________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan, hal ini karena modal kerja secara langsung
Berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari. Ada beberapa alasan
pentingnya manajemen modal kerja, yaitu:
1. Dalam perusahaan manufaktur, sebagian besar aktivanya merupakan aktiva lancar. Jumlah
investasi dlm modal kerja cukup besar, karena itu perlu dikelola dgn baik.
2. Sebagian besar kegiatan manajer keuangan suatu perusahaan dialokasikan untuk mengelola
aktiva lancar. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen modal kerja penting untuk menjaga
kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari.
3. Bagi perusahaan kecil, mungkin keputusan yg berkaitan dgn modal kerja lebih penting
dibandingkan dgn keputusan investasi jangka panjang, karena fasilitas usaha yg berkaitan
dgn investasi jangka panjang sering diperoleh perusahaan dgn cara menyewa.
Pengertian Pentingnya Modal Kerja
http://bisnis.liputan6.com/read/2444955/garuda-indonesia-raih-pinjaman-rp-47-
triliun-dari-3-bank
http://finansial.bisnis.com/read/20161005/89/589506/indos
urya-fokuskan-pengucuran-kredit-ke-modal-kerja
http://financeroll.co.id/news/pt-kalbe-farma-siapkan-modal-kerja-sebes http://www.kemenkeu.go.id/Berita/pip-beri-pinjaman-modal-kerja-ke
ar-us50-juta/ -pt-inka
http://bisniskeuangan.kompas.com/r
ead/2016/09/09/182916226/bni.bri.d
an.bank.mandiri.kucuri.pln.kredit.mo
dal.kerja.rp.20.triliun
Pengertian Pentingnya Modal Kerja
Siklus Operasi & Siklus Kas
Perhatian utama dari perencanaan keuangan jangka pandek adalah kegiatan operasi &
pendanaan jangka pendek perusahaan. Bagaimana siklus operasi suatu perusahaan sangat
tergantung bidang kegiatan masing-masing perusahaan.
Kegiatan operasi jangka pendek perusahaan manufaktur misalnya meliputi: pembelian bahan
baku, penyimpanan bahan baku, pembayaran kas, proses produksi, penyimpanan persediaan
barang jadi, penjualan produk, & pengumpulan kas.
Siklus Operasi (Operating Cycle) merupakan periode antara kegiatan pembelian bahan
baku & pengumpulan kas yg berasal dari piutang perusahaan. Siklus ini terdiri atas dua
bagian, yaitu Periode Persediaan (Inventory Period) & Periode Piutang (Account Receivable
Period).
a. Periode Persediaan adalah waktu sejak perusahaan mengadakan persediaan sampai
dgn persediaan dijual.
b. Periode Piutang adalah waktu di antara penjualan persediaan sampai dgn piutang
ditagih menjadi kas.
Siklus operasi sesungguhnya menjelaskan bagaimana & berapa lama pergerakan produk pada
masing-masing komponen aktiva lancar.
Pengertian Pentingnya Modal Kerja
Penentuan Siklus Operasi & Siklus Kas
• Siklus Kas (Cash Cycle) merupakan periode saat kas dibayarkan untuk pembelian persediaan
sampai dgn saat kas dikumpulkan dari piutang.
• Siklus kas bisa = siklus operasi jika pembelian persediaan dilakukan secara tunai, dlm
praktiknya, sering terjadi pembelian persediaan dilakukan secara kredit sehingga siklus kas
akan lebih pendek daripada siklus operasi, dgn demikian siklus kas adalah perbedaan antara
siklus operasi & periode utang.
• Lamanya siklus operasi/ siklus kas akan menentukan besar kecilnya kebutuhan modal kerja
suatu perusahaan, karena periode persediaan, periode piutang, & periode utang merupakan
salah satu komponen yg menentukan jumlah modal kerja perusahaan.
• Semakin lama periode persediaan & periode piutang, semakin besar kebutuhan modal kerja
perusahaan, sedangkan semakin lama periode utang semakin kecil kebutuhan modal kerja
perusahaan, demikian pula sebaliknya.
Pengertian Pentingnya Modal Kerja
Penentuan Siklus Operasi & Siklus Kas
Hubungan antara siklus operasi & siklus kas khususnya untuk perusahaan manufaktur.
