PENDAHULUAN
1
perusahaan nasional atau korporasi pun juga ikut menerbitkan produk yang sama untuk
pembiayaan perusahaan. Penerbitan obligasi atau sukuk dianggap sebagai berita baik oleh para
investor dengan persepsi perusahaan akan berprospek bagus di masa yang akan datang. Karena
penerbitan obligasi dapat digunakan sebagai salah satu sumber pembiayaan perusahaan. Maka,
penerbitan sukuk dianggap lebih aman karena memiliki waktu pengembalian yang relatif lama
dan dapat menghindari fluktuasi jangka pendek yang terdapat pada pasar modal konvensional.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memahami bagaimana perkembangan sukuk di
Indonesia dan bagaimana analisis peluang dan tantangan pengembangan Sukuk di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ke tahun juga memberikan sinyal baik. Adapun perkembangan sukuk sampai tahun 2014 dapat
dilihat dari grafik berikut:
4
Sumber: (OJK, 2018)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
penerbitan sukuk selalu mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, jumlah
total emiten sukuk 71 dengan jumlah total nilai emisi sukuk korporasi senilai Rp. 12.872 miliar.
Sampai tahun 2018, total emiten sukuk korporasi sebanyak 175 dengan total nilai emisi sebesar
Rp. 36.122 miliar rupiah. Tentu saja hal itu bukan mencerminkan penerimaan dan pengakuan
dari para investor yang memburu produk-produk Syariah saja, tetapi sukuk telah diterima
sebagai instrumen investasi syariah yang mampu mengembangkan pasar modal syariah dan
memberikan kontribusi positif bagi korporasi yang menerbitkan. Sementara sampai tahun 2018
tipe emiten sukuk korporasi didominasi emiten infrastruktur, utility dan transportasi sebanyak
41.1%. Sisanya adalah emiten jasa keuangan 30.59%, emiten barang konsumsi 7.04%, emiten
perdagangan, jasa, dan investasi masing-masing 1.08%, emiten industri kimia dasar, dan
pertanian 13.59% dan pertambangan,properti, real estate dan konstruksi bangunan masing-
masing 1,41% (OJK, 2018)
5
belas tahun setelah penerbitan perdana sukuk korporasi pada 2002, sejak pertama kali
diterbitkan perkembangan jumlah nilai emisi sukuk mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2018 saja, terdapat 6 emiten baru yang menerbitkan sukuk, yaitu: PT Astra
Sedaya Finance, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), PT Medco
Power Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), PT Lontar Papyrus Pulp & Paper
Industry, PT Bank CIMB Niaga (OJK, 2018)
Perkembangan pasar modal syariah salah satunya ditandai dengan maraknya penawaran
umum sukuk dengan akad ijarah dan mudharabah. Namun, pada tahun 2018 terdapat
penerbitan sukuk dengan menggunakan akad baru, yaitu akad wakalah. Dengan menggunakan
akad wakalah ini, emiten lebih fleksibel dalam pengelolaan dana hasil penerbitan sukuk, tidak
hanya terbatas pada satu kegiatan investasi tetapi bisa dikombinasikan, seperti untuk sewa
menyewa, bagi hasil, dan sebagainya. Perusahaan yang menggunakan akad wakalah tersebut
adalah PT Medco Power Indonesia dengan penerbitan sukuk wakalah sebanyak 3 seri dengan
total nilai sebesar Rp 600 miliar.(OJK, 2018)
7
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Para ulama mencari alternatif instrumen pembiayaan bagi pengusaha atau negara yang
menerapkan prinsip Syariah yaitu dengan menciptakan instrumen keuangan baru yang bernama
obligasi syariah atau sukuk. Obligasi syariah atau sukuk mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Pertumbuhan sukuk akan lebih didorong oleh pengembangan infrastruktur yang
dilakukan pemerintah dan swasta. Selain itu, perusahaan Indonesia belum banyak dikenal di
pasar global sehingga pemahaman investor akan risiko masing-masing individu masih sangat
minim. Obligasi syariah sangat diminati khususnya oleh investor dari Timur Tengah untuk
menanamkan modalnya karena lebih comfortable dan aman (Sutedi, 2009). Sukuk dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena pengembangan Sukuk dapat
menjaga stabilitas harga di Indonesia(Suriani et al., 2019).
