Anda di halaman 1dari 16

MODUL I

STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE

Struktur modal sasaran (target capital structure)


• Jika rasio utang berada dibawah tingkat sasaran , ekspansi modal biasanya
akan dilakukan dengan menerbitkan utang.
• Jika rasio utang berada diatas tingkat sasaran , biasanya ekuitas yang akan
diterbitkan.

Kebijakan struktur modal melibatkan antara risiko dan pengembalian.


• Penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh
para pemegang saham.
• Namun, penggunaan utang yang lebih besar, menyebab kan terjadinya ekspansi
tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi

Empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal adalah :

1. Risiko bisnis, jika perusahaan tidak menggunakan utang, maka semakin tinggi
risiko bisnis perusahaan , maka semakin rendah rasio utang optimalnya.
2. Posisi perpajakan perusahaan. Salah satu alasan utama menggunakan hutang
adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan
mengurangi biaya utang efektif.
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan
persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk.
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih agresif
dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cendrung menggunakan
hutang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan.

RISIKO BISNIS (business risk)


Risiko Bisnis adalah ketidak pastian yang inheren didalam proyeksi pengembalian atas
modal yang diinvestasikan ( return on invested capital = ROIC) di dalam sebuah
perusahaan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 1


Laba bersih bagi pemengang pembayaran bunga
NOPAT saham biasa + setelah pajak
ROIC = ------------ = -----------------------------------------------------------------------
Modal Modal
NOPAT = Laba operasi bersih setelah pajak
Modal = Jumlah utang dan ekuitas biasa perusahaan

• Jika perusahaan tidak memiliki utang , maka pembayaran bunga nya akan nol,
modalnya akan sama dengan ekuitas dan nilai ROIC – nya akan sama dengan
pengembalian atas ekuitasnya, ROE

Laba bersih bagi pemegang saham biasa


ROIC (utang nol) = ROE = ----------------------------------------------------------
Ekuitas biasa

Jadi, risiko bisnis perusahaan yang bebas pengungkitan (Leverage free) dapat
diukur oleh deviasi standar ROE (σROE )

Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bisnis

• bisnis Variabilitas permintaan. Semakin pasti permintaan pruduk suatu


perusahaan semakin rendah risiko bisnis.
• Variabilitas harga jual . Semakin mudah harga berubah , semakin besar risiko
bisnis.
• Variabilitas biaya input. Semakin tidak menentu biaya input , semakin besar
risiko.
• Kemampuan menyesuaikan harga output utk perubahan pada biaya input .
Semakin besar kemampuan ini ,semakin kecil risiko bisnis.
• Kemampuan untuk mengembangkan produk baru pada waktu yang tepat dan
efektif dalam hal biaya. Semakin cepat produknya menjadi usang, semakin tinggi
risiko bisnis peruahaan.
• Eksposur risiko asing. Jika perusahaan beroperasi diwilayah yang secara politis
tidak stabil , perusahaan dapat terkena risiko politik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 2


• Komposisi biaya tetap. Jika sebagian besar adalah biaya tetap , sehingga tidak
mengalami penurunan ketika permintaan turun, maka perusahaan dapat terkena
risiko bisnis yang relatif tinggi.

RISIKO FINANSIAL(Financial Risk)

• Risiko Keuangan adalah tambahan risiko yang dibebabankan kepada para


pemegang saham biasa sebagai hasil dari keputusan untuk memndapatkan
pendanaan melalui utang
Risiko Financial = σROE(L) - σROE(U)
dimana :
σROE(L) = Risiko perusahaan menggunakan hutang (levered firm)
σROE(U) = risiko perusahaan tidak menggunakan hutang(unlevered)

• Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hutang adalah :
penggunaan hutang akan meningkatkan ROE, jika ROA lebih besar dari biaya
modal (biaya hutang = Kd)

Leverage operasi (Operating Leverage)


• Jika sebagian besar biaya adalah biaya tetap, maka perusahaan tersebut
dikatakan memiliki tingkat leverage operasi yang tinggi.
• Dalam ilmu fisika, leverage (pengungkit) adalah penggunaan alat pengungkit
untuk mengangkatobjek yang berat dengan sedikit kekuatan.
• Dalam ilmu politik , Jika seseorang memiliki leverage, tindakan atau atau
perkataaan sekecil apapun dilontarkan akan dapat banyak mencapai Degree of
Operating
• Dalam terminologi bisnis, tingkat leverage operasi yang tinggi , jika hal lain
dianggap konstan , berarti perubahan penjualan yang relatif kecil akan dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan besar dalam ROE