Persediaan Persediaan
dibeli dijual
Periode Periode
Persediaan Piutang
Waktu
Periode Siklus
Utang Kas
Siklus Operasi
Perputaran & Periode Modal Kerja
o Modal kerja selalu dlm keadaan berputar selama perusahaan beroperasi.
o Periode Modal Kerja adalah periode terikatnya dana pada masing-masing komponen modal
kerja, yg dimulai saat uang kas diinvestasikan dlm komponen modal kerja sampai saat dana
tersebut kembali lagi menjadi kas.
o Semakin pendek periode terikatnya uang kas pada masing-masing komponen modal kerja,
semakin cepat perputaran modal kerja tersebut.
o Perputaran modal kerja suatu perusahaan tergantung pada jenis perusahaan, kebijakan
pembelian, & kebijakan penjualan dari perusahaan tersebut.
o Perputaran modal kerja & periode terikatnya modal kerja secara umum dapat ditentukan dgn
cara berikut.
Perputaran & Periode Modal Kerja
Perputaran modal kerja & periode terikatnya modal kerja secara umum dapat ditentukan dgn cara berikut.
a. Perputaran Modal Kerja Perusahaan Dagang
Barang
Kas Kas 1 (Penjualan tunai)
Dagangan
Perputaran modal kerja & periode terikatnya modal kerja secara umum dapat ditentukan dgn
cara sebagai berikut:
Penjualan Bersih
Perputaran Modal Kerja ... kali
Modal kerja rata - rata
Modal kerja awal Modal kerja akhir
Perputaran Modal kerja rata - rata
2
360 hari
Periode terikat modal kerja x 1 hari
Perputaran modal kerja
Secara lebih spesifik perputaran modal kerja dapat dihitung dari perputaran masing-
masing komponen modal kerja, sebagai berikut.
Perputaran & Periode Modal Kerja
Perusahaan Dagang
360 hari
Periode terikat modal kerja pada barang dagangan x 1 hari
Perputaran barang dagangan
Perputaran & Periode Modal Kerja
Perusahaan Dagang
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang ... kali
Piutang rata - rata
360 hari
Periode terikat modal kerja pada Piutang x 1 hari
Perputaran piutang
Perputaran & Periode Modal Kerja
Perusahaan Manufaktur
360 hari
Periode terikat modal kerja pada Bahan Baku x 1 hari
Perputaran bahan baku
Perputaran & Periode Modal Kerja
Perusahaan Manufaktur
Biaya Produksi
Perputaran Barang dalam Proses ... kali
Persediaan barang dalam proses
360 hari
Periode terikat modal kerja pada Barang Jadi x 1 hari
Perputaran barang jadi
Perputaran & Periode Modal Kerja
Perusahaan Manufaktur
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang ... kali
Piutang rata - rata
360 hari
Periode terikat modal kerja pada Piutang x 1 hari
Perputaran piutang
Perputaran & Periode Modal Kerja
Perusahaan Manufaktur
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Periode terikatnya modal kerja
b. Besarnya pengeluaran kas rata-rata.
Kebutuhan modal kerja = Periode terikatnya modal kerja x Pengeluaran kas rata-rata
Berikut ini disajikan laporan keuangan berupa neraca & laporan laba rugi untuk
perusahaan dagang.
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 1: Perusahaan Dagang
NERACA PT ABC LAPORAN LABA RUGI PT ABC
Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2010
Aktiva Pasiva Penjualan Rp 3.500.000
Kas Rp 35.000 Utang dagang Rp 300.000 Harga Pokok Penjualan:
Piutang Rp 325.000 Utang bank Rp 400.000 Persediaan Awal Barang Dagang Rp 250.000
Pers. Barang Dagang Rp 650.000 Utang lain-lain Rp 150.000 Pembelian Barang Dagang Rp 2.550.000
Total Aktiva Lancar Rp 1.010.000 Utang Lancar Rp 850.000 Barang Dagang yg Tersedia Rp 2.800.000
Persediaan Akhir Barang Dagang Rp 650.000
Gedung & Inventaris Rp 2.000.000 Utang bank Rp 400.000 HPP Rp 2.150.000
(Akm. Penyusutan) Rp 600.000 Laba Kotor Rp 1.350.000
Total Aktiva Tetap Rp 1.400.000 Utang Jangka Panjang Rp 400.000 Biaya administrasi & penjualan Rp 630.000
EBIT Rp 720.000
Modal sendiri Rp 700.000 Bunga Rp 160.000
Laba ditahan Rp 460.000 EBT Rp 560.000
Total Modal Rp 1.160.000 Pajak Rp 224.000
EAT Rp 336.000
Total Aktiva Rp 2.410.000 Rp 2.410.000
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 1: Perusahaan Dagang
Berdasarkan data laporan keuangan tersebut, perputaran modal kerja untuk PT Alfa dapat dihitung
menggunakan rumus yg telah disajikan di awal & hasilnya dapat disimak pada Tabel berikut
No. Komponen Modal Perputaran Modal Kerja Periode Terikatnya Modal Kerja
Kerja (dlm Ribuan Rp)
2.150 360
4,8 kali x 1 hari 75 hari
1 Barang Dagangan 250 650 4,8
2
Piutang 3.500
2 Piutang awal tahun 20 kali 360
Rp25.000 25 325 x 1 hari 18 hari
20
2
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 1: Perusahaan Dagang
Periode terikatnya modal kerja adalah selama 93 hari atau dlm satu tahun, yaitu:
Dengan kata lain, dlm satu tahun modal kerja PT Alfa berputar sebanyak:
360 = ± 4 kali
93
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 1: Perusahaan Dagang
Bila PT Alfa dlm operasinya mengeluarkan kas, rata-rata tiap harinya adalah:
Kebutuhan modal kerja PT Alfa dlm satu tahun 2010 adalah sebesar:
93 x Rp 9.850 = Rp916.050.
