pemodal menggunakan


haknya menukar obligasi konversi menjadi saham, dan ternyata
kondisi menunjukkan suku bunga bank cenderung naik.

 Bila emiten tidak berhasil meraih keuntungan, sehingga tidak


membagikan dividen. Dengan demikian pemodal menghadapi
risiko tidak mendapatkan kesempatan untuk memperoleh suku
bunga. Seandainya ia tidak menggunakan haknya, maka ia
akan memperoleh kesempatan itu.

5. Waran

Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga
yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat
berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus
memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun
setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar baik
obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.

Memiliki waran tidak ubahnya menabung. Hanya saja, waran dapat


diperjualbelikna. Selain itu waran dapat ditukar dengan saham. Pilihan
terhadap alat investasi ini karena kemampuannya memberikan
penghasilan ganda, terutama waran yang menyertai obligasi. Karena
disamping akan mendapatkan bunga obligasi kelak setelah waran
dikonversi menjadi saham akan mendapatkan dividan dan capital gain.

Pendapatan bunga diperoleh pemodal yang membeli waran yang


menyertai obligasi. Dengan membeli obligasi otomatis pemodal akan
mendapatkan bunga. Bahwa obligasi ini disertai waran yang yang bisa
dikonversi menjadi saham di waktu-waktu mendatang, itu tidak
mempengaruhi hak pemodal atas bunga obligasi. Suku bunga obligasi
yang disertai waran biasanya lebih rendah dari suku bunga bank.

Kalau pemodal ingin mendapatkan dividen, terlebih dahulu ia


menggunakan waran untuk membeli saham. Untuk mendapatkan dividen,
ia harus bersedia menahan saham dalam waktu yang relatif lama. Capital
gain bisa didapat bila pemegang obligasi yang disertai waran menjualnya
dengan harga yang lebih tinggi dari harga ketika memperolehnya. Capital

47
gain juga bisa didapat jika pemegang obligasi yang disertai waran
mendapatkan diskon pada saa melakukan pembelian. Pada saat jatuh
tempo ia akan mendapatkan pelunasan sebesar harga pari. Capital gain
juga bisa didapat bila setelah melakukan konversi saham biasa, pemodal
bisa menjual sahamnya diatas harga perolehan.

6. Right Issue

Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat
untuk membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham,
yang otomatis diterima oleh pemegang saham. Right issue dapat
diperdagangkan. Pilihan terhadap alat investasi ini karena kemampuannya
memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham, tetapi
dengan modal yang lebih rendah. Biasanya harga saham hasil right issue
lebih murah dari saham lama. Karena membeli right issue berarti membeli
hak untuk membeli saham, maka kalau pemodal menggunakan haknya
otomatis pemodal telah melakukan pembelian saham. Dengan demikian
maka imbalan yang akan didapat oleh pembeli right issue adalah sama
dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.

2.8 STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL

Investor harus menyadari bahwa berinvestasi di pasar modal disamping


akan memperoleh keuntungan juga ada kemungkinan akan mengalami
kerugian. Strategi dasar investor yang akan meningkatkan kinerja atau
nilai portofolio investasi menjadi lebih baik adalah dengan senantiasa
mengikuti prinsip “Keep your alpha high and your beta low”. Prinsip ini
berarti bahwa investor akan selalu mempertimbangkan berapa tingkat
risiko dan keuntungan yang akan diperoleh. Keuntungan atau kerugian
tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor untuk menganalisis
berbagai jenis saham kemudian memilih beberapa saham sesuai dengan
kemampuan dana, saham yang dipilih dan dibeli tersebut merupakan
portofolio. Oleh karena itu, bermain di pasar modal tidak memberikan
jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih dari harga beli
saham dan harga jual saham. Dengan demikian bermain di bursa akan
sangat mungkin pula investor mengalami capital loss.

48
Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam melakukan investasi di
bursa efek khususnya dalam bentuk saham antara lain sebagai berikut:

a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio.