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 3


Leverage operasi (Operating Leverage)- lanjutan 1

Persentase perubahan pada EBIT


DOL = ------------------------------------------------
Persentase perubahan pada penjualan

∆EBIT/EBIT
DOL = ---------------------
∆ Q/Q

Q(P–v)
DOL = -----------------
Q(P–v)-F

• Semakin tinggi tingkat penjualan perusahaan , semakin rendah DOL


• Semakin tinggi Leverage operasi sebuah perusahaan , semakin tinggi risiko
bisnisnya.

Contoh : Asumsikan harga jual per unit Rp.10. Biaya variabel per unit Rp.6 dan biaya
tetap Rp. 100.000,-
F 100.000
BEP = ------- = ----------- = 25.000 unit atau
P-v 10 – 6
Rp 250.000
30.000 (10 – 6)
DOL (Rp. 300.000) = --------------------------------
30.000 ( 10 – 6 ) – 100.000
120.000
20.000
= 6x
Artinya : Pada saat penjualan sebesar Rp.300.000 atau 30 .000 unit , jika penjualaan
naik 1 % , EBIT akan naik 6 x atau 6 % . Jika penjualan turun 1 %, EBIT akan turun 6x
atau 6%

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 4


Hubungan antara unit atau rupiah penjualan dengan DOL, diperlihatkan pada tabel
berikut ini :
Unit penjualan Rupiah Penjualan DOL
25.000 250.000 ∞
30.000 300.000 6
40.000 400.000 2,67
50.000 500.000 2
75.000 750.000 1,50
100.000 1.000.000 1,33
• Semakin besar DOL perusahaan. Semakin peka atau semakin besar variasi
keuntungan akibat perubahan pada penjualan perusahaan. Maka DOL
jelas merupakan suatu atribut dari risiko bisnis perusahaan. Semakin tinggi
DOL , Semakin besar pula risiko bisnis perusahaan.

Leverage keuangan (Financial Leverage)


• Suatu perusahaan menggunakan Financial Leverage , jika perusahaan
membelanjai sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang membayar bunga
yang tetap misalnya hutang pada bank, menerbitkan obligasi atau saham
preferen.
• Jika perusahaan menggunakan Financial Leverage atau hutang , perubahan
pada EBIT akan mengakibatkan perubahan yang lebih besar pada EPS .
• Degree Of Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap
perubahan EBIT perusahaan.
Persentase perubahan pada EPS
DFL = ------------------------------------------------
Persentase perubahan pada EBIT

EBIT
DFL = ------------------------
EBIT - biaya bunga

Q(P –v)- F
DFL = -----------------------
Q(P – v ) – F – C

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 5


Contoh :
Q = Unit penjualan 4000
P = harga jual per unit sebesar $100
v = biaya variabel per unit $50
F = biaya tetap total $100.000
C = biaya bunga $20.000
T = Pajak perseroan 50%
a) EBIT pada Q = 4000 unit adalah
Q ( P – v ) – F = 4000 (100 -50 ) – 100.000 = Rp 100.000
b) Perhitungan EPS
EBIT Rp. 100.000
Biaya bunga 20.000
EBT 80.000
Pajak (50%) 40.000
EAT 40.000
Saham beredar 10.000
EPS Rp. 4
c) DFL pada EBIT Rp. 100.000 adalah
4000 (100 – 50 ) – 100.000
DFL (100.000) = ------------------------------------------------
4000(100 – 50 ) – 100.000 – 20.000
= 1,25 x
Artinya : Jika EBIT berubah 1% . EPS akan berubah 1,25% ini berlaku pada
saat EBIT sebesar Rp. 100.000,-
d) Pembuktian :
Misalkan EBIT naik 20% menjadi Rp 120.000,- makaEPS menjadi
EBIT Rp. 120.000
Biaya bunga Rp. 20.000
EBT Rp. 100.000
Pajak (50%) Rp. 50.000
EAT Rp. 50.000
Saham beredar 10.000
EPS Rp. 5
5–4
EPS naik sebesar = --------------- = 25 %
4

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 6


Hasil ini sesuai dengan DFL, yang artinya jika EBIT naik 20 %, EPS naik (1,25 x
20% ) = 25%

• Semakin besar DFL , semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan pada
EBIT perusahaan.