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 1: Perusahaan Dagang
Dengan demikian:
a. Semakin lama periode terikatnya kas dlm komponen modal kerja atau semakin besar
pengeluaran kas rata-rata per hari, semakin besar pula kebutuhan modal kerja
perusahaan & demikian pula sebaliknya.
b. Perubahan salah satu atau kedua faktor tersebut akan memengaruhi besar kecilnya
kebutuhan modal kerja suatu perusahaan.
c. Panjang pendeknya periode terikatnya dana dlm komponen modal kerja dipengaruhi
oleh bidang usaha perusahaan, kebijakan pembelian, atau penjualan yg diterapkan
perusahaan.
d. Besarnya pengeluaran kas rata-rata tergantung pada volume kegiatan perusahaan.
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 2: Perusahaan Manufaktur
Berikut ini disajikan laporan keuangan untuk perusahaan pabrikan yg terdiri atas
neraca, laporan laba rugi dan rincian harga pokok produksi.
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 2: Perusahaan Manufaktur
No. Komponen Modal Perputaran Modal Kerja Periode Terikatnya Modal Kerja
Kerja (dlm Ribuan Rp)
1.600
6,4 kali 360
1 Bahan Baku 300 200 x 1 hari 56 hari
6,4
2
2.600
20,8 kali 360
2 Barang dlm Proses 150 100 x 1 hari 17 hari
20,8
2
2.700
3 Barang Jadi 18 kali 360
200 100 x 1 hari 20 hari
18
2
Piutang 3.600
4 Piutang awal 16 kali 360
Rp250.000 250 200 x 1 hari 23 hari
16
2
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 2: Perusahaan Manufaktur
Jadi periode terikatnya modal kerja adalah selama 116 hari dlm satu tahun, yaitu:
Dengan kata lain, dlm satu tahun modal kerja berputar sebanyak:
360 = ± 3 kali
116
Kebutuhan Modal Kerja
Contoh 2: Perusahaan Manufaktur
Apabila Perusahaan XYZ dlm operasinya mengeluarkan kas, rata-rata tiap harinya adalah:
= Periode terikatnya modal kerja x Jumlah pengeluaran kas rata-rata per hari
= 116 x Rp 7.200
= Rp 835.200.
Kebijakan Investasi Modal Kerja
Kebijakan modal kerja menyangkut 2 pertanyaan pokok, yaitu
Berapa jumlah modal kerja atau aktiva lancar yg tepat bagi suatu perusahaan?
Bagaimana membelanjai modal kerja atau aktiva lancar tersebut?