Strategi ini dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan
disebar ke berbagai jenis saham.

b. Membeli di pasar perdana dan dijual setelah saham tersebut


dicatat di bursa.

c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor


memiliki keyakinan berdasarkan analisis bahwa perusahaan yang
bersangkutan memiliki prospek untuk berkembang yang cukup
pesat beberapa tahun mendatang sehingga sahamnya diharapkan
akan mengalami kenaikan yang cukup besar pada saat itu.

d. Membeli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau
tidak pernah ada transaksi. Saham tidur ini bisa disebabkan
karena jumlah saham yang dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai
oleh investor institusi dan pemilik saham lama. Dapat pula
disebabkan karena kinerja perusahaan yang bersangkutan kurang
baik atau prospek usahanya masih cerah sehingga kurang
mendapat perhatian pemodal.

e. Strategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain.


Investor yang memiliki strategi in cenderung bersifat lebih
spekulatif. Mereka akan cepat-cepat melepas saham-saham yang
diperkirakan harganya akan mengalami penurunan atau buru-buru
membeli saham yang menurut anggapannya akan mengalami
kenaikan kurs.

f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi


investor yang benar-benar menguasai kondisi suatu jenis industri
sehingga mengetahui prospek perkembangannya dimasa yang
akan datang.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

49
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar
konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas.
Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi,
dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat
adalah pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.

Produk yang Terdapat di Pasar Modal

1. Reksa Dana

2. Saham

3. Saham Preferan

4. Obligasi

5. Waran

6. Right Issue

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca


untuk memperoleh informasi mengenai Pasar Modal. Namun kami sadar
bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk membantu kami
dalam pembuatan makalah selanjutnya dengan memberikan saran.
Terima kasih atas perhatiannya, kami tunggu saran dari pembaca

50
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pada saat ini bahaya, kerusakan, dan kerugian adalah kenyataan


yang harus dihadapi manusia di dunia. Sehingga kemungkinan
terjadi resiko dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi.
Tentu saja ini membutuhkan persiapan sejumlah dana tertentu sejak
dini.

Oleh karena itu, banyak orang yang mengambil cara sistem untuk
dapat menghindari resiko kerugian dan bahaya tersebut diantaranya
adalah asuransi.

Asuransi merupakan sebuah sistem untuk mengurangi kehilangan


finansial dengan menyalurkan resiko kehilangan dari seorang atau
perusahaan ke lainnya. Apabila resiko yang tak terduga itu menimpa
salah seorang dari mereka yang menjadi anggota, maka kerugian
akan ditangguung bersama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dasar asuransi ?

2. Bagaimana sejarah asuransi ?

3. Bagaimana cara penggolongan asuransi ?

4. Apa saja prinsip dari asuransi ?

5. Apa manfaat dan ujuan asuransi ?

6. Mengapa asuransi berperan sebagai pengalih resiko ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dasar dari asuransi

2. Mengetahui sejarah asuransi

3. Mengetahui macam-macam penggolongan asuransi

4. Mengetahui prinsip dari asuransi

51
5. Mengetahui manfaat serta tujuan asuransi

6. Mengetahui peran asuransi sebagai pengalih resiko

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi

Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk


mengalihkan resiko(risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan
resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung).
Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan
kemungkinanmisfortune, melainkan pihak penaggung menyediakan
pengamanan financial (financial securitypeace of mind) bagi
tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi
dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingan dengan potensi
kerugian yang dideritanya (Morton: 1999).

Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugan-


kerugian kecilyang sudah pasti penggantian kerugian-kerugian yang
besar yang belum pasti( Abbas Salim: Principle of Insurance).
Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung meningkatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi untuk memberikan penggantian keadanya
karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapakan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak
tertentu(KUHD Pasal 1246). UU No. 2 Tahun 1992 tentang
Perasuransian: perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana
pihak penanggung meningkatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertenggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita oleh tertanggung yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.

Kesimpulannya orang bersedia membayar kerugian yang sedikit


untuk masa sekarang agar bisa menghadapi kerugian besar yang
mungkin terjadi pada waktu masa mendatang.