• Besar kecilnya DFL tergantung pada besar kecilnya hutang yang digunakan.
Semakin besar hutang yang digunakan , semakin besar pula DFL , sehingga
semakin besar risiko finansial perusahaan.
• Contoh berikut memperlihatkan hubungan positif jumlah hutang dengan DFL
perusahaan :
Suatu perusahaan merencanakan 3 alternatif pendanaan untk modal Rp.
200.000,- Alternatif X : tidaak menggunakan hutang. Alternatif Y : menggunakan
20 % hutang dan Alternatif Z : menggunakan 40% hutang. Asumsi bunga adalah
8% untuk jumlah hutang berapapun dan EBIT perusahaan sebesar Rp. 20.000,-
Pada EBIT = Rp. 20.000,- DFL untuk masing alternatif pendanaan adalah sebagai
berikut :
EBIT 20.000
Alternatif X : -------------- = --------------- = 1x
EBIT - C 20,000 – 0

EBIT 20.000
Alternatif Y : -------------- = ---------------------- = 1,19 x
EBIT - C 20,000 – 3200

EBI 20.000
Alternatif X : -------------- = ---------------------- = 1,47 x
EBIT - C 20,000 – 6400

Kombinasi Leverage operasi dan Leverage keuangan (Combined Leverage).

• Dol mengukur kepekaan EBIT terhadap penjualan , sedangkan DFL mengukur


kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT. Jika DOL dikalikan DFL kita akan
memperoleh Degree Of Combined Leverage (DCL).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 7


• DCL yang menunjukan kepekaan EPS terhadap perubahan penjuala

• DCL = DOL x DFL


Q (P –v) Q(P –v)- F
------------------------- x --------------------------
Q (P –v ) -F Q(P – v ) – F – C

Maka :
Q( P – v ) - F
• DCL = -------------------------
Q( P – v ) – F – C

Dimana DCL adalah Degree of combined leverage pada penjualan tertentu :


Contoh : P = Rp 100
V = Rp. 50
C = biaya bunga Rp. 20.000
Pajak (T) = 50%
F = Rp. 100.000,-

a) DOL pada Q = 4000 unit

4000 (100 – 50)


DOL = -------------------------------------
4000 ( 100 – 50 ) – 100.000
= 2 x

b) DFL pada Q = 4000 unit

4000 (100 – 50) – 100.000


DOL = ----------------------------------------
4000 ( 100 – 50 ) – 100.000 – 20.000
= 1,25 x

c) DCL pada Q = 4000 unit


4000 (100 – 50)
DCL = ----------------------------------------------------
4000 ( 100 – 50 ) – 100.000 – 20.000
= 2,5 x

Atau : DCL = DOL x DFL


= 2 x 1,25 = 2,5 x

Artinya : Pada penjualan sebesar 4000 unit atau Rp 400.000,- jika penjualan naik 1
%, EPS akan naik 2,5 %

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 8


1. Metode –metode dalam manajemen Struktur modal
• Mengapa struktur modal perlu diperhatikan ? karena bauran pendanaan
mempengaruhi nilai perusahaan secara langsung. Hal ini memotivasi
manajemen perusahaan untuk mencari suatu struktur modal yang optimal
untuk perusahaan.
• Beberapa alat dan metode dapat digunakan untuk menentukan suatu
pilihan pendanaan yang hati-hati. Metode tersebut berorientasi pada
pembuatan keputusan , sehingga sangat bermanfaat untuk menjawab
pertanyaan semacam ini dimasa yang akan datang , jika kita membutuhkan
dana 500 juta , apakah kita sebaiknya menerbitkan saham atau obligasi?
• Metode dasar tersebut adalah :

a.) Analisa EBIT – EPS


• Melalui analisa ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS pada tingkat EBIT yang bervariasi.
• Pada analisa ini , hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu
dan
2. Mengulang langkah pertama untuk EBIT yang berbeda- beda . Hasilnya
kemudian digambarkan dalam grafik EBIT - EPS
• Contoh :Asumsikan Modal Sendiri $10 jt Rencana menambah Modal $ 5 jt.
Perusahaan mempertimbangkan 2 alternatif : 1) menjual saham biasa baru dan
2) berhutang. Biaya hutang (Kd) =12%, pajak 40%. Saham beredar saat ini
200.000 lembar. Saham biasa dapat dijual seharga $ 50 per lembar . Asumsikan
EBIT $2,4 juta