Kebijakan yg berkaitan dgn besar kecilnya jumlah investasi dlm modal kerja dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Kebijakan Konservatif yaitu Perusahaan yg menerapkan kebijakan investasi modal kerja konservatif akan
mempertahankan jumlah aktiva lancar yg relatif besar untuk tingkat penjualan tertentu. Dgn kebijakan konservatif akan
berdampak pada tingkat likuiditas perusahaan yg tinggi, dlm arti perusahaan akan dapat memenuhi segala kewajiban
lancar, namun di sisi lain profitabilitas perusahaan rendah, karena jumlah aktiva lancarnya terlalu besar.
b. Kebijakan Agresif yaitu Perusahaan yg menerapkan kebijakan investasi modal kerja agresif cenderung mempertahankan
jumlah modal kerja yg relatif kecil untuk tingkat penjualan tertentu. Kebijakan modal kerja agresif mempunyai implikasi
tingkat likuiditas perusahaan yg rendah, namun di sisi yg lain profitabilitas perusahaan tinggi, karena jumlah aktiva
lancarnya kecil.
c. Kebijakan Moderat yaitu Perusahaan yg menerapkan kebijakan investasi modal kerja moderat akan mempertahankan
jumlah modal kerja yg lebih kecil dari kebijakan konservatif tetapi lebih besar dari kebijakan modal kerja agresif untuk
tingkat penjualan tertentu. Kebijakan modal kerja yg bersifat moderat akan berdampak pada tingkat likuiditas &
profitabilitas perusahaan yg sedang, yaitu berada di antara perusahaan yg menerapkan kebijakan konservatif & agresif.
Kebijakan Investasi Modal Kerja
Masing-masing kebijakan investasi modal kerja tersebut mempunyai kelemahan & kebaikan. Kebijakan mana yg
sebaiknya dipilih oleh suatu perusahaan tergantung pada karakteristik manajer & karakteristik masing-masing
perusahaan.
Bagi manajer yg kurang berani mengambil risiko akan cenderung memilih kebijakan yg konservatif, & sebaliknya,
manajer yg berani mengambil risiko akan cenderung memilih kebijakan yg agresif.
Demikian juga apabila ditinjau dari karakteristik perusahaan. Bagi perusahaan yg arus kasnya kurang stabil
cenderung menerapkan kebijakan investasi modal kerja yg konservatif & sebaliknya bagi perusahaan yg arus kasnya
stabil cenderung menerapkan kebijakan modal kerja yg agresif.
Di samping itu pemilihan kebijakan modal kerja, juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi, persaingan, & sifat
pihak manajer.
Keuntungan & Kerugian Pembelanjaan Jangka
Pendek
Ketiga kebijakan pembelanjaan yg telah dijelaskan dibedakan oleh jumlah relatif sumber dana jangka pendek
(utang jangka pendek) yg digunakan pada masing-masing kebijakan tersebut. Walaupun utang jangka pendek
pada umumnya memiliki risiko yg lebih tinggi daripada utang jangka panjang, tetapi penggunaan utang
jangka pendek juga mempunyai sejumlah keuntungan sebagai berikut.
a. Kecepatan
Utang jangka pendek pada umumnya dapat diperoleh dlm waktu yg lebih cepat dibandingkan dgn
utang jangka panjang.
Untuk utang jangka panjang kreditor biasanya melakukan penilaian yg lebih mendalam terhadap calon
debiturnya & perjanjian kreditnya perlu dinyatakan secara terperinci, karena banyak hal yg bisa terjadi
dlm periode yg panjang.
Keuntungan & Kerugian Pembelanjaan Jangka
Pendek
b. Fleksibilitas
Jika perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan yg bersifat musiman, perusahaan
mungkin tidak ingin terikat dgn utang jangka panjang karena biaya untuk memperoleh pinjaman
jangka panjang lebih mahal daripada pinjaman jangka pendek, sekalipun pinjaman jangka panjang
dapat dilunasi sebelum jatuh tempo namun sering harus membayar penalti yg kadang-kadang lebih
mahal.
Pinjaman jangka panjang biasanya disertai dgn persyaratan yg dapat membatasi aktivitas perusahaan
di masa yg akan datang.
Biaya utang jangka pendek dibandingkan dgn utang jangka panjang. Bunga utang jangka pendek
pada umumnya lebih rendah daripada bunga utang jangka panjang. Dgn demikian dlm kondisi yg
normal biaya bunga pada saat dana diperoleh akan lebih rendah jika menggunakan utang jangka
pendek dibandingkan dgn utang jangka panjang.
Keuntungan & Kerugian Pembelanjaan Jangka
Pendek
Risiko utang jangka panjang lebih kecil dibandingkan dgn utang jangka pendek. Sekalipun utang jangka
pendek biayanya lebih murah daripada utang jangka panjang, tetapi risikonya lebih besar dibandingkan
dgn utang jangka panjang. Hal ini terjadi karena:
Jika perusahaan menggunakan utang jangka panjang, maka biaya bunganya akan relatif stabil untuk
jangka waktu yg relatif panjang, sedangkan bila perusahaan menggunakan utang jangka pendek biaya
bunganya akan sangat berfluktuasi.