52
2.2 Sejarah Asuransi

Asuransi berasal mula dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang


dikenal dengan perjanjian Hammurabi. Kemudian pada tahun 1668 M
di Coffe House London berdiriah Llyod of Londonsebagai cikal bakal
asuransi konvensional. Sumber hokum asuransi adalah hokum
positif, hokum alami, dan contoh yang ada sebelumnya sebaaimana
kebudayaan.

Sejarah asuransi di Indonesia  berwal pada masa penjajahan


Belanada, terkait dengan keberhasilan dari negeri tersebut disektor
perkebunan dan perdagangan di Indonesia. Untuk memenuhi
kebutuhan jaminan terhadap keberlangsungan usahanya, tentu
diperlukan adanya asuransi. Perkembangan industry asuransi
sempat terhenti pada masa penjajahan Jepang.

2.3 Penggolongan Asuransi

1. Asuransi Kerugian/ Umum

Asutansi keugian/umum(general Insurance) adalah jenis asuransi


yang member jaminan bagi berbagai resiko yang mengancam harta
benda dan berbagai kepentingan.

2. Asuransi jiwa

Asuransi jiwa (life Insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan


jaminan terhadap kehilangan jiwa sseorang. Atau dengan kata lain
suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan resiko yang berkaitan dengan jiwa atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan, meliputi asuransi
kecelakaan diri, asuransi jiwa seperti asuransi berjangka(term
Insurance), asuransi seumur hidup(whole Life Insurance), edowmwnt
insurance, anuitas, dan asuransi industry(industrial insurance)
dimana fungsi asuransi jiwa secara umum dapat dikelompokkan
menjadi beberapa unsure antara lain:

a. Membantu pihak yang kecelakaan.

53
b. Membyar asuransi bagi tertanggung yang meninggal.

c. Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan oleh


meniggalnya pejabat kunci perusahaan.

d. Menghimpun dana untuk persiapan pengsiun.

e. Menunda atau menghindari pajak pendapatan.

Dana yang dikumpulkan berupa premi asuransi dan kemudian


diinvestasikan. Untuk memberikan pelayanan yang maksimalmaka
industry asuransi jiwa setiap tahun harus meningkatkan kinerja
usaha, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat
terhadap performa asuransi jiwa. Umumnya criteria yang dignakan
untuk menilai asuransi jiwa adalah:

a. Pertumbuhan premi bruto. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh


mana perusahaan asuransi mampu menggaet premi. Ukuran
yang diberlakukan didasarkan tas rata-rata industry, yaitu 20%.

b. Rasio perubahan modal sendiri terhadap modal sendiri harus


lebih besar atau sama dengan 10%. Rasio ini untuk mengukur
perubahan modal sendiri.

c. Rasio kekayaan yang dipengaruhi terdahadap jumlah kewajiban.


Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan solvensi
perubahan yang dapat menjamin resiko tanggungan sendiri.
Batas resiko terbaik di atas 100%.

d. Rasio kekayaan lancer terhadap kewajiban lancar tidak boleh


atau sama dengan 150% hal ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membiayai operasional
perusahaan sehari-hari tanpa mencairkan investasi.

e. Rasio investasi terhadap cadangan teknis terhadap rasio terbaik


diatas 100%. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajibannya kepada pemegang
polis jangka panjang.

f. Mengukur efisiensi perusahaan dalam pembelian asset tetap,


untuk itu digunakan rasio asset tetap terhadap modal sendiri.
Rasio terbaiknya tak lebih atau sama dengan 40%.

g. Rasio premi retensi sendiri terhadap modal sendiri dengan rasio


terbaik tidak lebih atau sama dengan 28,96% rasio ini melihat
batasan exposure resiko tanggungan sendiri.