Saham Biasa Hutang


EBIT 2,4 juta 2,4 juta
Bunga 0 0,6 juta
EBT 2,4 juta 1,8 juta
Pajak (40%) 0,96 juta 0,72 juta
EAT 1,44 juta 1,08 juta
Jumlah saham300.000 200.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 9


EPS $4,8 $5,4
• Perhitungan semacam ini dapat diulang untuk EBIT yang berbeda. Hasilnya
adalah hubungan EBIT – EPS seperti disajikan pada rumus dibawah ini berikut :

Titik perpotongan antara garis saham dan garis hutang disebut indifference point
atau break-event point yang dapat dicari dengan rumus:
EPS menggunakan saham = EPS menggunakan hutang

EAT (saham) EAT (hutang)


------------------- = ------------------------
Jumlah saham Jumlah saham

(EBIT* - C1 ) (1 – T) (EBIT* - C2)(1 – T)


---------------------------- = ----------------------------
S1 S2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 10


dimana :
EBIT* = Indifference point
C1 = biaya bunga pada alternatif pembiayaan 1
C2 = biaya bunga pada alternatif pembiayaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif 1
S2 = Jumlah Saham pada alternatif 2
T = Tingkat pajak.

• Indifference point

(EBIT* - 0 )(1-0,40) (EBIT* - 600.000)(1-0,40)


------------------------- = ----------------------------------
300.0 200.000
301.0
EBIT* = $1,8 Juta

• Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam


memilih alternatif pendanaan
• Jika EBIT yang diharapkan lebih besar dari Indifference point , perusahaan
sebaiknya menggunakan hutang. Sebaliknya, menggunakan saham lebih
menguntungkan . Kepytusan ini bisa salah jika aktual EBIT tidak sebesar yang
diharapkan.
• Dalam mengambil keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi
standar EBIT perusahaan.

b) Perbandingan rasio-rasio leverage


• Tujuan dari anaalisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap
alternatif pendanaan terhadap rasio-rasio leverage . Manajemen kemudian
dapat membandingkan rasio-rasio yang ada saat ini dan rasio –rasio pada
alternatif pendanaan tertentu dengan rasio-rasio industri sejenis.
• Rasio leverage terdiri : 1) rasio hutang (debt ratio) dan 2) rasio jaminan
(coverage ratio) . Rtatio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan
kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman yang jatuh tempo.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 11


• Manajemen dapat menggunakan metode perhitungan rasio sebagai
berikut :
1). Rasio hutang :
Total hutang
a). --------------------
Total Aktiva

Hutang jangka panjang


b). --------------------------------------------------
Hutang Jk. Panjang + Modal sendiri
Total hutang
c) ------------------
Total modal sendiri

2). Rasio Jaminan

EBIT
a). Time Interest Earned = -----------------------
Biaya bunga tahunan

EBIT

b). Debt service Coverage = -------------------------------------------------


Pembayaran pokok pinjaman
Bunga + ---------------------------------------
1 - Pajak

C). Analisis Arus kas Perusahaan


• Metode ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap
arus kas perusahaan. Metode ini sederhana tetapi sangat
bermanfaat.
• Metode ini melibatkan persiapan suatu seri anggaran kas pada
1). Kondisi perekonomian yang berbeda
2). Struktur modal yang berbeda.