Jika perusahaan terlalu banyak menggunakan utang jangka pendek, perusahaan mungkin akan
mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya sehingga kreditor tidak bersedia
memperpanjang pinjaman.
Anggaran Kas
Anggaran kas merupakan alat utama dlm perencanaan keuangan jangka pendek
perusahaan. Penyusunan anggaran kas memungkinkan manajer keuangan untuk
mengidentifikasi kebutuhan dana jangka pendek & peluang-peluang investasi yg ada
ketika perusahaan memiliki surplus kas.
Salah satu fungsi yg penting dari anggaran kas adalah membantu pihak manajer
keuangan untuk mengidentifikasi kebutuhan pinjaman jangka pendek ketika
perusahaan menghadapi defisit kas.
Anggaran kas berisi estimasi penerimaan kas & estimasi pengeluaran kas, yg secara
keseluruhan dlm satu periode tertentu akan dihasilkan surplus atau defisit kas.
Anggaran Kas
Penjualan & Pengumpulan Kas
Penerimaan kas perusahaan yg rutin bersumber dari penjualan secara tunai &
pengumpulan piutang, sedangkan penerimaan kas yg sifatnya insidental dapat
bersumber dari pinjaman, penyetoran modal, atau penerbitan saham.
Karena anggaran kas merupakan suatu rencana yg disusun berdasarkan hasil suatu
estimasi, besar kecilnya penerimaan kas dlm satu periode tertentu sangat tergantung
pada asumsi syarat penjualan yg ditetapkan oleh perusahaan.
Sebagai contoh, estimasi penjualan perusahaan ABC setiap kuartal pada tahun 2011
adalah sebagai berikut:
Kuartal 1 2 3 4
Penjualan Rp 200.000 Rp 300.000 Rp 250.000 Rp 400.000
Anggaran Kas
Penjualan & Pengumpulan Kas
Perusahaan menjual barang secara kredit dgn jangka waktu 45 hari/ sama dgn rata-rata periode
pengumpulan piutang.
Hal ini berarti sebagian dari penjualan pada satu kuartal akan diterima pada kuartal berikutnya
karena penjualan yg dilakukan pada 45 hari pertama dari satu kuartal akan diterima pada kuartal
yg sama, sedangkan penjualan yg dilakukan pada 45 hari kedua baru akan diterima pada kuartal
berikutnya.
Diasumsikan masing-masing kuartal sama dgn 90 hari, sehingga rata-rata periode pengumpulan
piutang 45 hari sama dgn setengah kuartal. Di samping itu diasumsikan pula piutang awal tahun
sebesar Rp120.000. Dgn demikian jumlah kas yg terkumpul dlm satu kuartal dapat dihitung
sebagai berikut:
Kuartal 1 2 3 4
Piutang awal Rp 120.000 Rp 100.000 Rp 150.000 Rp 125.000
Penjualan 200.000 300.000 250.000 400.000
Pengumpulan kas 220.000 250.000 275.000 325.000
Piutang akhir 100.000 150.000 125.000 200.000
Anggaran Kas
Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas juga dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Pembayaran utang, dilakukan beberapa saat setelah terjadi transaksi pembelian yg dilakukan secara
kredit.
2. Pembayaran upah, pajak, & biaya lainnya, merupakan biaya yg rutin dikeluarkan perusahaan dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya & membutuhkan pengeluaran kas. Penyusutan merupakan biaya yg
rutin, tetapi tidak membutuhkan pengeluaran kas.
3. Pengeluaran modal, merupakan pengeluaran kas yg digunakan untuk membiayai investasi jangka panjang
pada aktiva.
4. Pengeluaran dlm kaitannya dgn pembelanjaan jangka panjang, seperti pembayaran bunga untuk utang
jangka panjang, pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Anggaran Kas
Pengeluaran Kas
Contoh, perusahaan PT XYZ melakukan pembayaran utang setiap kuartal sebesar 60% dari proyeksi
penjualan, & pembayaran upah, pajak & biaya lainnya sebesar 20% dari proyeksi penjualan, sedangkan
pembayaran bunga & dividen sebesar Rp 20.000 setiap kuartal. Di samping itu perusahaan juga berencana
untuk melakukan perluasan pada kuartal kedua dgn biaya Rp 100.000.