54
h. Rasio pendapatan asuransi investasi neto terhadap rata-rata jas
klan investasi lebih besar ketimbang rata-rata suku bunga
deposito satu tahun atau 13%. Rasio ini untuk mengetahui
pendaptan investasi neto peusahaan.

i. Rasio penjumlahan beban klaim neto, badan usaha, dan komisi


neto terhadap pendapatan premi neto harus lebih kecil atau sama
dengan 100%. Rasio ini dipergunakan untuk mengetahui
biaya overhead perusahaan.    

j. Rasio laba tahun berjalan terhadap rata-rata sendiri. Rasio ini


untuk mengetahui kemampuan modal sendiri dalam mencetak
untung. Standar terbaiknya harus lebih besar dari 13% yang
diambil dari rata-rata suku bunga deposito satu tahun.

Setelah mengetahui rasio dari keseluruhan perusahaan asuransi


selanjutnya adalah memberikan nilai atau skor. Perusahaan yang
masuk standar terbaik diberi nilai 1 dan 0 bila diluar standar terbaik.
Selanjutnya adalah pemberian predikat berdasarkan hasil
penjumlahan dari 10 rasio yang menjadi kriteria.

3. Asuransi social

Penyelenggaraan asuransi jiwa didasarkan pada peraturan


perundangan tersendiri yang berdifat wajib serta didalamya
terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan
perlindungan bagi masyarakat atau sebagian anggota masyarakat.
Karenaya system ini disebut asuransi sosial. Asuransi sosial harus
meningkatkan kinerja untuk tetap memberikan pelayanan yang
maksimal kepada masyarakat. Bentuk-bentuk kegiatan asuransi yang
umumnya sering ditemui dikalangan masyarakat antara lain :

a. Asuransi harta

Asuransi harta (property insurance) merupakan pertanggungan


untuk semua hak milik berupa harta benda yang meiliki resiko atau
bahay kebakaran, kecurian atau tenggelam dilaut. Terdiri dari
asuransi kebakaran(fire insurance), pengangkutan(marine
insurance), penerbangan, kecelakaan(accident insurance).

b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)

55
Asuransi tanggung gugat (liability insurance) dapat terjadi pada
asuransi pengangkutan, kebakaran, kendaraan bermotor, dan
asuransi kebakaran.

c. Asuransi kerugian

Usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penaggungan resiko atas


kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

d. Asuransi kebakaran

Sesuatu yan terbakar yang seharusnya tidak terbakar, yang


kejadiannya merupakan suatu kecelakaan bukan secara tiba-tiba,
tidak ada unsur kesengajaan dan/ tidak dapat diperkirakaan.

e. Reasuransi

Pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungakan


atau asuransi asuransi. System penyebaran resiko di mana
penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang ditutupnya kepada penaggung yang lain.
Adapun fungsi reasuransi yang dapat dinikmati masyarakat adalah

-          Meningkatkan kapasitas akseptasi.

-          Alat penyebaran resiko.

-          Meningkatkan stabilitas usaha.

-          Menigkatkan kepercayaan.

Prinsip dasar dari reasuransi adalah para penanggung melakukan


pertanggungan resiko yang telah ditanggungnya kepada
penanggung yang lain.

f. Loss unexpected

Harus berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss) dan


tidak dapat diperkirakan atau unexpected.

g. Reasonable

56
Merupakan benda yang memiliki nilai, baik dari pihak penanggung
maupun dari pihak tertanggung.

h. Catastrophic

Resiko tersenut haruslah tidak aan menimbulkan suatu kemungkinan


rugi yang sangat besar. Contohnya villa yang lokasinya dekat
dengan lokasi yang mudah longsor.

i. Homogeneous

Berarti sama atau serupa dalam bentuk atau sifat. Barang atau benda
yang akan dipertanggungkan haruslah homogen, yaitu banyak
barang yang serupa atau sejenis, baik bentuk maupun sifat.

j. Peril and Hazards

Peril diartikan sebagai penyebab yan mengakibatkan kerugian. Misal


kebakaran, kehilangan, kemalingan, dan ledakan. Hazardsadalah
setiap keadaan yang dapat menciptakan atau mendorong
kesempatan timbulnya kerugian dari peril. Misalnya, kebakaran
merupakan peril dan bensin yang disimpan dekat kompor
merupakan hazard yang akan mempercepat proses jika terjadi
kebakaran.

