1. Risiko bisnis, jika perusahaan tidak menggunakan utang, maka semakin tinggi
risiko bisnis perusahaan , maka semakin rendah rasio utang optimalnya.
2. Posisi perpajakan perusahaan. Salah satu alasan utama menggunakan hutang
adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan
mengurangi biaya utang efektif.
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan
persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk.
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih agresif
dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cendrung menggunakan
hutang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan.
• Jika perusahaan tidak memiliki utang , maka pembayaran bunga nya akan nol,
modalnya akan sama dengan ekuitas dan nilai ROIC – nya akan sama dengan
pengembalian atas ekuitasnya, ROE
Jadi, risiko bisnis perusahaan yang bebas pengungkitan (Leverage free) dapat
diukur oleh deviasi standar ROE (σROE )
• Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hutang adalah :
penggunaan hutang akan meningkatkan ROE, jika ROA lebih besar dari biaya
modal (biaya hutang = Kd)
∆EBIT/EBIT
DOL = ---------------------
∆ Q/Q
Q(P–v)
DOL = -----------------
Q(P–v)-F
Contoh : Asumsikan harga jual per unit Rp.10. Biaya variabel per unit Rp.6 dan biaya
tetap Rp. 100.000,-
F 100.000
BEP = ------- = ----------- = 25.000 unit atau
P-v 10 – 6
Rp 250.000
30.000 (10 – 6)
DOL (Rp. 300.000) = --------------------------------
30.000 ( 10 – 6 ) – 100.000
120.000
20.000
= 6x
Artinya : Pada saat penjualan sebesar Rp.300.000 atau 30 .000 unit , jika penjualaan
naik 1 % , EBIT akan naik 6 x atau 6 % . Jika penjualan turun 1 %, EBIT akan turun 6x
atau 6%
EBIT
DFL = ------------------------
EBIT - biaya bunga
Q(P –v)- F
DFL = -----------------------
Q(P – v ) – F – C
• Semakin besar DFL , semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan pada
EBIT perusahaan.
• Besar kecilnya DFL tergantung pada besar kecilnya hutang yang digunakan.
Semakin besar hutang yang digunakan , semakin besar pula DFL , sehingga
semakin besar risiko finansial perusahaan.
• Contoh berikut memperlihatkan hubungan positif jumlah hutang dengan DFL
perusahaan :
Suatu perusahaan merencanakan 3 alternatif pendanaan untk modal Rp.
200.000,- Alternatif X : tidaak menggunakan hutang. Alternatif Y : menggunakan
20 % hutang dan Alternatif Z : menggunakan 40% hutang. Asumsi bunga adalah
8% untuk jumlah hutang berapapun dan EBIT perusahaan sebesar Rp. 20.000,-
Pada EBIT = Rp. 20.000,- DFL untuk masing alternatif pendanaan adalah sebagai
berikut :
EBIT 20.000
Alternatif X : -------------- = --------------- = 1x
EBIT - C 20,000 – 0
EBIT 20.000
Alternatif Y : -------------- = ---------------------- = 1,19 x
EBIT - C 20,000 – 3200
EBI 20.000
Alternatif X : -------------- = ---------------------- = 1,47 x
EBIT - C 20,000 – 6400
Maka :
Q( P – v ) - F
• DCL = -------------------------
Q( P – v ) – F – C
Artinya : Pada penjualan sebesar 4000 unit atau Rp 400.000,- jika penjualan naik 1
%, EPS akan naik 2,5 %
Titik perpotongan antara garis saham dan garis hutang disebut indifference point
atau break-event point yang dapat dicari dengan rumus:
EPS menggunakan saham = EPS menggunakan hutang
• Indifference point
EBIT
a). Time Interest Earned = -----------------------
Biaya bunga tahunan
EBIT
• Arus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis
untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan (seperti pokok
pinjaman, bunga , sewa dan deviden saham preferen ) yang dihadapi
tidak selalu tinggi
• Gordon Donaldson dari Harvard Universitynmenyarankan
bahwa kapasitas beban tetap perusahaan sebaiknya tergantung dari
arus kas bersih perusahaan yang diharapkan dapat terujud pada saat
Kasus 3
(Dampak leverage keuangan) Sebuah perusahaan saat ini memiliki aktiva $5 juta.
Perusahaan ini didanai 100 % melalui ekuitas. Perusahaan saat ini memiliki laba bersih
sebesar $1 juta , dan membayar 40% dari laba bersih nya sebagai dividen. Baik laba
bersih maupun dividen diharapkan akan tumbuh dengan tingkat konstan sebesar 5 %
pertahun. Terdapat 200.000 lembar saham yang masih beredar, dan estimasikan biaya
modal saat ini adalah 13,40 %
Perusahaan sedang mempertimbangkann untuk melakukan suatu rekapitalisasi dimana
perusahaan akan menerbitkan utang sebesar $1 juta dan menggunakanya untuk
membeli kembali saham-saham nya. Bankir investasi telah memperkirakan bahwa jika
perusahaan melakukan rekapitalisasi ini, biaya utang sebelum pajak sebesar 11 % , dan
biaya ekuitas akan naik menjadi 14,5 %. Perusahaan akan memiliki tarif pajak sebesar
40 %
a. Berapakah harga saham saat ini (sebelum rekapirtalisasi )
Severn Company : Laporan Laba Rugi untuk tahun berakhir 31 Desember 2006 (Jutan
dolar) :
Penjualan $2.475,00
Biaya operasi 2.227,50
EBIT (10%) $ 247,50
Bunga utang jk. Pendek 15,00
Bunga utang jk. Panjang 30,00
EBT 202,00
Pajak perusahaan (40%) 81,00
Laba bersih (EAT) $ 121,50
Dengan diasumsikan EBIT sama dengan 10% penjualan, hitunglah laba perlembar
saham (EPS) menurut alternatif-alternatif pendanaan utang maupun pendanaan saham
pada setiap kemungkinan tingkat penjualan. Kemudian hitunglah laba perlembar saham
yang diharapkan dan Diviasi standar EPS (σEPS ) menurut masing-masing alternatif
pendanaan utang maupun saham . Hitunglah pula ratio utang dan ratio kelipatan
pembayaran (TIE) pada tingkat penjualan diharapkan menurut setiap alternatf. Utang
yang lama masih tetap belum dilunasi. Metode pendanaan manakah yang akan anda
rekomendasikan?