Berdasarkan iniormasi tersebut, rencana pengeluaran kas setiap kuartal akan tampak sebagai berikut.
Kuartal 1 2 3 4
Utang (60% x penjualan) 120.000 180.000 150.000 240.000
Upah, pajak, dll. 40.000 60.000 50.000 80.000
Pengeluaran modal 0 0 0 0
Bunga dan dividen 20.000 20.000 20.000 20.000
Total pengeluaran 180.000 360.000 220.000 340.000
Anggaran Kas
Arus Kas Bersih
Prediksi arus kas bersih pada satu kuartal merupakan selisih antara arus kas masuk yg
diperoleh dari pengumpulan kas dgn arus kas keluar. Arus kas bersih dapat menunjukkan
adanya surplus atau defisit kas. Adapun prediksi arus kas bersih untuk PT XYZ.
Kuartal 1 2 3 4
Total pengumpulan kas 220.000 250.000 275.000 325.000
Total pengeluaran kas 180.000 360.000 220.000 340.000
Arus kas bersih 40.000 -110.000 55.000 -15.000
Anggaran Kas
Saldo Kas
Untuk menentukan apakah saldo kas PT XYZ mengalami surplus atau defisit setiap kuartal, berikut
diasumsikan perusahaan mempunyai saldo kas awal sebesar Rp 20.000, & manajemen perusahaan juga
mempunyai kebijakan mempertahankan saldo kas minimum sebesar Rp 10.000 untuk menghadapi terjadinya
hal yg tidak terduga. Berdasarkan informasi tersebut dapat disusun prediksi saldo kas PT XYZ.
Kuartal 1 2 3 4
Saldo kas awal 20.000 60.000 -50.000 5.000
Arus kas bersih 40.000 -110.000 55.000 -15.000
Saldo kas akhir 60.000 -50.000 5.000 -10.000
Saldo kas minimum -10.000 -10.000 -10.000 -10.000
Surplus (defisit) kumulatif 50.000 -60.000 -5.000 -20.000
Anggaran Kas
Saldo Kas
Dengan menyusun anggaran kas, pihak manajemen secara proaktif dapat mengetahui
kapan perusahaan mengalami surplus atau defisit kas.
Apabila saldo kas perusahaan surplus, pihak manajemen dapat merencanakan
penggunaan surplus kas tersebut, apakah akan diinvestasikan atau untuk melunasi utang
& sebagainya.
Jika perusahaan mengalami defisit kas, pihak manajemen juga dapat merencanakan
lebih awal cara menutup defisit tersebut, apakah mencari tambahan utang atau
menerbitkan saham baru, & sebagainya.
LATIHAN 1
Aktiva 2015 2014 2013 Pasiva 2015 2014 2013 Keterangan 2015 2014 2013
Kas 8.300 7.000 7.000 Utang Dagang 9.500 9.300 9.100 Penjualan 30.000 35.000 32.000
Sekuritas 1.000 1.000 1.000 Utang Wesel 11.000 11.200 10.800
Harga Pokok Penjualan
Piutang 6.000 5.000 6.000 Upah Terutang 150 - 150
Persediaan Awal 500 600 300
Persediaan Barang Dagang 6.000 6.500 5.850 Pajak Terutang 700 600 800
Total Aktiva Lancar 21.300 19.500 19.850 Total Utang Lancar 21.350 21.100 20.850
Pembelian barang 3.000 3.800 3.400
Barang yg tersedia 3.500 4.400 3.700
Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang 10.850 10.500 13.300 Persediaan Akhir 500 400 700
Tanah 10.000 10.000 10.000 HPP 3.000 4.000 3.000
Gedung 8.000 8.000 8.000 Modal EBIT 27.000 31.000 29.000
(Akumulasi Depresiasi) 1.500 1.000 500 Saham Biasa (1 juta 4.000 4.000 4.000 Bunga 850 820 800
Mesin 5.000 5.000 5.000 lembar, nilai nominal EBT 26.150 30.180 28.200
(Akumulasi Depresiasi) 600 400 200 Rp4.000)
Pajak 5.230 6.036 5.640
Total Aktiva Tetap 20.900 21.600 22.300 Agio 2.000 2.000 2.000
EAT 20.920 24.144 22.560
Laba ditahan 4.000 3.500 2.000
Total Aktiva 42.200 41.100 42.150 42.200 41.100 42.150 Dividen 2.092 2.414 2.256
Tambahan Laba ditahan 18.828 21.730 20.304