2.4 Macam-macam Asuransi

Asuransi yang terdapat pada negara-negara di dunia bermacam-
macam pula suatu yang diasuransikan. Untuk lebih jelasnya, berikut i
ni macam-macam asuransi yaitu :

1. Asuransi Timbal Balik

Maksud dengan asuransi timbal balik adalah beberapa orang membe
rikan
iuran tertentu yang dikumpulkan dengan maksud meringankan atau
melepaskan beban seseorang dari mereka saat mendapatkan kecelak
aaan.
Jika uang yang dikumpulkan tersebut telah habis, dipungut lagi iuran 
yang baru untuk persiapan selanjutnya.

2. Asuransi Dagang

57
Asuransi Dagang yaitu beberapa manusia yang senasib bermupakat 
dalam
mengadkan pertanggungjawaban bersama untuk memikul kerugian y
ang
menimpa salah seorang anggota mereka. Apabila timbul kecelakaan 
yang
merugikan salah seorang anggota kelompoknya yang telah berjanji it
u
seluruh orang yang bergabung dalam perjanjian tersebut memikul be
ban
kerugian itu dengan cara memungut derma (iuran) yang telah di tetap
kan atas dasar kerjasama untuk meringankan teman semasyarakat.

3. Asuransi Pemerintah

Asuransi Pemerintah adalah menjamin pembayaran harga kerugian k
epada
siapa saja yang menderita di waktu terjadinya suatu kejadian yang
merugikan tanpa mempertimbangkan keuntungannya, bahkan pemer
intah
menanggung kekurangan yang ada karena uang yang dipungut seba
gai
iuran dan asuransi lebih kecil dari pada harga pembayaran kerugian 
yang harus diberikan kepada penderita diwaktu kerugian itu terjadi.
Asuransi pemerintah di
lakukan secara obligator atau paksaan dan dilakukan oleh badan-
badan yang telah ditentukan untuk masing-masing keperluan.

4. Asuransi Jiwa

Maksud Asuransi Jiwa adalah asuransi atas jiwa orang-orang yang
mempertanggungjawabkan atas jiwa orang lain, penanggung (surado
r) berjanji akan membayar sejumlah uang kepada orang yang disebut
namanya dalam polis apabila yang mempertanggujawabkan (yang
ditanggung) meninggal dunia atau sudah melewati masa-masa terten
tu.

5. Asuransi atas Bahaya yang Menimpa 

Asuransi atas Bahaya yang Menimpa Badan adalah asuransi dengan
keadaan - keadaan tertentu pada asuransi jiwa atas kerusakan-
kerusakan
diri seseorang, seperti asuransi mata, asuransi telinga, asuransi tang
an, atau asuransi atas penyakit-

58
penyakit tertentu. Asuransi ini banyak dilakukan oleh buruh-
buruh industri yang menghadapi bermacam-macam
kecelakaan dalam menunaikan tugasnya.

6. Asuransi terhadap bahaya-bahaya Pertanggujawaban Sipil

Maksud asuransi terhadap bahaya-bahaya Pertanggungjawaban Sipil 
adalah asuransi yang diadakan terhadap benda-
benda, seperti asuransi rumah, perusahaan,
mobil, kapal udara, kapal laut motor, dan yang lainnya. Di RPA 
asuransi mengenai mobil dipaksakan.

2.5 Usaha Perasuransian 

Usaha asuransi merupakan jenis yang termasuk dalam kegiatan


kategori usaha yang sangat diatur oleh pemerintah. Hal ini dilakukan
karena usaha asuransi sangat berkaitan erat dengan pengumpulan
dana masyrakat. Namun, meskipun kegiatan usaha perasuransian
telah berlangsung sejak lama, kita baru mempunyai UU yang khusus
untuk mengatur mengenai jenis kegiatan usaha ini sejak tanggal 11
Februari 1992, yaitu, UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha
perasuransian.