• Arus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis
untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan (seperti pokok
pinjaman, bunga , sewa dan deviden saham preferen ) yang dihadapi
tidak selalu tinggi
• Gordon Donaldson dari Harvard Universitynmenyarankan
bahwa kapasitas beban tetap perusahaan sebaiknya tergantung dari
arus kas bersih perusahaan yang diharapkan dapat terujud pada saat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 12


perekonomian mengalami resesi . Dengan kata lain , target struktur
modal ditentukan dengan membuat rencana untuk menghadapi
kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
• Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan
perusahaan pada akhir periode resesi.
Co = saldo kas pada aawaal resesi
NCF = Arus kas bersih dari operasi selamaa resesi
FC = beban tetap perusahaan
Misalkan suatu perusahaan memiliki saldo kas pada awal resesi
sebesar 5 juta. Selam periode resesi perusahaan memproyeksikan
arus kas bersih dari operasi sebesar 20 juta. Jika perusahaan tidak
menggunakan hutang , maka saldo perusahaan tidak menggunakan
hutang , pada akhir periode resesi :
CBr = 5 juta + 20 juta - 0 = 25 juta
Prosedur ini dapat diulang untuk situasi yang berbeda . Misalkan ,
perusahaan memutuskan menggunakan sejumlah hutang yang
menimbulkan beban tetap sebesar 23 juta. Jika resesi terjadi, saldo
kas pada aakhir resesi adalah
CBr = 5 juta + 20 juta – 23 juta = 2 juta
Bila perusahaan mempertahankan saldo kas tidak kurang dari 5 juta ,
pilihan struktur modal tersebut terlalu berisiko untuk diterima.
Kasus 1.
Misalkan selama tahun 2005, PT. Manunggal mampu menjuala produknya sebesar
100.000 unit dengan harga jual Rp.1.000 per unit. Biaya variabel untuk setiap unit
produk adalah 40% dari harga jual. Biaya tetap sebesar Rp 20 juta. Selanjutnya juga
diketahui Degree of operating leverage (DOL) sebesar 150% dan Degree Of Combined
Leverage (DCL) sebesar 181,8%. Selain menggunakan modal sendiri , perusahaan juga
menggunakan hutang sebagai sumber dananya dengan bunga 20% pertahun, Berapa
besarnya hutang PT. Manunggal.
Kasus 2.
( Leverage keuangan ) Gentry Motors Inc.,sebuah prusahaan penghasil generator
turbin, berada dalam situasi berikut ini: EBIT = $4 juta; tarif pajak (T) 35 %; utang yang
masih belum dilunasi (D ) = $2 juta; kd = 10% ; ks =15%; jumlah saham beredar (No ) =
600.000; dan nilai buku per lembar saham = 10%. Karena pasar produk Gentry stabil

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 13


dan perusahaan tidak mengharapkan terjadi pertumbuhan; seluruh laba dibayarkan
sebagai dividen. Utang terdiri atas obligasi bunga abadi (perpetual bond)
a. Berapakah laba per lembar saham (EPS)Gentry dan harga
perlembar sahamnya (P0)?
b. Berapakah rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) Gentry?
c. Gentry dapat meningkatkan utangnya sebesar $8 juta, menjadi total sebesar $10
juta, dan menggunakan utang baru tersebut untuk membeli kembali dan menarik
beberapa sahamnya pada tingkat harga saat ini.Tingkat suku bunga utangnya
akan menjadi 12 persen (Gentry harus melunasi dan mengembalikan kembali
utang lamanya), dan biaya ekuitasnya akan naik dari 15 persen menjadi 17
persen. EBIT akan tetap konstan. Apakah sebaiknya Gentry mengubah struktur
modalnya?
d. Jika Gentry tidak harus mengembalikan $2 juta utang lamanya, bagaimana
pengaruhnya pada hal-hal yang lain?Asumsikan utang yang baru dan masih belum
dilunasi memiliki tingkat risiko yang yang sama, dengan kd = 12%, tetapi tingkat
kupon dari utang lama adalah 10 persen.
e. Berapakah rasio cukup lindung kelipatan pembayaran bunga
(TIE) Gentry pada situasi awal dan pada kondisi Bagian c dari pertanyaan ini?