Pada tahun 2014, jumlah total emiten sukuk 71 dengan jumlah total nilai emisi sukuk
korporasi senilai Rp. 12.872 miliar. Sampai tahun 2018, total emiten sukuk korporasi sebanyak
175 dengan total nilai emisi sebesar Rp. 36.122 miliar rupiah. Tentu saja hal itu bukan
mencerminkan penerimaan dan pengakuan dari para investor yang memburu produk-produk
Syariah saja, tetapi sukuk telah diterima sebagai instrumen investasi syariah yang mampu
mengembangkan pasar modal syariah dan memberikan kontribusi positif bagi korporasi yang
menerbitkan.
Perkembangan pasar modal syariah salah satunya ditandai dengan maraknya
penawaran umum sukuk dengan akad ijarah dan mudharabah. Namun, pada tahun 2018
terdapat penerbitan sukuk dengan menggunakan akad baru, yaitu akad wakalah.
Meskipun sukuk memiliki keunggulan dalam beberapa aspek dan peluang untuk
tumbuh besar dalam pasar modal Indonesia, namun sukuk juga menghadapi beberapa ancaman
yang mana ancaman tersebut dapat menghambat pertumbuhan sukuk itu sendiri seperti ;
AAOIFI belum menetapkan aturan standard kusus dalam mekanisme pelaksanaan sukuk
diberbagai negara yang mayoritas islam, kurangnya komitmen dari perusahaan dalam
keinginan menerbitkan instrumen sukuk, kurangnya pemahaman emiten, tidak adanya
kejelasan regulasi perpajakan dan factor peringkat sukuk
8
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, F. R. (2014). Tinjauan Atas Sukuk Ijarah PT Berlin Laju Tanker Tbk Dalam Hukuk
Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia
Universitas Indonesia Depok.
Ayub, M. (2005). Securitization, sukuk and fund management potential to be realized by
Islamic Financial Institutions. Paper presented at the Sixth International Conference on
Islamic Economics, Banking and Finance.
Bakhtiar, F. (2019). Pengetahuan tentang Sukuk Tidak Mempengaruhi Masyarakat untuk
Berinvestasi Sukuk. JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia), 9(1), 42-50.
Dewi, N. (2014). Mengurai masalah pengembangan sukuk korporasi indonesia menggunakan
analytic network process. Tazkia Islamic Finance and Business Review, 6(2).
El Maza, R. (2016). Peluang Dan Tantangan Obligasi Syari’ah Dalam Penerbitannya. JEBI
(Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), 1(1), 53-66.
Fatah, D. A. (2011). Perkembangan obligasi syariah (sukuk) di indonesia: analisis peluang dan
tantangan. Jurnal Innovatio, 10(2), 281-301.
Hartutik. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Sukuk Pada
Perusahaan Non Keuangan. Yogyakarta.
Manan, D. A. (2015). Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal
Syariah: Prenada Media.
OJK. (2014). Laporan Perkembangan Keuangan Syariah. In. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.
OJK. (2018). Laporan Perkembangan Keuangan Syariah. Retrieved from Jakarta:
Pranoto, G. E., Anggraini, R., & Takidah, E. (2017). Pengaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan, produktivitas, dan reputasi auditor terhadap peringkat sukuk. Jurnal Ilmiah
Wahana Akuntansi, 12(1), 13-27.
Raharjo, B. (2010). PLN Terbitkan Sukuk Ijarah.
Rusydiana, A. (2012). Analisis Penguraian Masalah Pengembangan Sukuk Korporasi di
Indonesia Pendekatan Metode ANP (Analytic Network Process). Online: www.
Konsultananp. blogspot. com.(Diakses pada tanggal 29 Mei 2013).
Sunarjanto, N. A., & Tulasi, D. (2013). Kemampuan rasio keuangan dan corporate governance
memprediksi peringkat obligasi pada perusahaan consumer goods. Jurnal Keuangan
dan Perbankan, 17(2).
Suriani, S., Masbar, R., Wahid, N. A., & Majid, M. (2019). Can Sukuk Support Sustainable
Development through Monetary Policy Transmission? Paper presented at the 1st Aceh
Global Conference (AGC 2018).
Sutedi, A. (2009). Aspek hukum obligasi & sukuk: Sinar Grafika.