UU No.2 tersebut pada dasarnya merupakan hukuman public yang


mengatur kegiatan usaha perasuransian, sedangkan perjanjan yang
timbul sehubungan dengan kontrak asuransi tersendiri dalam Kitab
Undang-undang Dagang(KUHD) yang merupakan hukum privat. Hal-
hal yang diatur dalam UU No. 2 tersebut meliputi:

1. Bidang usaha, jenis usaha, ruang lingkup usaha, serta bentuk


hukum usaha perasuransian.

2. Objek asuransi.

3. Kepemilikan dan  perizinan usaha perasuransian

4. Pembianaan dan pengawasan

5. Kepailitan dan likuidasi

6. Ketentuan pidana

59
UU No.2 tahun 1992 tersebut, kemudian dijabarkan lebih lanjut ke
dalam beberapa peraturan pelaksanaannya. Dan selanjutnya usaha
perasuransian tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
usaha besar yaitu:

1. Usaha asuransi

-  Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam


penagguangan resiko atas kerugian, serta tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

-    Usaha asuransi jiwa, yaitu usaha yang  memberikan jasa


dalam penanggungan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau
meninggalnya seoang yang dipertanggungkan.

-     Usaha reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam


pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi oleh
perusahaan asuransi kerugian dan/ atau peusahaan asuransi jiwa.

2.  Usaha penunjang usaha asuransi

-     Usaha pialang asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa


keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingantertanggung.

-     Usaha pialang reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa


keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penengahan
penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.

-     Usaha Penilai Kerugian Asuransi, yaitu usaha memberikan


jasa penilaian terhadap kerugian objek asuransi yang
dipertanggungkan.

-      Usaha konsultan aktuaria, yaitu usaha yang memberikan jasa


kosultasi aktuaria.

-  Usaha agen asuransi, yaitu usaha yang membertikan jasa


keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan
atas nama penunjang.

2.6 Prinsip Dasar Asuransi

60
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenu
hi, yaitu :

1. Insurable interest

Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu


hubungan keuangan antara tertanggung
dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. Jadi, anda
dikatakan memiliki atas obyek yang diasuransikan apabila anda
menderita kerugian seandainya terjadi musibah yang menimbulkan
kerugiaan atas kerusakan obyek tersebut.
Kepentingan keuangan ini memungkinkan anda
mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda.
Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti 
bahwa Andatidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek
tersebut, maka anda tidak berhak meneriman ganti rugi.

2. Utmost Good Faith

Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan leng
kap, semua fakta yang material mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya si
penanggung harus dengan
jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syar
at dan kondisi dariasuransi dan sitertanggung juga harus memberika
n keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan den
gan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan 
obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan risiko-
risiko yang
dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi p
ertanggungan secara jelas serta teliti.

3. Proximate Cause

Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian keja
dian yang menimbulkan akibat tanpa adanya intervensi suatu yang
diawali dan secara aktif

61
oleh sumber yang baru dan independen.Jadi apabila kepentingan ya
ng diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertam
a-tama dicarisebab-sebab yang
aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa 
terputus sehingga pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan
tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab
kerugian yang aktif dan efisien adalah
"Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata rantai peristi
wayang tidak terputus.

4. Indemnity

Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompen
sasi finansialdalam upaya nya
menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki
sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD
pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).

5. Subrogation

Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung 
setelah klaim dibayar.prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab
Undang-Undang Hukum Dagang, yang berbunyi: "Apabila seorang
penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertangg
ung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung
dalam segala hal untuk
pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung".

6. Contribution

Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang s
ama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya
terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity. Anda dapat saja
mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaa
n asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas
obyek yang diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip
kontribusi.

62
2.7 Polis Asuransi

Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat 
secara
tertulisdalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakat
an, syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar p
emenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung
dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan
demikian polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian ant
ara pihak-pihak
yang mengadakan perjanjian asuransi.Dengan adanya polis asuransi 
perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatansecara hu
kum.

Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai as
uransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:

1. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi.

2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga.

3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan.

4. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan).