Kasus 3
(Dampak leverage keuangan) Sebuah perusahaan saat ini memiliki aktiva $5 juta.
Perusahaan ini didanai 100 % melalui ekuitas. Perusahaan saat ini memiliki laba bersih
sebesar $1 juta , dan membayar 40% dari laba bersih nya sebagai dividen. Baik laba
bersih maupun dividen diharapkan akan tumbuh dengan tingkat konstan sebesar 5 %
pertahun. Terdapat 200.000 lembar saham yang masih beredar, dan estimasikan biaya
modal saat ini adalah 13,40 %
Perusahaan sedang mempertimbangkann untuk melakukan suatu rekapitalisasi dimana
perusahaan akan menerbitkan utang sebesar $1 juta dan menggunakanya untuk
membeli kembali saham-saham nya. Bankir investasi telah memperkirakan bahwa jika
perusahaan melakukan rekapitalisasi ini, biaya utang sebelum pajak sebesar 11 % , dan
biaya ekuitas akan naik menjadi 14,5 %. Perusahaan akan memiliki tarif pajak sebesar
40 %
a. Berapakah harga saham saat ini (sebelum rekapirtalisasi )

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 14


b. Dengan mengasumsikan perusahaan mempertahankan rasio pembayaran yang
sama , berapakah harga saham nya setelah rekapitalisasi ini dilakukan ?
Kasus 4
( Dampak leverage keuangan ) Neal Company ingin menghitung tingkat pengembalian
atas ekuitas tahun depan pada berbagai rasio leverage yang berbeda . Total aktiva niel
adalah $ 14 juta, tarif pajak perseroaan adalah 40% . Perusahaan dapat mengestimasi
laba tahun depan sebelum bunga dan pajak (EBIT) untuk tiga kemungkinan kondisi :
$4,2 juta dengan kemungkinan 0,2, $5,8 juta dengan kemungkinan 0,5, dan $700,000
dengan kemungkinan 0,3. Hitunglah tingkat pengembalian atas ekuitas yang
diharapkan, deviasi standar dan koefisien variasinya untuk masing masing ratio leverage
berikut ini , dan evaluasilah hasil-hasilnya :
Leverage
(Utang/Total aktiva) Tingkat suku bunga
0% -
10% 9%
50% 11%
60% 14%
Kasus 5

(Alternatif pendanaan) Severn Company berencana untuk mendapatkan dana bersih


sebesar $270 juta untuk mendanai peralatan baru dan modal kerja diawal tahun 2007.
Ada dua alternatif yang sedang dipertimbangkan : Perusahaan dapat menjual saham
dengan harga bersih $60 per lembar saham, atau obligasi yang memberikan tingkat
bunga 12 %. Neraca dan laporan rugi laba Severn Company sebelum pendanaan
adalah sebagai berikut :

Sevenr Company : Neraca per Tanggal 31 Desember 2006 (Jutan Dolar)


Aktiva tetap $900,00 Utang dagang $ 172,50
Aktiva tetap bersih 450,00 Wesel by. pd Bank 255,00
Utang lain-lain 225,00
Total kewajiban lancar 652,50
Utang jk. Panjang(10%) 300,00
Saham biasa, nilai pari $3 60,00
Saldo laba ditahan 337,50

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 15


Total aktiva $1.350,00 Total Kewj. dan ekuitas $1.350,00

Severn Company : Laporan Laba Rugi untuk tahun berakhir 31 Desember 2006 (Jutan
dolar) :
Penjualan $2.475,00
Biaya operasi 2.227,50
EBIT (10%) $ 247,50
Bunga utang jk. Pendek 15,00
Bunga utang jk. Panjang 30,00
EBT 202,00
Pajak perusahaan (40%) 81,00
Laba bersih (EAT) $ 121,50

Distribusi probabilitas untuk penjualan tahunan adalah sebagai berikut :


Penjualan tahunan
Probabilitas (dalam jutaan dolar)
0,30 $2.250
0,40 2.700
0,30 3.150

Dengan diasumsikan EBIT sama dengan 10% penjualan, hitunglah laba perlembar
saham (EPS) menurut alternatif-alternatif pendanaan utang maupun pendanaan saham
pada setiap kemungkinan tingkat penjualan. Kemudian hitunglah laba perlembar saham
yang diharapkan dan Diviasi standar EPS (σEPS ) menurut masing-masing alternatif
pendanaan utang maupun saham . Hitunglah pula ratio utang dan ratio kelipatan
pembayaran (TIE) pada tingkat penjualan diharapkan menurut setiap alternatf. Utang
yang lama masih tetap belum dilunasi. Metode pendanaan manakah yang akan anda
rekomendasikan?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Nurmatias, SE. MM. MANAJEMEN KEUANGAN II 16

Anda mungkin juga menyukai