5. Bahaya-bahaya / evenemen yang ditanggung oleh penanggung.

6. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggunga
n penanggung.

7. Premi asuransi

2.8 Manfaat dan Tujuan Asuransi

Manfaat asuransi

Adapun manfaat asuransi sebagai berikut :

 Rasa aman dan perlindungan.

 Polis/jaminan memperoleh kredit.

 Tabungan dan sumber pendapatan.

63
 Alat penyebaran resiko.

 Meningkatkan kegiatan usaha.

Tujuan Asuransi

Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :

 Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yan
g diderita satu pihak.

 Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus menga
dakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan
perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.

 Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biay
a yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti / membayar
sendiri kerugian yang timbul tertentu dan tidak perlu mengganti /
membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak
tentu dan tidak pasti.

 Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank me
merlukan jaminan
perlindungan atas guna yang diberikan oleh peminjam uang.

 Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asu
ransi akan dikembalikandalam jumlah yang lebih besar.Hal ini kh
usus berlaku untuk asuransi jiwa.

2.9 Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko

Asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar


untuk menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai risiko yang mungkin
terjadi. Bedasarkan pengertian tersebut asuransi mengandung empat
unsur yaitu :

1. Pihak tertanggung

2. Pihak penangung

3. Sesuatu peristiwa yang tak tantu

4. Kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian karena


peristiwa yang tak tentu.

64
Ada beberapa manfaat yang dapat diterima pada saat seseorang atau
intuisi masuk ke asuransi yaitu :

1.      Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko

2.      Sebagai pihak penganti kerugian

3.      Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung

4.      Menghasilkan tingkat produksi

5.      Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil

Menurut Harman Darmawi ada enam Syarat – Syarat Suatu Risiko


Dapat Di Asuransikan, syarat yang harus di tempuh tersebut yaitu ;

1.    Kerugian potensial cukup besar

2.    Probabilitas potensial cukup besar

3.    Keugian bersifat kebetulan

4.    Kerugian tertentu

5.    Terdapat sejumlah unit yang terbuka terhadap risiko yang sama

Peran asuransi swasta dan pemerintah dalam perspektif manajemen


risiko asuransi milik swasta memeliki tanggung jawab yang kecil,
dan asuransi milik pemerintah memeliki tanggung jawab yang lebih
besar kondisi yang memungkinkan berkembangnya usaha asuransi
menurut Soeisno Djojosoedarso ada beberapa kondisi yang
memungkinkan berkembangnya usaha asuransi, kondisi tersebut
antara lain :

1.    Sistem ekonomi masyarakat terbentuk perekonomian bebas

2.    Masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat


industry

3.    Peraturan perundang – undangan sudah terorganisasi dengan


baik.

Resiko Asuransi

65
Uncertainty (ketidakpastian) yang mungkin menyebabkan suatu
kerugian (lossbenefit). Adapun jenis ketidakpastian (uncertainity)
sebagai berikut: Economic uncertainity, kejadian akibat perubahan
sikap konsumen, perubahan selera, harga, teknologi, dan penemuan
baru.

Uncertainity of nature: kebakaran, badai, topan, dan banjir.

Human Uncertainity: peperangan, pencurian, dan pembunuhan.

Yang dapat dipertanggung jawabkan adalah uncertainities alam dan


manusia, ketidakpastiaan ekonomis tidak bisa diasuransikan karena
bersifat spekulatif dan sulit diukur tingkat keparahannya(severity).

Karakteristik Resiko Yang Dapat Diasuansikan

 dapat dinilai dengan uang

 serupa dan dalam jumalah yang memadai.

 Harus bersufat murni.

 Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.

 Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

 Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.

 Pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest.

Doktrin Asuransi

1. Insurable interest: hak mempertangung jawabkan resiko yang


terkait dengan keuangan yang diakui secara sah oleh hukum
antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan.

2. Utmost good faith: kontrak/perjanjian dilakukan dengan itikad


baik, penanggung dan tertanggung memberikan informasi dan
fakta-fakta secara benar.

3. Identity: mengembalikan keuangan tertanggung setelah terjadi


kerugian seperti pada posisi sebelumnya terjadinya kerugian
tersebut.

66
4. Proximate cause: suatu ebab aktif.

5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada


penanggung setelah klaim dibayar.

6. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung


lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama
kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity

Pembinaan dan Pengawasan Industri Perasuransian

UU pasal 10 No. 2 Tahun 1992 menetukan bahwa pembianaan dan


pengawasan terhadap usaha perasuransian dilakukan oeh
kemnterian keuangan. Selnjutnya, dalam pasal 11 dinyatakan pula
bahwa pembinaan dan pengwasan perusahaan perasuransian
tersebut meliputi hal sebagai berikut:

1. Kesehatan keuangan, bagi perusahaan asuransi jiwa,


kerugian, dan reasuransi, meliputi:

a. Batas tingkat solvabilitas.

b. Retensi sendiri.  

c. Reasuransi.

d. Investasi.

e. Cadanagan teknis.

f. Lain-lain yang berhubungan dengan kesehatan keuangan.

2.    Penyelenggaraan usaha, yan meliputi:

a. Syarat-syarat polis asuransi.

b. Tingkat premi.

c. Penyeesaian klaim.

d. Pernyataan keahlian dibidang peerasuaransian.

e. Hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelengaraan usaha.

67
Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, perusahaan
perasuransian, perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan
secara periodik. Laporan yang wajib disampaikan meliputi laporan
keuangan dan laporan operasional. Pelanggaran terhadap ketentuan
mengenai pelaporan dikenakan sanksi baik berupa sanksi
administrasi maupun sanksi denda.

Untuk perusahaan asuransi dan reasuransi, penympaia kewajiban


penyampaian laporan tersebut terdiri dari laporan keuangan triwulan,
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit., dan laporan
penyelenggaraan usaha tahunan. Selain itu, perusahaan asuransi
dan perusahaan reasuransi diwajibkan untuk melaporkan laporan
keuangan pada surat kabar yang mempunyai peredaran luas di
Indonesia.

Pialang asuransi dan perusahaan pialang reasuransi, laporan yang


wajib dilaporkan terdiri dari laporan keuangan semester, laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit, dan laporan penyelenggaraan
usaha tahunan.

Dalam rangka pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan tersebut,


Menteri keuangan dapat meakukan pemeriksaan secara langsung
terhadap perusahaan perasuransian. Jenis pemeriksaan pada
umumnya dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan rutin yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam  3 tahun dan
pemeriksaan khusus.

BAB III

PENUTUP

68
3.1 Kesimpulan

Orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa


sekarang agar bisa menghadapi kerugian besar yang mungkin terjadi
pada waktu masa mendatang itu yang disebut asuransi. Asuransi
terbagi menjadi asuransi kerugian, sosial, dan jiwa. Kegiatan
asuransi dapat berlangsung karena pembinaan dan pengawasan
perasuransian yang diakukan oleh pemerintah. Peran Asuransi
Sebagai Pengalih Risiko yaitu Asuransi merupakan sebuah lembaga
yang didirikan atas dasar untuk menstabilkan kondisi bisnis dari
berbagai risiko yang mungkin terjadi.

3.2 Saran

Asuransi sangat berguna bagi masyarakat karena dengan fungsi


asuransi itu sendiri yaitu sebagai lembaga pengelola resiko. Jadi bila
seseorang ingin terhindar dari resiko sebaiknya dapat ikut program
asuransi.

DAFTAR PUSTAKA

69
http://tandio33.blogspot.com/2012/01/makalah-asuransi.html

http://gemblonknews.blogspot.com/2012/10/manajemen-resiko-
asuransi.html

http://www.academia.edu/6572346/MAKALAH_ASURANSI

http://abhymujahidmuda.blogspot.com/2012/05/manajemen-risiko-
peran-asuransi-sebagai.html?m=1

http://ritnoeddi.blogspot.com/2011/12/rangkuman-manajemen-
resiko.html

70
71

Anda mungkin juga menyukai